PERPINDAHAN MOMENTUM

MOMENTUM BALANCE
(MACROSCOPIC)

MASS BALANCE MACROSCOPIC

PERS. OVERALL MASS BALANCE :

c. s

v.n dA v cos 2 dA v cos 1dA 0

A2

A1

CONTINUITY EQUATION :

m 1v1 A1 2v2 A2
2

ENERGY BALANCE MACROSCOPIC

PERS. MECHANICAL ENERGY BALANCE :
1 2
p2 p1
2
v2 av v1av g z2 z1
F WS 0
2

PERS. BERNOULLI :

v12 p1
v22 p2
z1 g z2 g
2
2
3

HUKUM NEWTON II TENTANG GERAKAN

SEMUA FLUIDA YANG SEDANG
MENGALIR AKAN MEMBERIKAN
GAYA

LIFT FORCE PADA AIRPLANE

YANG DIBERIKAN OLEH UDARA
YANG BERGERAK MELEWATI
WING AIRPLANE

WATER JET DARI SUATU

PIPA MEMBERIKAN GAYA
KEPADA APAPUN YANG
DIKENAINYA

ANALISA GERAK ADALAH SEPERTI

PADA SOLID MECHANICS: DENGAN
MENGGUNAKAN NEWTONS
SECOND LAWS OF MOTION

MOMENTUM EQUATION
ADALAH PERNYATAAN DARI
NEWTONS SECOND LAW

DARI SOLID MECHANICS

DIKETAHUI BAHWA :

F=ma

NEWTONS SECOND LAW

OF MOTION = EQUATION OF
MOTION

F = ma

GERAK BENDA RIGID JATUH

GERAK FLUIDA YANG SEDANG
BERPINDAH DIDALAM GERAK
BENDA RIGID STATIC FLUID

Menggunakan
bentuk
persamaan lain

What mass of
moving fluid we
should use ?

ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

ALIRAN FLUIDA MELEWATI
SEKITAR AIRPLANE

MOMENTUM BALANCE
re-arrangement F=ma

KEUNTUNGAN MOMENTUM BALANCE

BENTUK MOMENTUM BALANCE AKAN MEMBUKTIKAN

SANGAT MUDAH UNTUK PENYELESAIAN PROBLEM
ALIRAN FLUIDA
MOMENTUM BALANCE UNTUK MENGETAHUI ALIRAN
KOMPLEK YANG MELALUI SISTEM TANPA HARUS
MENGETAHUI DETIL APA YANG TERJADI DALAM
SISTEM
MOMENTUM BALANCE SAMA SEPERTI MASS
BALANCE DAN ENERGY BALANCE
7

MOMENTUM BALANCE

EQUATION OF MOTION

CONVENIENT TO SOLVING
FLUID FLOW PROBLEMS

INLET

CAN FIND OUT

SOMETHING ABOUT
COMPLICATED FLOWS
THROUGH A SYSTEM
WITHOUT HAVING TO
KNOW IN DETAIL WHAT
GOES ON INSIDE THE
SYSTEM

OUTLET
8

MOMENTUM ?
(OF BODY)

ABSTRACT QUANTITY

VECTOR QUANTITY
SIMPLER QUANTITIES AS :
MASS AND VELOCITY

MOMENTUM ENERGY

MOMENTUM = ENERGY

MOMENTUM = MASSA BENDA X

KECEPATAN BENDA
NO MASS,
NO MOMENTUM

P = mv

Benda (solid, liquid or

gas) mempunyai massa
9
ada momentum

HUKUM-HUKUM DASAR
HUKUM2 DASAR YANG BERLAKU UNTUK ALIRAN FLUIDA:
HUKUM KEKEKALAN MASSA
HUKUM II NEWTON TENTANG GERAKAN
HUKUM I THERMODINAMIKA
HUKUM II NEWTON AKAN DIGUNAKAN UNTUK
MENGEMBANGKAN HUBUNGAN INTERGRAL UNTUK
MOMENTUM LINIER DAN MOMENTUM ANGULAR

