Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Internet Banking
Internet banking adalah layanan perbankan yang dilakukan dengan menggunakan
internet. Transakasi yang dapat dilakukan adalah pengecekan saldo, transfer uang,
pembayaran tagihan. Keuntungan internet banking bagi bank adalah bank dapat
memberikan keleluasaan kepada nasabah untuk melakukan transaksi dimana saja
dan kapan saja.
Keuntungan internet banking bagi nasabah antara lain:
a. Menghemat waktu, karena tidak perlu datang ke bank untuk melakukan
transaksi.
b. Menghemat biaya, karena transportasi menuju ke bank dapat dihilangkan.
c. Lebih cepat, karena tidak perlu menunggu antrean yang banyak.
SMS Banking
SMS Banking adalah layanan perbankan yang dilakukan dengan menggunakan
SMS (Short Message Service). Transaksi yang dapat dilakukan adalah pengecekan
saldo, transfer uang, dan pembayaran tagihan.
E-commerce Perdagangan elektronik (Electronic commerce )
Electronic commerce adalah perdagangan yang dilakukan dengan memanfaatkan
internet. Keuntungan perdagangan elektronik antara lain:
1. Perusahaan dapat menjangkau pasar lebih luas, karena pembeli yang mengakses
internet tidak dibatasi tempat dan waktu.
2. Perusahaan tidak perlu membuka cabang distribusi
3. Pengeluaran lebih sedikit, karena pegawai tidak banyak.
4. Harga barang lebih murah, karena biaya operasionalnya murah.
Keuntungan yang diperoleh konsumen antara lain:
a. Konsumen tidak perlu ke toko untuk mendapat barang.
b. Pembeli dapat menghemat waktu dan biaya perjalanan.
c. Konsumen dapat membandingkan harga dari pemasang iklan lain di internet.
d. Konsumen dapat membeli barang yang di dalam negeri tidak ada
e. Harga barang lebih murah.
14. Dengan berkembangnya TIK yang menyebabkan banyaknya
bermunculan pedagang online, konsumen tidak perlu ke toko untuk
mendapat barang.
15. Pembeli dapat menghemat waktu dan biaya perjalanan.
Beberapa tantangan dari Era digital dalam bidang Ekonomi yang berkaitan dengan
pemerintahan, antara lain:
1. Dengan mudahnya melakukan transaksi di internet menyebabkan akan
semakin memudahkan pula transaksi yang dilarang seperti transaksi
barang selundupan atau transaksi narkoba.
2. Hal yang sering terjadi adalah pembobolan rekening suatu lembaga atau
perorangan yang mengakibatkan kerugian financial yang besar.
3. Dengan kecanggihan era digital dan komunikasi menyebabkan
banyaknya terjadi kasus penipuan dalam perdagangan online.
Tantangan era gigital dalam Bidang Sosial dan Budayabisa kita lihat yaitu
sebagai berikut:
1.Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat
bahwa kini semakin besar porsi wanitayang memegang posisi sebagai
pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis.
Bahkanperubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan
pekerjaan pria semakin menonjol. Data yangtertulis dalam buku Megatrend
for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene
& John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam
kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanitayang memasuki
bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri , dan
berbagai jabatan pentinglainnya.
2.Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia
melahirkan fenomena yang menarik.Perkembangan dan kemajuan ekonomi
telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatubangsa
akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan
bangsa-bangsa Asia.
3.Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai
konsekuensi globalisasi, akan melahirkangenerasi yang disiplin , tekun dan
pekerja keras
Meskipun demikian Kemajuan Era Digital teknologi akan berpengaruh
Negatif dan menjadi tantangan tersendiri pada aspek sosial budaya
sendiri,yaitu:
1.Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan
remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupanekonomi yang terlalu menekankan
pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan
sebagian warga masyarakat menjadi kaya dalam materi tetapi miskin dalam
rohani.
2.Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat
semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti
gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan
sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial.
Akibatnya bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di
kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya,
seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak
kejahatan.
3.Pola interaksi antar manusia yang berubah kehadiran komputer pada
kebanyakan rumah tangga golonganmenengah ke atas telah merubah pola
wanita tersebut dengan busana minim yang siap melayani customer. Para
peminat hanya cukup menghubungi nomor HP para mucikari tersebut yang
ditampilkan di halaman web, kemudian mucikari inilah yang
mengantarkan pesanan ke kamar hotel atau ke apartemen sesuai dengan
keinginan pelanggan.
b. Gangguan kesehatan
Penggunaan teknologi tidak semata-mata membantu sebagian besar
kegiatan masyarakat tetapi, dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan
misalkan pancaran radiasi yang dihasilkan oleh peralatan elektronik.
c. Rasa malas
Ketergantungan pada teknologi menimbulkan kemalasan dalam
mewujudkan suatu keinginan melalui tindakan nyata.
