You are on page 1of 9

KIMIA DASAR II

LAPORAN PRAKTIKUM
Sel Elektrokimia

Oleh
KELOMPOK 5
NI LUH SEKAR ASTUTI

(1313031023)

MADE ERNA SUKMAYANI

(1213031033)

FARIHA HIDAYAH

(1213031055)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016

I.

Tujuan

II. Dasar Teori


Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang brkenaan dengan interkonversi energi
listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi redoks, yang mana energi listrik
digunakan agar reaksi yang nonspontan bisa terjadi. Luigi Galvani dan Alexandro Volta
menemukan prinsip pembentukan energi listrik dari reaksi kimia yang terjadi dalam suatu alat
yang dikenal sebagai sel Galvani atau sel Volta dimana terjadi reaksi oksidasi dan reduksi
yang menghasilkan arus listrik. Pada sel Volta, umumnya reaksi oksidasi terjadi pada katoda
(+) sedangkan reaksi reduksi terjadi pada anoda (-). Proses yang terjadi pada sel Daniell
adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Sel Daniell


a.

Reaksi pada anoda adalah reaksi oksidasi logam Zn menjadi ion Zn 2+ dan melepaskan
elektron. Reaksinya:
Zn Zn2+ + 2e

b.

Elektron yang dilepaskan mengalir dari logam Zn menuju elektroda tembaga melalui
kawat penghantar dan bereaksi dengan ion Cu2+ menjadi logam Cu sehingga logam Cu
semakin banyak dan warna larutan CuSO4 semakin pucat. Reaksinya:
Cu2+ + 2e Cu

c.

Ion-ion Zn2+ memasuki larutan dan berdifusi menjauhi lembaran Zn dan bersama-sama
ion-ion K+ (yang terdapat dalam jembatan garam) menuju elektroda tembaga.

d.

Ion-ion SO42- yang ditinggalkan ion Cu2+ menjauhi elektroda tembaga bersama-sama
ion Cl- (yang terdapat dalam jembatan garam) berdifusi melalui jembatan garam
menuju elektroda seng.
Jadi, selama reaksi terdapat gerakan keseluruhan ion negative menuju elektroda seng

dan gerakan keseluruhan ion positif menuju elektroda tembaga. Jalan aliran elektron secara
terarah dalam larutan dikenal sebagai rangkaian dalam, sedangkan jalan aliran elektron kawat
penghantar dikenal sebagai rangkaian luar. Jika kedua elektroda sel Daniell dihubungkan
dengan alat pengukur voltase dan tidak ada arus yang keluar dari sel maka terdapat perbedaan

potensial 1,10 V. Potensial tersebut dinamakan daya geral listrik (DGL). DGL merupakan
ukuran perbedaan kedua elektroda untuk mendorong electron ke sirkuit luar. Ini merupakan
tekanan listrik dalam menggerakkan elektron dari satu elektroda ke elektroda lain.
Jembatan Garam
Jembatan garam dapat dibuat dengan melarutkan garam-garam yang mudah larut
dalam air, pada larutan agar-agar atau dengan mencelupkan kertas saring pada larutan garam.
Fungsi jembatan garam :
1.

Menyeimbangkan kelebihan jumlah ion pada kedua elektroda

2.

Membuat rangkaian tertutup sehingga terjadi aliran elektron yang melibatkan beda
potensial sel dapat terbaca di voltmeter/avometer
Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang

tercelup dalam elektrolit. Ketika tegangan diberikan terhadap elektroda itu. Elektroda yang
bermuatan positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan negarif disebut katoda.
Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer elektron dari larutan, disebut elektron inert.
Elektroda reaktif adalah elektroda yang secara kimia memasuki reaksi elektroda selama
elektrolisis, terjadilah reduksi pada katoda dan oksidasi pada anoda (Dogra, 1998)
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus listrik. Jika
dalam sel volta energi kimia diubah menjadi energi listrik, maka dalam sel elektrolisis yang
terjadi adalah sebaliknya, yaitu energy listrik diubah menjadi energi kimia. Dengan
mengalirkan arus listrik ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit, akan diperoleh reaksi
redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis. Faktor yang menentukan reaksi kimia elektrolisis
antara lain konsentrasi (keaktifan) elektrolit yang berbeda, ada yang bersifat inert (tak aktif)
dan elektroda tak inert (Anshory, 1984).
Dalam elektrolisis, sumber aliran listrik digunakan untuk mendesak elektron agar
mengalir dalam arah yang berlawanan dengan aliran spontan. Hubungan antara jumlah energi
listrik yang dikonsumsi dan perubahan kimia yang dihasilkan dalam elektrolisis merupakan
salah satu persoalan penting yang dicarikan jawabannya oleh Michael Faraday. Hukum
Faraday pertama tentang elektrolisis, menyatakan bahwa Jumlah perubahan kimia yang
dihasilkan sebanding dengan besarnya muatan listrik yang melewati suatu elektrolisis. Huku
kedua tentang elektrolisis menyatakan bahwa, Sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan
jumlah ekivalen yang sama dari benda apa saja dalam suatu elektrolisis(Petrucci, 1985).

