You are on page 1of 13
PENGELOLAAN LAHAN KAWASAN LERENG MERAPI PASCA ERUPSI 2010 ‘Sri Nuryani Hidayah Utami *), Azwar Maas*), Darmanto’*), Rachmad Jayadi"*), Edhi Martono"), Benito Heru Purwanto*), Ambar Kusumandari***), Gatot Murdjito****), Djaka Marwasta"****, Jamhari*), Dodi Kastono*) ABSTRAK Setelah erupsi Merapi, pengelolaan lahan harus mendasarkan pada jenis material yang dimuntahkan dan kondisi lahan. Kualitas abu hais| erupsi Merapi ‘cukup baik, hanya perlu pembilasan untuk mengurangi garam terlarutkan yang berupa kation Al dengan anion sulfat dan khlorida. Ketersediaan nuttisi dalam abu volkan ditentukan kerapuhan thd proses pelarutan/penghancuran oleh air, juga ukuran abu, kekerasan abu, lingkungan tempat abu tersebar. Prinsip Pengelolaan lahan adalah penyediaan lingkungan yang sesuai kebutuhan hidup tanaman, ketersediaan lengas, nuttisi, kolod yang memegang nutrisi dan aaerasi. Yang dibutuhkan adalah pupuk organik, Nitrogen (dari pupuk N ataupun tanaman legum), pencampuran denngan tanaha asii di bawahnya. Secara singkat, aspek teknis pemulihan setelah bencana erupsi adalah menanam tanaman yang sesuai dengan kondisi lahannya, diversifikasi tanaman tumpang gilir, tumpang sari, mixed farming dll, menanam tanaman yang cepat tumbuh, cepat menghasilkan dan tidak membutuhkan modal/biaya besar untuk penanaman dan perawatan, kegiatan intensifikasi pekarangan : tanaman holtikultura, juga tanaman pagar penguat teras dan sumber pakaan ternak misalnya gliricedea. Selanjutnya konsep penataan lahan pasca erupsi perlu dirumuskan berdasar pada konfigurasi lahan terutama terkait dengan situasi lokalnya misalnya topografi, hidrologi, meteorologi, dan sistem drainasi alamnya. Kegiatan pengurangan resiko bencana alam dapat dikelola dengan baik apabila sifat dan karakter dari lahan dapat dinilai dengan baik. Kegiatan pengurangan resiko bencana alam adalah satu-satunya yang dapat dilakukan untuk menekan sekecil mungkin kerugian akibat suatu kejadian bencana alam (Sartohadi, 2010). Kerentanan lahan (Vulneralbility) yang ada terkait dengan ancaman kebencanaan alamnya perlu mendapatkan perhatian untuk dikurangi melalui tindakan teknis maupun non teknis. Hal ini akan menjadi strategi mendasar dalam mendukung kesuksesan budidaya yang akan dikembangkan. Di samping itu perlu diperhatikan usaha-usaha konservasi lahan yang dapat memberikan keberlanjutan produktivitas lahan dan nilai manfaat yang lebih luas bagi lingkungannya Pembuatan zonasi daya dukung lahan kawasan lereng Gunung Merapi pasca Erupsi 2010 dimaksudkan untuk mengurangi resiko bencana dan menekan ‘sekecil mungkin kerugian yang ditimbulkan. Dengan adanya zonasi tersebut dinarapkan petani dan peternak di kawasan lereng Gunung Merapi dapat hidup selaras dengan alam. LATAR BELAKANG *) Fakultas Pertanian UGM, “*) Fakultas Teknik UGM, **) Fakultas Kehutanan UGM, | **) Fakultas Peternakan UGM, *****) Fakultas Geografi UGM ‘Adanya erupsi Gunung Merapi mengakibatkan kerusakan dan kerugian material masyarakat di sektor pertanian, peternakan, serta hortikultura yang ada di wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Diprediksi dana yang diperlukan untuk pemulihan di sektor pertanian lebih besar daripada yang digunakan pada dua wilayah pascagempa pada tahun 2006 yang lalu mencapai Rp 3,7 triliun (Antara, 2010; Kompas, 2010) Letusan Gunung Merapi, mengakibatkan