You are on page 1of 8

LAPORAN PENDAHULUAN

HEMATEMISIS DAN MELENA

A. PENGERTIAN
Hematemisis adalah muntah darah dan melena adalah
pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti
ter (Soeparman, 1997).
Sirosis hepatis adalah suatu penyakit hati dimana
sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar dan seluruh
sistem arsitektur hati mengalami perubahan menjadsi tidak
teratur
(fibrosis)

dan

terjadinya
di

sekitar

penambahan
parenkim

hati

jaringan
yang

mengalami

regenerasi (Soeparman, 1997).


B. PENYEBAB
Penyebab hematemisis dan melena. Beberapa penyebab
timbulnya hematemisis dan melena adalah:
1. Kelainan esofagus: varises, esofagitis, keganasan.
2. Kelainan lambung dan duodenum: tukak, keganasan.
3. Penyakit darah: leukemia
4. Pemakaian obat-obatan yang ulsertgenik: golongan
salisilat, kortikosteroid, alkohol.

ikat

Secara morfologis, penyebab sirosis hepatis tidak


dapat dipastikan. Tapi ada

dua penyebab yang dianggap

paling sering menyebabkan sirosis hepatis adalah:


1. Hepatitis virus
Terutama hepatitis B atau non A dan B yang sangat
berat dalam fase akut

sampai menimbulkan confluent

necrosis.
2. Alkoholisme
Sirosis hepatis oleh karena alkoholisme sangat jarang,
namun

peminum

yang

bertahun-tahun

mungkin

dapat

mengarah pada kerusakan parenkim hati.

C. DASAR-DASAR PENGKAJIAN PASIEN


1. Aktivitas/istirahat
Subyektif: Kelelahan, kelemahan
Obyektif : Takikardia, takipnea/hipertventilasi.
2. Sirkulasi
Obyektif : Hipotensi, pengisian kapiler terlambat,
pucat, sianosis, keringat dingin, disritmia, bunyi
jantung ekstra, peningkatan tekanan vena jugularis,
vena abdomen distensi.
3. Integritas Ego
Subyektif: Perasaan tak berdaya
Obyektif : Gelisah, gemetar, suara gemetar, pucat.

4. Eliminasi/pencernaan
Subyektif: Adanya riwayat perdarahan, perubahan pola
defekasi, perubahan feses.
Obyektif

Nyeri

tekan

abdomen,

distensi,

hepatomegali, splenomegali, asites.


5. Makanan/cairan
Subyektif: keluhan mual, nafsu makan menurun, nyeri
uluhati, penurunan BB.
Obyektif : Muntah berwarna merah/seperti kopi, membran
mukosa kering, turgor menurun.
6. Neurosensori
Subyektif: Rasa berdenyut, pusing.
Obyektif : Penurunan kesadaran.
7. Kenyamanan
Subyektif: Keluhan nyeri daerah perut kwadran atas.
Obyektif : Wajah berkerut, memegangi area yang sakit.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan voluma cairan b.d. perdarahan aktif, intake
tak adekuat ditandai hipotensi, takikardia, pengisian
kapiler terlambat, urine pekat, berkeringat dingin.
2. Gangguan perfusi jaringan b.d. hipovolemia, penurunan
hemoglobin

ditandai

pusing,

sianosis,

berkeringat

dingin.
3. Pemenuhan

nutrisi tak adekuat b.d. mual, penurunan

nafsu makan ditandai penurunan BB, kelemahan.

4. Resiko gangguan pola nafas b.d. penekanan ruang paru


akibat ascites, distensi.
5. Cemas

b.d.

perubahan

status

kesehatan,

ancaman

kematian ditandai gelisah, mudah tersinggung, menolak.

E. RENCANA KEPERAWATAN
NO
1

DIAGNOSA
Kekurangan voluma
cairan b.d. perdarahan
aktif dan intake tak
adekuat.
Tujuan: Keseimbangan
cairan terpenuhi
Kriteria hasil:
- Tanda vital
stabil
- Akral hangat
- Turgor baik
- Mukosa lembab

TINDAKAN
1. Catat karakteristik
muntah/ drainase.
2. Awasi tanda-tanda vital.

Resiko tinggi gangguan


perfusi jaringan b.d.
hipovolemia dan
penurunan kadar
hemoglobin

1. Observasi keluhan pusing,


kesadaran.

Tujuan: perfusi

3. Catat respon fisiologis


klien terhadap
perdarahan.(gelisah,
pucat, berkeringat,
takipnea, takikardia).
4. Awasi masukan dan
haluaran casiran.
5. Pertahankan tirah baring
dan tinggikan kepala
tempat tidur.
6. Kolaborasi:
o Berikan cairan/darah
o Masukan selang NG dan
lakukan lavase dengan
air dingin
o Berikan obat-obatan.

2. Lakukan pengukuran tanda


vital tiap 2 jam
3. Kaji keadaan kulit:
dingin, sianosis,

RASIONAL
1. Membantu dalam membedakan
distres gaster.
2. Sebagai indikasi perkembangan
kebutuhan cairan.
3. Mengukur berat/lamamya episode
perdarahan.

4. Memberikan pedoman penggantian


cairan.
5. Mengurangi tekanan intra
abdominal dan mencegah refluks
gaster.
6. Mempercepat penyelesain masalh
klien

1. erubahan menunjukan
ketidakadekuatan perfusi
cerebral.
2. Menunjukan indikasi adekuatnyan
keseimbangan cairan.
3. Vasokontriksi adalah respon
sinpatis terhadap penurunan

jaringan adekuat.
Krietria hasil:
- tanda vital
stabil
- Akral hangat
- GDA normal
- Haluaran urine
adekuat.

keringat, pengisian
kapiler.
4. Catat haluaran urine
5. Kolaborasi:
o Berikan oksigen
o Awasi GDA
o Berikasn cairan IV

Resiko perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d.
penurunan nafsu makan,
mual dan masukan tidak
adekuat.

1. Kaji karakteristik cairan


NG
2. Selama puasa, pertahankan
cairan Intra vena
3. Apabila cairan NG jernih,
berikan makanan bubur
halus secara bertahap
4. Jadwalkan diet tinggi
kalori dan protein
5. kolaborasi
Rujuk ke ahli gizi.

Tujuan: kebutuhan
nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil:
- BB stabil.
- Menunjukan
peningkatan nafsu
maka,.

vuloma sirkulasi.
4. Penurunan perfusi dapat
menyebabkan gagal ginjal.

1. Identifikasi perdarahan.
2. Pengganti intake nutrisi dan
cairan.
3. Pemberian bubur halus mencegah
distensi lambung.
4. Memenuhi kebutuhan tubuh dan
meningkatkan daya tahan tubuh.
5. Perlu perencanaan diet untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi.

DAFTRA PUSTAKA
Doenges M.E. at al. (1992). Nursing Care Plans,

F.A. Davis

Company, Philadelphia
Hernomo

O.K.

(1997).

Penanggulangan

Hematemisis

Gawat

Darurat,

dan

Melena

RSUD

Dr.

dalam

Soetomo,

Surabaya.
Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Hudak

C.M.

(1994).

Critical

Company, Philadelphia.

Care

Nursing,

Lippincort

LAPORAN PENDAHULUAN
HEMATEMESIS & MELENA

OLEH :
IRVAN SURYAWIRAWAN
07.01.0635

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS-VIII C


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MATARAM
2012

You might also like