Professional Documents
Culture Documents
AKUNTAN PUBLIK
Jasa audit atas laporan keuangan merupakan salah satu jasa yang biasa diberikan
suatu kantor akuntan publik, yang cukup dikenal di masyarakat bisnis.
Selain jasa audit atas laporan keuangan, sebetulnya masih banyak jasa lainnya
yang bisa diberikan oleh Kantor Akuntan Publik, seperti:
-
Internal audit
Management audit
Special audit
Penelaahan Terbatas (Limited
review )
Penyusunan system akuntasi
Accounting Service
Pada tanggal 1 Agustus 1994, IAI menerbitkan Standar Atestasi dan berlaku
efektif untuk penugasan atestasi yang diterbitkan pada atau setelah tanggal 1
Oktober 1994. Selain itu IAI juga menerbitkan serangkaian Pernyataan Standar
Atestasi (PSAT), kemudian direvisi dalam SPAP 2011.
Standar Atestasi merupakan landasan konseptual untuk berbagai tipe jasa yang
dihasilkan oleh akuntan publik bagi masyarakat.
Seorang akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik (praktisi) akan
melaksanakan suatu perikatan atestasi, perikatan tersebut diatur dalam standar
atestasi.
Perikatan atestasi adalah penugasan yang didalamnya praktisi mengadakan
perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan
tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain.
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang
yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam
semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Jasa Atestasi
Kantor-kantor akuntan publik yang ada saat ini dapat memberikan jasa-jasa
penjamin, salah satunya adalah jasa atestasi. Jasa atestasi adalah jenis jasa
penjamin yang dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan suatu
laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan
tertulis yang dibuat oleh pihak lain. Jasa atestasi diberikan untuk memberikan
pernyataan atau pertimbangan sebagai pihak yang independen dan kompeten
tentang sesuatu pernyataan (asersi) suatu satuan usaha telah sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan.
Ada empat bentuk jasa atestasi :
a.
Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang
dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis
yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK) yang ditetapkan oleh IAPI.
Keyakinan yang diberikan pada audit adalah keyakinan positif (possitive
assurance).
b.
Pemeriksaan (Examination)
Auditor dalam melaksanakan penugasan jasa ini akan memberikan pendapat atas
asersi-asersi suatu pihak sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Keyakian yang
diberikan adalah keyakinan positif. Tingkat keyakinan pemeiksaan berada
dibawah audit.
c.
Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi, yang
diberikan kantor-kantor akuntan public. Banyak perusahaan non publik
menginginkan jaminan atas laporan keuangannya dengan biaya murah, audit atas
laporan keuangan menghasilkan jaminan yang tinggi sedangkan review hanya
menghasilkan jaminan yang moderat atas laporan keuangan, dan untuk
mendapatkan jaminan demikian dibutuhkan bukti yang lebih sedikit. Review
untuk keperluan tertentu dipandang sudah cukup memadai dan dapat dilakukan
oleh akuntan publik dengan biaya pemeriksaannya lebih murah.
d.
Lingkup kerja jasa ini lebih sempit daripada audit maupun examination. Sebagai
contoh auditor dank lien sepakat bahwa prosedur tertentu akan dilakukan atas
elemen tertentu akan dilakukan atas elemen tertentu laporan keuangan misalnya
akun atau rekening kas dan surat berharga. Kesimpulan yang dibuat berbentuk
ringkasan temuan, keyakinan negatif atau keduanya.
2.
Jasa Non-Atestasi
Jasa nonatestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya
ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau
bentuk lain keyakinan. Ada tiga jenis jasa non atestasi :
a.
Jasa Akuntansi
Jasa Perpajakan
STANDAR ATESTASI
Standar Umum
Ketentuan dalam Standar Umum adalah
1. Penugasan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknik yang cukup dalam fungsi atestasi.
2. Penugasan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi yang memiliki
pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.
3. Praktisi harus melaksanakan penugasan jika ia memiliki alasan untuk
meyakinkan dirinya bahwa kondisi sebagai berikut:
a. Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, yang telah ditetapkan oleh
badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi
tersebut.