Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Neida Valeria Danun
16014101052
Masa KKM 05 September 02 Oktober 2016
Pembimbing :
Prof. dr. B. H. R. Kairupan, SpKJ KAR, KAD
Telah disetujui untuk menjadi Pasien Laporan Kasus pada September 2016
Mengetahui,
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Neida Valeria Danun
16014101052
05 September 2016 - 02 Oktober 2016
Pembimbing
SURAT PERNYATAAN
NRI
: 16014101052
Masa KKM
Manado,
September 2016
DAFTAR ISI
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Tempat, Tanggal Lahir
Status Perkawinan
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Suku / Bangsa
Agama
Alamat Sekarang
Tanggal Pemeriksaan
Tempat Pemeriksaan
No. Telepon
II.
: Tn. FL
: 43 tahun
: Laki-laki
: Koha, 13 Juni 1973
: Tidak menikah
: SD (Tidak Tamat)
: Tidak bekerja
: Minahasa / Indonesia
: Kristen Katolik
: Desa Koha Selatan
: 09 September 2016
: Poliklinik RS Dr. V. L. Ratumbuysang dan Rumah
Pasien di Desa Koha Selatan
: Tidak ada
RIWAYAT PSIKIATRIK
Riwayat psikiatri diperoleh melalui :
1. Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 09 September 2016 di
Poliklinik RS Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado dan di Rumah di
Desa Koha Selatan.
2. Alloanamnesis dengan Ibu MK, 61 tahun, ibu pasien, suku Minahasa, ibu
rumah tangga, pada tanggal 09 September 2016 di Poliklinik RS Prof. Dr.
V. L. Ratumbuysang Manado.
3. Alloanamnesis dengan Bapak VL, 74 tahun, ayah pasien, suku Minahasa,
penjaga warung, minahasa, pada tanggal 09 September 2016 di Rumah
Pasien di Desa Koha Selatan.
A. Keluhan Utama
Pasien mengalami gangguan tidur, gangguan makan, dan bicara-bicara
sendiri.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
karena pasien tidak tidur selama 11 hari terakhir dan tidak makan teratur.
Pasien mengatakan bahwa dia tidak bisa tidur karena mengkonsumsi kopi
dan merokok setiap hari. Selama pasien tidak bisa tertidur, pasien
mengatakan bahwa dia hanya menonton TV, minum kopi dan merokok.
Saat dilakukan anamnesis pasien dapat menjawab pertanyaan
dengan baik dan tenang. Namun saat ditanyakan apakah pasien
mengetahui bahwa ia pernah mendengar suara atau bisikan, ia
menyangkalnya. Begitu juga saat ditanya apakah pasien pernah bicarabicara sendiri, ia juga menyangkalnya. Tetapi pasien tahu bahwa dia
sedang sakit dan tidak bisa tidur.
Menurut keterangan dari keluarga, tiga hari sebelum pasien dibawa
ke Poliklinik RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang pasien sering bicara-bicara
sendiri. Di saat pasien tidak tidur keluarga mengatakan bahwa pasien
sering bicara-bicara sendiri. Karena keluarga khawatir dengan keadaannya
yang sudah tidak tidur dan tidak makan serta suka bicara-bicara sendiri
maka keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke Poliklinik RS.
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang untuk diperiksa.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Menurut keluarga, lima tahun lalu pasien sempat ke RS. Prof. Dr.
V. L. Ratumbuysang karena pasien pernah merasa ada kayu yang
menimpa kepalanya dan dia mendengar bahwa ada orang yang bilang
dia telah menembak ayam. Dia juga sempat mendengar bahwa ada
polisi yang akan menembak kedua orang tuanya. Sejak itu dia jadi
takut-takut dan suka duduk-duduk sendiri serta bicara sendiri.
