Professional Documents
Culture Documents
Effect of Corporate Governance Mechanisms and Qual
Effect of Corporate Governance Mechanisms and Qual
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of corporate governance mechanisms (the
managerial ownership, institutional ownership, independent commissioners, audit
committees) and quality audits of the integrity on financial statements integrity
secondary were collected from firms Annual Report period 2002-2008 then the data
were processed and analyzed using binary logistic regression with SPSS software,
version 18 and Microsoft Excel. The results of this study indicate that together
mechanism of corporate governance and audit quality does not significantly affect the
integrity of financial reporting, whereas each variable is the Corporate Governance
Mechanisms in the dimensions of Managerial Ownership, Institutional Ownership, and
the Independent Commissioner does not have significant however, the Audit Committee
significant positive effect on the integrity of financial report. Audit Quality and not
significantly affect the integrity of the Financial Statements.
PENDAHULUAN
Di era pasar bebas, kegiatan bisnis mulai dituntut mengembangkan, menerapkan sistem dan
paradigma baru dalam pengelolaan bisnis yaitu prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang
baik. Jika di cermati secara mendalam, masih banyak penerapan GCG di Indonesia sekedar
untuk kosmetik atau mendongkrak citra perusahaan sehingga banyak perusahaan bangkrut
yang diindikasi sebagai akibat belum menerapkan prinsip-prinsip tersebut karena
disamping itu banyaknya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) misalnya kasus
Enron dan WorldCom di AS, serta Bank BNI dan Kimia Farma di Indonesia.
Menindaklanjuti komitmen pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, pemerintah Indonesia telah
menerbitkan berbagai kebijakan salah satunya keputusan menteri BUMN No. Kep-177/MMBU/2002 tentang penerapan praktik GCG pada BUMN. Dimana BUMN wajib
menerapkan GCG secara konsisten dan menjadikan GCG sebagai landasan operasional.
Penerapan prinsip-prinsip GCG dalam pengelolaan bisnis perusahaan akan dapat memenuhi
karakteristik BUMN baik sebagai Badan Usaha maupun sebagai Milik Negara, karena
penerapan GCG akan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, menguji
Anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan
komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali serta bebas dari hubungan
bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (Task Force Komite
Nasional Kebijakan Corporate Governance).
4. Komite Audit
Komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu
melaksanakan tugas dan fungsinya (Keputusan Ketua BAPEPAM Kep29/PM/2004)
Kualitas Audit
Kualitas audit adalah Probabilitas seorang auditor menemukan penyelewengan dalam
sistem akuntansi suatu unit atau lembaga kemudian melaporkannya dalam laporan audit
(Del Angelo (1981) dalam Nasrullah Djamil).
Integritas Laporan Keuangan
Integritas Laporan Keuangan diukur dengan menggunakan Discretionary Accrual (DA).
Discretionary Accrual berupa variabel dummy (skala nominal) yaitu jika perusahaan
memiliki nilai discretionary accrual nya bernilai negatif maka perusahaan tersebut
melakukan earning management yang menurunkan laba (0) sedangkan jika perusahaan
mempunyai discretionary accrual yang bernilai positif maka adanya upaya untuk menaikan
laba dengan cara earning management (1). Dengan rumus : DACpt=(TACpt/SALEpt)(TACpd/SALEpd) (Syahifudin, 2006).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sebelumnya. Pebedaannya yaitu pada objek
penelitian dan alat analisis yang digunakan. Objek penelitian yang dilakukan peneliti
sebelumnya yaitu Perusahaan Publik yang Listing di BEJ dan perusahaan industri
manufaktur, perdagangan dan jasa. Sedangkan objek penelitian ini yaitu BUMN yang
terdaftar (go public) di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa laporan keuangan yang sudah di audit atau annual report BUMN pada tahun 20022008 dengan menggunakan alat analisis berupa Regresi Logistik Biner dan uji statistika
menggunakan software Microsoft Excel dan SPSS versi 18. Sedangkan penelitian
sebelumnya menggunakan alat analisis berupa regresi linier berganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data
Dalam penelitian ini yang termasuk objek adalah BUMN yang terdaftar di BEI periode
Januari 2002 - Desember 2008 dengan jumlah populasinya adalah 12 (dua belas)
perusahaan. Perusahaan yang dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih
Kriteria
Jumlah data dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jumlah data dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak
Januari 2002 sampai dengan Desember 2008
3
Menerbitkan Laporan Keuangan yang telah diaudit periode 2002-2008
4
Memiliki data mengenai kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
komisaris independen, komite audit dan kualitas audit sesuai dengan
peraturan yang berlaku serta integritas laporan keuangan.
