Professional Documents
Culture Documents
2. Penerapan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) belum sesuai dengan Undang-undang Perpajakan No.
42 Tahun 2009.
3. Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) masa PPN belum sesuai dengan peraturan perpajakan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah di identifikasikan diatas dan agar tidak terlalu luas
pembahasannya, maka penulis akan membatasi masalah pada :
1. Pengertian Judul
MenurutWahono (2012 : 264), pajak pertambahan nilai adalah pajak atas konsumsi
barang dan jasa di daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan
distrbusi. Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh
Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak atau perolehan Jasa Kena Pajak
dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau
pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak.
(Utomo dan Setiawanta, 2011 : 167)
2. Tempat Penelitian
Penelitian dalam penulisan ini dilakukan di PT. X yang beralamat di Jalan Metro Pondok
Indah Blok A No. 9G, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
3. Periode Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak 01 Januari 2015 sampai dengan 31 Maret 2015.
4. Data Laporan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan data Laporan Penjualan
dan Laporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari April 2014 sampai dengan Desember 2014.
5. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan Analisis Data Kualitatif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Pelaporan Pajak pada PT. X ?
2. Bagaimana Perhitungan PPN Lebih Bayar pada PT. X ?
3. Bagaimana Penerapan PPN yang sesuai dengan Undang-undang Perpajakan No. 42 Tahun
2009 ?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Berdasarkan perumusan permasalahan di atas maka penulisan ini bertujuan untuk :
a. Untuk mengetahui Pelaporan Pajak pada PT. X
b. Untuk mengetahui Perhitungan PPN Lebih Bayar pada PT. X
c. Untuk mengetahui Penerapan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang sudah sesuai dengan Undang
undang Perpajakan No. 42 Tahun 2009.
2.
a.
1)
2)
Manfaat Penelitian
Bagi Penulis
Menambah Pengetahuan dalam memahami teori-teori selama yang didapat diperkuliahan.
Menambah Pengetahuan dan pengalaman tentang dunia kerja yang berkaitan dengan perhitungan
Pertambahan Nilai perusahaan dapat berpengaruh positif dan sesuai dengan Undang-undang
Perpajakan.
G. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014 : 64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data.
Adapun hipotesis yang disimpulkan sementara oleh penulis yaitu :
1. Hubungan penerapan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Pajak Masukan dalam PT. X
Pajak Pertambahan Nilai memiliki kontribusi terhadap penjualan, baik barang amaupun
jasa. Pajak yang dikenakan adalah sebesar 10%.
2. Hubungan penerapan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Pajak Masukan Lebih Bayar dalam PT.
X
Pajak Masukan Lebih Bayar tidak dapat dikenakan sendiri tanpa adanya Pajak
Pertambahan Nilai dan dipungut satu kali pada saat terjadi transaksi jual beli.
H. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini, pembahasan yang menulis sajikan terbagi mejadi dalam lima bab, yang
secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
1. Sampul Muka
2. Halaman Pengesahan
3. Halaman Pernyataan
4. Halaman Abstrak ( Bahasa Indonesia )
5. Halaman Abstrac ( Bahasa Indonesia )
6. Kata Pengantar
7. Daftar Isi
8. Daftar tabel
9. Daftar Gambar
10. Daftar Lampiran
11. Bagian Utama
Bab I : Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Pembatasa Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Sistematika Penulisan
Jenis Penelitian
Model Penelitian
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Operasional Variabel
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
I.
1. Pengertian Pajak
Pajak memiliki berbagai definisi, yang pada hakekatnya mempunyai pengertian
yang sama. Menurut Soemitro (dalam Mardiasmo, 2011 : 1), pajak adalah iuran kepada kas
Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaaran umum. Andriani (dalam Utomo dan Setiawanta, 2011 : 2) menyatakan pajak adalah
iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat
ditunjuk, dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas negara menyelenggarakan pemerintahan. Sedangkan Soeparman (dalam Wahono,
2012 : 2) menyatakan pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biay produksi barang-barang dan
jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Dari definisi tersebut Mardiasmo (2011 : 1) menyimpulkan bahwa pajak memiliki unsurunsur :
a. Iuran dari rakyat kepada negara
Yang berhak memungut pajak adalah negara dan iuran tersebut berupa uang (bukan barang).
b. Berdasarkan undang-undang
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan kekuasaaannya.
c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam
pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang
bermanfaat bagi masyarakat luas.
Menurut Mardiasmo (2011 : 2), pajak memiliki dua fungsi yaitu :
a. Fungsi Bugdegtair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
b. Fungsi mengatur yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
2. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di
dalam pelaksanaan-pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan
Negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Jenis pajak
berdasarkan golongannya terbagi menjadi dua yaitu pajak langsung (PPH) dan pajak tidak
langsung (PPN).
Menurut Wahono (2012:264), pajak pertambahan nilai adalah pajak atas konsumsi barang
dan jasa di daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distrbusi.
Undang-undang yang mengatur pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPn BM) adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009. Undang-undang
ini disebut Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984.
3. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai
Utomo dan Setiawanta (2011:168) menyatakan ada empat subjek PPN, yaitu:
a. Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN dan
PPn BM No. 42 tahun 2009.
b. Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam
peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010. Pengusaha kecil adalah Pengusaha yang
melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan
bruto tidak lebih dari Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dalam satu tahun.
c. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar
Daerah Pabean.
d. Orang pribadi atau badan yang melakukan pembangunan rumahnya sendiri dengan persyaatan
tertentu.
