You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah


Di era digital ini perkembangan teknologi terjadi sebuah evolusi pada
teknologi media, sebut saja new media atau orang juga sering
menyebutnya media online atau orang lebih akrab lagi menyebutnya
dengan istilah internet.Media ini tentunya sudah tidak asing lagi di telinga.
Media ini juga disebut-sebut sebagai media yang sampai saat ini belum
ada yang menandingi pertumbuhan jumlah penggunanya.
Di negara maju, new media mengalahkan berbagai media yang
sebelumnya telah dijadikan sumber referensi dalam mendapatkan sebuah
informasi. Istilah new media muncul pada akhir abad 20, istilah ini
digunakan untuk menyebut media jenis baru yang menggabungkan antara
media konvensional dengan media internet.
Dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini new media diramaikan
oleh fenomena munculnya situs jejaring sosial, situs ini menyediakan
tempat didunia maya untuk membangun suatu komunitas jejaring
pertemanan yang dapat diakses oleh semua orang di seluruh dunia.
Perkembangan teknologi informasi yang terjadi memunculkan istilah ECommerce yaitu proses pembelian dan penjualan produk,jasa dan
informasi yang dilakukan secara elektronik dengan menggunakan jaringan
komputer dan jaringan yang digunakan adalah jaringan internet. Tentunya
dalam hal itu tidak akan terlepas dari munculnya dampak positip dan
tantangan era digital bagi kehidupan jika salah dalam pemanfaatan
perkembangan teknologi tersebut. Dalam pembahasan laporan kali ini,
penulis akan membahas berbagai tantangn yang muncul dari era digital di
berbagai bidang seperti politik ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan, dan teknologi informasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tantangan Era Digital Dalam Kehidupan


1. Dampak Positif Dan Negatif Era Digital Dalam Bidang Ekonomi
Dalam perekonomian suatu negara, era digital mulai dirasa mempunyai peran
yang penting dalam perekonomian suatu negara. Karena dengan berkembangnya
era digital, perekonomian suatu negara mulai memperlihatkan perubahan yang
cukup signifikan. Banyak hal yang dirasa berbeda dan berubah dibandingkan
dengan cara yang berkembang sebelumnya. Saat sekarang ini jarak dan waktu
bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,
berbagai aplikasi tercipta untuk memfasilitasinya. Perekonomian suatu negara
dapat dilihat dari perkembangan era digital dan komunikai di negara tersebut.
Semakin tinggi perkembangan era digital maka semakin tinggi pula pertumbuhan
ekonomi negara tersebut. Namun perkembangan era digital ini juga memiliki sisi
negatif, dimana banyak penyalahgunaan teknologi dalam melakukan tindak
kriminal.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru
dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga
memungkinkan digunakan untuk hal negatif dari kemajuan teknologi dalam
kehidupan manusia.
Dampak Positif Era digital di Bidang Ekonomi

Teknologi yang berkembang pesat di era digital, baik komunikasi, maupun


transportasi. Sehingga orang dapat berhubungan melewati batas-batas negara.
Lebih lanjut dampak positif era digital di bidang ekonomi adalah:
1. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
2. Terjadinya industrialisasi.
3. Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi
akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari
aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi
dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan
semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan,
dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin
penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul
teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual
melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat
dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan
yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
4. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu
menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan
perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada
penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan.
Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan
mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang
diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang
mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan
tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
5. Kemajauan ekonomi dalam bidang kedokteran mampu menjadikan
produk kedokteran menjadi komoditi.
6. Semakin maraknya penggunaan TIK akan semakin membuka lapangan
pekerjaan.
7. Dengan fasilitas pemasangan iklan di internet pada situs-situs tertentu
akan mempermudah kegiatan promosi dan pemasaran suatu produk.
8. Perusahaan dapat menjangkau pasar lebih luas, karena pembeli yang
mengakses internet tidak dibatasi tempat dan waktu.
9. Perusahaan tidak perlu membuka cabang distribusi.
10. Pengeluaran lebih sedikit, karena pegawai tidak banyak.
11. Harga barang lebih murah, karena biaya operasionalnya murah.
12. Bisnis yang berbasis TIK atau yang biasa disebut e-commerce dapat
mempermudah transaksi-transaksi bisnis suatu perusahaan atau
perorangan.
13. Pemanfaatan TIK untuk membuat layanan baru dalam perekonomian
dan bisnis antara lain internet banking, SMS banking, dan e-commerce.

Internet Banking
Internet banking adalah layanan perbankan yang dilakukan dengan menggunakan
internet. Transakasi yang dapat dilakukan adalah pengecekan saldo, transfer uang,
pembayaran tagihan. Keuntungan internet banking bagi bank adalah bank dapat
memberikan keleluasaan kepada nasabah untuk melakukan transaksi dimana saja
dan kapan saja.
Keuntungan internet banking bagi nasabah antara lain:
a. Menghemat waktu, karena tidak perlu datang ke bank untuk melakukan
transaksi.
b. Menghemat biaya, karena transportasi menuju ke bank dapat dihilangkan.
c. Lebih cepat, karena tidak perlu menunggu antrean yang banyak.
SMS Banking
SMS Banking adalah layanan perbankan yang dilakukan dengan menggunakan
SMS (Short Message Service). Transaksi yang dapat dilakukan adalah pengecekan
saldo, transfer uang, dan pembayaran tagihan.
E-commerce Perdagangan elektronik (Electronic commerce )
Electronic commerce adalah perdagangan yang dilakukan dengan memanfaatkan
internet. Keuntungan perdagangan elektronik antara lain:
1. Perusahaan dapat menjangkau pasar lebih luas, karena pembeli yang mengakses
internet tidak dibatasi tempat dan waktu.
2. Perusahaan tidak perlu membuka cabang distribusi
3. Pengeluaran lebih sedikit, karena pegawai tidak banyak.
4. Harga barang lebih murah, karena biaya operasionalnya murah.
Keuntungan yang diperoleh konsumen antara lain:
a. Konsumen tidak perlu ke toko untuk mendapat barang.
b. Pembeli dapat menghemat waktu dan biaya perjalanan.
c. Konsumen dapat membandingkan harga dari pemasang iklan lain di internet.
d. Konsumen dapat membeli barang yang di dalam negeri tidak ada
e. Harga barang lebih murah.
14. Dengan berkembangnya TIK yang menyebabkan banyaknya
bermunculan pedagang online, konsumen tidak perlu ke toko untuk
mendapat barang.
15. Pembeli dapat menghemat waktu dan biaya perjalanan.