d. Kejahatan dunia maya
Penetrasi internet yang begitu besar apabila tidak dipergunakan
dengan bijak maka akan melahirkan kejahatan di dunia maya atau yang
diistilahkan dengan cyber crime. Cyber crime terjadi pertama kali di
Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Berbagai kasus cyber crime yang
terjadi saat itu mulai dari manipulasi transkrip akademik mahasiswa di
Brooklyn College New York, penggunaan komputer dalam penyelundupan
narkotika
3. OPPORTUNITY (PELUANG)
a. Mudah mencari informasi
Dengan bantuan mesin pencari yaitu google, seseorang bisa mencari
informasi yang diinginkan dengan mudah dan cepat.
b. Memudahkan dalam berbisnis
Di sektor perdagangan atau jasa media internet digunakan untuk
pemasaran, sehingga jika ingin membeli atau menjual sesuatu bisa mudah
tanpa harus datag ke tempat langsug.
c. Mempermudah komunikasi
Dengan kemajuan teknologi, orang bisa berkomunikasi tanpa
pengaruh jarak dan waktu.
d. Menunjukan bakat
Seseorang bisa mencptakan software yang bermanfaat untuk
kepentingan publik.
4. THREATS
a. Pemanfaatan teknologi pada daerah terpencil
Seperti fasilitas yang kurang memadai seperti sarana transportasi,
sehingga pendistribusian sulit dan tdk merata.
b. Meningkatnya tindak kriminal
10
11
1.
Adanya perubahan sosial yang semakin capat berimplikasi pada pergeseran
nilai masyarakat.
2.
Hingga saat ini belum ada pengakuan pemerintah atas profesi Teknologi
informasi.
3.
Belum adanya inovasi-inovasi baru terkain dengan macam teknologi
informasi baik dari segi teknologinya ( White board, elektronik, OHP, Vidio, TV,
e-learning, Internet dan Lain-lain ) serta dalam proses maupun sistem.
4.
Berkaitan dengan penyususnan teknologi, kurang penguasaan guru terhadap
teknologi memunculkan kekhawatiran terhadap siswa, sehingga tidak memiliki
hubungan kedekatan dengan guru yang berimplikasi siswa menjadi pasif selama
penyususnan teknologi.
5. Tantangan Era Digital di Biang Pertahanan dan Keamanan
Kemajuan di bidang teknologi informasi telah merubah wajah dunia dan
menggeser pemahaman terhadap kekuatan (power) suatu negara sekaligus
menunjukan adanya difusi dalam pengertian tersebut. Kekuatan suatu negara tidak
lagi dinilai semata-mata dari seberapa besar kekuatan militer atau ekonomi yang
dimiliki, tetapi juga tergantung dari penguasaan teknologi informasi. Pada abad
ke-21 hampir setiap aktivitas, mulai dari aktivitas personal hingga pemerintahan
bertumpu pada penggunaan teknologi informasi.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi informasi,
memberikan manfaat besar bagi kemajuan suatu bangsa. Dalam
perkembangannya, kemajuan teknologi informasi telah berdampak pada
perubahan hubungan antarbangsa, baik pada masa damai maupun pada masa
perang. Melalui pemanfaatan teknologi informasi yang konstruktif, hubungan
sosial antarbangsa dapat terselenggara secara langsung dalam waktu relatif singkat
dan tanpa hambatan apapun. Melalui teknologi informasi pula, kemajuan ilmu
pengetahuan dapat terdistribusi dan tersebar luas di tengah tengah masyarakat.
Namun, tidak dapat dihindari bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
informasidigunakan pula untuk tujuan tujuan yang destruktif, baik oleh
perorangan, kelompok dan bahkan oleh negara dalam rangka menyebarluaskan
pengaruh atau dalam rangka perang (Cyber warfare). Pemanfaatan teknologi
informasi yang destruktif seperti ini pada dasarnya merupakan ancaman bagi
Ketahanan Nasional suatu bangsa dan negara. Ancaman tersebut terbagi dalam
ancaman yang bersifat militer dan ancaman yang bersifat nir-militer. Ancaman
yang bersifat militer terhadap Ketahanan Nasional adalah ancaman terhadap
ketahanan bidang pertahanan dan keamanan. Sementara itu, ancaman yang
bersifat nir-militer adalah ancaman terhadap ketahanan ideologi, politik, ekonomi,
dan sosial-budaya dari suatu bangsa dan negara.
12
13
14
15
16
lain, maka spektrum Asymetric Warfare juga akan semakin bertambah luas. Tidak
dapat dipungkiri, Asymetric Warfare telah banyak merubah konsep cara berperang
dari yang awalnya hanya mengandalkan kekuatan senjata (Hard Power), yang
ternyata terbukti tidak efisien (pemborosan keuangan negara), menjadi kekuatan
Soft Power.