5
Tidak melakukan transaksi akusisi dan merger selama periode 2002-2008
Jumlah Perusahaan yang Terseleksi
Sumber: Data telah diolah
Jumlah
12
(5)
(0)
(0)
(1)
6
Analisa Statistik
Statistik Deskriptif
Pada bagian ini akan dideskripsikan dari data masing-masing variabel yang telah diolah
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum dari
masing-masing variabel.
Tabel 3
Output Descriptive Statistics
N
Integritas LK
KMN
KIN
KOIN
KOA
Kualitas Audit
Valid N (listwise)
Sumber : Data telah diolah
Minimum
42
42
42
42
42
42
42
Maximum
0
.00
.65
.00
.00
0
1
.01
.99
.60
.40
1
Mean
.48
.0012
.8110
.3887
.2538
.76
Std.
Deviation
.505
.00257
.11549
.14141
.09319
.431
Asumsi Klasik
Dalam pengujian regresi logistik yang dikemukakan oleh Stanislaus (2006) yaitu untuk
asumsi homoscedasticty tidak diperlukan untuk regresi logistik.
Normalitas
Uji Normalias ini berguna untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak.
Syarat data variabel terdistribusi normal adalah jika Asymp. Sig. (2-tailed) K-S > 0.05,
maka data terdistribusi normal.
Tabel 4
Output Uji Normalitas
N
Normal Parametersa,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : Data telah diolah
Integritas
LK
42
.48
.505
.351
.351
-.326
2.273
.000
KMN
KIN
KOIN
KOA
42
.0012
.00257
.413
.413
-.318
2.675
.000
42
.8110
.11549
.182
.182
-.130
1.179
.124
42
.3887
.14141
.222
.120
-.222
1.441
.032
42
.2538
.09319
.232
.173
-.232
1.501
.022
Kualitas
Audit
42
.76
.431
.472
.290
-.472
3.056
.000
Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa hanya variabel kepemilikan intitusional
(KIN) yang mempunyai data terdistribusi normal karena Asymp. Sig. (2-tailed)nya bernilai
0.124, yang berarti Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05.
Autokorelasi
Analisis Autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah ada autokorelasi antara variabel
independen pada periode tertentu dengan variabel independen pada periode sebelumnya.
Hal ini dapat dideteksi dengan angka Durbin-Watson (Santoso, 2010).
Tabel 5
Output Uji Autokorelasi
Model
1
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-Watson
Square
Estimate
.023
.500
1.704
R Square
.377a
.142
Pada tabel 5 diperoleh nilai Durbin Watson 1.704. Langkah berikutnya adalah
melakukan uji dengan menggunakan tabel d (Durbin Watson). Kriteria pengujian dapat
dibuat dengan bantuan gambar berikut:
Positif
autocorrelation
Tanpa
Kesimpulan
1.414
1.704
No autocorrelation
1.724
Tanpa
Kesimpulan
2.276
Negatif
autocorrelation
2.586
Gambar 4.1
Durbin Watson
Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang
memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Syarat untuk
multikolinieritas pada suatu model adalah apabila nilai Varience Inflation Factor (VIF)
tidak lebih dari 10 dan nilai Tollerence tidak kurang dari 0.1, maka model dapat dikatakan
terbebas dari multikolinieritas. Output dari uji multikolinieritas dapat kita lihat pada tabel 6.
Tabel 6
Output Uji Multikolinieritas
Model
1
(Constant)
KMN
KIN
KOIN
KOA
Kualitas
Audit
Sumber : Data telah diolah
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-.992
.914
-34.254
43.084
1.005
.996
.328
.614
2.143
1.049
.031
.187
Standardized
Coefficients
Beta
-.174
.230
.092
.395
.026
t
-1.085
-.795
1.009
.534
2.044
.163
Sig.
.285
.432
.320
.596
.048
.871
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
.496
.460
.808
.638
.934
2.017
2.174
1.238
1.568
1.071
Kita lihat masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10
dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1, maka dapat dinyatakan model regresi ini terbebas
dari asumsi klasik statistik multikolinieritas.
Statistik Verikatif
Tabel 7
Output Case Processing Summary
Unweighted Casesa
Selected Cases
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Total
Sumber : data telah diolah
N
42
0
42
0
42
Percent
100.0
.0
100.0
.0
100.0
Interprestasi hasil menunjukkan bahwa tabel case processing summary tidak adanya
missing case, artinya data yang diproses lengkap.
