You are on page 1of 4

1.

Kepuasan Kerja: Rasa bersyukur yang telah ada hendaknya selalu ditumbuhkan dengan
selalu melihat kepada golongan bawah, sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah RA, dia berkata Rasulullah Saw pernah bersabda, "Lihatlah orang yang
dibawahmu, jangan lihat orang yang diatasmu.Dengan begitu maka kamu tidak menganggap
kecil terhadap nikmat Allah yang kau terima." (HR Bukhari-Muslim).
Selain itu juga dalam bekerja kita harus senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan
oleh Allah SWT karena dengan bersyukur, maka nikmat yang ada akan semakin ditambah
oleh-Nya, hal ini senada dengan yang difirmankan oleh Allah dalam surat Ibrahim ayat 7:
.

Artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih.

2. Gaya kepemimpinan dalam organisasi maupun perusahaan haruslah bersikap


adil/proporsional, dan anjuran berbuat kebaikan karena barangsiaapa yang menanam kebikan
maka akan menuai/ memanen kebaikan yang ditanam, Ayat ini juga menganjurkan dan
memotivasi untuk hidup berbagi dan kebersamaan hidup dengan sesama tanpa melihat ras,
golongan dan jabatan utamanya adalah dengan orrang-orang lingkungan sekitar kita,
larangan berbuat keji, mungkar dan permusuhan.
90 :
{90}

Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An Nahl : 90)
3. Perintah untuk tawakkal dan berserah diri setelah melakukan usaha /aktifitas, kinerja
dengan niat lurus/ bismillah akan menghasilkan kekuatan yang luar biasa dan memotivasi
kerja untuk produktif, tanpa perhitungan kontribusi yang diberikan Allah swt.
Menghamburkan kenikmatan bagi orang yang mau bersabar dan bersyukur.
34 :


{34}
Artinya:
Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka
menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka,
maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya.

Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). (QS. Al
Hajj: 34)
4. Kriteria pemimpin yang baik: Lembah lembut, suka memaafkan dan rendah hati mau
mendengarkan pendapat bawahannnya
159 :

{159}
Artinya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap kasar lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakal kepada-Nya.(QS. Ali Imran: 159)
5. Tipe kepemimpinan yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik pula.




.
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw, sabdanya: Sesungguhnya Imam (pemimpin, pembesar,
atau penguasa itu adalah bagaikan perisai, dimana orang berperang memakai perisai dan
menjaga diri dengannya. Jika Imam memerintahkan supaya taqwa kepada Allah Azza wa
Jalla dan berlaku adil, dia mendapat pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu,
maka dia mendapat siksa.
6. Etos kerja dan Kewajiban dalam penunaian tugas. Sedangkan upah adalah sebuah akibat

:
.
Artinya:
Dari Abdullah ra katanya Rasulullah saw bersabda: Sepeninggalanku nanti akan ada
pembesar-pembesar negara yang mementingkan diri sendiri dan bertindak dengan tindakantindakan/kebijaksanaan yang tidak kamu sukai (mengenai kekayaan negara). Tanya para
sahabat, Bagaimana petunjuk Anda kepada kami bila kami bersua dengan pembesarpembesar seperti itu? Jawab beliau, Penuhi kewajibanmu dan mohonlah hakmu kepada
Allah Taala.
7. Tanggung Jawab Dalam Melaksanakan Pekerjaan/Tugas (Karakterisitik Pekerjaan)

Bekerja adalah bagian dari kehidupan. Bekerja itu ada berbagai macam, dari sekolah, belajar,
menyapu, memasak, mengemudikan mobil, merawat pasien dan banyak lainnya. Sedangkan
pekerjaan atau profese ada bermacam macam pula seperti pegawai negeri, pekerja swasta,
buruh, dokter, insinyur, pengusaha dan masih banyak lainnya.
Islam telah mengajarkan kepada umatnya agar dalam mengerjakan suatu pekerjaan haruslah
dilakukan dengan kerja keras baik dalam kepentingan dunia maupun akhirat. Hadist Nabi
Muhammad SAW. berbunyi :

Artinya :
Bekerjalah kamu untuk urusan duniamu seolah olah kamu akan hidup selamanya, dan
berbuatlah kamu untuk urusan akhiratmu seolah olah kamu akan mati esok hari. (HR
Baihaqi).
Orang orang yang melakukan suatu pekerjaan kerena adanya ikatan debgan orang lain disebut
pekerja. Pekerja yang baik adalah pekerja yang dapat melakukan pekerjaannya mendekati
sempurna. Orang yang melakukan ikatan bearti ia telah melakukan pekerjaan. Menepati janji
itu telah diperintahkan oleh Allah SWT. dalam firmanNya :

Artinya :
Hai orang orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu...(Al Maidah 1)
Melaksanakan pekerjaan bedasarkan rangka memenuhi janji, berarti telah melaksanakan
perintah Allah SWT. dan haruslah dipenuhi oleh rasa tanggung jawab yang penuh dan hati
yang ikhlas. Sebaliknya, orang-orang yang bermalas malasan bearti melalaikan perintah Allh
SWT.
Nabi Muhammad SAW. mengajarka doa agar terhindar dari sikap negatif termasuk bermalasmalasan.

Artinya :
Ya Allah, sungguh saya berlindung kepadaMu dari sempit hati, sedih, lemah, rasa takut, kikir
dan malas. (HR Bukhari dan Muslim dari Anas).
Orang yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya akan senantiasa tekun dalam bekerja
sekecil apapun pekerjaan itu. Tiada pekerjaan yang hina selain pekerjaan maksiat.

1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik,
hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya.
Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan
makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang
memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha

Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

1. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu[388]. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang
akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
[388] Aqad (perjanjian) mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah dan Perjanjian yang dibuat oleh manusia
dalam pergaulan sesamanya.







1. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu[388]. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang
akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
[388] Aqad (perjanjian) mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah dan Perjanjian yang dibuat oleh manusia
dalam pergaulan sesamanya.

You might also like