Professional Documents
Culture Documents
A.
PENGERTIAN TEKTONISME
Tektonisme merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan
letak muka bumi secara mendatar atau vertikal, baik yang mengakibatkan putusnya hubungan
batuan maupun tidak. Tektonisme akan mengubah bentuk muka bumi menjadi naik atau turun.
Epirogenesa positif
Merupakan gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut naik,
akibat adanya sedimen yang tebal. Contoh: Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur
(Kep. Maluku dari barat daya sampai P. Banda).
Epirogenesa negatif
Merupakan gerak naiknya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut turun,
misal mencairnya lapisan es. Contoh: Naiknya Pulau Timor dan Pulau Buton Naiknya Dataran
Tinggi Colorado di Amerika Serikat.
Lipatan (Fault)
Merupakan bentukan permukaan bumi yang terjadi karena tekanan yang lemah, tetapi
berlangsung secara terus menerus. Puncak lipatan disebut antiklinal dan lembah lipatan disebut
sinklinal.
c.
Lipatan rebah adalah lipatan yang arah lipatannya mendatar. Lipatan ini terjadi karena arah
tenaga horizontal hanya dari satu arah.
Nappe
Terbentuk setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan.
Gambar 9. Nappe
2.
Lengkungan
Lengkungan merupakan bentukan lahan karena gerak vertikal yang tidak merata pada
suatu daerah, khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan perubahan struktur lapisan
yang mulanya horisontal menjadi melengkung. Jika melengkung ke atas menjadi kubah (dome),
jika ke bawah menjadi cekungan (basin).
Patahan
Patahan terjadi ketika kulit bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak atau
patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa batuan mengalami pergeseran
titik atau tempat yang semula bertampalan (kontak) kemudian berpindah lokasi
(dislocated/displaced). Gerakan ini menimbulkan terjadinya patahan dengan gaya tekan
(compression) dan gaya regangan (tension). Ciri adanya patahan dapat dikenali dari adanya
perbedaan ketinggian yang mencolok.
Tipe-tipe dasar patahan:
a.
Normal Fault
Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan bergerak dengan
arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri dari patahan ini adalah sudut
kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.
b. Reserve Fault
Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding hanging wall. Ciri dari
patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang dari 45 derajat.
Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah patahan mendatar
ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak dengan arah mendatar namun sebagian ada
yang bergerak dengan arah vertikal. Bila gerakan patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial
dan bila ke kiri dinamakan sesar geser dekstral.
Retakan
Retakan merupakan bentukan lahan yang terjadi karena pengaruh gaya regangan,
sehingga batuan mengalami retak-retak namun masih bersambung. Biasanya ditemukan pada
batuan rapuh di daerah puncak antiklinal dan dikenal dengan nama tectonic joint. Berdasarkan
cara pembentukannya, ada dua macam retakan, sebagai berikut:
a.
b.
Dampak Positif
Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia bermanfaat bagi lahan pertanian, karena
abu vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah menjadi subur.
Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan, timah, serta
bahan bangunan yang lainnya.
2.
Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata alam yang sangat menarik.
Dampak Negatif
Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan landai, yang tidak
baik dijadikan daerah pertanian
Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah pemukiman karena
rentan terjadinya tanah longsor sehingga dapat menimbulkan kerugian, baik materil maupun
korban jiwa.
Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung api. Gempa bumi
dan letusan gunung api dapat menelan korban jiwa manusia, membahayakan kesehatan
masyarakat, serta menimbulkan kerugian material bagi penduduk setempat.
Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan dan cekungan
sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan deformasi pada kerak Bumi
(pengangkatan, amblesan, retakan, patahan, serta lipatan) didukung dengan adanya gaya gravitasi
Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi, longsoran, dan sedimentasi. Dari proses yang terjadi
ini dapat menimbulkan bencana alam yang mengakibatkan kerugian materiil, harta benda, dan
nyawa.