Professional Documents
Culture Documents
Pesan Ibu
Tak henti bibirmu berucap
Memberi batas-batas kasih sayang
ratusan kali,
ribuan kali,
tak terhitung lagi,
tak ada kebosanan.
Meluruskan kaki-kaki anakmu
Menegakkan badan anakmu
Membuka mata ini
Agar selalu dalam harapanmu
Mengangkat dagu ini
Dalam keakuanku
Aku menangis
Kesedihan yang tak berujung
Aku belum mengabdi padamu
Sering aku di luar pandanganmu
Ibu..
Kini aku tak sering mendengar nasihatmu lagi
Tetapi
Masih jelas dalam benakku
Ketika bibirmu berucap
Agar aku hidup
Dalam bait-baitmu yang sederhana
Perjuangan yang tak kunjung henti
Dan dalam kasih sayang
Aku mengenal dunia
Dalam hati yang tunduk
Yang penuh kesantunan
__________________________________________________
Ibu
Kasihmu tak berbalaskan
Nafas yang kau perjuangkan ini
Masih saja dalam jalan-jalan yang kau khawatirkan
Dalam lintasan-lintasan yang licin
Yang menjatuhkan harapanmu
Menguras air matamu
Terisaklah aku menangis, ibu,
Mengingat ketika aku dalam dekapanmu
Mendengar pesanmu:
"Nak, siapa yang akan mengangkat derajat ibu
Di saat ibu menghadap tuhanmu, tuhan kita??
Hanyalah anak-anaknya
Hanyalah anak-anaknya
Kau dan saudaramu.
Iya, kau
Dan saudaramu
Maka jadilah kau manusia yang bermanfaat
Jadilah apa yang menjadi mimpimu,
Ibu yang dalam doa,
Hanya bisa brsyukur Tuhan masih mengingatkan anakku,
Untuk menjaga hati ibunya.
Tak ada jalan yang gelap anakku,
Doa ibu adalah cahayanya,
Ibu akan selalu mengirim lampu-lampu doa pada jalanmu,
Yang benar dan ikhlas"
Dan kau pun menepuk pundakku ibu
Dan mencium kening ini,
kening yang redup,
yang selalu takut pada dunia,
jika tanpamu ibu.
____________________________________--Ibu
Kini aku bisa berkata
"Baik ibu,
Keyakinan telah menjadi langit hati ku,
Api membara di dadaku,
Dan aku siap membakar semua kemalasan dan ketakutanku."
Ibu
Aku melangkah
Dalam doa dan semangatmu