12

HUKUM II NEWTON
DEFINISI : LAJU PERUBAHAN MOMENTUM TERHADAP WAKTU
DARI SEBUAH SISTEM = JUMLAH GAYA YANG BEKERJA PADA
SISTEM TERSEBUT DAN TERJADI DALAM ARAH GAYA NETO
TERSEBUT

d
d
F P mv
dt
dt

KEVALIDASIAN :
(1) ADA SISTEM SPESIFIK
(2) PERNYATAAN YANG MENUNJUKKAN ARAH DAN BESAR
PERNYATAAN VEKTOR
PENGGUNAAN : PERLU DINYATAKAN DALAM BENTUK YANG DAPAT
DIAPLIKASIKAN DENGAN VOLUME KONTROL YANG MENGANDUNG
PARTIKEL-PARTIKEL FLUIDA YANG BERBEDA PADA WAKTU YANG
BERBEDA-BEDA
13

SISTEM & VOLUME KONTROL

KETIGA HUKUM DASAR YANG MENJADI DASAR ANALISIS
ALIRAN FLUIDA AKAN DINYATAKAN TERHADAP SUATU
SISTEM TERJADI INTERAKSI ANTARA SISTEM DENGAN
SEKITARNYA
SISTEM DIDEFINISIKAN SEBAGAI SEKUMPULAN ZAT YANG
MEMPUNYAI IDENTITAS TERTENTU/TETAP TETAPI
DALAM ALIRAN FLUIDA PARTIKEL-PARTIKELNYA TIDAK
MUDAH DIIDENTIFIKASI

PEMILIHAN SISTEM UNTUK APLIKASI HUKUM2 DASAR

ADALAH FLEKSIBEL SOLUSINYA SANGAT BERVARIASI
DAN TERGANTUNG SISTEM YANG DIPILIH DIFOKUSKAN
PADA VOLUME KONTROL (YAITU SUATU DAERAH DALAM
RUANG DIMANA FLUIDA MENGALIR)
14

SISTEM & VOLUME KONTROL

Stream line
pada saat t
Batas sistem
pada saat t
I

III

Volume kontrol
stasioner

II

Batas sistem
pada t+Dt

Hubungan sistem dan volume kontrol dalam medan

aliran fluida
Perhatikan sistem yang yang menempati volume kontrol
pada saat , dan posisinya pada saat dan
15

SISTEM & VOLUME KONTROL

DAERAH I : DITEMPATI SISTEM HANYA PADA SAAT t
DAERAH II : DITEMPATI SISTEM PADA t+Dt
DAERAH III : DITEMPATI BERSAMA OLEH SISTEM PADA SAAT t
& t+Dt

d
d
P mv
HK NEWTON II : F
dt
dt

P = total
momentum

PADA SAAT t+Dt : MOMENTUM LINEAR PADA DAERAH II & III :

P t Dt PII

t Dt

PIII

t Dt

PADA SAAT t : MOMENTUM LINEAR PADA DAERAH I & III :

P t PI t PIII

16

SISTEM & VOLUME KONTROL

P t Dt P t
Dt
lim

Dt 0

PII

P t Dt P t
Dt

t Dt

PIII

t Dt

PI t PIII

Dt
lim

Dt 0

PIII

t Dt

PIII

Dt

lim

Dt 0

PII

t Dt

PI

Dt

=
0

Persamaan ini adalah pernyataan Hukum II Newton

17

SISTEM & VOLUME KONTROL

+

=
0

Persamaan ini menunjukkan perubahan momentum

dalam CV sendiri
Daerah III = CV pada saat t 0

Persamaan ini menyatakan laju netto efluks momentum

melalui CS pada saat t
Daerah I = II pada saat t 0
18

PERS. KONSERVASI MOMENTUM

Jumlah gaya

Laju akumulasi momentum

d
d
P
PIII
dt
dt

lim
Dt 0

PII t Dt PI t
Dt

Laju neto efluks momentum melalui CS pd kurun waktu Dt

Pada Dt0, maka daerah I & II akan berhimpit dengan CS (laju
momentum keluar dari CV) (laju momentum masuk ke CV)

jumlah gaya yang

laju momentum
laju momentum
=

bekerja pd CV
keluar CV
masuk CV
laju akumulasi
+
momentum dlm19 CV

ALIRAN FLUIDA

dA

v
n

LEWAT

VOLUME KONTROL

Stream line
pada saat t

CV stasioner
GAYA TOTAL YANG
BEKERJA PADA CV

GAYA-GAYA PERMUKAAN AKIBAT

INTERAKSI CV & LINGKUNGAN
LEWAT KONTAK LANGSUNG

GAYA-GAYA BENDA KARENA

LOKASI CV DALAM MEDAN GAYA
20

ALIRAN FLUIDA

LEWAT

VOLUME KONTROL

LAJU EFFLUKS MOMENTUM DARI LUASAN KECIL :