Elektroda pada sel elektrolisis terdiri atas katode yang bermuatan negatif dan anode
yang bermuatan positif. Hal inilah yang membedakan antara sel elektrolisis dengan sel
elektrokimia. Berikut prinsip dasar elektrolisis berlawanan dengan elektrokimia, yaitu :
1. Reaksi elektrolisis, mengubah energi listrik menjadi energi kimia
2. Reaksi elektrolisis, merupakan reaksi tidak spontan, karena melibatkan energi listrik
dan luar.
3. Reaksi elektrolisis berlangsung di dalam sel selektrolis, yaitu terdiri dari satu jenis
larutan atau leburan elektrolit dan memiliki dua macam elektroda, yaitu :
Elektroda (-) : Elektroda yang dihubungkan dengan kutub (-) sumber arus listrik
Elektroda (+) : Elektroda yang dihubungkan dengan kutub (+) sumber arus listrik
Bila suatu cairan atau larutan elektrolit dialiri arus listrik arus searah melalui batang
elektroda, maka ion-ion yang ada di dalam cairan atau larutan tersebut akan bergerak menuju
ke elektroda yang berlawananan muatannya. Pada sel elektrolisis kutub positif merupakan
terjadinya ionisasi (oksidasi) sehingga disebut anoda & kutub negatif merupakan tempat
terjadinya reduksi sehingga disebut katoda.
III. Alat dan Bahan
Tabel 1. Daftar Alat
Nama Alat
Gelas Kimia
Voltmeter
Kabel
Kertas sering
Tabung U
Tabung reaksi
Elektroda karbon

Ukuran
100 mL
20 cm
5 x 5 cm
-

Jumlah
2 buah
1 buah
2 buah
3 buah
1 buah
2 buah
1 buah

Konsentrasi
0,1 M
0,1 M
0,1 M
jenuh
0,25 M
0,1 M

Jumlah
1 lembar
1 lembar
1 lembar
50 mL
50 mL
50 mL
10 mL
-

Tabel 2. Daftar Bahan


Nama Bahan
Lembaran Zn
Lembaran Cu
Lembaran Al
Larutan CuSO4
Larutan ZnSO4
Larutan Al2(SO4)3
Larutan KCl
Larutan KI
Phenoptalein
FeCl3

Larutan amilum
Larutan CHCl3

IV. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan


No

Prosedur Kerja

Hasil Pengamatan

Percobaan Sel Volta


1 Lembaran tembaga, seng dan Potongan logam seng, tembaga dan aluminium
aluminium

dibersihkan

telah dibersikan menggunakan amplas. lembaran

permukaannya menggunakan

logam tembaga, seng dan aluminium masing-

amplas.

masing berwarna abu-abu (silver) kuning, dan abuabu (silver).

Sebanyak 3 buah gelas kimia

Larutan ZnSO4; CuSO4 dan

Al2(SO4)3 yang

berukuran 100 mL (diberi

digunakan berupa larutan tidak berwarna, biru dan

nomor 1, 2 dan 3) berturut-

tidak berwarna dengan konsentrasi sebesar 0,1 M.


Volume larutan yang digunakan masing-masing

turut

dimasukkan

larutan

CuSO4 0,1 M, larutan ZnSO4

sebanyak 50 mL.

0,1 M dan Larutan Al2(SO4)3


masing-masing sebanyak 50
mL.
3

Kertas

saring

kemudian

digulung Kertas saring yang dicelupkan ke dalam larutan

dicelupkkan

ke

KCl jenuh tetap berwarna putih.

dalam larutan KCl jenuh yang


ditempatkan sedimikian rupa
kedua ujung kertas saring
dimasukkan ke dalam gelas
kimia yang berisi larutan
CuSO4 0,1 M dan ZnSO4 0,1
M.