16. Konsumen dapat membandingkan harga dari pemasang iklan lain di


internet.
17. Konsumen dapat membeli barang yang tidak ada di dalam negeri.
18. Di bidang bisnis baik perdagangan barang maupun jasa computer akan
sangat penting untuk kegiatan transaksi baik rutin, periodik, maupun
insidentil dan menyediakan informasi dengan cepat dan tepat.Sistem
Informasi Manajemen (SIM) / Management Information system (MIS),
merupakan sistem informasi yang sudah banyak diterapkan pada
perusahaan yang bergerak bidang perdagangan barang dan jasa baik
pada perusahaan besar, menengah, bahkan perusahaan kecil. Di
perusahaan dagang seperti department store, telah dipergunakan mesin
cash register (mesin kasir) yang dilengkapi dengan kontrol komputer
sehingga mesin tersebut dapat dikontrol oleh pihak manajer hanya dari
ruangan kerjanya secara cepat dan tepat, untuk scanning barcode kode
barang dagangan, menghitung rugi laba, inventori dan sebagainya.
TantanganEra digital di Bidang Ekonomi

Beberapa tantangan dari Era digital dalam bidang Ekonomi yang berkaitan dengan
pemerintahan, antara lain:
1. Dengan mudahnya melakukan transaksi di internet menyebabkan akan
semakin memudahkan pula transaksi yang dilarang seperti transaksi
barang selundupan atau transaksi narkoba.
2. Hal yang sering terjadi adalah pembobolan rekening suatu lembaga atau
perorangan yang mengakibatkan kerugian financial yang besar.
3. Dengan kecanggihan era digital dan komunikasi menyebabkan
banyaknya terjadi kasus penipuan dalam perdagangan online.

4. Resistensi Membeli Secara Online. Bagi orang awam yang belum


pernah bertransaksi secara online, akan merasa janggal ketika harus
bertransaksi tanpa bertatap muka atau melihat penjualnya. Belum lagi
ketakutan bila pembayaran tak terkirim atau tak diterima. Atau barang
tak dikirim, atau bahkan barang dikirim tetapi tak diterima.
5. Violance and Gore. Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan
dalam dunia bisnis di internet. Karena segi bisnis dan isi pada dunia
internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala
macam cara agar dapat menjual situs mereka, salah satunya dengan
menampilkan hal-hal yang tabu.
6. Carding. Karena sifatnya yang langsung (real time), cara belanja dengan
menggunakn kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan
dalam dunia internet. Para penjahat internetpun paling banyak
melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para
penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan kartu
kredit) online dan mencatat kode kartu yang digunakan. Untuk
selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka daptkan untuk
melakukan kejahatan.
7. Cybercrime
Cybercrime adalah kejahatan yang di lakukan seseorang dengan sarana internet di
dunia maya yang bersifat:
Melintasi batas Negara
Perbuatan dilakukan secara illegal
Kerugian sangat besar
Sulit pembuktian secara hokum
8. Hacking
Usaha memasuki sebuah jaringan dengan maksud mengeksplorasi atupun mencari
kelemahan system jaringan. Seperti hacking pada facebook yang sering terjadi
sebagai sarana untuk jual beli online sehingga menimbulkan kerugian bagi penjual
ataupun pembeli.
9. Cracking
Usaha memasuki secara illegal sebuah jaringan dengan maksud mencuri,
mengubah atau menghancurkan file yang di simpan pada jaringan tersebut. Dalam
dunia bisnis online hal ini menimbulkan kerugian yang besar.
10. Saling menghujat di media sosial karena pengambilan foto-foto
testimony ataupun foto-foto produk yang dijual tanpa izin.
2. Tantangan Era Digital Dibidang Sosial Budaya

Tantangan era gigital dalam Bidang Sosial dan Budayabisa kita lihat yaitu
sebagai berikut:
1.Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat
bahwa kini semakin besar porsi wanitayang memegang posisi sebagai
pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis.
Bahkanperubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan
pekerjaan pria semakin menonjol. Data yangtertulis dalam buku Megatrend
for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene
& John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam
kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanitayang memasuki
bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri , dan
berbagai jabatan pentinglainnya.
2.Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia
melahirkan fenomena yang menarik.Perkembangan dan kemajuan ekonomi
telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatubangsa
akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan
bangsa-bangsa Asia.
3.Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai
konsekuensi globalisasi, akan melahirkangenerasi yang disiplin , tekun dan
pekerja keras
Meskipun demikian Kemajuan Era Digital teknologi akan berpengaruh
Negatif dan menjadi tantangan tersendiri pada aspek sosial budaya
sendiri,yaitu:
1.Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan
remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupanekonomi yang terlalu menekankan
pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan
sebagian warga masyarakat menjadi kaya dalam materi tetapi miskin dalam
rohani.
2.Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat
semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti
gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan
sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial.
Akibatnya bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di
kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya,
seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak
kejahatan.
3.Pola interaksi antar manusia yang berubah kehadiran komputer pada
kebanyakan rumah tangga golonganmenengah ke atas telah merubah pola

interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon


telahmembuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar.
Program internet relay chatting (IRC) , internet, dan e-mail telah membuat
orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya
berbagaiwarung internet (WARNET) telah memberi peluang kepada banyak
orang yang tidak memiliki komputer dan saluraninternet sendiri untuk
berkomunikasi dengan orang lain melalui internet.
Analisis permasalahan Era digital BerdampakPadaAktivitasSosialbudaya
Masyarakatdengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi
lingkunganinternal maupun eksternal dilihat dari aspek :
1. STRENGTH
Aspek streng ini merupakan aspek kekuatan, ulasannnya sebagai berikut :
a. Teknologi untuk pelayanan publik
Indonesia sendiri telah menggunakan aplikasi RI-NET yang
memungkinkan akses email kepada para pejabat serta memberikan layanan
web (homepage) yang dapat diakses melalui http://www.ri.go.id. Dengan
mengunakan layanan internet maka pemerintah dengan cepat dapat
mensosialisasikan regulasi dan kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkannya. Melalui administrasi online dalam pemerintahan, praktik
korupsi dalam membuat surat-surat dapat diminimalisasi.
b. Penggunaan kemajuan teknologi melahirkan istilah new digital networked
economy
Jaringan ini memberikan ruang untuk bertransaksi bisnis secara online
dan real time. Penjualan produk secara online menyebabkan cost of
marketing dan cost of employee menjadi semakin rendah sehingga margin
keuntungan dapat ditingkatkan. Pelebaran jejaring bisnis melalui media
internet memiliki prospek yang sangat baik. Pasar modal seperti NASDAQ
yang didominasi oleh saham perusahaan yang berbasis teknologi misalnya,
semakin diminati dan dimonitor oleh pelaku bisnis.
c. Mempererat tali silaturahmi
Terlihat dari maraknya jejaring sosial, seperti facebook, twiter, dan
masih banyak lagi lainnya.
d. Mempermudah komunikasi
Yang dulunya masyarakat menggunakan fasilitas publik seperti
telepon umum sekarang dengan handphone seseorang bisa kapan saja dan
dimana saja untuk menggunakannya.
2. WEAKNESS (TANTANGAN)
a. Prostitusi cyber
Prostitusi cyber ini adalah modus baru yakni dengan menawarkan
wanita melalui sebuah alamat web. Pemilik web ini memajang foto-foto
8

wanita tersebut dengan busana minim yang siap melayani customer. Para
peminat hanya cukup menghubungi nomor HP para mucikari tersebut yang
ditampilkan di halaman web, kemudian mucikari inilah yang
mengantarkan pesanan ke kamar hotel atau ke apartemen sesuai dengan
keinginan pelanggan.
b. Gangguan kesehatan
Penggunaan teknologi tidak semata-mata membantu sebagian besar
kegiatan masyarakat tetapi, dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan
misalkan pancaran radiasi yang dihasilkan oleh peralatan elektronik.
c. Rasa malas
Ketergantungan pada teknologi menimbulkan kemalasan dalam
mewujudkan suatu keinginan melalui tindakan nyata.
d. Kejahatan dunia maya
Penetrasi internet yang begitu besar apabila tidak dipergunakan
dengan bijak maka akan melahirkan kejahatan di dunia maya atau yang
diistilahkan dengan cyber crime. Cyber crime terjadi pertama kali di
Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Berbagai kasus cyber crime yang
terjadi saat itu mulai dari manipulasi transkrip akademik mahasiswa di
Brooklyn College New York, penggunaan komputer dalam penyelundupan
narkotika
3. OPPORTUNITY (PELUANG)
a. Mudah mencari informasi
Dengan bantuan mesin pencari yaitu google, seseorang bisa mencari
informasi yang diinginkan dengan mudah dan cepat.
b. Memudahkan dalam berbisnis
Di sektor perdagangan atau jasa media internet digunakan untuk
pemasaran, sehingga jika ingin membeli atau menjual sesuatu bisa mudah
tanpa harus datag ke tempat langsug.
c. Mempermudah komunikasi
Dengan kemajuan teknologi, orang bisa berkomunikasi tanpa
pengaruh jarak dan waktu.
d. Menunjukan bakat
Seseorang bisa mencptakan software yang bermanfaat untuk
kepentingan publik.
4. THREATS
a. Pemanfaatan teknologi pada daerah terpencil
Seperti fasilitas yang kurang memadai seperti sarana transportasi,
sehingga pendistribusian sulit dan tdk merata.
b. Meningkatnya tindak kriminal

