You are on page 1of 7

PENTINGNYA PENETAPAN TEKSTUR TANAH DAN IDENTIFIKASI

SECARA MUDAH DI LAPANGAN


A. PENGERTIAN
Tekstur tanah diartikan sebagai perbandingan relatif dari partikel pasir, debu, dan liat
yang totalnya 100% secara proporsional (Harahap, Aziza, & NST, 2014). Penetapan tekstur tanah
sangat penting untuk membantu menetapkan jenis tanah atau menetapkan karakteristik biofisik
tanah. Selama ini orang awam menganggap bahwa penetapan tekstur tanah di lapangan sangatlah
sulit, padahal tidak ada sesuatu yang lebih sulit dari yang tidak diketahui. Penetapan tekstur tanah
di lapangan yang sudah diketahui dan sudah dicoba maka tidak ada kata sulit lagi. Penetapan
tekstur tanah akan lebih tepat jika ditetapkan langsung di lapangan seperti halnya struktur tanah
yang hanya dapat ditetapkan di lapangan. Hal ini karena tanah yang sudah diangkut akan
mengalami gangguan apalagi sampel tanah yang diambil sebagai tanah yang terganggu (sampel
plastik) dan bukan tanah tidak terganggu yang menggunakan ring sampel tanah, sehingga untuk
penetapan sifat fisik tanah bisa dilakukan langsung di lapangan, seperti penetapan infiltrasi,
evaporasi, pori tanah, struktur tanah dan tekstur tanah.

B. MANFAAT
Keuntungan penetapan tekstur tanah di lapangan karena tekstur tanah sangat berkaitan
erat dengan sifat fisik atau karakter biofisik tanah lainnya seperti berikut ini.
1. Permeabilitas : tanah dengan tekstur yang halus (clay) akan menyebabkan tanah cepat
jenuh dengan air, sehingga permeabilitas cenderung lambat, sebaliknya pada tanah dengan
tekstur kasar (sand) tanah sulit jenuh air, sehingga permeabilitas sangat cepat.
2. Perkolasi : merupakan lepasnya tetes air pada partikel tanah setelah permeabilitas dan
mengalami kejenuhan pada saat kapasitas lapang, yaitu pada tanah pasir akan cepat
mengalami perkolasi sebaliknya pada tanah liat akan sulit atau lambat perkolasinya.
3. Kadar air: merupakan selisih antara kapasitas lapang (PF 2,54 = 3 atm) dengan titik layu
permanen (PF=4,17 =1/3 atm) , maka pada tanah pasir kadar airnya rendah sebaliknya
pada pada tanah liat kadar airnya sangat tinggi.
4. Infiltrasi : tanah dengan tekstur halus akan menyebabkan infiltrasi sangat lambat karena
pori tanah yang kecil-kecil, sebaliknya pada tekstur tanah yang kasar akan memiliki
infiltrasi yang cepat karena pori tanah yang besar pada permukaan tanah.

5. Porositas : yang terdiri dari pori mikro dan pori makro, yaitu semakin kasar tekstur tanah
(sand) akan banyak pori makro, sehingga tanah akan semakin mudah dilewati air maupun
udara.
6. Aerasi : merupakan pergantian sirkulasi udara dan air dalam tanah untuk kesehatan tanah
dan perakaran tanaman, aerasi akan baik pada tanah dengan pori tanah makro atau
memiliki tekstur pasir yang dominan.
7. Struktur : pada tekstur tanah yang sangat halus akan membentuk struktur tanah yang
besar-besar seperti kubus (blocky), tiang (columnar) sebaliknya pada tanah dengan tekstur
kasar (sand) akan membentuk struktur tanah yang granular atau remah.
8. Resistensi : mudah tidaknya akar-akar menembus kedalam tanah.Tanah dengan
kandungan clay yang tinggi sangat sulit ditembus oleh akar-akar tanaman, sehingga
percabangan dan perkembangan akar terhambat. Dampak pengaruhnya akan signifikan
pada daerah yang mempunyai iklim kering panjang dan pada tanaman-tanaman yang
masih berumur muda yang sangat peka terhadap tekstur tanah.
9. Nama tanah : tanah dengan tekstur sangat lengket (clay) biasa terdapat pada tanah
Vertisols, dan jika liatnya tidak terlalu berat maka biasa terdapat pada tanah Ultisols atau
Alfisols yang mengalami pengendapan liat di lapisan bawah (Argilik), dan jika tanah
memiliki tekstur kasar maka biasanya pada tanah Entisols, dan tekstur sedang (agak halus
atau agak kasar) pada tanah Inceptisols.

