You are on page 1of 15

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DALAM PAJAK

MASUKAN LEBIH BAYAR


(Studi Kasus pada PT. X)
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Sekarang ini di dunia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan menuju
kemakmuran. Begitu juga halnya dengan Indonesia, pembangunan di Indonesia dilaksanakan
disegala bidang. Salah satu usaha untuk mewujudkan pembangunan yaitu dengan menggali
sumber daya yang berasal dari dalam negeri berupa pajak.
Sebagaimana kita ketahui peranan pajak di Indonesia semakin penting dan semakin
berkembang dari tahun ke tahun dalam menyumbang penerimaan negara untuk membiayai
pelaksanaan pembangunan nasional. Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia
diikuti dengan kebijakan-kebijakan pajak.
Salah satu cara yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan pemasukan dari dalam
negeri adalah dengan Pajak Pertambahan Nilai. Sesuai ketentuan sistem perpajakan yang ada,
sistem pemungutan pajak yang dianut di Indonesia ada 2 yaitu self assestment system dan
witholding system. Menurut Wahono (2012 : 11) self assestment system yaitu suatu sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang. Sedangkan, witholding system yaitu sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan firkus juga bukan wajib pajak yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Sistem pemungutan pajak yang bersifat self assessment berpengaruh pada sistem PPN
yang dianut di Indonesia yaitu metode pengkreditan atau pembayaran. Jadi Pajak Pertambahan
Nilai yang harus dibayar atau yang lebih bayar dihitung sendiri dengan menggunakan
mekanisme pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.
Berdasarkan pertimbangan dan uraian diatas, maka penulis mengambil judul penelitian
dengan judul ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PAJAK
MASUKAN LEBIH BAYAR (Studi Kasus pada PT. X).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka masalah yang di identifikasikan untuk
diteliti adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan PPN lebih bayar belum sesuai dengan peraturan perpajakan.

2. Penerapan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) belum sesuai dengan Undang-undang Perpajakan No.
42 Tahun 2009.
3. Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) masa PPN belum sesuai dengan peraturan perpajakan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah di identifikasikan diatas dan agar tidak terlalu luas
pembahasannya, maka penulis akan membatasi masalah pada :
1. Pengertian Judul
MenurutWahono (2012 : 264), pajak pertambahan nilai adalah pajak atas konsumsi
barang dan jasa di daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan
distrbusi. Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh
Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak atau perolehan Jasa Kena Pajak
dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau
pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak.
(Utomo dan Setiawanta, 2011 : 167)
2. Tempat Penelitian
Penelitian dalam penulisan ini dilakukan di PT. X yang beralamat di Jalan Metro Pondok
Indah Blok A No. 9G, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
3. Periode Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak 01 Januari 2015 sampai dengan 31 Maret 2015.
4. Data Laporan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan data Laporan Penjualan
dan Laporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari April 2014 sampai dengan Desember 2014.
5. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan Analisis Data Kualitatif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Pelaporan Pajak pada PT. X ?
2. Bagaimana Perhitungan PPN Lebih Bayar pada PT. X ?
3. Bagaimana Penerapan PPN yang sesuai dengan Undang-undang Perpajakan No. 42 Tahun
2009 ?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Berdasarkan perumusan permasalahan di atas maka penulisan ini bertujuan untuk :
a. Untuk mengetahui Pelaporan Pajak pada PT. X
b. Untuk mengetahui Perhitungan PPN Lebih Bayar pada PT. X
c. Untuk mengetahui Penerapan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang sudah sesuai dengan Undang
undang Perpajakan No. 42 Tahun 2009.

2.
a.
1)
2)

Manfaat Penelitian
Bagi Penulis
Menambah Pengetahuan dalam memahami teori-teori selama yang didapat diperkuliahan.
Menambah Pengetahuan dan pengalaman tentang dunia kerja yang berkaitan dengan perhitungan

pajak pertambahan nilai.