Berkaitan dengan hal yang dikonsumsi pengguna kemajuan teknologi,


misalkan seseorang melakukan tindakan asusila terhadap seseorang
setelah, melihat sesuatu yang mengandung unsur pornografi.
c. Maraknya plagiatisme dan kejahatan dunia maya.
d. Memudarnya rasa berhubungan sosial
Hubungan dengan lingkungan sekitar menjadi renggang, sehingga
muncul sikap acuh tak acuh terhadap sesama, dan kurangnya semangat
kebersamaan, karena beranggapan dengan kemajuan teknologi mereka
bisa melakukan kegitan sendiri tanpa bantuan orang lain.
3. TantanganEra Digital dalam Bidang Politik
Era Digital teknologi informasi dalam politik memberikan benefit yang sangat
banyak, namun hal tersebut juga tidak terlepas dari sejumlah tantangan yang akan
menimbulkan gangguan dalam bidang politik itu sendiri, yaitu dalam segi:
1.
Biaya
Walaupun politik yang menggunakan informasi dan Era Digital teknologi dapat
melakukan pengeluaran yang lebih sedikit daripada konvensional, namun
sebelumnya untuk membuat infrastruktur dan teknisinya akan memiliki biaya
yang sangat mahal.
2.
Jangkauan akses
Harus diakui tidak semua orang melek terhadap Era Digital teknologi. Bagi warga
yang berada jauh di pedalaman akan susah untuk mengakses website, blog, atau
video streaming tentang politik di Indonesia.
3.
Transparansi
Pada beberapa negara maju, banyak yang meragukan berita-berita negara yang
diterbitkan oleh negara sendiri. Alasannya karena yang menulis berita itu adalah
negara dan penerbitnya adalah negara. Kecurigaan akan modifikasi berita dapat
terjadi
4.
Privasi
Sebuah badan politik seperti negara memerlukan tanggapan dari warganya. Jika
negara terus meminta informasi maka privasi dari seseorang semakin sulit untuk
dijaga. Ini akhirnya menjadi dilema, di sisi yang satu data dari masyarakat
dihimpun untuk mengembangkan kegiatan negara namun di sisi yang lain negara
pun harus menjunjung tinggi hak privasi warganya.
Dalam membuat kegiatan politik menggunakan Era Digital teknologi informasi
menjadi nyaman maka dampak negatif yang ada harus sebisa mungkin
diminimalisir. Adapun solusi yang dapat dirujuk dan dikembangkan adalah
sebagai berikut:

10

1. Masyarakat diajarkan fungsi dan manfaat Era Digital teknologi informasi.


Perkembangannya yang semakin pesat akan harus selalu dikejar masyarakat agar
dalam kegiatan politik dan Era Digital teknologi informasi masyarakat dapat
mengikuti. Tanpa adanya pemahaman akan Era Digital teknologi informasi maka
kegiatan e-government sendiri tidak akan berjalan.
2. Kegiatan-kegiatan negara sedini mungkin menunjukkan transparansi kepada
masyarakat. Masyarakat yang dapat melihat kegiatan negara maka dapat menjadi
semakin kritis dan memberikan solusi tepat guna. Kegiatan yang ditutup-tutupi
oleh negara hanya akan memberikan rasa tidak percaya dari masyarakat.
3. Masyarakat diberikan pemahaman menyeluruh tentang etika dalam Era
Digital teknologi informasi agar dapat membentengi diri dalam penyalahgunaan
privasi, baik itu dari orang lain maupun negara. Dengan demikian data-data yang
tersalurkan adalah data yang memang dibutuhkan untuk pengembangan negara
dan bukan data pribadi yang tidak berhak untuk disebarkan.
4. Tantangan Era Digital di Bidang Teknologi Informasi
Semua bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan oleh manusia untuk
sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam
memperingan usahanya, meningkankan hasilnya dan menghematnya serta
sumberdaya yang ada. Prospek dari teknologi informasi sejarah ini yaitu
Teknologi informasi berusaha memecahkan dan atau memfasilitasi pemecahan
masalah belajar pada manusia sepanjang hayat dimana saja kapan saja dengan
cara apa saja dan oleh siapa saja.
Menurut Ferdinand Brandel prospek dari teknologi informasi adalah sebagai
perbaikan proses serta sarana yang memungkinkan suatu generasi yang
menggunakan pengetahuan generasi sebelumnya. Sedangkan menurut AECT
( Association For Educational and Tecnology ) menyebutkan bahwa prospek dari
pada teknologi informasi itu mencangkup dua hal yang mendasar, antara lain :
1.
Untuk menganalisis masalah mencari, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
2.
Membentuk, menjembati dan mengatasi persoalan-persoalan pendidikan.
Proses transformasi Digital yang digerakkan oleh kekuatan sains, teknologi
informatika dan transportasi, serta dibelakukannya sistem perdagangan bebas
memiliki dampak luas terhadap kehidupan masyarakat. Hal ini juga berdampak
pada pendidikan khususnya di bidang teknologi informasi.
Dengan adanya era digital maka semakin kompleks pula tantangan yang
harus dihadapi oleh teknologi informasi. Tantangan tersebut antara lain:

