Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
Sel Elektrokimia
Oleh
KELOMPOK 5
NI LUH SEKAR ASTUTI
(1313031023)
(1213031033)
FARIHA HIDAYAH
(1213031055)
I.
Tujuan
Reaksi pada anoda adalah reaksi oksidasi logam Zn menjadi ion Zn 2+ dan melepaskan
elektron. Reaksinya:
Zn Zn2+ + 2e
b.
Elektron yang dilepaskan mengalir dari logam Zn menuju elektroda tembaga melalui
kawat penghantar dan bereaksi dengan ion Cu2+ menjadi logam Cu sehingga logam Cu
semakin banyak dan warna larutan CuSO4 semakin pucat. Reaksinya:
Cu2+ + 2e Cu
c.
Ion-ion Zn2+ memasuki larutan dan berdifusi menjauhi lembaran Zn dan bersama-sama
ion-ion K+ (yang terdapat dalam jembatan garam) menuju elektroda tembaga.
d.
Ion-ion SO42- yang ditinggalkan ion Cu2+ menjauhi elektroda tembaga bersama-sama
ion Cl- (yang terdapat dalam jembatan garam) berdifusi melalui jembatan garam
menuju elektroda seng.
Jadi, selama reaksi terdapat gerakan keseluruhan ion negative menuju elektroda seng
dan gerakan keseluruhan ion positif menuju elektroda tembaga. Jalan aliran elektron secara
terarah dalam larutan dikenal sebagai rangkaian dalam, sedangkan jalan aliran elektron kawat
penghantar dikenal sebagai rangkaian luar. Jika kedua elektroda sel Daniell dihubungkan
dengan alat pengukur voltase dan tidak ada arus yang keluar dari sel maka terdapat perbedaan
potensial 1,10 V. Potensial tersebut dinamakan daya geral listrik (DGL). DGL merupakan
ukuran perbedaan kedua elektroda untuk mendorong electron ke sirkuit luar. Ini merupakan
tekanan listrik dalam menggerakkan elektron dari satu elektroda ke elektroda lain.
Jembatan Garam
Jembatan garam dapat dibuat dengan melarutkan garam-garam yang mudah larut
dalam air, pada larutan agar-agar atau dengan mencelupkan kertas saring pada larutan garam.
Fungsi jembatan garam :
1.
2.
Membuat rangkaian tertutup sehingga terjadi aliran elektron yang melibatkan beda
potensial sel dapat terbaca di voltmeter/avometer
Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang
tercelup dalam elektrolit. Ketika tegangan diberikan terhadap elektroda itu. Elektroda yang
bermuatan positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan negarif disebut katoda.
Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer elektron dari larutan, disebut elektron inert.
Elektroda reaktif adalah elektroda yang secara kimia memasuki reaksi elektroda selama
elektrolisis, terjadilah reduksi pada katoda dan oksidasi pada anoda (Dogra, 1998)
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus listrik. Jika
dalam sel volta energi kimia diubah menjadi energi listrik, maka dalam sel elektrolisis yang
terjadi adalah sebaliknya, yaitu energy listrik diubah menjadi energi kimia. Dengan
mengalirkan arus listrik ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit, akan diperoleh reaksi
redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis. Faktor yang menentukan reaksi kimia elektrolisis
antara lain konsentrasi (keaktifan) elektrolit yang berbeda, ada yang bersifat inert (tak aktif)
dan elektroda tak inert (Anshory, 1984).
Dalam elektrolisis, sumber aliran listrik digunakan untuk mendesak elektron agar
mengalir dalam arah yang berlawanan dengan aliran spontan. Hubungan antara jumlah energi
listrik yang dikonsumsi dan perubahan kimia yang dihasilkan dalam elektrolisis merupakan
salah satu persoalan penting yang dicarikan jawabannya oleh Michael Faraday. Hukum
Faraday pertama tentang elektrolisis, menyatakan bahwa Jumlah perubahan kimia yang
dihasilkan sebanding dengan besarnya muatan listrik yang melewati suatu elektrolisis. Huku
kedua tentang elektrolisis menyatakan bahwa, Sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan
jumlah ekivalen yang sama dari benda apa saja dalam suatu elektrolisis(Petrucci, 1985).
