You are on page 1of 3

anization (WHO) tahun 2010 melaporkan bahwa 60% penyebab kematian semua

umur di dunia adalah karena PTM. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi


rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang
berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negaranegara maju, menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM
pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun. Data WHO menunjukkan bahwa
dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau
hampir

dua

pertiganya

disebabkan

oleh

Penyakit

Tidak

Menular.

Di Indonesia transisi epidemiologi menyebabkan terjadinya pergeseran pola


penyakit, di mana penyakit kronis degeneratif sudah terjadi peningkatan. Dalam
kurun waktu 20 tahun (SKRT 19802001), proporsi kematian penyakit infeksi
menurun secara signifikan, namun proporsi kematian karena penyakit degeneratif
(jantung dan pembuluh darah, neoplasma, endokrin) meningkat 23 kali lipat.
Penyakit stroke dan hipertensi di sebagian besar rumah sakit cenderung meningkat
dari tahun ke tahun dan selalu menempati urutan teratas. Dalam jangka panjang,
prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah diperkirakan akan semakin
bertambah.
Direktorat Jendral P2PL mengelompokkan prioritas PTM pada tahun 2009 dan
2010 al; Hipertensi, Jantung dan Diabetes. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat
belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia
18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%,
dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan

hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Menurut Khancit, pada 2011
WHO mencatat ada satu miliar orang yang terkena hipertensi. Di Indonesia, angka
penderita hipertensi mencapai 32 persen pada 2008 dengan kisaran usia di atas 25
tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42,7 persen, sedangkan 39,2 persen adalah
wanita. Pada tahun 2005, secara global diestimasikan 17,5 juta penduduk
meninggal karena Penyakit Jantung Pembuluh Darah (PJPD),dan 7,6 juta
disebabkan serangan jantung. Penyakit (Diabetes Melitus) DM merupakan
ancaman serius bagi pembangunan kesehatankarena dapat menimbulkan
kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes (gangrene) sehingga harus diamputasi,
penyakit jantung dan stroke. DM menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab
kematian. Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat diabetes dan 4 persenmeninggal
sebelum usia 70 tahun. Pada Tahun 2030 diperkirakan DM menempati urutan ke-7
penyebab kematian dunia. Sedangkan untuk di Indonesia diperkirakan pada tahun
2030 akan memiliki penyandang DM (diabetis) sebanyak 21,3 juta jiwa.
Berdasarkan data dari www.ino.searo.who.int/ pada tulisan yang berjudul Risiko
Sakit dan Belanja Kesehatan Perokok dan Bukan Perokok . Didalam tulisan
tersebut disampaikan bahwa penduduk yang berobat rawat jalan rumah tangga
perokok dalam waktu sebulan sebelum survei dilakukan adalah bahwa ada sekitar
1,5 juta orang yang berobat penyakit hipertensi dengan biaya yang dihabiskan
mencapai Rp 219 milyar sebulan atau Rp 2,6 triliun lebih setahun, dan penyakit
jantung Rp 2,6 triliun.
Pada rumah tangga perokok mengeluarkan belanja rawat inap di rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lain sebanyak Rp 1,1 Triliun setahun untuk penyakit hipertensi.

Penyakit saluran nafas lain mencapai Rp 1,1 triliun dan untuk penyakit jantung
mencapai Rp 1,1 triliun setahun.
Berdasarkan kondisi di atas dapat kita lihat PTM yang meningkat, dan penderita
berada di usia produktif. Meningkatnya kejadian PTM disebabkan perilaku
daripada masyarakat: perubahan pola makan, kebiasaan merokok, kurangnya
aktivitas dan masih banyak lagi.
Pengendalian penyakit tidak menular dapat dilakukan dengan upaya preventif dan
promotif sehingga besarnya beban rumah tangga dapat dikurangi serta kejadian
PTM dapat disikapi. Perlu adanya gerakan untuk mengurangi peningkatan
penyakit menular.
Sumber : Beberapa http://www.depkes.go.id dan www.ino.searo.who.int

You might also like