11

1.
Adanya perubahan sosial yang semakin capat berimplikasi pada pergeseran
nilai masyarakat.
2.
Hingga saat ini belum ada pengakuan pemerintah atas profesi Teknologi
informasi.
3.
Belum adanya inovasi-inovasi baru terkain dengan macam teknologi
informasi baik dari segi teknologinya ( White board, elektronik, OHP, Vidio, TV,
e-learning, Internet dan Lain-lain ) serta dalam proses maupun sistem.
4.
Berkaitan dengan penyususnan teknologi, kurang penguasaan guru terhadap
teknologi memunculkan kekhawatiran terhadap siswa, sehingga tidak memiliki
hubungan kedekatan dengan guru yang berimplikasi siswa menjadi pasif selama
penyususnan teknologi.
5. Tantangan Era Digital di Biang Pertahanan dan Keamanan
Kemajuan di bidang teknologi informasi telah merubah wajah dunia dan
menggeser pemahaman terhadap kekuatan (power) suatu negara sekaligus
menunjukan adanya difusi dalam pengertian tersebut. Kekuatan suatu negara tidak
lagi dinilai semata-mata dari seberapa besar kekuatan militer atau ekonomi yang
dimiliki, tetapi juga tergantung dari penguasaan teknologi informasi. Pada abad
ke-21 hampir setiap aktivitas, mulai dari aktivitas personal hingga pemerintahan
bertumpu pada penggunaan teknologi informasi.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi informasi,
memberikan manfaat besar bagi kemajuan suatu bangsa. Dalam
perkembangannya, kemajuan teknologi informasi telah berdampak pada
perubahan hubungan antarbangsa, baik pada masa damai maupun pada masa
perang. Melalui pemanfaatan teknologi informasi yang konstruktif, hubungan
sosial antarbangsa dapat terselenggara secara langsung dalam waktu relatif singkat
dan tanpa hambatan apapun. Melalui teknologi informasi pula, kemajuan ilmu
pengetahuan dapat terdistribusi dan tersebar luas di tengah tengah masyarakat.
Namun, tidak dapat dihindari bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
informasidigunakan pula untuk tujuan tujuan yang destruktif, baik oleh
perorangan, kelompok dan bahkan oleh negara dalam rangka menyebarluaskan
pengaruh atau dalam rangka perang (Cyber warfare). Pemanfaatan teknologi
informasi yang destruktif seperti ini pada dasarnya merupakan ancaman bagi
Ketahanan Nasional suatu bangsa dan negara. Ancaman tersebut terbagi dalam
ancaman yang bersifat militer dan ancaman yang bersifat nir-militer. Ancaman
yang bersifat militer terhadap Ketahanan Nasional adalah ancaman terhadap
ketahanan bidang pertahanan dan keamanan. Sementara itu, ancaman yang
bersifat nir-militer adalah ancaman terhadap ketahanan ideologi, politik, ekonomi,
dan sosial-budaya dari suatu bangsa dan negara.

12

Kedua bentuk ancaman tersebut, utamanya ancaman nir militer, merupakan


suatu hal yang tidak terhindarkan dan harus dihadapi secara kolektif oleh segenap
komponen bangsa secara cerdas dan cermat. Para pemangku kepentingan dan para
pelaku pelaku kegiatan yang bersentuhan langsung dengan berbagai bentuk
kegiatan yang terkait dengan teknologi informasi, harus mampu menyikapi hal
hal tersebut dalam perspektif ketahanan nasional yang mengedepankan
kepentingan bangsa.
Disadari, merupakan suatu kemustahilan untuk membendung derasnya arus
informasi di era keterbukaan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan identitas
dan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat secara utuh,
dibutuhkan kesamaan pola pikir, pola sikap dan pola tindak para pemangku
kepentingan dan pelaku kegiatan dalam bidang teknologi informasi, yang
didasarkan
pada
konsepsi
Geopolitik
(Wawasan
Nusantara)
dan
GeostrategiIndonesia (Ketahanan Nasional).
Sejalan dengan berkembangnya kehidupan yang lebih demokratis, akses informasi
dan pengetahuan telah menjadi hak dasar manusia yang harus terpenuhi. Hal ini
dipertegas dengan lahirnya Declaration Principles and Plan of Action the World
Summit on the Information Society (WSIS 2003) yang bertemakan Building the
Information Society: a global challenge in the new Millennium. Oleh karena itu,
dapat dipahami bahwa di era informasi, kebutuhan publik atau masyarakat
terhadap akses informasi akan sama pentingnya sebagaimana kebutuhan
masyarakat atas kebutuhan dasar dan pokok lainnya. Hal ini sejalan dengan
amanat UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 28 C (1), yang
menyatakan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Namun demikian, pemenuhan dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap
informasi dan ilmu pengetahuan, harus dapat dikelola secara bijak dalam koridor
Ketahanan Nasional dan kepentingan bangsa yang lebih besar. Para pemangku
kepentingan dan para pelaku usaha di bidang informasi, dituntut untuk memiliki
kemampuan memilih dan memilah arus informasi yang layak disajikan bagi para
penggunanya. Harus dipahami, penyalahgunaan dan penyimpangan atas informasi
yang tidak sesuai dengan norma dan jati diri bangsa, dapat berimplikasi terhadap
ketahanan nasional dan menggoyahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara di wilayah NKRI.
Ketahanan Nasional di Era Digital

13

Pada hakikatnya, konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi


pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh
aspek kehidupan nasional secara utuh menyeluruh dan terpadu berlandaskan
Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Berdasarkan pengertian tersebut,
sesungguhnya Ketahanan Nasional merupakan gambaran dari kondisi kehidupan
nasional dalam berbagai aspeknya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan, ruang dan waktu. Oleh karena itu, Ketahanan Nasional akan bersifat
kompleks dan sangat dinamis yang akan berubah dari waktu ke waktu.
Sebagai suatu kondisi, Ketahanan Nasional senantiasa akan dipengaruhi dan
terkait erat dengan kondisi aspek statis dan aspek dinamis suatu bangsa. Bagi
bangsa Indonesia, aspek statis yang dipandang memiliki pengaruh tehadap kondisi
ketahanan nasional, terdiri dari tiga aspek statis (Tri Gatra) yaitu: Geografi,
Sumber Kekayaan Alam dan Demografi. Sedangkan aspek dinamis yang
mempengaruhi kondisi ketahanan nasional terdiri dari lima aspek yang bersifat
dinamis (Panca Gatra), yaitu : Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan
Pertahanan Keamanan). Kedua aspek tersebut saling terkait dan satu dengan
lainnya membentuk tata laku masyarakat bangsa dan negara.
Era-cyber, era dimana setiap aktivitas maupun sistem jaringan komputer saling
terkoneksi melalui penggunaan teknologi informasi, merupakan era yang
menjanjikan karena memberikan kesempatan untuk pengembangan diri setiap
individu yang dapat memanfaatkannya. Namun demikian, ketidakmampuan untuk
menghadapi era cyber dapat menjadi ancaman apabila suatu bangsa dan negara
tidak memiliki kapasitas atau kemampuan untuk memanfaatkan teknologi
informasi secara baik, benar, dan tepat guna.
Terkait dengan hal tersebut, potensi ancaman terhadap Ketahanan Nasional
yang perlu diwaspadai, yaitu:
Elemen Statis (Trigatra). Aspek Geografis: Secara geografis, Indonesia
memiliki posisi yang strategis karena terletak di wilayah yang dilalui jalur
perdagangan dunia antara dua samudera dan dua benua. Sebagai negara kepulauan
yang telah diakui oleh masyarakat dunia, Indonesia memiliki kewajiban untuk
memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi lalu lintas pelayaran dunia.
Tingginya intensitas kapal dari berbagai jenis dan ukuran yang memanfaatkan
wilayah perairan Indonesia, memiliki potensi ancaman, baik langsung maupun
tidak langsung, terhadap kepentingan nasional dan kedaulatan NKRI.