Elektroda pada sel elektrolisis terdiri atas katode yang bermuatan negatif dan anode
yang bermuatan positif. Hal inilah yang membedakan antara sel elektrolisis dengan sel
elektrokimia. Berikut prinsip dasar elektrolisis berlawanan dengan elektrokimia, yaitu :
1. Reaksi elektrolisis, mengubah energi listrik menjadi energi kimia
2. Reaksi elektrolisis, merupakan reaksi tidak spontan, karena melibatkan energi listrik
dan luar.
3. Reaksi elektrolisis berlangsung di dalam sel selektrolis, yaitu terdiri dari satu jenis
larutan atau leburan elektrolit dan memiliki dua macam elektroda, yaitu :
Elektroda (-) : Elektroda yang dihubungkan dengan kutub (-) sumber arus listrik
Elektroda (+) : Elektroda yang dihubungkan dengan kutub (+) sumber arus listrik
Bila suatu cairan atau larutan elektrolit dialiri arus listrik arus searah melalui batang
elektroda, maka ion-ion yang ada di dalam cairan atau larutan tersebut akan bergerak menuju
ke elektroda yang berlawananan muatannya. Pada sel elektrolisis kutub positif merupakan
terjadinya ionisasi (oksidasi) sehingga disebut anoda & kutub negatif merupakan tempat
terjadinya reduksi sehingga disebut katoda.
III. Alat dan Bahan
Tabel 1. Daftar Alat
Nama Alat
Gelas Kimia
Voltmeter
Kabel
Kertas sering
Tabung U
Tabung reaksi
Elektroda karbon
Ukuran
100 mL
20 cm
5 x 5 cm
-
Jumlah
2 buah
1 buah
2 buah
3 buah
1 buah
2 buah
1 buah
Konsentrasi
0,1 M
0,1 M
0,1 M
jenuh
0,25 M
0,1 M
Jumlah
1 lembar
1 lembar
1 lembar
50 mL
50 mL
50 mL
10 mL
-
Larutan amilum
Larutan CHCl3
Prosedur Kerja
Hasil Pengamatan
dibersihkan
permukaannya menggunakan
amplas.
Al2(SO4)3 yang
turut
dimasukkan
larutan
sebanyak 50 mL.
Kertas
saring
kemudian
dicelupkkan
ke
Masing-masing
ZnSO4 0,1 M.
potongan Potongan logam Cu yang telah dililit dengan kabel
menggunakan
kabel
dan
dihubungkan
voltmeter.
potongan
dengan
Selanjutnya,
logam
Zn
elektroda
larutannya,
dicatat
selanjutnya
nilai
GGL
yang
No
1
E sel
(Volt)
percobaan
E sel
(volt)
teori
0,95 V
1,1 V
0,82 V
0,9 V
1,90 V
2,0 V
Elektroda
Larutan
Zn/ZnSO4
0,1 M
Larutan
Zn/ZnSO4
0,1 M
Larutan
Cu/CuSO4
0,1 M
Larutan
Cu/CuSO4
0,1 M
Larutan
Al/Al2(SO4)3
0,1 M
Larutan
Al/Al2(SO4)3
0,1 M
Ke dalam tabung U yang Tabel 4. Pengamatan pada katoda dan anoda setelah
telah
berisi
larutan
KI
Katoda
Timbul gelembung gas
Anoda
Timbul gelembung gas
Elektroda
dan
perubahaan warna
berubah
yang
dipasang
warna
kuning.
larutan
menjadi
arus
selama
menit.
Sebanyak 2 mL larutan di
tetes
dan
dimasukkan
ke
Tabel 5. Pengamatan
dalam dua buah tabung reaksi setelah ditambahkan PP dan larutan FeCl3 0,1 M
(tabung reaksi 1 dan 2).
Selanjutnya ditambahkan 3
tetes phenoptalein ke dalam
reaksi
nomer
2,
Terbentuk
FeCl3 0,1 M.
berwarna coklat.
larutan
yang
Sebanyak 2 mL larutan di
larutan kuning.
pipet tetes dan dimasukkan ke Tabel 6. Pengamatan pada larutan bagian anoda
dalam dua buah tabung reaksi setelah ditambahkan amilum dan larutan CHCl3
(tabung reaksi 1 dan 2).
Selanjutnya
ditambahkan
Larutan CHCl3
larutan
yang
kemudian di kocok.
Lapisan
atas
berwarna
V.
Pembahasan
VI.
Simpulan
Daftar Pustaka
Anshory, Irfan. 1984. Kimia. Ganesha Exact: Bandung.
Dogra. 1998. Kimia Fisika. Universitas Indonesia: Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Erlangga:
Jakarta.