3) Menambah Pengetahuan dan pengalaman tentang dunia kerja yang berkaitan dengan perhitungan
pajak pertambahan nilai lebih bayar.
b. Bagi Universitas Pamulang
1) Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan informasi, sehingga pembaca mengetahui
pentingnya Penerapan Pajak Pertambahan Nilai.
2) Memberikan minat pembaca untuk menggali lebih dalam mengenai Penerapan Pajak
Pertambahan Nilai yang tepat, khususnya perusahan dagang.
c. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pengambil keputusan
khususnya yang berkaitan dengan Penerapan Pajak Masukan terhadap PPN Lebih Bayar.
d. Manfaat Praktis
Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi pemikiran yang dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi, khususnya untuk
bagian pajak dalam Penerapan Pajak Masukan dan prosedur pencatatan PPN Lebih Bayar.
F. Kerangka Berfikir
Sekaran dalam Sugiyono (2014 : 60) mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di
identifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari
berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2014 : 60). Berdasarkan teori-teori yang
telah dideskripsikan tersebut selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga
menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan
variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Bermula dari fenomena hubungan antara Penerapan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Masukan Lebih Bayar, maka yang digunakan adalah Middle Theory Perpajakan 2011 Mardiasmo
dan Grand Theory Undang-undang Perpajakan yang di teliti di PT. X, menggunakan Penerapan
Pajak Pertambahan Nilai sebagai variabel X dan Pajak Masukan Lebih Bayar sebagai variabel Y
akan dijadikan penelitian dengan metode analisis data kualitatif dengan tujuan Penerapan Pajak

Pertambahan Nilai perusahaan dapat berpengaruh positif dan sesuai dengan Undang-undang
Perpajakan.
G. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014 : 64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data.
Adapun hipotesis yang disimpulkan sementara oleh penulis yaitu :
1. Hubungan penerapan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Pajak Masukan dalam PT. X
Pajak Pertambahan Nilai memiliki kontribusi terhadap penjualan, baik barang amaupun
jasa. Pajak yang dikenakan adalah sebesar 10%.
2. Hubungan penerapan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Pajak Masukan Lebih Bayar dalam PT.
X
Pajak Masukan Lebih Bayar tidak dapat dikenakan sendiri tanpa adanya Pajak
Pertambahan Nilai dan dipungut satu kali pada saat terjadi transaksi jual beli.
H. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini, pembahasan yang menulis sajikan terbagi mejadi dalam lima bab, yang
secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

1. Sampul Muka
2. Halaman Pengesahan
3. Halaman Pernyataan
4. Halaman Abstrak ( Bahasa Indonesia )
5. Halaman Abstrac ( Bahasa Indonesia )
6. Kata Pengantar
7. Daftar Isi
8. Daftar tabel
9. Daftar Gambar
10. Daftar Lampiran
11. Bagian Utama
Bab I : Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Pembatasa Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Sistematika Penulisan

i. Teori/Tinjauan Pustaka/Kerangka Pemikiran


Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab III : Metodologi Penelitian
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Jenis Penelitian
Model Penelitian
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Operasional Variabel
Bab IV : Hasil dan Pembahasan

Bab V : Kesimpulan dan saran


12. Bagian akhir, terdiri dari
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran (bila ada)
c. Surat Bukti atau Keterangan Melakukan Penelitian

I.

Pendekatan Data dan Keilmuan

1. Pengertian Pajak
Pajak memiliki berbagai definisi, yang pada hakekatnya mempunyai pengertian
yang sama. Menurut Soemitro (dalam Mardiasmo, 2011 : 1), pajak adalah iuran kepada kas
Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaaran umum. Andriani (dalam Utomo dan Setiawanta, 2011 : 2) menyatakan pajak adalah
iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat
ditunjuk, dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas negara menyelenggarakan pemerintahan. Sedangkan Soeparman (dalam Wahono,
2012 : 2) menyatakan pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biay produksi barang-barang dan
jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Dari definisi tersebut Mardiasmo (2011 : 1) menyimpulkan bahwa pajak memiliki unsurunsur :
a. Iuran dari rakyat kepada negara
Yang berhak memungut pajak adalah negara dan iuran tersebut berupa uang (bukan barang).
b. Berdasarkan undang-undang
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan kekuasaaannya.
c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam
pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang
bermanfaat bagi masyarakat luas.
Menurut Mardiasmo (2011 : 2), pajak memiliki dua fungsi yaitu :
a. Fungsi Bugdegtair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
b. Fungsi mengatur yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
2. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di
dalam pelaksanaan-pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan

Negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Jenis pajak
berdasarkan golongannya terbagi menjadi dua yaitu pajak langsung (PPH) dan pajak tidak
langsung (PPN).
Menurut Wahono (2012:264), pajak pertambahan nilai adalah pajak atas konsumsi barang
dan jasa di daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distrbusi.
Undang-undang yang mengatur pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPn BM) adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009. Undang-undang
ini disebut Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984.
3. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai
Utomo dan Setiawanta (2011:168) menyatakan ada empat subjek PPN, yaitu:
a. Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN dan
PPn BM No. 42 tahun 2009.
b. Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam
peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010. Pengusaha kecil adalah Pengusaha yang
melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan
bruto tidak lebih dari Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dalam satu tahun.
c. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar
Daerah Pabean.
d. Orang pribadi atau badan yang melakukan pembangunan rumahnya sendiri dengan persyaatan
tertentu.
Menurut Wahono (2012 : 267), Objek Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan dalam
pasal 4 (1), pasal 16 C, dan 16 D UU PPN adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Penyerahan jasa kena pajak didalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha;
Impor barang kena pajak;
Penyerahan jasa kena pajak didalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha;
Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean didalam daerah pabean;
Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean didalam daerah pabean;
Ekspor barang kena pajak berwujud oleh pengusahan kena pajak;
Ekspor barang kena pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak;
Ekspor jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak;
Kegiatan membangun sendiri (KMS) (Pasal 16 C UU PPN)

j. Aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan (Pasal 16 D)


4. Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak
Menurut Mardiasmo (2011 : 295), Barang Kena Pajak adalah barang berwujud, yang
menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan
barang tidak berwujud.Barang Kena Pajak adalah barang yang dikenai pajak berdasarkan
Undang-Undang PPN 1984. Pada dasarnya semua barang adalah BKP, kecuali undang-undang
menetapkan sebaliknya.
Mardiasmo (2011 : 295) menyatakanbahwa jenis barang yang tidak dikenakan PPN
ditetapkan dengan peraturan pemerintah didasarkan pada kelompok-kelompok barang sebagai
a.
b.
c.

berikut:
Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya.
Barang-barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh rakyat banyak.
Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restaurant, rumah makan, warung, dan

d.

sejenisnya.
Uang, emas batangan dan surat-surat berharga (saham, obligasi dan lainnya).
Menurut Mardiasmo (2011 : 296), jasa adalah segala kegiatan pelayanan yang
berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas,
kemudahan, atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan
barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan atas petunjuk dari pemesan. Jasa Kena
Pajak adalah rasa yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN 1984. Pada dasarnya
semua jasa dikenakan pajak, kecuali yang ditentukan lain oleh Undang-Undang PPN.
Mardiasmo (2011 : 296) menyatakanbahwa jenis jasa yang tidak dikenakan PPN
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah didasarkan atas kelompok-kelompok jasa sebagai
berikut:

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Jasa pelayanan kesehatan medis


Jasa dibidang pelayanan sosial
Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko
Jasa keuangan
Jasa asuransi
Jasa dibidang keagamaan
Jasa pendidikan
Jasa kesenian dan hiburan meliputi semua jenis jasa yang dilakukn oleh pekerja seni dan

hiburan.
i. Jasa penyiaran yang bersifat iklan
j. Jasa angkutan umum didarat dan diair serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri.
k. Jasa tenaga kerja
l. Jas perhotelan

m. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum.
n. Jasa penyediaan tempat parkir
o. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta.
p. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan
q. Jasa boga atau katering.
5. Dasar Pengenaan Pajak dan tarif PPN
Menurut Utomo dan Setiawanta (2011 : 177) Dasar Pengenaan Pajak (DPP) merupakan
jumlah tertentu sebagai dasar untuk menghitung PPN. Dasar Pengenaan Pajak terdiri atas :
a.

Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan
Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang No. 42 tahun 2009 dan potongan harga yang

dicantumkan dalam faktur pajak.


b. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yng diminta atau seharusnya
diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau
ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang
dipungut menurut Undang-Undang PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur
Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar.
c. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah
pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
kepabeanan dan cukai untuk impor Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
d.

da Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut menurut Undang-Undang PPN.
Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya

e.

diminta oleh eksportir.


Nilai Lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 75/PMK.03/2010 Pasal 1

a.
b.
1)
2)
3)
c.

tentang Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak.