Gambar 2. Kedua ujung kertas saring yang telah


dimasukkan ke dalam larutan CuSO4 0,1 M dan

Masing-masing

ZnSO4 0,1 M.
potongan Potongan logam Cu yang telah dililit dengan kabel

logam Cu dan logam Zn


dililit

menggunakan

kabel

dan dihubungkan dengan voltmeter dimasukkan ke


dalam

dan

dihubungkan

voltmeter.
potongan

dengan

larutan CuSO4 0,1 M sebagai katoda sedangkan

Selanjutnya,

potongan logam Zn dimasukkan ke dalam larutan

logam

Zn

CuSO4 0,1 M sebagai anoda.

dimasukkan ke dalam larutan


ZnSO4 0,1 M dan potongan
Cu dimasukkan ke dalam
larutan CuSO4 0,1 M.

Gambar 3. Potongan logam Cu yang dimasukkan


ke dalam larutan CuSO4 0,1 M sebagai katoda dan
logam Zn dimasukkan ke dalam larutan ZnSO4 0,1
M sebagai anoda.
5

Diulangi langkah 3-4 dengan


memgganti

elektroda

larutannya,
dicatat

Tabel 3. Nilai GGl yang teramati pada Voltmeter

dan untuk setiap elektroda

selanjutnya

nilai

GGL

yang

teramati pada voltmeter.

No
1

Percobaan Sel Elektrolisis


1 Larutan
KI
0,25
M
dimasukkan ke dalam tabung

E sel
(Volt)
percobaan

E sel
(volt)
teori

0,95 V

1,1 V

0,82 V

0,9 V

1,90 V

2,0 V

Elektroda
Larutan
Zn/ZnSO4
0,1 M
Larutan
Zn/ZnSO4
0,1 M
Larutan
Cu/CuSO4
0,1 M

Larutan
Cu/CuSO4
0,1 M
Larutan
Al/Al2(SO4)3
0,1 M
Larutan
Al/Al2(SO4)3
0,1 M

Larutan KI 0,25 M yang digunakan berupa larutan


bening (tidak berwarna).

U ( 2 cm dari mulut tabung)


2

Ke dalam tabung U yang Tabel 4. Pengamatan pada katoda dan anoda setelah
telah

berisi

larutan

KI

dimasukkan elektroda karbon

dihubungkan sumber arus listrik.

pada kedua ujung tabung.

Katoda
Timbul gelembung gas

Anoda
Timbul gelembung gas

Elektroda

namun tidak terjadi

dan

perubahaan warna

berubah

yang

dipasang

dihubungkan dengan sumber

warna

kuning.

larutan
menjadi

arus

selama

menit.

selanjutnya dicatat perubahan


yang terjadi pada katoda dan
anoda

Gambar 4. Terbentuk larutan yang tidak berwarna pada


bagian katoda dan larutan kuning pada bagian anoda

Sebanyak 2 mL larutan di

Larutan yang diambil pada bagian katoda berupa

katoda diambil dengan pipet

larutan bening (tidak berwarna).

tetes

dan

dimasukkan

ke

Tabel 5. Pengamatan

pada larutan bagian katoda

dalam dua buah tabung reaksi setelah ditambahkan PP dan larutan FeCl3 0,1 M
(tabung reaksi 1 dan 2).
Selanjutnya ditambahkan 3
tetes phenoptalein ke dalam

Larutan pada Katoda


Penambahan
Pengamatan
Phenoptalein
Tabung 1
terbentuk larutan yang tetap

tabung reaksi nomor 1 dan


tabung

reaksi

nomer

2,

Larutan FeCl3 0,1 M

bening (tidak berwarna)


Tabung 2

ditambahkan 3 tetes larutan

Terbentuk

FeCl3 0,1 M.

berwarna coklat.

larutan

yang

Sebanyak 2 mL larutan di

Larutan yang diambil pada bagian anoda berupa

anoda diambil menggunakan

larutan kuning.

pipet tetes dan dimasukkan ke Tabel 6. Pengamatan pada larutan bagian anoda
dalam dua buah tabung reaksi setelah ditambahkan amilum dan larutan CHCl3
(tabung reaksi 1 dan 2).
Selanjutnya

ditambahkan

beberapa tetes amilum ke

Larutan pada Anoda


Penambahan
Pengamatan
Amilum
Tabung 1
Terbentuk

dalam tabung reaksi nomor 1


dan tabung reaksi nomer 2

Larutan CHCl3

larutan

yang

berwarna putih keruh


Tabung 2

ditambahkan larutan CHCl3,

Terbentuk lapisan pada larutan.

kemudian di kocok.

Lapisan

atas

berwarna

berwarna kuning dan lapisan


bawah berwarna merah

V.

Pembahasan

VI.

Simpulan

Daftar Pustaka
Anshory, Irfan. 1984. Kimia. Ganesha Exact: Bandung.
Dogra. 1998. Kimia Fisika. Universitas Indonesia: Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Erlangga:
Jakarta.

You might also like