C. IDENTIFIKASI TESKTUR TANAH


Sudah diketahui bersama bahwa setiap tanah terdiri dari butir-butir tanah dari berbagai
ukuran. Bahan tanah yang berukuran lebih dari 2 m disebut bahan kasar yaitu kerikil sampai batu,
sedangkan bahan-bahan tanah yang lebih halus dapat dibedakan menjadi: Pasir dengan ukuran
2mm - 50 (2mm - 0.05 mm), Debu dengan ukuran 50- 2 (0.05 mm 0.002 mm) dan Liat
dengan ukuran kurang dari 2 (< 0.002 mm). Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah
berdasarkan perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat di atas.

Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan
kerikil serta sebagian tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila
komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung

(Loam). Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah
tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit
diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit
melewatkan air, sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng
erosinya akan tinggi dan berpotensi longsor. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir)
tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh padatanah jenis
ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara.
Prosentase perbandingan ketiga fraksi tanah (sand/pasir, silt/debu dan clay/liat) akan
membentuk tekstur tanah. Jika tekstur clay-nya yang dominan maka termasuk tekstur liat, jika
tekstur silt-nya yang dominan maka termasuk tekstur debu, sedangkan jika kandungan sand-nya
yang dominan maka masuk tekstur pasir.

Jika ketiga fraksi tanah tersebut kandungannya

seimbang, masing-masing sekitar 30%, maka termasuk tekstur loam/lempung (Gambar 1).

Gambar 1. Segitiga Tekstur Tanah Sebagai Petunjuk Nama 12 Tekstur Tanah (United States
Department of Agriculture, 1987)

Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi
kimia tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil, sehingga
sulit untuk menahan air maupun unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur liat (clay) mempunyai
luas permukaan yang besar, sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara
tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah yang bertekstur kasar.
Tanah-tanah yang bertekstur halus mempunyai kemampun menyimpan air dan hara makanan bagi
tanaman.

D. PENETAPAN TEKSTUR DI LAPANGAN


Menurut Soil.usda.gov (2011), penetapan tekstur tanah secara mudah dan cepat di
lapangan dapat dilakukan dengan 2 langkah , yaitu :)
1. Dipilin : dibuat pilinan sebesar kelingking dalam keadaan tanah lembab (dibasahi).
A. Jika tanah tidak bisa dipilin dan hanya bisa dibuat bulatan maka masuk kelas Sand.
B. Jika bisa dipilin dengan panjang kurang dari 2,5 cm masuk kelas Loam
C. Jika bisa dipilin dengan panjang antara 2,5 sampai 5 cm masuk kelas Clay Loam
D. Jika bisa dipilin dengan panjang > 5 cm dan tidak patah saat dilengkungkan, maka
masuk kelas tekstur Clay
2. Dipirit : dirasakan antara ibu jari dengan telunjuk
A. Jika saat dipirit terasa licin semua maka termasuk tesktur Silt
B. Jika saat dipirit terasa kasar maka mengandung Sand
C. Jika saat dipirit terasa licin maka mengandung Silt
D. Jika saat dipirit terasa lengketmaka mengandung Clay
Dengan kombinasi penetapan tekstur dengan cara dipilin dan dipirit tersebut maka akan
dapat ditetapkan nama tekstur tanah secara mudah dan cepat seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Berbagai Bentuk dan Rasa Tekstur Tanah di Lapangan (Whiting, Wilson, & Card,
2002).

E. KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH


Berikut klasifikasi 12 jenis tekstur tanah menurut USDA (2010) yang ditetapkan di
lapangan dengan cara memilin dan merasakan (memirit) apakah terasa kasar (sand), lengket (clay)
atau licin (silt), lihat Tabel 1.
1. Sand