Tarif PPN menurut pasal 7 Undang-Undang No. 42 tahun 2009 adalah :
Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen).
Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
Ekspor Barang Kena Pajak Tudak Berwujud;
Ekspor Jasa Kena Pajak.
Tarif Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi paling rendah 5% (lima
Persen) dan paling tinggi 15% (lima belas persen) yang perubahan tarifnya diatur dengan
Peraturan Pemerintah, dengan tetap memakai prinsip tarif tunggal.

6. Cara Menghitung PPN


Menurut Mardiasmo (2011 : 308) cara menghitung PPN adalah sebagai berikut :
PPN = Dasar Pengenaan Pajak x Tarif Pajak
Contoh :
Pengusaha Kena Pajak A menjual tunai BKP kepada Pengusaha Kena Pajak B dengan harga jual
Rp. 25.000.000,00 PPN yang terutang :
10% x Rp. 25.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00.
7. Pengertian Pajak Masukan
Wahono (2012 : 305) menyatakan bahwa pajak masukan adalah pajak pertambahan nilai
yang seharusnya sudah dibayar oleh pengusaha kena pajak karena perolehan barang kena pajak
dan/atau perolehan jasa kena pajak dan/atau pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari
luar daerah pabean dan/atau jasa kena pajak dari luar daeah pabean dan/atau impor barang kena
pajak (Pasal 1 UU No. 42 Tahun 2009). Pada saat membeli barang disebut pajak masukan
sebesar 10% dari DPP. Pajak yang harus dibayar adalah PK PM yaitu jumlah pajak keluaran
dikurangi pajak masukan dalam bulan tersebut atau disebut pengkreditan pajak masukan.
Yang dimaksud pajak keluaran (PK) adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib
dipungut oleh pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan barang kena pajak, penyerahan
jasa kena pajak, ekspor barang kena pajak berwujud, ekspor barang kena pajak tidak berwujud
dan/atau ekspor jasa kena pajak. Pada saat menjual barang maka disebut pajak keluaran sebesar
10% dari DPP, dan setiap pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan BKP / JKK harus
memungut pajak keluaran kepada pembeli.
8. Pajak Masukan Lebih Bayar
Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar
daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat dimintakan
kembali (restitusi) atau dikompensasikan pada Masa Pajak berikutnya(Mardiasmo, 2011 : 312).
Contoh:
Selama bulan Januari terjadi kegiatan usaha sebagai berikut:
Membeli bahan bakudan lain-lain dari pabrikRp. 100.000.000,Menyerahkan hasil produksi dengan harga jualRp. 60.000.000,a. Pajak Masukan yang dipungut oleh PKP lain adalah sebesar:
10% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 10.000.000,-

b. Pajak Keluaran yang harus dipungut:


10% x Rp. 60.000.000,- = Rp. 6.000.000,c. PPN yang lebih dibayar dalam Masa Pajak yang bersangkutan:
Rp. 10.000.000,Rp. 6.000.000,- (-)
Rp. 4.000.000,Kelebihan tersebut dapat dikompensasi pada Masa Pajak berikutnya atau dapat diminta
kembali (restitusi).
J. Tim Peneliti
Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan penyusunan Skripsi
pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang.
Penulis menyadari bahwa selesainya Proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

diantaranya :
Bapak Angga Hidayat, Ph.D selaku Dosen Metodologi Penelitian.
Bapak Endang Ruhiyat, S.E, M.M. selaku Ketua Program Studi Akuntansi.
Andri Setyawan selaku Tim Peneliti.
Bangkit Kurniawan selaku Tim Peneliti.
Dahlia Komalasari selaku Tim Peneliti.
Intan Andreana Sari selaku Tim Peneliti.
Novi
Februar

Taningrum

8.

selaku
Rara

Peneliti.
Angguntyas

Tim
Ayu

selaku

Tim
Sulis

selaku

Tim

9.

K.

No
1
2
3
4

Kegiatan
Memilih Masalah
pengajuan judul
KonsultasiJudul
Penetapanjudul
Pengambilan

data
Penyusunan Data

Jadwal
Berikut
kegiatan

yang

oleh penulis.

Jadwal

Proposal
Konsultasi

7
8

Proposal
Seminar Proposal
Perbaikan

Proposal
Pelaksanaan

10

Penelitian
Pengumpulan

11

data
Pengolahan dan

12

Analisis Data
Penyusaun

13

Skripsi
Konsultasi

14
15

Skripsi
Seminar Skripsi
Perbaikan

16

Penyerahan

penelitian

Januari
i
Maret
1 2 3 1 2 3 1 2 3

Peneliti.
Setyaningsih
Peneliti.