Pasien sempat dirawat tiga hari di RS. Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang dan rawat jalan. Pasien sempat putus obat selama satu
bulan karena tidak mampu membeli obat. Keluarga pasien tidak ingat
nama obatnya.
b. Riwayat Gangguan Medis
Pasien pernah sakit batuk-batuk saat berumur 6 bulan. Menurut
keluarga pasien, saat batuk-batuk keluarga pasien langsung membawa
ke dokter dan diberikan suntikan oleh dokter. Setelah dua tahun
mendapatkan suntik dari dokter karena sakit batuk tersebut, keluarga
merasa tidak ada perubahan sehingga pasien dibawa ke dokter lain dan
dokter mengatakan untuk menghentikan obat suntikan tersebut karena
obat tersebut telah membuat pasien terlihat menjadi lemah.
c. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif. Pasien
hanya mengkonsumsi obat yang diberikan dokter. Di rumah pasien
rutin minum karena pasien ingin sembuh. Sejak muda sampai saat ini
pasien merupakan perokok aktif. Sehari dapat menghabiskan tiga
sampai empat bungkus rokok. Pasien mengatakan bahwa ia tidak
pernah mengkonsumsi alkohol. Setelah dikonfirmasi ke keluarga
pasien ternyata pasien pernah mengkonsumsi alkohol tetapi ia
mengkonsumsi alkohol saat teman-temannya menawarkan kepadanya.
Pasien mengkonsumsi kopi dari sejak mulai sakit sampai saat ini.
Pasien minum kopi tiga kali sehari.
III.
mengalami sakit ataupun kelainan yang lain. Setelah berhenti ASI pasien
diberikan susu botol.
Berdasarkan keterangan keluarga, pasien mengalami keterlembatan
dalam hal bicara, berjalan dan makan. Pasien baru dapat bicara dan
berjalan saat berusia 2 tahun. Kedua orang tua pasien sangat menyayangi
pasien.
C. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (usia 4-11 tahun)
Menurut keluarga pasien termasuk anak yang cukup aktif
walaupun keadaan fisik pasien sering sakit sejak kecil. Namun pasien suka
bermain dengan adik-adiknya dan pernah juga berkelahi dengan adikadiknya. Setiap pergi ke sekolah, pasien selalu diantar oleh adik-adiknya.
Pasien bersekolah di SD Inpres Koha pada umur 6 tahun. Saat di
sekolah, pasien suka mengganggu teman-teman di kelasnya yang sedang
menulis dengan menggoyangkan meja temannya. Karena pasien sering
mengganggu temannya maka ibu guru pasien sempat mengeluarkan pasien
dari kelas. Sejak kejadian tersebut ditambah dengan kondisi fisik pasien
yang terlihat lemah maka keluarga pasien sudah tidak meneruskan sekolah
pasien.
D. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien kurang bergaul dengan teman-temannya karena pasien
hanya punya sedikit teman. Pasien jarang keluar rumah kecuali pergi ke
tempat ibadah dan pergi ke kebun. Pasien sangat dekat dengan ibunya.
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien pernah berpacaran satu kali
saat remaja tetapi tidak berlangsung lama.
E. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien putus sekolah saat SD karena menurut keluarga, pasien
terlihat lemah dan pasien sempat dikeluarkan dari kelas karena
mengganggu temannya. Keluarga pasien tidak melanjutkan sekolah
pasien karena merasa pasien tidak sanggup sekolah.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak memiliki pekerjaan. Sehari-hari pasien hanya di
rumah terkadang pasien suka pergi ke kebun sendiri untuk melihat pala
yang keluarganya miliki.
c. Riwayat Psikoseksual
Menurut pasien bahwa pasien tidak pernah memiliki pacar sampai
saat ini. Namun dari keterangan keluarga, pasien sempat memiliki
pacar saat remaja.
d. Riwayat Perkawinan
Sampai saat ini pasien belum menikah.
e. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Krsiten Katolik. Menurut keluarga pasien, sudah
lima tahun belakangan ini semenjak pasien sakit pasien tidak pernah
masuk ke gereja lagi.