14

Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sebagai akibat pembuangan limbah


kapal, merupakan contoh nyata potensi ancaman yang dihadapi. Untuk itu,
Indonesia dituntut untuk memiliki kemampuan Monitoring, Surveillance dan
Controlling terhadap Sea Lane Of Communications (SLOCs) dan Sea Lane of Oil
Trade (SLOT) yang melalui wilayah perairan yurisdiksi nasional Indonesia.
Dalam konteks inilah, penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi,
diharapkan mampu menekan berbagai dampak negatif yang timbul melalui upaya
penegakan hukum di perairan tersebut secara cepat dan tepat.
Aspek Sumber Daya Alam:
Wilayah yurisdiksi Indonesia sangat luas dan
memiliki sumber kekayaan alam yang sangat besar. Luasnya wilayah dan
besarnya potensi sumberdaya alam, baik hayati maupun mineral, merupakan daya
tarik tersendiri bagi bangsa lain untuk turut memanfaatkannya secara legal
maupun ilegal. Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi secara ilegal beserta dampak
yang ditimbulkannya, tentu saja menimbulkan kerugian besar bagi kepentingan
nasional Indonesia. Menurunnya daya dukung dan degradasi kaulitas lingkungan
hidup serta hilangnya devisa negara, merupakan beberapa contoh sederhana
dampak negatif yang harus diatasi dan diantisipasi secara cerdas.
Disamping kerugian fisik seperti disebutkan diatas, kerugian non fisik dalam
bentuk penguasaan informasi terkait potensi sumber kekayaan alam Indonesia
oleh pihak asing, merupakan bentuk kerugian jangka panjang yang harus segera
diatasi. Melalui penguasaan teknologi informasi secara handal dan tepat guna,
suatu bangsa dan negara akan memiliki kemampuan untuk mengelola potensi
SKA yang dimiliki sebagai modalitas pembangunan nasionalnya untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemamuran rakyatnya secara mandiri.
Aspek Demografis:
Penduduk merupakan salah satu modalitas bagi
pembangunan suatu bangsa. Pendataan kuantitas dan kualitas penduduk
merupakan salah satu prasyarat yang harus terpenuhi untuk meningkatkan daya
saing manusia Indonesia. Pengelolaan data kependudukan yang baik dengan
menggunakan teknologi informasi adalah langkah awal bagi suatu negara dalam
rangka penyusunan strategi pembangunan nasional. Namun demikian, diperlukan
sistem keamanan berbasis teknologi informasi yang baik sehinga dapat
menurunkan tingkat vulnerabilitas yang dapat muncul karena penggunaan
teknologi informasi tersebut.
Elemen Dinamis (Panca Gatra):
Penyebaran faham-faham fundamentalisme,
radikalisme, liberalisme, maupun imbauan disintegrasi, serta usaha untuk
memanipulasi informasi, hingga pencurian data adalah beberapa contoh hal yang
dapat dilakukan melalui media maya dengan menggunakan teknologi informasi.
Hal-hal tersebut merupakan ancaman yang bersifat nir-militer terhadap ketahanan

15

ideologi dan berpotensi menciptakan instabilitas politik, merusak sistem


perbankan dan perekonomian nasional yang terkoneksi pada dunia cyber, serta
dapat merusak sistem nilai sosial budaya Indonesia melalui penyebaranpenyebaran informasi yang merusak mentalitas anak bangsa.
Sementara itu, penggunaan teknologi informasi dalam peperangan adalah
ancaman terhadap ketahanan pertahanan dan keamanan nasional dari suatu bangsa
dan negara. Hal ini karena dua hal, Pertama, teknologi informasi dalam
peperangan digunakan untuk melumpuhkan sistem pertahanan dan kemanan
nasional lawan melalui cyberspace, jauh sebelum sistem pertahanan dan
keamanan nasional tersebut dapat digunakan untuk bertahan maupun membela
diri. Kedua, untuk menurunkan semangat bertarung, moral, dan kemauan politik
lawan untuk berperang.
Baik ancaman yang bersifat militer ataupun nir-militer berpotensi untuk
menurunkan daya tangkal dan kesadaran bela negara dari bangsa Indonesia. Oleh
karenanya, pembangunan karakter manusia tetaplah menjadi hal utama yang harus
dilakukan dalam menjaga Ketahanan Nasional Indonesia. Dengan demikian,
pemahaman terhadap jati diri bangsa yang diseimbangkan dengan kemampuan
untuk memaknai dan menghadapi situasi perubahan dunia yang semakin intensif
(kemajuan di bidang teknologi informasi), merupakan simpul yang utama bagi
jiwa, semangat, dan daya juang yang tinggi, dan sikap cerdas dalam membela dan
mempertahankan negara.
Bentuk Ancaman Asymetric Warfare
Salah satu wujud bentuk ancaman terhadap ketahanan nasional di bidang
informasi adalah Perang Asimetris (Asymetric Warfare) yang menerapkan pola
peperangan yang tidak beraturan serta bersifat tidak konvensional (nonconventional). Masing-masing pihak berusaha secara maksimal mengembangkan
taktik dan strategi untuk mengekspolitasi kelemahan (weaknesses) lawannya
untuk mencapai kemenangan. Asymetric Warfare merupakan satu model
peperangan baru yang dikembangkan dari cara-cara berfikir yang tidak lazim, dan
diluar aturan-aturan peperangan yg berlaku. Spektrum perang Asymetric Warfare
sangat luas, terbuka dan mencakup seluruh aspek-aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara, mulai dari aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan
pertahanan keamanan.
Saat ini, Asymetric Warfare semakin banyak dipraktikan di dunia, baik dalam
konflik militer maupun non-militer dengan melibatkan aktor negara (state actor)
maupun aktor non negara (non state actor). Seiring dengan perubahan bentuk
peperangan atau cara suatu negara dalam upayanya menguasai negara atau bangsa

