You are on page 1of 2

ETIKA KEWAJIBAN

NAMA : Claudia Marlissa


NIM
: 102016161
KELAS : D
Menurut saya Etika yaitu kebaikan yang terbaik, maksudnya ialah tentang tingkah laku yang
benar dalam kehidupan yang baik karena Etika mempelajari fakta, menganalisisnya dan
merumuskan apakah tingkah laku yang sebetulnya. Jadi, etika yang ada di dunia ini memiliki
tujuan yang sejajar yaitu membimbing orang menuju kehidupan yang layak. Etika kristen
didasari oleh iman kepada Yesus kristus, orang haruslah dahulu percaya kepada Yesus bahwa
Yesuslah juruselamat dalam kehidupannya maka etika kristen ada dalam hidup orang tersebut.
Jadi, Yesus kritus adalah hal yang khas dari etika kristen. Sebagai pribadi yang konkret, Yesus
memiliki suatu daya tarik yang tidak terdapat dalam suatu gagasan yang abadi atau suatu sistem
yang konseptual, orang mau menerima yesus bukan hanya tertarik akan ajaran-Nya saja
melainkan pribadi konkret Yesus. Pribadi Yesus dikenal dengan pribadi yang penuh kasih, adil,
taat dan penuh sabar, sehingga orang kristen berpikir bahwa itu merupakan teladan yang baik
karena bukan hanya ajarann-Nya saja tetapi sifat yang dimiliki Yesus.

Istilah dari etika deontologis berasal dari kata Yunani yang berati kewajiban, etika ini
menetapkan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Argumentasi dasar yang dipakai
adalah bahwa suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau
tujuan baik dari suatu tindakan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri baik pada dirinya
sendiri. Disini kita bisa melihat bahwa etika deontologis (kewajiban) ini menekankan motivasi,
kemauan baik, dan watak yang kuat dari pelaku, lepas dari akibat yang ditimbulkan dari pelaku
sehingga dapat kita simpulkan bahwa tidak ada hal di dunia ini yang bisa dianggap baik kecuali
kemauan yang baik. Etika Kewajiban juga menjelaskan tentang alasan-alasan yang mendasari
sesuatu atau ilmu tentang kewajiban, tanggungjawab, komiten dan konsep-konsep yang
berkaitan.
Dalam hal ini kebenaran atau kesalahan sebuah perbuatan moral ditentukan, paling tidak
sebagiannya, dengan merujuk pada aturan-aturan perilaku formal, bukannya pada konsekuensi
atau hasil-hasil dari sebuah tindakan. Beberapa perbuatan yang sesuai dengan aturan-aturan ini
adalah wajib memaksa, diperintahkan dan harus tanpa memandang akibat-akibatnya. Dengan
demikian, benar salahnya satu tindakan tidak dapat ditentukan oleh tindakan melainkan
kewajiban orang tersebut mengapa demikian karena bagi etika deontology (kewajiban) yang
menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima
dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting. Disini
kita bisa melihat ada tiga prinsip yang harus di penuhi oleh etika kewajiban yaitu :
1. Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
Page | 1

2. Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu
melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan
itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.
3. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban merupakan ketaatan seseorang terhadap
tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
Dengan kata lain, suatu tindakan dianggap baik karena tindakan itu memang baik pada dirinya
sendiri, sehingga merupakan kewajiban yang harus kita lakukan. Sebaliknya, suatu tindakan
dinilai buruk secara moral sehingga tidak menjadi kewajiban untuk kita lakukan. Bersikap adil
adalah tindakan yang baik, dan sudah kewajiban kita untuk bertindak demikian. Sebaliknya,
pelanggaran terhadap hak orang lain atau mencurangi orang lain adalah tindakan yang buruk
pada dirinya sendiri sehingga wajib dihindari. Dengan demikian, etika kewajiban sama sekali
tidak mempersoalkan akibat dari tindakan tersebut, baik atau buruk. Akibat dari suatu tindakan
tidak pernah diperhitungkan untuk menentukan kualitas moral suatu tindakan. Hal ini akan
membuka peluang bagi subyektivitas dari rasionalisasi yang menyebabkan kita ingkar akan
kewajiban-kewajiban moral.

Kesimpulan yang saya ambil bahwa adanya etika membuat kita memiliki pendirian dalam
pergolakan berbagai pandangan moral yang kita hadapi. Etika juga membentuk kita agar kita
tidak kehilangan orientasi dalam transformasi budaya, sosial, ekonomi dan politik. Maka Etika
membantu kita agar keagamaan yang kita miliki bisa menemukan dasar yang baik dan
kemapanan iman kepercayaan sehingga tidak tertutup dengan perubahan jaman. Dalam hal ini
juga etika kewajiban yang kita miliki haruslah kewajiban atas dasar kemauan yang baik maka,
kewajiban yang kita jalakan penuh dengan kebahagiaan. sehingga kita yang memiliki kewajiban
itu bisa di jalankan dengan baik.

Daftar Pustaka :
1. Bertens, K. Etika . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1997.
2. Brownlee, Malcolm. Pengambilan keputusan etis dan faktor-faktor didalamnya.
Jakarta : BPK Gunung Mulia. 2000.
3. Douma, J. Kelakuan yang Bertanggungjawab. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
2000
4. read:http://yesuskristustuhan.blogspot.co.id/2013/01/apa-itu-iman.html
5. read:http://marthinsiraitsttj.blogspot.co.id/2009/11/hak-dan-kewajiban.html
6. read:https://proyekaly.wordpress.com/2010/06/16/pengertian-etika-jenis-jenisetika/
Page | 2

You might also like