2. Pengujian Model Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Pengujian ini dilakukan untuk mengatahui apakah model fit dengan data baik
sebelum maupun sesudah variabel bebas dimasukkan kedalam model. Hipotesis
untuk menilai model fit adalah:
Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Tabel 8
Output Iteration History Block 0
-2 Log
likelihood
Step 0 1
58.129
2
58.129
Sumber : Data telah diolah
Iteration
Coefficients
Constant
-.095
-.095
Output SPSS pada Tabel 8 menunjukkan nilal -2 Log Likelihood (-2LL) Blok
pertama (Block Number = 0) sebesar 58.129, angka ini secara matematik signifikan
karena mempunyai nilai konstanta -0.095 < 5% dan Ho ditolak. Hal ini berarti
bahwa hanya konstanta saja yang tidak fit dengan data (sebelum variabel bebas
dimasukkan ke dalam model regresi).
Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model (overall model fit).
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2LL Blok pertama (Block
Number = 0) dengan nilai -2LL Blok kedua (Block Number = 1). Adanya
pengurangan nilai antara -2LL Blok pertama dengan nilai -2LL Blok kedua
menggunakan -2LL akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit
dengan data (Ghozali, 2006).
Tabel 9
Output Iteration History 1
-2 Log
likelihood
Step 1 1
51.306
2
49.847
3
49.591
4
49.588
5
49.588
6
49.588
Sumber : Data telah diolah
Iteration
Constant
-5.846
-9.067
-11.171
-11.463
-11.467
-11.467
KMN
-137.018
-218.246
-271.433
-278.828
-278.920
-278.920
Coefficients
KIN
KOIN
4.020
1.312
5.540
3.600
6.580
5.014
6.741
5.183
6.743
5.185
6.743
5.185
KOA
8.571
13.181
16.177
16.586
16.591
16.591
KUA(1)
-.122
-.529
-.790
-.821
-.821
-.821
Tabel 10
Perbandingan -2LL awal dengan -2LL akhir
-2LL awal (Block Number = 0)
-2LL akhir (Block Number = 1)
Sumber : Data telah diolah
58.129
49.588
Dari hasil tabel 10 terlihat bahwa nilai -2LL blok pertama (Block Number = 0)
adalah 58.129 dan nilai -2LL pada blok kedua (Block Number = 1) adalah sebesar
49.588. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi kedua lebih
baik dalam memprediksi Integritas Laporan Keuangan.
3. Pengujian Kelayakan Model Regresi
Analisis selanjutnya yang dilakukan adalah menilai kelayakan model regresi logistik
yang akan digunakan. Untuk menilai kelayakan tersebut dalam memprediksi
digunakan uji Chi Square Hosmer and Lemeshow. Probabilitas signifikansi yang
diperoleh kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikasi () 5 %.
Pengujian ini digunakan untuk menguji hipotesis:
Ho : Tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang
diamati
Ha : ada perbedaan antara antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang
diamati
Tabel 11
Output Hosmer and Lameshow Test
Step
Chi-square
1
2.111
Sumber : Data telah diolah
Df
8
Sig.
.977
Dari hasil pengujian Tabel 11 diperoleh nilai Chi Square sebesar 2.111, dengan nilai
Sig. sebesar 0.977. dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai Sig lebih besar daripada
alpha (0.05), yang berarti keputusan yang diambil adalah menerima Ho dengan
maksud tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi
yang diamati. Itu berarti model regresi logistik bisa digunakan untuk analisis
selanjutnya.
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas
variabel-variabel independen mampu memperjelas variabilitas variabel dependen.
Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R
Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterprestasikan seperti nilai R Square
pada regresi linier berganda (Ghozali, 2006). Nilai ini dapat dengan cara membagi
nilai Cox & Snell R square dengan nilai maksimumnya. Nilai koefisien Nagelkerke
R Square umumnya lebih besar dari nilai koefisien Cox & Snell R square
(Stanislaus, 2006).
Tabel 12
Output Model Summary
-2 Log
Cox & Snell R
likelihood
Square
1
49.588a
.184
Sumber : Data telah diolah
Step
Nagelkerke R
Square
.246
Tabel 12 menunjukkan Hasil output pada Nagelkerke R Square memiliki nilai yang
lebih besar dari Cox & Snell R square yaitu 0.246 dan 0.184 yang memiliki analogi
sama dengan nilai R square pada regresi linier berganda. Nilai Nagelkerke R Square
sebesar 0.246 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independen adalah sebesar 24,6%, sisanya sebesar 75.4% dijelaskan oleh
variabilitas variabel-variabel lain di luar model penelitian. Atau secara bersamasama variasi variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris
independen, komite audit dan kualitas audit dapat menjelaskan variasi variabel
integritas laporan keuangan sebesar 18.4%.