16

lain, maka spektrum Asymetric Warfare juga akan semakin bertambah luas. Tidak
dapat dipungkiri, Asymetric Warfare telah banyak merubah konsep cara berperang
dari yang awalnya hanya mengandalkan kekuatan senjata (Hard Power), yang
ternyata terbukti tidak efisien (pemborosan keuangan negara), menjadi kekuatan
Soft Power.
Strategi Peningkatan Ketahanan Nasional di Bidang Informasi
Di dalam menyusun strategi ketahanan nasional bidang Informasi, beberapa
prioritas program berskala nasional perlu mendapat perhatian utama dan segera
terealisasikan, yaitu:
Pembangunan National Cyber Defence: Strategi pembangunan National Cyber
Defence adalah dalam rangka membangun sistem dan institusi pertahanan yang
berperan sebagai garda terdepan guna menghadapi potensi ancaman di dunia
maya (cyber space) dan untuk menjawab tantangan perang informasi (information
warfare) yang dapat mengancam aset informasi nasional. Dengan terbentuknya
National Cyber Defence, pembangunan kapasitas nasional dalam rangka
meningkatkan ketahanan nasional terhadap berbagai ancaman dari dunia cyber
akan lebih dapat ditingkatkan. Hal ini menjadi penting karena serangan cyber
(cyber attack) memiliki spektrum yang sangat luas, mulai dari serangan hacker
terhadap identitas seseorang (identity theft), cyber crime dan cyber terrorism,
sampai pada serangan yang ditujukan kepada negara (nation-state cyberwarfare).
Sudah saatnya ancaman dunia maya (cyber space) dan tantangan perang informasi
dapat dihadapi oleh bangsa Indonesia melalui strategi pembangunan National
Cyber Defence. Agar pertahanan cyber menjadi handal perlu dipersiapkan
kekuatan prajurit cyber (cyber army) yang terdiri dari individu-individu yang
sangat terampil/ahli dalam seni Cyber Warfare dengan jiwa nasionalisme dan
patriotisme yang tinggi.
Pengamanan Sistem Jaringan Komunikasi Data Nasional: Strategi pengamanan
sistem jaringan komunikasi data secara nasional memainkan peranan penting
dalam kerangka pengintegrasian data secara nasional. Data harus dapat disajikan
secara cepat, tepat dan akurat serta terintegrasi guna menghasilkan informasi
penting dalam rangka membantu proses penetapan kebijakan serta pengambilan
keputusan. Tidak dapat diragukan lagi layanan utama sistem informasi adalah
terkait dengan ketersediaan data (data availability). Oleh sebab itu, data atau
informasi sensitif yang berdampak secara nasional harus dibuat mekanisme baku
sistem pengamanannya.

17

Secara filosofi, di dalam dunia information security tidak ada satupun sistem
jaringan komputer yang dapat diasumsikan 100% persen aman dari serangan
cyber crimes. Oleh sebab itu, strategi pengamanan sistem jaringan komunikasi
data secara Nasional mutlak dibutuhkan dalam rangka menjaga kedaulatan bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peranan Para Pemangku Kepentingan Bidang Teknologi Informasi Dalam
Mewujudkan Ketahanan Nasional Indonesia Bidang Informasi.
Berangkat dari pemahaman Ketahanan Nasional sebagai konsepsi maupun sebagai
suatu kondisi, maka keberhasilan mewujudkan Ketahanan Nasional di Bidang
Informasi sangat dipengaruhi oleh sinergitas antara para pemangku kepentingan,
dunia usaha dan pelaku kegiatan usaha yang terkait dengan teknologi informasi.
Bukan suatu hal yang mudah untuk mewujudkan sinergitas diantara para aktor
tersebut. Dibutuhkan kesadaran kolektif yang didasarkan pada kesamaan pola
pikir, pola sikap dan pola tindak dalam memahami dan memanfaatkan teknologi
informasi bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, tanpa harus
mengorbankan kepentingan bangsa. Dalam perspektif Ketahanan Nasional, maka
masing masing komponen terkait harus mampu menempatkan kepentingan
nasional diatas kepentingan kelompok maupun golongan yang bersifat sektoral.
Sesuai tugas pokok, peran dan fungsi yang diemban, para pemangku kepentingan
dan dunia usaha bidang teknologi informasi, secara sederhana dapat
dikelompokkan dalam susunan sebagai Regulator, Operator dan Pengguna.
Regulator: Merupakan elemen pemangku kepentingan yang memegang peranan
sangat strategis dan penting dalam menentukan arah kebijakan pemanfaatan
teknologi informasi. Dalam konteks ini, pemerintah merupakan leading sector
yang bertanggungjawab terhadap regulasi yang berwawasan kebangsaan.
Peraturan perundangan maupun kebijakan yang dihasilkan, harus mampu
memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana utama untuk membangun
watak dan karakter bangsa yang sadar akan identitas dan jati dirinya sebagai
bangsa yang majemuk dan heterogen. Regulator harus mampu merumuskan
peraturan perundangan maupun kebijakan yang mencerminkan Information and
Technology Domain Awareness yang tinggi, baik secara institusional maupun
secara individual.
Sebagai nilai nilai instrumental, peraturan perundangan maupun kebijakan,
harus senantiasa bertumpu pada nilai nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan NKRI yang
merupakan empat pilar wawasan kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu, regulator
harus menyadari dengan sungguh sungguh peran pentingnya dalam menentukan