guyuran abu vulkanik dengan berbagai ukuran dari yang sangat halus (abu) sampai kasar (Kerik, kerakal, batu) di sejumlah wilayah dan telah membuat sektor pertanian sangat terpuruk. Kerusakan itu terutama pada pertanian hortikultura yang berupa ribuan hektar perkebunan salak pondoh, kelapa, dan sayur-sayuran. Selain pertanian, kondisi serupa juga menimpa sektor petemakan, seperti perikanan dan ayam pedaging maupun petelur. Selain dana yang besar saat pemulihan diseluruh sektor akibat Jetusan Gunung Merapi, waktu pemulihan juga dikhawatirkan akan lebih panjang daripada yang diperkirakan sebelumnya Tantangan pengembangan ketahanan pangan adalah semakin terbatasnya kapasitas produksi akibat menurunnya kualitas kesuburan tanah akibat kerusakan lingkungan yang diakibatkan erupsi Gunung Merapi. Pembangunan pertanian harus didasarkan atas potensi lahan yang keberhasilannya tergantung pada pilinan komoditas serfa sistem usaha yang sesuai dengan karakteristk sumberdaya alam dan sosial ekonomi setempat. Berbagai langkah yang perlu diambil dalam rangka pengembangan sumberdaya alam secara optimal, antara lain: (a) pengenalan sifat dan karakteristik Iahan; (b) menetapkan kesesuaian Iahan; (c) menetapkan tingkat manajemen yang diperlukan untuk setiap penggunaan lahan; (d) menilai kesesuaian lahan bagi Pengembangan berbagai komoditas pertanian, serta (e) menentukan pilihan komoditas atau tipe penggunaan lahan tertentu yang sesuai secara fisik dan ‘menguntungkan (Budianto, 2001), Kegiatan pengurangan resiko bencana alam dapat dikelola dengan baik apabila sifat dan karakter dari lahan dapat dinilai dengan baik. Kegiatan Pengurangan resiko bencana alam adalah satu-satunya yang dapat dilakukan untuk menekan sekecil mungkin kerugian akibat suatu kejadian bencana alam (Sartohadi, 2010). Pembuatan zonasi daya dukung lahan kawasan lereng *) Fakultas Pertanian UGM, **) Fakultas Teknik UGM, ***) Fakultas Kehutanan UGM, 2 Fakultas Peternakan UGM, “*"") Fakultas Geografi UGM Gunung Merapi pasca Erupsi 2010 dimaksudkan untuk mengurangi resiko bencana dan menekan sekecil mungkin kerugian yang ditimbulkan. Dengan adanya zonasi tersebut diharapkan petani dan peternak di kawasan lereng Gunung Merapi dapat hidup selaras dengan alam. TANAH DI SEKITAR GUNUNG MERAPI Tanah-tanah yang terdapat di sekitar Gunung Merapi merupakan tanah yang berasal dari abu volkanik. Abu volkan merupakan bahan volkanik hasil erupsi yang dikeluarkan gunung-gunung berapi berupa debu, kerikil, dan batu panas. Keadaan di lereng atas Gunung Merapi mengatami perubahan secara periodik mengikuti periode letusan. Dengan adanya perubahan tersebut, terdapat beberapa keragaman karakteristik tanah di berbagai lokasi lereng. Keadaan tanah di Lereng Gunung Merapi didominasi oleh tanah muda. Tanah muda tersebut juga bervariasi_ mengikuti_ periode letusan dan mengalami perkembangan baik sifat fisik maupun sifat kimianya. Perkembangan tanah juga diikuti oleh tumbuhnya vegetasi diatasnya, Karena tanah yang berkembang akan menyediakan hara bagi tanaman. Tanah di lereng ates Gunung Merapi terdiri atas Regosol (Entisol dan Inceptisol). Tanah Regosol merupakan tanah yang tergolong muda, sehingga belum mengalami perkembangan profil. Tanah ini dicirikan oleh warna tanah kelabu sampai kehitaman dengan tekstur tanah yang tergolong kasar yaitu pasiran, Adapun struktur tanah