: sangat kasar dan jika dibuat bulatan selalu pecah

2. Loamy Sand : kasar dapat dibuat bulatan, tapi putus jika dipilin
3. Sandy Loam : agak kasar dan terasa kasar saat dipirit, kondisi lembab jika dibuat pilin seukuran
kelingking maka hanya mencapai panjang kurang dari 2,5 cm.
4. Silty Loam : agak kasar dan terasa licin saat dipirit, jika dipilin panjangnya kurang dari 2,5 cm
5. Loam : agak kasar dan terasa semua baik licin (silt), kasar (sand) maupun lengket (clay) merata
dengan panjang pilinan kurang 2,5 cm
6. Silt : sedang dengan rasa licin yang dominan saat dipirit
7. Sandy Clay Loam : agak halus dengan rasa kasar saat dipirit dan saat dipilin panjangnya antara
2,5 samai 5 cm
8. Clay Loam : agak halus dengan rasa lengket saat dipirit, dan saat dipilin panjangnya berkisar
2,5 sampai 5 cm
9. Silty Clay Loam : agak halus dengan rasa licin saat dispirit, dan saat dipilin panjangnya berkisar
2,5 sampai 5 cm.
10. Sandy Clay : halus dengan rasa kasar saat dispirit dan saat dipilin panjangnya bisa mencapai
lebih dari 5 cm dan bisa berbentuk U walapun agak retak
11. Silty Clay : halus dengan rasa licin saat dispirit, dan panjang pilinan bisa mencapai lebih dari
5 cm dan dapat ditekuk membentuk U
12. Clay : sangat halus dengan rasa sangat lengket saat dispirit, dan panjang pilinan bisa mencapai
lebih dari 5 cm dan dapat ditekuk membentuk huruf U tanpa ada retakan.

Terdapat 12 jenis tekstur tanah menurut USDA (2010) dengan istilah penamaan yag telah
ditentukan, sedangkan di Indonesia terdapat perbedaan istilah penamaan kelas tekstur antara IPB
(Institut Pertanian Bogor) dan UGM (Universitas Gadjah Mada). yang dapat dilihat pada Tabel
1. UGM menggunakan istilah lempung (clay), sedangkan IPB menggunakan istilah liat (clay).
IPB menggunakan istilah lempung (loam) sedangkan UGM menggunakan istilah geluh (loam).
Selain itu terdapat perbedaan imbuhan pada beberapa istilah. Awalan BER- digunakan oleh IPB

dan akhiran AN digunakan oleh UGM. Sebagai contoh untuk Loamy Sand maka IPB memberi
nama Pasir berlempung sedangkan UGM Pasir Geluhan.
Tabel 1. Perbedaan penamaan tekstur tanah
No

USDA

SINGKATAN

Sand

Loamy Sand

IPB

UGM

Pasir

Pasir

LS

Pasir Berlempung

Pasir Geluhan

Sandy Loam

SL

Lempung Berpasir

Geluh Pasiran

Silty Loam

SiL

Lempung Berdebu

Geluh Debuan

Loam

Lempung

Geluh

Silty

Si

Debu

Debu

Sandy Clay Loam

SCL

Lempung Liat Berpasir

Geluh Lempung Pasiran

Silty Clay Loam

SiCL

Lempung Liat Berdebu

Geluh Lempung Debuan

Clay Loam

CL

Lempung Berliat

Geluh Lempungan

10

Sandy Clay

SC

Liat Berpasir

Lempung Pasiran

11

Silty Clay

SiC

Liat Berdebu

Lempung Debuan

12

Clay

Liat

Lempung

DAFTAR PUSTAKA
Harahap, E., Aziza, N., & NST, A. A. (2014). Menentukan Tekstur Tanah dengan Metode
Perasaan di Lahan Politani. Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.2 (2014) 13-15,
2(2), 1315.
Soils.usda.gov. (2011). Exploring Soil Texture. UW-CMN: For-CLIMATE Fall 2011 Course, 5,
710. Retrieved from http://soils.usda.gov/education/resources/lessons/texture/
United States Department of Agriculture. (1987). USDA Textural Soil Classification. Soil
Mechanics Level I Module 3 - USDA Textural Soil Classification.
USDA, S. S. S. (2010). Keys to Soil Taxonomy, 2010. Keys to Soil Taxonomy. United States
Department of Agriculture (USDA) (Eleventh E). United States Department of Agriculture
Natural Resources Conservation Service.
Whiting, D., Wilson, C., & Card, A. (2002). Estimating Soil Texture Sandy, Loamy, or Clayey?
Colorado Master Gardener. Program Colorado Gardener Certificate Training CMG Fact
Sheet #S14, (December 2003), 17.

You might also like