Strategi Peningkatan Ketahanan Nasional di Bidang Informasi
Di dalam menyusun strategi ketahanan nasional bidang Informasi, beberapa
prioritas program berskala nasional perlu mendapat perhatian utama dan segera
terealisasikan, yaitu:
Pembangunan National Cyber Defence: Strategi pembangunan National Cyber
Defence adalah dalam rangka membangun sistem dan institusi pertahanan yang
berperan sebagai garda terdepan guna menghadapi potensi ancaman di dunia
maya (cyber space) dan untuk menjawab tantangan perang informasi (information
warfare) yang dapat mengancam aset informasi nasional. Dengan terbentuknya
National Cyber Defence, pembangunan kapasitas nasional dalam rangka
meningkatkan ketahanan nasional terhadap berbagai ancaman dari dunia cyber
akan lebih dapat ditingkatkan. Hal ini menjadi penting karena serangan cyber
(cyber attack) memiliki spektrum yang sangat luas, mulai dari serangan hacker
terhadap identitas seseorang (identity theft), cyber crime dan cyber terrorism,
sampai pada serangan yang ditujukan kepada negara (nation-state cyberwarfare).
Sudah saatnya ancaman dunia maya (cyber space) dan tantangan perang informasi
dapat dihadapi oleh bangsa Indonesia melalui strategi pembangunan National
Cyber Defence. Agar pertahanan cyber menjadi handal perlu dipersiapkan
kekuatan prajurit cyber (cyber army) yang terdiri dari individu-individu yang
sangat terampil/ahli dalam seni Cyber Warfare dengan jiwa nasionalisme dan
patriotisme yang tinggi.
Pengamanan Sistem Jaringan Komunikasi Data Nasional: Strategi pengamanan
sistem jaringan komunikasi data secara nasional memainkan peranan penting
dalam kerangka pengintegrasian data secara nasional. Data harus dapat disajikan
secara cepat, tepat dan akurat serta terintegrasi guna menghasilkan informasi
penting dalam rangka membantu proses penetapan kebijakan serta pengambilan
keputusan. Tidak dapat diragukan lagi layanan utama sistem informasi adalah
terkait dengan ketersediaan data (data availability). Oleh sebab itu, data atau
informasi sensitif yang berdampak secara nasional harus dibuat mekanisme baku
sistem pengamanannya.
17
Secara filosofi, di dalam dunia information security tidak ada satupun sistem
jaringan komputer yang dapat diasumsikan 100% persen aman dari serangan
cyber crimes. Oleh sebab itu, strategi pengamanan sistem jaringan komunikasi
data secara Nasional mutlak dibutuhkan dalam rangka menjaga kedaulatan bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peranan Para Pemangku Kepentingan Bidang Teknologi Informasi Dalam
Mewujudkan Ketahanan Nasional Indonesia Bidang Informasi.
Berangkat dari pemahaman Ketahanan Nasional sebagai konsepsi maupun sebagai
suatu kondisi, maka keberhasilan mewujudkan Ketahanan Nasional di Bidang
Informasi sangat dipengaruhi oleh sinergitas antara para pemangku kepentingan,
dunia usaha dan pelaku kegiatan usaha yang terkait dengan teknologi informasi.
Bukan suatu hal yang mudah untuk mewujudkan sinergitas diantara para aktor
tersebut. Dibutuhkan kesadaran kolektif yang didasarkan pada kesamaan pola
pikir, pola sikap dan pola tindak dalam memahami dan memanfaatkan teknologi
informasi bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, tanpa harus
mengorbankan kepentingan bangsa. Dalam perspektif Ketahanan Nasional, maka
masing masing komponen terkait harus mampu menempatkan kepentingan
nasional diatas kepentingan kelompok maupun golongan yang bersifat sektoral.
Sesuai tugas pokok, peran dan fungsi yang diemban, para pemangku kepentingan
dan dunia usaha bidang teknologi informasi, secara sederhana dapat
dikelompokkan dalam susunan sebagai Regulator, Operator dan Pengguna.
Regulator: Merupakan elemen pemangku kepentingan yang memegang peranan
sangat strategis dan penting dalam menentukan arah kebijakan pemanfaatan
teknologi informasi. Dalam konteks ini, pemerintah merupakan leading sector
yang bertanggungjawab terhadap regulasi yang berwawasan kebangsaan.
Peraturan perundangan maupun kebijakan yang dihasilkan, harus mampu
memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana utama untuk membangun
watak dan karakter bangsa yang sadar akan identitas dan jati dirinya sebagai
bangsa yang majemuk dan heterogen. Regulator harus mampu merumuskan
peraturan perundangan maupun kebijakan yang mencerminkan Information and
Technology Domain Awareness yang tinggi, baik secara institusional maupun
secara individual.