juga belum terbentuk sehingga termasuk granuler. Selain jenis tanah Regosol, juga ditemukan tanah Andisol. Jenis tanah ini ditemukan di kecamatan Cepogo dan kecamatan Selo, Karakteristik tanah ini dicirikan oleh tekstur geluh debuan, struktur remah atau gumpal remah, BV sekitar 0,9 g/om*, konsistensi gembur, permeabilitas sedang, bahan organik sedang hingga rendah, dengan pH 5,0-5,5, KPK dan kejenuhan bbasa tinggi (Anonim, 2008) Kawasan Gunung Merapi, yang pada umumnya berupa daerah dataran tinggi, merupakan daerah tangkapan sekaligus resapan air hujan yang sangat baik. Kemampuan menahan air dipengaruhi oleh sifat fisika seperti tekstur serta keberadaan vegelasi di daerah tersebut. Pemanfaatan lereng atas Gunung ‘Merapi sebagai daerah konservasi perlu dikembangkan dan dilestarikan. Selain sebagai penahan air, daerah lereng atas Gunung Merapi juga dapat *) Fakultas Pertanian UGM, ™*) Fakultas Teknik UGM, ***) Fakultas Kehutanan UGM, 3 “") Fakultas Petemakan UGM, *“**) Fakultas Geografi UGM dimanfaatkan untuk kehutanan, taman nasional, atau bahkan daerah wisata. MATERIAL YANG DIMUNTAHKAN GUNUNG MERAPI Pada umumnya sebaran endapan awan panas yang terdiri atas campuran antara material berbutir abu, lapili dan bongkah gunung sangat dipengaruhi oleh banyaknya material tersebut, gaya gravitasi, dan bentuk topografi awal daerah yang terkena erupsi. Semakin banyak material awan panas yang dikeluarkan maka sebaran awan panas juga semakin luas, Akibat gaya gravitasi maka endapan awan panas terutama yang berbutir kasar (lapili - bongkah) lebih terkonsentrasi di lembah-lembah aliran sungai. Semakin dalam dan banyak lembah aliran sungai sebagai akibat erosi vertikal yang sangat intensif maka sebaran endapan awan panas akan semakin terbatas, karena cukup tertampung di daerah lembah sungai itu. Sebaliknya jika lembah aliran sungai sedikit dan dangkal maka endapan awan panas akan tersebar luas (Bronto et a/. 2003). Penggunaan Lahan \Vegetasi yang tumbuh pada lereng atas Gunung Merapi bervariasi. Sebagian besar penggunaan lahan di lereng atas Gunung Merapi berupa tanaman hutan dan semak liar seperti rotan, paku-pakuan dan rumput-rumputan. Di lereng utara bagian bawah mulai diusahakan tanaman sayuran. Penanaman kawasan ini diusahakan kepada penanaman tanaman habitat asli daerah tersebut. Hal ini untuk menjaga kelestarian lingkungan dan habitat aslinya. Pada sisi sebelah selatan merupakan hutan yang masih alami dan tumbuh subur. Daeral merupakan daerah resapan air yang sangat baik. Tanaman yang tumbuh terdiri dari akasia, pinus dan beberapa jenis lainnya, Selain itu daerah ini dijadikan hutan wisata pada bagian bawahnya, Penduduk sekitar kawasan ini juga sering memanfaatkan sebagai ladang rumput untuk makanan ternak mereka. Bidang pertanian Aktivitas gunung api mencakup pembentukan magma dan pelepasan magma dari mulut kawah yang dapat berupa aliran lava pijar yang berupa lelehan, semburan material vulkanik berbagai bentuk ukuran ke angkasa dan jatuh ke permukaan bumi mengikuti gaya grafitasi yang juga dipengaruhi oleh *) Fakultas Pertanian UGM, **) ****) Fakultas Peternakan UGM, tas Teknik UGM, ***) Fakultas Kehutanan UGM, 4 *) Fakultas Geografi UGM arah dan kecepatan angin. Komposisi kimiawi semburan dan lava pijar sangat ditentukan oleh batuan penyusun magma (aluminium silikat dari batuan beku), dan material non