Professional Documents
Culture Documents
222 - 227
I S S N . 1 6 9 3 - 2 5 8 7
JOI
penelitian secara klinis dan laboratoris yang lebih mengendalikan inflamasi. Berbagai
macam
mendalam terhadap trauma kimia pada mata telah pengobatan telah dikemukakan untuk menghalangi
2,3,4
aktivitas kolagenase. Penelitian yang dilakukan
dilakukan secara komprehensif.
Semua asam cenderung untuk mengkoagulasi
akhir-akhir ini menunjukkan efek antikolagenolitik
yang patut dipertimbangkan dari tetrasiklin pada
dan mengendapkan protein. Sel-sel terkoagulasi
tikus, kelinci, dan manusia in vivo and in vitro, efek
pada permukaan berfungsi sebagai penghalang
yang tidak tergantung pada obat antimikrobial.
relatif pada penetrasi asam lebih parah. Protein
Doksisiklin mengikat zinc lebih efektif dibandingkan
jaringan juga memiliki efek buffer pada asam, yang
5
derivat tetrasiklin lain, juga merupakan penghambat
berkontribusi pada sifat terlokalisir luka bakar asam.
kolagenase yang lebih potensial dibandingkan
Terapi segera yang bisa dilakukan adalah
6
dengan memberikan irigasi secara langsung dan
tetrasiklin atau monosiklin.
menghilangkan sisa bahan-bahan kimia yang
masih
kontak dengan mata. Terapi medis awal bertujuan
BAHAN DAN CARA
agar permukaan bola mata segera mengadakan
Penelitian ini merupakan penelitian yang
reepitelisasi dan transdiferensiasi, mempercepat bersifat eksperimental dengan menggunakan hewan
penyembuhan kornea dengan membantu produksi coba kelinci dan hasilnya dianalisis dengan uji anova
keratosit dan kolagen dan memperkecil terjadinya satu arah dan uji chi square. Penelitian dilakukan
ulserasi terkait dengan aktivitas kolagen dan
selama bulan Juni hingga September 2006 di
Tabel 1. Rerata dan Standar Deviasi diameter horisontal penyembuhan luka kornea berdasarkan uji Anova satu arah
VARIABEL
KELOMPOK
Diameter
hari ke0.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Correspondence: Dwi Ahmad Yani, c/q: Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Mata, Jl. Mayjend. Prof.
Dr.
JOI
Keywords: corneal epithelial wound healing, doxycycline, rabbit acid-burn model, tetracycline.
223
KONTROL
TETRASIKLIN
+
+
+
+
+
+
+
1.30
1.14
1.01
0.98
1.03
1.00
1.11
1.84
1.80
1.78
1.75
1.86
1.20
1.78
2.44
rerata (mm)
8.10
7.04
6.52
5.96
5.58
4.73
4.00
3.68
3.40
3.25
2.93
2.65
2.50
2.10
2.00
+
+
*
+
*
+
*+
*
+
*
+
*
DOKSISIKLIN
SD (mm)
rerata (mm)
0.67
0.97
1.50
1.42
1.20
1.30
1.77
1.64
1.69
1.78
1.69
1.96
2.12
2.27
2.15
7.60
7.08
6.76
6.68
6.36
6.20
6.06
5.90
5.56
5.30
4.98
4.62
4.14
3.66
2.62
*
*
*
*
*
*
Nilai p
SD (mm)
0.83
0.58
0.57
0.63
0.67
0.65
0.82
0.90
1.27
1.45
1.48
1.60
1.74
1.88
2.31
0.554
0.278
0.481
0.109
0.031
0.005
0.003
0.011
0.018
0.029
0.022
0.037
0.088
0.128
0.563
2212
224
JOI
HASIL PENELITIAN
Pada tabel 1 dapat dilihat rerata diameter
horisontal luka kornea sejak hari ke-0 hingga hari
ke14. Pada kelompok I (kontrol) didapatkan rerata
hari ke-0 = 7,80 mm hingga hari ke-14 = 3,30 mm;
kelompok II (tetrasiklin) didapatkan rerata hari ke-0
= 8,10 mm hingga hari ke-14 = 2,00 mm; dan
kelompok III (doksisiklin) didapatkan rerata hari ke0 = 7,60 mm hingga hari ke-14 = 2,62 mm. Hasil
rerata dan standar deviasi diameter luka kornea
berdasarkan uji
Tak Sembuh
Mata
Mata %
TETRASIKLIN
50
50
100
DOKSISIKLIN
40
60
10
100
Tak Sembuh
Mata
Mata %
KONTROL
25
75
100
TETRASIKLIN
50
50
100
Total
Mata %
Total
Mata %
hin
gga
Sembuh
Tak Sembuh
Mata
Mata %
h
a
Total
Mata %
ri
ke-
JOI
225
Tetrasiklin yang
25
memiliki rerata diameter luka kornea lebih kecil
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tanda (*)
75
DOKSISIKLIN
di
be
100
4
40
60
10
ri
k
100a