Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) diadaptasi dari istilah dalam bahasa
Inggris, yaitu Acute Respiratory Infections (ARI) yang mempunyai pengertian
sebagai berikut :
-
satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran atas) hingga
alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya sinus rongga telinga tengah
dan pleura, yang berlangsung sampai dengan 14 hari (Depkes RI, 2002)
2. Etiologi
Infeksi saluran pernapasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek
dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari
300 lebih jenis virus, bakteri dan ricketsia serta jamur. Beberapa virus penyebab
menurut Behrman et all (2000) yaitu :
klasifikasi dibagi atas pneumonia berat dan bukan pneumonia. Sedangkan untuk
kelompok umur 2 bulan sampai < 5 tahun klasifikasi dibagi atas pneumonia berat,
pneumonia dan batuk bukan pneumonia.
a. Pneumonia Berat
Pneumonia ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing. Pembagiannya
ditentukan atas dasar anatomis dan etiologis.
a) Umur < 2 bulan
Didasarkan adanya nafas cepat (fast breathing) yaitu frekuensi pernapasan
sebanyak 60 kali per menit atau lebih, adanya tarikan yang kuat pada
dinding dada bagian bawah ke dalam (severe chest indrawing).
Tanda- tanda bahaya pada umur < 2 bulan adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
10
11
12
4. Cara penularan
Infeksi saluran pernapasan akut dapat ditularkan melalui air ludah, darah,
cipratan bersin, dan udara yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang
sehat ke saluran\ pernapasannya (Erlien, 2008). Salah satu penularan ISPA adalah
melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh melalui saluran
pernapasan. Adanya bibit penyakit di udara umumnya berbentuk aerosol yakni
suatu suspensi yang melayang di udara. Bentuk aerosol dari penyebab penyakit
tersebut berupa droplet nuclei (sisa dari sekresi saluran pernapasan yang
13
dikeluarkan tubuh secara droplet dan melayang di udara) dan dust (campuran
antara bibit penyakit yang melayang di udara) (Mairusnita, 2007).
5. Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya ISPA antara lain
faktor individu (balita), faktor lingkungan, dan faktor perilaku.
A. Faktor Individu
a. Umur
Faktor usia merupakan salah satu risiko untuk terjadinya kematian karena
pneumonia pada balita yang sedang menderita pneumonia. Semakin tua usia
balita yang sedang menderita pneumonia, semakin kecil risiko meninggal
akibat pneumonia dibandingkan balita berusia muda (Djaja, 1999).
Anak berumur di bawah 2 tahun mempunyai risiko terserang ISPA lebih
besar dari pada anak di atas 2 tahun sampai 5 tahun, keadaan ini karena pada
anak di bawah umur 2 tahun imunitasnya belum sempurna dan lumen saluran
nafasnya relatif sempit (Daulay, 2008).
b. Jenis Kelamin
Berdasarkan pada Pedoman Rencana Kerja Jangka Menengah Nasional
Penanggulangan Pneumonia Balita Tahun 2005-2009, anak laki-laki memiliki
risiko lebih tinggi daripada anak perempuan untuk terkena ISPA. Meskipun
secara keseluruhan di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia
masalah ini tidak terlalu di perhatikan, namun banyak penelitian yang
14
15
16
karena tidak semua nutrisi yang dibutuhkan bayi ada di dalam makanan
pengganti ASI tersebut.
6. Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA pada
balita antara lain :
1. Memenuhi kecukupan gizi pada anak.
2. Memberikan imunisasi yang lengkap pada anak agar terbentuk daya tahan
tubuh terhadap penyakit.
3. Menjaga kebersihan lingkungan dan perumahan serta menjaga kebersihan diri.
4. Menyediakan ventilasi dan pencahayaan yang cukup dalam rumah.
5. Mengurangi pencemaran udara dalam rumah, dari asap rokok, hasil
pembakaran bahan bakar untuk memasak, dan lain-lain.
6. Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara adalah
memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung dengan anggota
keluarga atau orang yang sedang menderita penyakit ISPA.
17
8. Kerangka Teori
ISPA
Definisi
Umur
Etiologi
Jenis Kelamin
Cara Penularan
Klasifikasi
Faktor
Risiko
Status gizi
Riwayat terpapar asap
Pencegahan
rokok
Riwayat penyakit
ISPA
sebelumnya
Riwayat pemberian ASI
eksklusif
Status imunisai
9. Kerangka Konsep
Variabel Independen
18
Umur
Jenis Kelamin
Status gizi
Riwayat penyakit ISPA
Status gizi
sebelumnya
Daerah tempat tinggal
Riwayat penyakit ISPA
Gambar 2.2 Kerangka konsep
sebelumnya