Laju efluks momentum v v dA cos q

dot or scalar product

v v dA cos q v dA v n cos q v v.n dA

luas proyeksi dA

LAJU EFLUKS
MASSA

21

LAJU EFLUKS MOMENTUM

Efluks momentum netto c.s v v.n dA
Dalam bentuk integral persamaan Ini menyatakan :
laju momentum yang masuk maupun keluar C.V.
Laju momentum
keluar C.V.

Laju momentum
masuk C.V.

c.s v v.n dA

Laju akumulasi momentum c.v v dV

t

F v v.n dA v dV
c. s

c.v

22

OVERALL MOMENTUM BALANCE

F c.s v v.n dA c.v v dV

Fx c.s v x v.n dA c.v v x dV
Fy c.s v y v.n dA c.v v y dV
Fz c.s v z v.n dA c.v v z dV
23

X-DIRECTED

TOTAL FORCE Fx

BODY FORCE, Fxg : x-DIRECTED FORCE KARENA

GRAVITASI YANG BEKERJA PADA TOTAL MASSA DALAM CV.
PRESSURE FORCE, Fxp : KARENA GAYA TEKANAN YANG
BEKERJA PADA PERMUKAAN SISTIM FLUIDA. BILA CS
MEMBATASI FLUIDA , GAYA TEKANAN DIAMBIL PADA ARAH
KE DALAM DAN TEGAK LURUS PERMUKAAN. DALAM
BEBERAPA KASUS, SEBAGIAN CS ADALAH BATAS SOLID YANG
MASUK DALAM CS. MAKA ADA KONTRIBUSI TEKANAN
DILUAR DINDING (ATMOSFER) KEPADA GAYA TEKANAN

24

X-DIRECTED

TOTAL FORCE Fx

FRICTION FORCE, Fxs : BILA FLUIDA MENGALIR AKAN ADA

x-DIRECTED SHEAR OR FRICTION FORCE YANG DIBERIKAN
KEPADA FLUIDA OLEH DINDING PADAT BILA CS MEMOTONG
ANTARA FLUIDA DAN DINDING PADAT
SOLID SURFACE FORCE, Rx : BILA CS MEMOTONG MELALUI
DINDING SOLID, ADA GAYA SEBAGAI KOMPONEN x DARI
RESULTAN GAYA YANG BEKERJA PADA CV (YANG MELIPUTI
PIPA DAN FLUIDA YANG TERDAPAT DIDALAMNYA) GAYA
YANG DITIMBULKAN OLEH PERMUKAAN SOLID PADA FLUIDA

25

X-DIRECTED

TOTAL FORCE Fx

= + + +

. +
.

..

Untuk aliran steady :

=

.
.
26

X-DIRECTED

TOTAL FORCE Fx

. =
.

Integrasi dengan = 1 dan = diperoleh

2
2
2

1
+ + + =

2,
1,

2 ,
=
,

dimana
2

1
=

27

ALIRAN STEADY DALAM PIPA BENGKOK

PENAMPANG MENGECIL

v1
2
y

W
x

v2

MENENTUKAN C.V.
ANALISIS GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA C.V.

28

CONTROL VOLUME 1
GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA FLUIDA :
(1) GAYA TEKANAN PADA C.S.: P1, P2
(2) GAYA KARENA BERAT FLUIDA : W
(3) GAYA TEKANAN DAN TEGANGAN GESER THD FLUIDA KARENA
DINDING PIPA : Pw, tw
(4) RESULTAN GAYA KARENA GAYA TEKANAN DAN TEGANGAN
GESER : Bx , By

1
P1

tw

Pw
x

P2

29

Pw
1
P1

tw

y
2

P2

GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA FLUIDA :

Fx P1 A1 P2 A2 cos q Bx

Fy P2 A2 sin q W By
30

=0

Fx c.s v x v.n dA c.v v x dV

Fx P1 A1 P2 A2 cos q Bx c.s. v x ( v.n )dA

v2 cos q 2 v2 A2 v1 1v1 A1
=0

Fy c.s v y v.n dA c.v v y dV

Fy P2 A2 sin q W B y c.s. v y ( v.n )dA

v2 sin q 2 v2 A2
31

GAYA YANG BEKERJA PADA FLUIDA :