Kegiatan
adalah

jadwal

akan dilakukan

kegiatan

AlatTulis
Kuantitas HargaSatuan
1 pcs
Rp
3.000
3 pcs
Rp
3.000
1 pcs
Rp
2.000
1 pcs
Rp
4.000
2 rim
Rp
35.000
1 pck
Rp
87.000

Material
Pensil
Pulpen
Penghapus
Tip-x
Kertas A4
Tinta Printer

Transport

L. Anggaran
Dan

Perjalanan ke
PT. X

anggaran
kegiatan

Total
Rp
3.000
Rp
9.000
Rp
2.000
Rp
4.000
Rp
70.000
Rp
87.000

Rp

100.000

selama

Biaya Lain Lain


Seminar
Fotokopi

5 Rp
750 Rp

50.000
100

Rp
Rp

250.000
75.000

DosenPembimbing

1 Rp 1.500.000

Rp 1.500.000

Jilid Hardcover
SewaPakaianWisu

1 Rp

85.000

Rp

85.000

1 Rp

250.000

Rp

250.000

da
Wisuda

1 Rp 3.000.000
Total Anggaran

berikut ini data

Rp 3.000.000
Rp 5.435.000

penelitian :

M. Pedoman Peliputan Data


Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif
adalah data yang berupa pendapat atau judgement sehingga tidak berupa angka, tetapi berupa
kata atau kalimat. (Sangadji dan Sopiah, 2010 : 190)
Metode yang mendukung dalam pengumpulan data guna melengkapi penelitian ini
digunakan serangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan mencatat secara
langsung terhadap objek penelitian.
2. Wawancara
Yaitu suatu pengumpulan data dan melalu tanya jawab dengan pihak-pihak tertentu yang
berhubungan dengan penelitian.
3. Keperpustakaan

Untuk memperoleh konsep yang akurat, sehingga dapat memecahkan masalah penulisan
mengadakan penelitian keperpustaaan dengan membaca dan mengumpulkan buku-buku, artikel,
jurna-jurnal, surat kabar, majalah serta bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
N. METODOLOGI PENELITIAN
a. Ruang Lingkup Penelitian
Peneltian ini bertujuan menganalisa hubungan antara variabel independen (X) yaitu
penerapan pajak pertamabahan nilai, variabel dependen (Y) yaitu pajak masukan lebih bayar.
Tempat penelitian ini dilakukan dikantor PT. X .
b. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan cara melakukan observasi langsung. Melakukan wawancara dan mengumpulkan data
c.

berupa dokumen yang berhubungan dengan pajak pertambahan nilai di PT. X


Pemilihan informan kunci
Yang dimaksud informan kunci disini adalah orang dalam pada latar penelitian artinya
orang yang akan memberikan informasi tentang kondisi dan situasi latar penelitian. pemilihan
informan kunci ini karena informan ini dinilai mempunyai banyak pengalaman tentang latar
penelitian. Informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu
kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya. adapun yang menjadi informan kunci dari

penelitian ini adalah Bapak Sudirman selaku Manajer Accounting PT. X.


d. Jenis data
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan data kualitatif. Data kualitatif yang
digunakan berupa hasil wawancara serta observasi langsung dengan kepala bagian Accounting.
e. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan
penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
prosedur wawancara dan observasi dimana peneliti melakukan pengamatan langsung dilapangan
f.

terhadap pokok permasalahan yang dihadapi.


Teknik analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif
dan

memperhatikan

pengaruh

pengetahuan

perpajakan

masyarakat,

mendokumentasikan informasi, untuk kemudian dianalisa dan dibuat kesimpulan.

kemudian

O. DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo.(2011). PerpajakanEdisiRevisi.Yogyakarta:ANDI
Yogyakarta.
Sangadji, Etta MamangdanSopiah.(2010). MetodologiPenelitian.Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Sugiyono.(2013). MetodologiPenelitianKombinasi.Bandung:AlfabetaBandung.
Utomo, St. DwiarsodanYulitaSetiawanta.(2011).Perpajakan.
Yogyakarta: ANDIYogyakarta.
Wahono, Sugeng. (2012). MengurusPajakItuMudah.Jakarta:KompasGramedia.

You might also like