You are on page 1of 5

7 Fakta Bekerja di Luar Negeri

Apakah kamu pernah mempertimbangkan prospek bekerja di luar negeri? Mungkin kamu
berpikir akan sulit meninggalkan tanah air untuk merantau ke negeri orang dengan segala macam
perbedaan suasana serta suasana baru. Tetapi di sisi lain, kesempatan bekerja ke luar negeri
menawarkan banyak sekali hal-hal baru yang bisa membuat hidupmu lebih kaya pengalaman.
Nah, bagi kamu yang ingin mempertimbangkan untuk bekerja di luar negeri, berikut ini kami
beberkan fakta-fakta bekerja dan tinggal di luar negeri.

1. Kebebasan yang Baru


Tinggal di luar negeri akan membuatmu merasakan kebebasan baru yang tentunya belum pernah
kamu rasakan. Kamu bebas melakukan apapun dan pergi ke manapun kamu mautapi tetap
ingat dengan tanggung jawab yang mengiringi kebebasanmu tersebut. Jangan sampai hidupmu
malah berantakan setelah tinggal di luar negeri. Ingat niat awalmu untuk bekerja dan
membangun karir di luar negeri, bukannya sekedar main ke sana ke mari.
2. Waktu Terasa Lebih Cepat Berlalu
Ketika kamu berada di luar negeri, persepsimu tentang waktu akan berubah. Waktu akan terasa
sangat cepat berlalu dan ketika kamu pulang setelah beberapa lama, anak, keponakan, teman,
orang tua, atau sanak saudaramu sudah bertambah umur dan memiliki kehidupan yang serasa
jauh darimu. Kamu akan merasa rindu berada di tengah-tengah mereka, sementara kamu sedang
berjuang bekerja diluar negeri untuk beradaptasi di tempat baru. Ini bisa membuat hubungan
dengan orang-orang terdekat menjadi renggang, tetapi bisa pula menjadi tambah dekat.
3. Bertemu dengan Teman Baru dan Meninggalkan Teman Lama
Bekerja di luar negeri, kamu akan bertemu banyak orang baru dan menghabiskan waktu bersama
mereka. Tetapi di saat yang sama, kamu akan kehilangan beberapa teman lama. Adanya
perbedaan waktu di luar negeri dengan Indonesia akan membuatmu agak sukar berkomunikasi
dengan teman - teman lama.

4. Bahasa
Mempelajari bahasa baru adalah sebuah keharusan bila kamu ingin bisa berkomunikasi dengan
para penduduk setempat. Ini juga akan memudahkan transportasi kamu di tempat itu dengan
memudahkan kamu melihat tanda-tanda di jalanan.

5. Cerita Baru untuk Dibagi Pengalaman


Yang kamu rasakan saat bekerja di luar negeri tentunya bisa menjadi bahan cerita yang untuk
dibagi kepada rekan kerja, keluarga, sanak saudara, dan teman-teman. Berbagai pengalaman
yang kamu dapat juga bisa dapat kamu jadikan pelajaran berharga dalam hidup.

6. Homesick

Mungkin ini menjadi batu sandungan terbesar ketika kamu tinggal di luar negeri. Rasa rindu
rumah tidak akan dapat dihindari dan terkadang akan terasa sangat berat. Banyak sekali cerita
orang-orang yang bekerja di luar negeri mempersingkat atau memutuskan kontrak hanya karena
kangen kampung halaman. Maka dari itu sebelum kamu membuat keputusan, tanyakan pada
dirimu sendiri apa targetmu dari bekerja di luar negeri ini sehingga kamu tak mudah menyerah
ketika homesick melanda.

7. Tumbuh Secara Personal dan Profesional


Berada di tempat yang jauh dari rumah seorang diri merupakan pengalaman yang akan sangat
membantumu untuk bertumbuh. Kamu akan menjadi independen, mandiri, dan lebih kuat. Kamu
juga dipaksa untuk memiliki pikiran yang lebih terbuka karena kamu harus beradaptasi dengan
lingkungan serta budaya yang serba baru. Pengalaman ini bisa menjadi dorongan ketika kamu
bekerja dan memperluas pandanganmu setelah usai menjalankan tugas.

Jangan pernah berkecil hati dengan segala hal negatifnya. Seiring berjalannya waktu,
kamu akan menemukan teman baru dan akan mulai dapat beradaptasi dengan baik. Jika
kesempatan tersebut baik, ambillah. Sesuatu yang terlihat menakutkan di awal tidak akan terasa
menyeramkan lagi ketika kamu berhasil menaklukkannya.

Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha

Ciri-ciri wirausaha yang berhasil :


1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah
dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh
pengusaha tersebut
2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya
menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai
pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih
baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang
dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
4. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha
kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ
dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.
6. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya
untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang
tidak dapat diselesaikan.

7. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun


yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material,
tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
8. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus
ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk
segera ditepati dana direalisasikan.
9. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang
berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang
perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta
masyarakat luas.
Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk dapat berhasil dapat
dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :

Jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang
dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal
ini diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli
mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela untuk
menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan

Mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas
mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat
memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja
walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat
diperoleh.

Selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa
yang diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat
dikemukakan bahwa manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan !
dengan demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk
mencapai cita-cita.

Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan,
kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit Service
mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu :

Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata
lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.

Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan


bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan,
termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan
membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami
kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan
efisien.

Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha

Motivasi Usaha - Pendorong Tumbuh Kembang Jiwa Wirausaha

Fakta bahwa jiwa wirausaha di Indonesia masih lemah ditunjukkan dari masih banyaknya
angka pengangguran di Indonesia, terutama pengangguran terbuka pada penduduk yang
mengenyam Pendidikan Tinggi. Logikanya, setelah mengenyam pendidikan tinggi, maka jiwa
wirausaha mereka akan lebih terasah karena kognisi usaha yang makin berkembang seiring
dengan makin tingginya jenjang pendidikan, sehingga kreativitas dan daya inventifnya juga
makin tajam. Lihat saja fakta pengangguran penduduk berpendidikan tinggi dari tahun 20042010 di Indonesia berikut:
Sebenarnya apa sih yang diperlukan untuk mendorong tumbuh kembang jiwa wirausaha?
Selain modal, latar belakang keluarga, dan kepribadian individu, maka motivasi usaha yang kuat
tertanam dalam jiwa individu merupakan syarat yang harus ada. Jika dalam diri individu tidak
ada motivasi usaha, maka motivasi yang ada adalah motivasi menjadi pegawai (kerja rutin, pergi
pagi pulang sore, gajian tiap bulan, terima THR tiap tahun, terima tunjangan dan fasilitas kerja,
memakai seragam kerja yang keren, dapat asuransi, jaminan hari tua, dan rutinitas lain yang
tidak terlalu menantang).
Sebenarnya, pengertian motivasi usaha itu apa sih? Motivasi adalah suatu dorongan dari
dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu, termasuk
menjadi young entrepreneur . Kebanyakan orang yang berhasil di dunia ini mempunyai motivasi
yang kuat yang mendorong tindakan-tindakan mereka. Mereka mengetahui dengan baik apa yang
menjadi motivasinya dan memelihara motivasi tersebut dalam setiap tindakannya.

Baum dkk (2007) menjelaskan bahwa:


Motivasi dalam kewirausahaan meliputi motivasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan
kewirausahan, seperti tujuan yang melibatkan pengenalan dan eksploitasi terhadap peluang
bisnis. Motivasi untuk mengembangkan usaha baru diperlukan bukan hanya oleh rasa percaya
diri dalam hal kemampuannya untuk berhasil, namun juga oleh kemampuannya dalam
mengakses informasi mengenai peluang kewirausahaan. Dalam istilah yang lebih sempit, teori
expectancy mengungkapkan bahwa informasi yang spesifik dan periodik mengenai peluang
kewirausahaan mungkin meningkatkan harapan individu bahwa upaya kewirausahaan akan
memberikan hasil, dengan demikian akan meningkatkan motivasi.
Ada lima kategori teori motivasi yaitu ;
kebutuhan (needs),
penguatan (reinforcement),
keadilan (equity),
harapan (expectancy), dan
tujuan (goal).
Dari kelima teori tersebut maka teori expectancy dan teori goal merupakan model teori yang
paling berguna dalam memahami motivasi kewirausahaan. Dalam teori expectancy tersedia
kerangka kerja untuk memahami mengapa dan bagaimana beberapa orang memilih untuk
menjadi wirausahawan dan mengungkapkan bahwa serangkaian outcome dari wirusahawan

dalah lebih kompleks dan sebagian lainnya memiliki kemungkinan lebih kecil dibandingkan
dengan yang lain.
Dalam menjelaskan relevansi teori expectancy maka diungkapkan bahwa wirausahawan
mungkin saja tertarik pada situasi ketidakpastian yang tinggi atau dapat membuat pilihan ketika
mereka menghadapi pilihan yang meragukan, karena jika dibandingkan dengan pra manajer pada
bisnis yang telah mapan, maka wirausahawan lebiih toleran dengan ketidakpastian. Sedangkan
proposisi mendasar dari teori goal adalah bahwa tujuan yang menantang secara khusus
(memberikan komitmen, umpan balik, dn pengetahuan yang memadai) akan menghasilkan
kinerja yang tinggi. Dengan demikian, teori goal menawarkan penjelasan yang lebih bersifat
langsung dengan motivasi kewirausahan dibandingkan dengan teori expectancy, yang
mengungkapkan bahwa wirausahawan menyusun tujuan kewirausahan yang lebih tinggi
divandingkan dengan orang-orang yang tidak memulai usaha.
Goal theory merupakan teori yang dapat diuji dalam memprediksi kinerja kewirausahaan.
Dalam hal ini, wirausahawan yang memiliki tujuan yang lebih tinggi akan memiliki
kemungkinan yang lebih besar untuk menjadikan organisasi lebih mampu bertahan dan mampu
tumbuh lebih besar dibandingkan dengan wirausahawan yang memiliki tujuan yang l (satu)

You might also like