Sebagai nilai nilai instrumental, peraturan perundangan maupun kebijakan,
harus senantiasa bertumpu pada nilai nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan NKRI yang
merupakan empat pilar wawasan kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu, regulator
harus menyadari dengan sungguh sungguh peran pentingnya dalam menentukan
18
arah pemanfaatan teknologi informasi secara bijak dan cerdas untuk kepentingan
bangsa.
Operator: Merupakan elemen yang berperan dalam mengimplementasikan
peraturan perundangan maupun kebijakan yang telah ditetapkan regulator. Sejalan
dengan cara berpikir Ketahanan Nasional yang komprehensif dan menyeluruh,
maka kalangan operator harus mampu memanfaatkan dan mengelola teknologi
informasi secara cermat tanpa harus mengorbankan kepentingan usaha maupun
kepentingan bangsa. Operator harus mampu memilih dan memilah berbagai
bentuk teknologi informasi dan seluruh manfaatnya yang dapat digunakan untuk
membangun watak dan karakter bangsa. Sebagai bentuk tanggung jawab dan
komitmen terhadap persatuan dan kesatuan bangsa, konflik kepentingan yang
muncul, harus mampu dikelola agar Ketahanan Nasional bidang Informasi dapat
diwujudkan.
Pengguna Teknologi Informasi: Merupakan elemen yang memanfaatkan secara
langsung berbagai bentuk informasi yang dihasilkan. Dalam memanfaatkan
informasi yang dihasilkan, masyarakat harus mampu mengelola kecerdasan
intelektual maupun kecerdasan emosional yang didasarkan atas kesadaran kolektif
sebagai komponen bangsa yang mengutamakan kepentingan nasional. Sebagai
kelompok maupun sebagai individual, masyarakat pengguna teknologi informasi,
harus memiliki wawasan kebangsaan yang kuat agar mampu melakukan penilaian
obyektif terhadap manfaat informasi yang diterima.
Ketiga kelompok pemangku kepentingan bidang teknologi informasi tersebut,
merupakan simpul yang saling terkait erat dalam satu sistem informasi nasional
yang memiliki peran penting dalam membangun ketahanan nasional bidang
informasi yang tangguh. Sinergitas antara regulator, operator dan pengguna
teknologi informasi merupakan modal dasar yang kuat dalam membangun
National Cyber Defence dalam menghadapi potensi ancaman yang bersumber dari
pemanfaatan teknologi informasi yang destruktif.
Sebagai penutup, dapat ditarik kesimpulan bahwa peran pemerintah sebagai
leading sectorbersama seluruh komponen bangsa lainnya sangat dibutuhkan peran
aktifnya dalam pemanfaatan dan pengelolaan teknologi informasi guna
meningkatkan ketahanan nasional di bidang informasi.
Kebijakan nasional di bidang ketahanan informasi juga harus segera dirumuskan
dan ditetapkan agar dapat dijadikan acuan bagi seluruh komponen bangsa guna
menghadapi terjadinya cyber warfare atau information warfare baik skala kecil,
menengah hingga skala nasional. Untuk itu, Lemhannas RI meng-encourage rasa
nasionalisme seluruh komponen bangsa untuk turut bertanggung jawab,
berkomitmen dan berkontribusi nyata dalam rangka meningkatkan ketahanan
19
20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perkembangan teknologi yang sangat pesat di Era Digital saat ini sangan
memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan dan tatanan suatu negara
bahkan dunia. Dampak positip dan negatif adalah suatu kepastian yang diberikan
oleh pesatnya perkembangan era digital tersebut. Sehingga kita dituntut agar bisa
memanfaatkan dari teknologi tersebut baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan dan teknologi inforrmasi itu sendiri dengan
bijak dan sebaik-bainya agar bukan kerusakan dan kehancuran yang sangat
berdampak fatal baik bagi manusia, ataupun suatu negara akibat salahnya
pemanfaatan teknologi tersebut.
SARAN
Setelah penulis membuat materi yang berjudul Tantangan Era Digital
dibeberapa bidang, maka penulis memberikan bebrapa saran bagi penulis sendiri
dan pembaca, yaitu :
1. Menggunakan teknologi secara bijak
2. Menanggapi secara positip dari perkembangan Era Digital
3. Memanfaatkan teknologi diberbagai bidang dengan sebaikbaiknya
4. Mempelajari lebih dalam mengenai perkembangan teknologi yang
pesat demi kemajuan bangsa
5. Menemukan solusi terbaik dari berbagai tantangan yang
ditimbulkan dari dampak perkembanga Era Digita diberbagai
bidang.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:http://eprints.ums.ac.id/40334/5/BAB%2520I.pdf
Internet, wawasan dan pengetahuan penulis
22