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Sampai saat ini pasien tidak pernah melakukan perbuatan yang
melanggar hukum.
g. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal di desa Koha Selatan bersama kedua orang tuanya,
adik pasien yang kedua, suami adiknya dan ketiga anak adik pasien.
Rumah yang ditempati pasien merupakan rumah kepunyaan orang
tuanya. Rumah pasien berbentuk huruf L sebagian rumah dijadikan
warung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien tinggal di
rumah kayu 1 lantai dengan atap seng dan lantai tidak berubin. Terdiri
dari dua kamar dan ada dua kasur di luar yang dibuat menjadi tempat
tidur untuk pasien dan Bpk VL yang dibatasi dengan kain. Ruang tamu
merangkap menjadi ruang keluarga. Terdapat gudang di bagian
belakang kiri rumah. WC dan kamar mandi terpisah ada di bagian
belakang kanan rumah. Perabotan rumah seadanya. Air yang dipakai
air sumur.
h. Denah Rumah
Kamar
tidur 1
Kamar
tidur 2
Tempat Tidur
Pasien
Dapur
WC
Kamar
Mandi
Tempat
Tidur Bpk
VL
Warung
Gudang
i. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari empat bersaudara. Adik pertama
pasien adalah perempuan, adik kedua dan ketiga pasien adalah lakilaki. Ketiga adik-adiknya sudah menikah dan mempunyai anak. Adik
pertama pasien tinggal di Teling, adik yang kedua tinggal bersama
pasien, dan adik ketiga pasien tinggal di Jakarta. Pasien hidup dengan
kondisi finansial yang cukup.
Silsilah Keluarga/Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Telah meninggal
: Eutimik
: Serasi
: Sesuai afek
C. Bicara
Selama wawancara pasien menjawab dan menyimak pertanyaan
dengan baik. Volume suara kecil, suara jelas dan artikulasi baik.
D. Gangguan Persepsi
Saat dilakukan pemeriksaan pasien sedang tidak mengalami
halusinasi auditorik dan visual karena baru saja minum obat.
E. Proses Pikir
a. Arus Pikir
b. Isi Pikir
: Koherensia
: Waham kejar sudah samar-samar
siang,
2) Orientasi tepat
3) Orientasi orang
c. Daya Ingat
1) Daya ingat jangka panjang : Terganggu. Pasien sulit bercerita
pengalamannya saat kecil dan remaja.
2) Daya ingat jangka pendek
: Tidak terganggu. Pasien masih ingat
bahwa tadi pagi ia bangun siang dan tahu bahwa tadi pagi minum
susu.
3) Daya ingat segera
11
FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan riwayat pasien, pada pemeriksaan status interna dan
status neurologi tidak ditemukan kelainan yang mengindikasikan adanya
gangguan medis yang secara fisiologis dapat mengakibatkan disfungsi
otak dan mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita selama ini.
Berdasarkan anamnesis, didapatkan bahwa pasien tidak pernah mengalami
trauma pada bagian kepala dan penyakit lainnya, dengan demikian
gangguan mental organik dapat disingkirkan. Pasien tidak mengkonsumsi
obat-obatan selain obat-obat dari dokter dan tidak mengkonsumsi
minuman beralkohol, dengan demikian kemungkinan gangguan mental
akibat zat psikoaktif dapat disingkirkan.1
12
VIII.
IX.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
: F20.5 (Skizofrenia Residual)
Aksis II
: Ciri Kepribadian Skizoid
Aksis III
: Tidak ada
Aksis IV
: Tidak ada
Aksis V
: GAF Current 70-61
GAF 60-51
DAFTAR MASALAH
A. Organobiologi
Dalam keluarga pasien tidak ada yang pernah sakit seperti yang
dialami oleh pasien.