Bx v2 cos q 2v2 A2 v1 1v1 A1 P1 A1 P2 A2 cos q

B y v2 sin q 2 v2 A2 P2 A2 sin q W
GAYA YANG BEKERJA PADA PIPA GAYA REAKSI
TERHADAP Bx DAN By :

Rx Bx v2 cos q 2v2 A2 v1 1v1 A1 P1 A1 P2 A2 cos q

Ry By v2 sin q 2v2 A2 P2 A2 sin q W

32

UNTUK ALIRAN STEADY STATE :

1v1 A1 2v2 A2 m laju

aliran massa

Rx mv1 v2 cos q P1 A1 P2 A2 cos q

Ry m v2 sin q P2 A2 sin q W

33

CONTROL VOLUME 2
By
P1

Bx

P2

W
1

CV dibatasi hanya oleh bidang-bidang datar yang

memotong pipa pada bidang datar CS1 dan CS2
Hasil-hasil dari proses rumit dalam CV dapat dianalisis
cukup dengan memperhatikan kuantitas-kuantitas
transfer yang melalui CS
34

By

P1

Bx
W

2
P2

Gaya yang mempunyai komponen Bx dan By adalah gaya-gaya

yang diberikan CV oleh bagian pipa yang dipotong di bagian
CS1 dan CS2
Tekanan pada CS1 dan CS2 adalah tekanan gage, krn tekanan
atmosferik yang bekerja pada semua permukaan saling
meniadakan

BX P1 A1 P2 A2 cos q v2 cos q 2 v2 A2 v1 1v1 A1

By P2 A2 sin q W v2 sin q 2v2 A2 35

FRICTION LOSS
IN
1

v1

SUDDEN EXPANSION
3

v2

v3

Mechanical energy loss terjadi

aliran fluida dari small pipe ke
large pipe melewati ekspansi
mendadak

Menggunakan Momentum Balance dan MEB untuk

memperoleh pernyataan ME loss
Asumsi bhw p1=p2 dan v1=v2; aliran steady state dan
incompressible fluid
Asumsi bhw p2 dan p3 adalah uniform sepanjang CS2 dan
CS3
36

FRICTION LOSS
IN

v1

SUDDEN EXPANSION
3

v2

v3

Boundari yang dipilih pada

titik 2 dan 3, tidak termasuk
dinding pipa force acting
on pipe wall = 0
Drag force karena friksi akan
diabaikan, dan semua loss
diasumsikan adalah dari
eddies

37

FRICTION LOSS
IN

SUDDEN EXPANSION

Membuat momentum balance antara titik 2 dan 3

2 3 3 3 = 3 1
= 3 3 = 1 1
1
3 =
1
3

2 3
3 = 1 1

2 3
3 = 1 1

1
1 1
3

38

FRICTION LOSS
IN

SUDDEN EXPANSION

Membuat energy balance antara titik 1 dan 3

p3 p1
v12 v32

F
2

A1 p3 p1
2 A1
1

v1
A3 A3

1
2

v 1
2
1

F v 1
A1 2
A3

2 A1
1 A3

v12 A1
v12 d12
F 1 1 2
2 A3
2 d3
2

Expansion-loss
coefficient

A1 d
ke 1 1
A3 d

2
1
2
3

A1
A3

39

FRICTION LOSS
IN

SUDDEN CONTRACTION
Profil kecepatan
adalah fully developed
ketika aliran fluida
dalam pipa besar

Penyempitan yang tajam menyebabkan fluida

dipercepat ketika masuk pipa kecil Fluida kontraksi
ke luas penampang yang lebih kecil daripada luas
penampang pipa Fenomena ini dikenal dengan nama
vena contracta
40

FRICTION LOSS
IN

SUDDEN CONTRACTION
Dengan membuat momentum
balance antara point 2 and 3

p2 A2 p3 A3 mv3 mv2
Persamaan ini mengandung luas vena contracta A2
(yang tidak diketahui)
Karena tidak mungkin menghilangkan A2 dan/atau A3
dari persamaan ini kc diperoleh dari data
eksperimen :
A3
kc 0.551
41
A1

42