magma (hidrotermal, garam dan mineral non batuan andesitik/basaltik). Hasil analisis kandungan mineral dalam abu dan pasir volkan letusan Gunung Merapi 2010 yang dilakukan di Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM disajkan dalam tabel di bawah ini ‘ABEL 1. HASIL ANALISIS PASIR DAN ABU VOLKAN Total Plat | Pi total Kode | Lengas| pH | ec | N | Ptsd | air | Hei | S | citot| sid, | ALO, % | H0| ms |_% | ppm | ppm | _% | % | % | % | % Pasir | 10.38 | 489 | 4.4 | 0.003 | 190.18 | 156.29 | 0.1387 | 458 | 36.63 ‘Abu vokan | 0.78 | 486 | s.67 | 0.014 | 213.6 | 191.28 | 0.1251 | 483 | 6.44 | $3.02 | 18.34 Wg wa CG] a | a Kode | tot_| mg ted | Mg it Feit | tot | Mnit| curot| i | tot | in % | __ me/100 gr ppm | % | ppm | ppm | ppm | pom | ppm Pasi | oo7| os2| ost 3e9|oo1| 145 | 30.98 | 221 | 26.24 | 1.11 ‘Abu vokan | 006] 227] 145| 075| 281] 013| 381 | 39.49 | 035 | 35.08 | 257 Cal Kode | Catot_catsd | “air_| Ktot | ktsd_| kad | Natot | Natsd | Nad ‘mesi00 Tert0o % gr % | or % me/100 gr Pasi ost sor| s9a{ o15| 199] o62| oo7| 105] 023 ‘Abuvowan| 049 2196| 1043] o51| 55] 151] 014) 308/185 Data tabel tersebut menunjukkan bahwa kualitas abu cukup balk, hanya perlu pembilasan yang cukup untuk menghilangkan garam terlarutkan yang berupa kation basa, aluminium, dengan anion sulfat dan klorida..Ditunggu hinggapH abu > 5 dan/atau nilai DHL < 1 mS. Hasil analisis yang dilakukan oleh *) Fakultas Pertanian UGM, **) Fakultas Teknik UGM, ***) Fakultas Kehutanan UGM, 5 “***) Fakultas Petemakan UGM, ****) Fakultas Geografi UGM Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian UGM menunjukkan bahwa pH abu dan pasir volkan merapi masam yaitu pH 4,9, daya hantar listrk 4-5 mS. Padahal ‘tanaman-tanaman pertanian secara umum dapat bertahan pada daya hantar lisrik tanah yang kurang dari 2 mS. Tanaman-tanaman pertanian seperti sayuran dan buah-buah seperti lombok, melon, salak pondoh, dsb banyak yang me disamping oleh karena menahan berat akibat daunnya tertimpa bahan volkan, tetapi juga karena daya hantar listrik yang tinggi dari bahan volkan, Tetapi abu volkan juga mengandung unsur yang bermanfaat bagi tanaman, kandungan unsur hara didominasi oleh silika sebesar §4%, silika merupakan unsur yang sangat bermanfaat bagi tanaman padi, agar supaya padi bisa berdiri tegak, dan untuk ketahanan padi dari serangan hama dan penyakit, dan sulfur (belerang) dan klorida, yang juga merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Melinat karakterisitik kimiawi bahan volkan tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada permasalahan bagi petani untuk menanami Kembali lahan-lahan pertanian, dengan dilakukan pengolahan tanah yang dalam untuk mencampur dengan tanah asli Rehabilitasi lahan pertanian tidak hanya masalah kimiawi atau kandungan unsur di dalam bahan volkan saja, tetapi juga masalah fisik, karena bergantung juga kepada ketebalan timbunan, proses yang mengendapkan dan ukuran bahan yang diendapkanitertimbun. Pusat Studi Sumberdaya Lahan UGM membagi tipe lahan yang terkena erupsi Merapi sebagai berikut (Utami chk, 2010) (1) Lahan pertanian yang tertimbuniterkena pengaruh langsung awan panas, seperti di Kecamatan Cangkringan, dengan ketebalan timbunan yang sangat tebaldengan material timbunan yang kasar dari pasir, kerikil atau lebih besar. Dengan ketebalan timbunan yang tebal serta material volkan yang