5. Matrik Klasifikasi
Matrik klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk
memprediksi kemungkinan nilai negatif Discretionary Accrual terhadap integritas
keuangan dan nilai positif Discretionary Accrual terhadap integritas laporan
keuangan.
Tabel 13
Output Classification Table
Observed
Step 1
Integritas LK
nilai negatif
nilai positif
Overall Percentage
Sumber : Data telah diolah
Predicted
Integritas LK
nilai negatif nilai positif
15
7
7
13
Percentage
Correct
68.2
65.0
66.7
Dari Tabel 13 dapat dibaca bahwa menurut prediksi, integritas laporan keuangan
yang diamati dan diprediksi akan bernilai positif ada 13 integritas laporan keuangan
dari 20 Discretionary Accrual yang bernilai positif (65%). Sedangkan integritas
laporan keuangan yang diamati dan diprediksi akan bernilai negatif ada 15 integritas
laporan keuangan dari 22 Discretionary Accrual yang bernilai negatif (68.2%).
Secara keseluruhan case / ketepatan prediksi yang diklasifikasikan benar ada 66.7%.
6. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini untuk pengaruh variabel-variabel bebas
yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen,
Komite Audit, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan
ditunjukkan dalam variabel in the equation.
Dalam uji hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat Variables in the
Equation, pada kolom Signifikan dibandingkan dengan tingkat kealphaan 0.05 (5
%). Apabila tingkat signifikansi < 0.05, maka Ha diterima yang berarti bahwa
variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 14
Output Variables in the Equation
B
KMN
-278.920
KIN
6.743
KOIN
5.185
KOA
16.591
KUA(1)
-.821
Constant
-11.467
Sumber : Data telah diolah
Step 1a
S.E.
211.859
4.779
3.939
7.768
1.016
5.854
Wald
1.733
1.991
1.733
4.562
.653
3.837
df
1
1
1
1
1
1
Sig.
.188
.158
.188
.033
.419
.050
Exp(B)
.000
848.221
178.538
1.604E7
.440
.000
Pembahasan
Dari hasil pengujian diatas peneliti menggunakan tabel perbandingan Signifikan terhadap
untuk mempermudah dalam melakukan analisis, yaitu sebagai berikut:
Tabel 15
Perbandingan Asymp Sig dengan
Variabel
Kepemilikan Manajerial (KMN)
Kepemilikan Institusional (KIN)
Komisaris Independen (KOIN)
Komite Audit (KOA)
Kualitas Audit (KUA)
Sumber : Data telah diolah
Sig.
0.188
0.158
0.188
0.033
0.419
> 0.05
> 0.05
> 0.05
< 0.05
> 0.05
Keputusan
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho ditolak
Ho diterima
Kesimpulan:
a) Integritas Laporan Keuangan-Kepemilikan Manajerial (Ho diterima)
Nilai dari Sig. senilai 0.188 > 0.05 sehingga variabel Kepemilikan Manajerial
tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan
perusahaan BUMN.
b) Integritas Laporan Keuangan-Kepemilikan Institusional (Ho diterima)
Jadi, variabel Kepemilikan Institusional tidak mempengaruhi Integritas Laporan
Keuangan perusahaan BUMN karena nilai dari Sig. senilai 0.158 > 0.05.
c) Integritas Laporan Keuangan Komisaris Independen (Ho diterima)
Nilai dari Sig. senilai 0.188 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Komisaris Independen tidak mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan
perusaahaan BUMN.
d) Integritas Laporan Keuangan Komite Audit (Ho ditolak)
Variabel Komite Audit ini mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan
perusahaan milik negara karena nilai Sig. senilai 0.033 < 0.05 dan searah dalam
persamaan regresi.
e) Integritas Laporan Keuangan Kualitas Audit (Ho diterima)
Nilai dari Sig. senilai 0.419 > 0.05 sehingga variabel Kualitas Audit tidak
mempengaruhi terhadap Integritas Laporan Keuangan perusahaan BUMN.
Dari hasil uji regresi logistik biner di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa
mekanisme tata kelola perusahaan dan kualitas audit tidak mempengaruhi Integritas
Laporan Keuangan BUMN. Akan tetapi variabel komite audit berpengaruh dan searah
terhadap integritas laporan keuangan karena anggota Komite Audit bebas dari keadaan
yang dapat menyebabkan pihak lain meragukan sikap independensinya sehingga hasil dari
integritas laporan keuangan disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan apa yang ada
dan benar-benar terjadi dan menyebabkan adanya kepercayaan publik terhadap hasil
laporan keuangan di perusahaan BUMN tersebut.
All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.