Menurut Wahono (2012 : 267), Objek Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan dalam
pasal 4 (1), pasal 16 C, dan 16 D UU PPN adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Penyerahan jasa kena pajak didalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha;
Impor barang kena pajak;
Penyerahan jasa kena pajak didalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha;
Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean didalam daerah pabean;
Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean didalam daerah pabean;
Ekspor barang kena pajak berwujud oleh pengusahan kena pajak;
Ekspor barang kena pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak;
Ekspor jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak;
Kegiatan membangun sendiri (KMS) (Pasal 16 C UU PPN)
berikut:
Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya.
Barang-barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh rakyat banyak.
Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restaurant, rumah makan, warung, dan
d.
sejenisnya.
Uang, emas batangan dan surat-surat berharga (saham, obligasi dan lainnya).
Menurut Mardiasmo (2011 : 296), jasa adalah segala kegiatan pelayanan yang
berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas,
kemudahan, atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan
barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan atas petunjuk dari pemesan. Jasa Kena
Pajak adalah rasa yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN 1984. Pada dasarnya
semua jasa dikenakan pajak, kecuali yang ditentukan lain oleh Undang-Undang PPN.
Mardiasmo (2011 : 296) menyatakanbahwa jenis jasa yang tidak dikenakan PPN
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah didasarkan atas kelompok-kelompok jasa sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
hiburan.
i. Jasa penyiaran yang bersifat iklan
j. Jasa angkutan umum didarat dan diair serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri.
k. Jasa tenaga kerja
l. Jas perhotelan
m. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum.
n. Jasa penyediaan tempat parkir
o. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta.
p. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan
q. Jasa boga atau katering.
5. Dasar Pengenaan Pajak dan tarif PPN
Menurut Utomo dan Setiawanta (2011 : 177) Dasar Pengenaan Pajak (DPP) merupakan
jumlah tertentu sebagai dasar untuk menghitung PPN. Dasar Pengenaan Pajak terdiri atas :
a.
Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan
Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang No. 42 tahun 2009 dan potongan harga yang
da Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut menurut Undang-Undang PPN.
Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
e.
a.
b.
1)
2)
3)
c.
diantaranya :
Bapak Angga Hidayat, Ph.D selaku Dosen Metodologi Penelitian.
Bapak Endang Ruhiyat, S.E, M.M. selaku Ketua Program Studi Akuntansi.
Andri Setyawan selaku Tim Peneliti.
Bangkit Kurniawan selaku Tim Peneliti.
Dahlia Komalasari selaku Tim Peneliti.
Intan Andreana Sari selaku Tim Peneliti.
Novi
Februar
Taningrum
8.
selaku
Rara
Peneliti.
Angguntyas
Tim
Ayu
selaku
Tim
Sulis
selaku
Tim
9.
K.
No
1
2
3
4
Kegiatan
Memilih Masalah
pengajuan judul
KonsultasiJudul
Penetapanjudul
Pengambilan
data
Penyusunan Data
Jadwal
Berikut
kegiatan
yang
oleh penulis.
Jadwal
Proposal
Konsultasi
7
8
Proposal
Seminar Proposal
Perbaikan
Proposal
Pelaksanaan
10
Penelitian
Pengumpulan
11
data
Pengolahan dan
12
Analisis Data
Penyusaun
13
Skripsi
Konsultasi
14
15
Skripsi
Seminar Skripsi
Perbaikan
16
Penyerahan
penelitian
Januari
i
Maret
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Peneliti.
Setyaningsih
Peneliti.
Kegiatan
adalah
jadwal
akan dilakukan
kegiatan
AlatTulis
Kuantitas HargaSatuan
1 pcs
Rp
3.000
3 pcs
Rp
3.000
1 pcs
Rp
2.000
1 pcs
Rp
4.000
2 rim
Rp
35.000
1 pck
Rp
87.000
Material
Pensil
Pulpen
Penghapus
Tip-x
Kertas A4
Tinta Printer
Transport
L. Anggaran
Dan
Perjalanan ke
PT. X
anggaran
kegiatan
Total
Rp
3.000
Rp
9.000
Rp
2.000
Rp
4.000
Rp
70.000
Rp
87.000
Rp
100.000
selama
5 Rp
750 Rp
50.000
100
Rp
Rp
250.000
75.000
DosenPembimbing
1 Rp 1.500.000
Rp 1.500.000
Jilid Hardcover
SewaPakaianWisu
1 Rp
85.000
Rp
85.000
1 Rp
250.000
Rp
250.000
da
Wisuda
1 Rp 3.000.000
Total Anggaran
Rp 3.000.000
Rp 5.435.000
penelitian :
Untuk memperoleh konsep yang akurat, sehingga dapat memecahkan masalah penulisan
mengadakan penelitian keperpustaaan dengan membaca dan mengumpulkan buku-buku, artikel,
jurna-jurnal, surat kabar, majalah serta bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
N. METODOLOGI PENELITIAN
a. Ruang Lingkup Penelitian
Peneltian ini bertujuan menganalisa hubungan antara variabel independen (X) yaitu
penerapan pajak pertamabahan nilai, variabel dependen (Y) yaitu pajak masukan lebih bayar.
Tempat penelitian ini dilakukan dikantor PT. X .
b. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan cara melakukan observasi langsung. Melakukan wawancara dan mengumpulkan data
c.
memperhatikan
pengaruh
pengetahuan
perpajakan
masyarakat,
kemudian
O. DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo.(2011). PerpajakanEdisiRevisi.Yogyakarta:ANDI
Yogyakarta.
Sangadji, Etta MamangdanSopiah.(2010). MetodologiPenelitian.Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Sugiyono.(2013). MetodologiPenelitianKombinasi.Bandung:AlfabetaBandung.
Utomo, St. DwiarsodanYulitaSetiawanta.(2011).Perpajakan.
Yogyakarta: ANDIYogyakarta.
Wahono, Sugeng. (2012). MengurusPajakItuMudah.Jakarta:KompasGramedia.