B. Psikologi
Mood eutimik, afek serasi, riwayat halusinasi auditorik, gangguan
tidur, gangguan makan.
13
RENCANA TERAPI
A. Psikofarmako
Risperidone 2 mg 2x1 tablet/hari
B. Psikoterapi dan Intervensi Psikososial
1. Terapi Psikoterapi Individu
Membangun hubungan yang baik antara dokter dan pasien agar
mendapatkan kepercayaan dari pasien sehingga pasien dapat jujur
dan terbuka dalam anamnesis.
2. Terapi Berorientasi Keluarga
Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai penyakit yang
dialami pasien bahwa penyait ini bukan penyakit yang dibuat orang
(guna-guna) melainkan penyakit yang disebabkan oleh karena
adanya ketidak seimbangan zat kimiawi di otak. Selain itu perlu
mengedukasi keluarga agar mengontrol waktu minum obat pasien
dan selalu memberikan kasih sayang kepada pasien seta
mendukung pasien untuk dapat sembuh.
XI.
XII.
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Fungsionam
Ad Sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
DISKUSI
A. Diagnosis
Skizofrenia merupakan suatu sindrom dengan variasi penyebab
dan memiliki perjalanan penyakit yang luas, serta memiliki sejumlah
akibat yang tergantung pada pengaruh genetik, fisik, dan sosial
budaya. Gangguan Skizofrenia biasanya ditandai dengan adanya
penyimpangan dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak
wajar atau tumpul.2
Skizofrenia terbagi menjadi beberapa subtipe berdasarkan
variabel kliniknya yaitu skizofrenia paranoid, skizofrenia hebrefenik,
14
B. Terapi
Inti terapi pada pengobatan Skizofrenia ialah Antipsikotik. Tetapi
penelitian menemukan bahwa intervensi psikososial dapat memperkuat
perbaikan klinis pasien Skizofrenia. Sebagian besar pasien Skizofrenia
mendapatkan
mafaat
dari
pemakaian
kombinasi
pengobatan
16
XIII.
KESIMPULAN
1. Pasien didiagnosis menderita Skizofrenia Residual.
2. Pemberian obat pada pasien perlu diberikan secara terus menerus.
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien agar pasien tidak putus
obat, memberikan dukungan dan perhatian yang besar dari keluarga
dalam proses penyembuhan pasien sehingga penyeumbahn pasien
dapat berjalan dengan baik.
XIV.
WAWANCARA PSIKIATRI
Wawancara dengan pasien dan keluarga pasien di Poliklinik RS
Prof. dr. V. L. Ratumbuysang dan di Rumah Pasien di Koha Selatan.
Keterangan :
D : Dokter
P : Pasien
K : Keluarga Pasien
D : Selamat sore bapak, saya dengan dokter muda Neida. Kita mo tanyatanya boleh Pak?
P : Oh iyo boleh dokter.
D : Namanya siapa Pak?
P : (pasien diam dan terlihat mengantuk)
K : Doh, dia paling so lupa. Depe nama FL.
D : Umur berapa Pak?
P : (pasien diam dan terlihat mengantuk)
K : Dia manganto skali itu. Depe umur 43 tahun.
D : Datang ke sini karena kenapa?
K : Dia so 11 hari nda tidor betul kong dia nda makan betul. So ba bicara
sendiri. Kalo tu satu orang so ta cumu, dia dia terus dia bilang-bilang.
Mar kalo ditanya dia bilang so nda.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan H, Sadock B, Grebb J. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid I. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.
2010. h.699-743.
2. Amir N. Skizofrenia. Dalam: Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar
Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2010. h. 170-95.
3. American Psychiatric Association. DSM-5 Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders: Fifth Edition. Washington DC: American
Psychiatric Publishing. 2013.
4. Kaplan H, Sadock B, Grebb J. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid II. Tangerang: Binarupa Aksara
Publisher. 2010. h. 428-40.
5.
18
LAMPIRAN
19