18

arah pemanfaatan teknologi informasi secara bijak dan cerdas untuk kepentingan
bangsa.
Operator: Merupakan elemen yang berperan dalam mengimplementasikan
peraturan perundangan maupun kebijakan yang telah ditetapkan regulator. Sejalan
dengan cara berpikir Ketahanan Nasional yang komprehensif dan menyeluruh,
maka kalangan operator harus mampu memanfaatkan dan mengelola teknologi
informasi secara cermat tanpa harus mengorbankan kepentingan usaha maupun
kepentingan bangsa. Operator harus mampu memilih dan memilah berbagai
bentuk teknologi informasi dan seluruh manfaatnya yang dapat digunakan untuk
membangun watak dan karakter bangsa. Sebagai bentuk tanggung jawab dan
komitmen terhadap persatuan dan kesatuan bangsa, konflik kepentingan yang
muncul, harus mampu dikelola agar Ketahanan Nasional bidang Informasi dapat
diwujudkan.
Pengguna Teknologi Informasi: Merupakan elemen yang memanfaatkan secara
langsung berbagai bentuk informasi yang dihasilkan. Dalam memanfaatkan
informasi yang dihasilkan, masyarakat harus mampu mengelola kecerdasan
intelektual maupun kecerdasan emosional yang didasarkan atas kesadaran kolektif
sebagai komponen bangsa yang mengutamakan kepentingan nasional. Sebagai
kelompok maupun sebagai individual, masyarakat pengguna teknologi informasi,
harus memiliki wawasan kebangsaan yang kuat agar mampu melakukan penilaian
obyektif terhadap manfaat informasi yang diterima.
Ketiga kelompok pemangku kepentingan bidang teknologi informasi tersebut,
merupakan simpul yang saling terkait erat dalam satu sistem informasi nasional
yang memiliki peran penting dalam membangun ketahanan nasional bidang
informasi yang tangguh. Sinergitas antara regulator, operator dan pengguna
teknologi informasi merupakan modal dasar yang kuat dalam membangun
National Cyber Defence dalam menghadapi potensi ancaman yang bersumber dari
pemanfaatan teknologi informasi yang destruktif.
Sebagai penutup, dapat ditarik kesimpulan bahwa peran pemerintah sebagai
leading sectorbersama seluruh komponen bangsa lainnya sangat dibutuhkan peran
aktifnya dalam pemanfaatan dan pengelolaan teknologi informasi guna
meningkatkan ketahanan nasional di bidang informasi.
Kebijakan nasional di bidang ketahanan informasi juga harus segera dirumuskan
dan ditetapkan agar dapat dijadikan acuan bagi seluruh komponen bangsa guna
menghadapi terjadinya cyber warfare atau information warfare baik skala kecil,
menengah hingga skala nasional. Untuk itu, Lemhannas RI meng-encourage rasa
nasionalisme seluruh komponen bangsa untuk turut bertanggung jawab,
berkomitmen dan berkontribusi nyata dalam rangka meningkatkan ketahanan

19

nasional di bidang informasi guna menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik


Indonesia.

20

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Perkembangan teknologi yang sangat pesat di Era Digital saat ini sangan
memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan dan tatanan suatu negara
bahkan dunia. Dampak positip dan negatif adalah suatu kepastian yang diberikan
oleh pesatnya perkembangan era digital tersebut. Sehingga kita dituntut agar bisa
memanfaatkan dari teknologi tersebut baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan dan teknologi inforrmasi itu sendiri dengan
bijak dan sebaik-bainya agar bukan kerusakan dan kehancuran yang sangat
berdampak fatal baik bagi manusia, ataupun suatu negara akibat salahnya
pemanfaatan teknologi tersebut.
SARAN
Setelah penulis membuat materi yang berjudul Tantangan Era Digital
dibeberapa bidang, maka penulis memberikan bebrapa saran bagi penulis sendiri
dan pembaca, yaitu :
1. Menggunakan teknologi secara bijak
2. Menanggapi secara positip dari perkembangan Era Digital
3. Memanfaatkan teknologi diberbagai bidang dengan sebaikbaiknya
4. Mempelajari lebih dalam mengenai perkembangan teknologi yang
pesat demi kemajuan bangsa
5. Menemukan solusi terbaik dari berbagai tantangan yang
ditimbulkan dari dampak perkembanga Era Digita diberbagai
bidang.

21

DAFTAR PUSTAKA
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:http://eprints.ums.ac.id/40334/5/BAB%2520I.pdf
Internet, wawasan dan pengetahuan penulis

22

You might also like