Professional Documents
Culture Documents
RUPTURE PERINEUM
Disusun oleh :
Apriesna siringo-ringo
Jaenab letsoin
Rumsiti
Silda yaroseray
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perineum merupakan bagian yang sangat
penting dalam
fisiologi. Keutuhan perineum tidak hanya berperan atau menjadi
bagian penting dari proses persalinan, tetapi juga diperlukan untuk
mengontrol proses buang air besar dan buang air kecil, menjaga
aktifitas peristaltik normal (dengan menjaga tekanan intra abdomen)
dan fungsi seksual yang sehat. Robekan perineum terjadi hampir
semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan
berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan
menjaga tidak sampai dasar panggul dilalui kepala janin dengan cepat.
Sebaliknya kepala janin yang akan lahir tidak ditahan terlampau kuat
dan lama karena menyebabkan asfiksia perdarahan dalam tengkorak
janin dan melemahkan otot-otot dan pada dasar panggul karena
direnggangkan terlalu lama.
Pesalinan seringkali menyebabkan perlukaan jalan lahir. Luka
yang biasa terjadi biasanya ringan tetapi sering kali juga terjadi luka
yang luas dan berbahaya, untuk itu setelah persalinan harus dilakukan
pemeriksaan vulva dan perineum. Pemeriksaan vagina dan serviks
dengan spekulum perlu dilakukan setelah pembedahan pervaginam.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari kami mempelajari makalah ini adalah untuk
mengetahui lebih mendalam tentang perlukaan jalan lahir.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian dari perlukaan jalan lahir
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga terjadi robekan
3. Mengetahui penatalaksanaan medis perlukaan jalan lahir
BAB II
PEMBAHASAN
A.
B.
Faktor Predisposisi
Presentasi Muka
Presentasi muka atau presentasi dahi letak janin
memanjang, sikap extensi sempurna dengan diameter
pada waktu masuk panggul atau diameter submento
bregmatika sebesar 9,5 cm. Bagian terendahnya
adalah bagian antara glabella dan dagu, sedang pada
presentasi dahi bagian terendahnya antara glabella
dan bregma (Oxorn, 2003). Sekitar 70% presentasi
d) Otot perineum
3. Ruptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang
mengalami robekan adalah :
a) Sebagaimana ruptur derajat dua
b) Otot sfingter ani
4. Ruptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang
mengalami robekan adalah :
a) Sebagaimana ruptur derajat tiga
b) Dinding depan rectum
D. Tanda dan Gejala Ruptur Perineum
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir
lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa
perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir
(Depkes RI, 2004). Tanda-tanda yang mengancam terjadinya
robekan perineum antara lain :
1. Kulit perineum mulai melebar dan tegang.
2
Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
3
Ada perdarahan keluar dari lubang vulva,
merupakan indikasi robekan pada mukosa vagina.
4
Bila kulit perineum pada garis tengah mulai robek, di
antara fourchette dan sfingter ani.
E. Penanganan Ruptur Perineum
Penanganan ruptur perineum diantaranya dapat dilakukan
dengan cara melakukan penjahitan luka lapis demi lapis, dan
memperhatikan jangan sampai terjadi ruang kosong terbuka
kearah vagina yang biasanya dapat dimasuki bekuan-bekuan
darah yang akan menyebabkan tidak baiknya penyembuhan
luka. Selain itu dapat dilakukan dengan cara memberikan
antibiotik yang cukup (Moctar, 1998). Prinsip yang harus
diperhatikan dalam menangani ruptur perineum adalah :
1. Bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah
anak lahir, segera memeriksa perdarahan tersebut berasal dari
retensio plasenta atau plasenta lahir tidak lengkap.
2. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik,
dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari
perlukaan pada jalan lahir, selanjutnya dilakukan penjahitan.
Prinsip melakukan jahitan pada robekan perineum :
a) Reparasi mula-mula dari titik pangkal robekan sebelah
dalam/proksimal ke arah luar/distal. Jahitan dilakukan lapis demi
lapis, dari lapis dalam kemudian lapis luar.
b) Robekan perineum tingkat I : tidak perlu dijahit jika tidak
ada perdarahan dan aposisi luka baik, namun jika terjadi
perdarahan segera dijahit dengan menggunakan benang catgut
secara jelujur atau dengan cara angka delapan.
c) Robekan perineum tingkat II : untuk laserasi derajat I atau
II jika ditemukan robekan tidak rata atau bergerigi harus
Kontraksi uterus baik, TFU sepusat, uterus terasa bulat dan keras
Keadaan umum :
TD : 110/70 mmHg Suhu
: 370C RR : 20 x/menit Nadi
teratur
4. Placenta belum lahir
5. Pada inspeksi terdapat robekan jalan lahir derajat II
6. Kandung Kemih : Kosong
A : P3A0 partus kala III
: 82 x/menit