kasar menunjukkan bahwa tanah-tanah pertanian di daerah ini tertimbun oleh material baru. Penanaman pada daerah ini harus menunggu sampai suhu tanah menjadi dingin oleh air hujan. Oleh karena materiainya masih bersifat /oose (rapuh, belum terikat menjadi struktur yang kuat) akan mudah terbawa oleh angin ataupun hujan, sehingga perlu hati-hati dengan kemungkinan terjadinya erosi, jika kelerengan tanah tinggi. Terutama untuk daerah yang dekat dengan merapi (misainya 5 km) maka sebaiknya tidak diperuntukkan untuk tanaman yang produktif, tetapi tanaman-tanaman kehutanan yang mempunyai akar kuat tetapi *) Fakultas Pertanian UGM, **) Fakultas Teknik UGM, -™) Fakultas Peternakan UGM, ») Fakultas Kehutanan UGM, 6 “**) Fakultas Geografi UGM mempunyai daun yang jika gugur mudah lapuk, tidak seperti pinus dan akasia yang sukar lapuk. (2) Lahan yang terkena lontaran bahan volkan seperti hujan abu atau pasir bahkan kerikil, Lahan pertanian yang terkena hujan abulpasir/kerikil tersebar secara luas, seperti Muntilan, Sleman, Klaten bahkan sampai ke beberapa ‘tempat yang jauh seperti Purworejo hingga Bandung. Jika bahan-bahan volkan ini menutupi tanah dengan ketebalan tidak lebih dari 5 cm, misalnya di Kecamatan Turi dan Tempel, Sleman, dan sebagian Srumbung, Magelang, maka tanah dapat langsung diolah seperti sediakala, apalagi jika materiainya debu yang halus, justru dapat meningkatkan kandungan hara tanah. Tetapi jika pada lahan-lahan ini ketebalan bahan volkan nya lebih dari 10 om, pengolahan tanah dalam diperiukan sedalam 20 cm. Penambahan bahan organik sangat penting pada daerah ini, terutama jika yang terendapkan adalah bahan-bahan yang kasar seperti campuran pasir dan keriki. (3) Lahan pertanian yang tertutup oleh lahar dingin yang terdapat di kanan kiri atau yang dilewati sungai, wilayah ini mengikuti aliran sungai yang bermuara di ‘merapi seperti Boyong, Kuning, Gendol, Krasak yang mengalir sampai jauh yaitu Code, Opak, dan Progo. Material lahan dingin bisa berupa halus hingga kasar tergantung dari jarak dengan merapi. Lahar dingin ini tentu saja oleh karena terbawa air, sehingga kandungan unsur yang bermanfaat bagi tanaman banyak yang tercuci. Jadi diperlukan pemahaman mengenai tipologi lahan pertanian tersebut, batas-batasnya, luasnya, sehingga rehabilitasinyapun bergantung kepada karakteristiknya tadi. Rehabiltasi lahan pertanian dapat dipercepat dengan menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman serta pemberian pupuk kandang, oleh karena tanah yang subur adalah tanah yang mengandung bahan-bahan mineral serta bahan-bahan organik. Pada saat bahan-bahan mineral sedikit menyedi unsur untuk tanaman, maka hara dapat berasal dari pupuk organik dan anorganik yang dapat dipasok. Kemuudian air irigasi perlu dipersiapkan, sehingga lahan-lahan pertanian dapat pulh seperti sediakala dalam waktu yang cepat Sesungguhnya yang teramat penting adalah memulihkan secepainya semangat petani lereng merapi untuk Kembali mengolah lahan pertaniannya. Hal ini akan semakin mempercepat pemulihan sektor pertanian. Pada banyak tempat sudah *) Fakultas Pertanian UGM, "*) Fakultas Teknik UGM, ***) Fakultas Kehutanan UGM, 7 “**) Fakultas Peternakan UGM, ****) Fakultas Geografi UGM banyak kelihatan, petani kembali menanami lahannya, dan yang dibutuhkan petani adalah dukungan dari pemerintah, berupa tersedianya kembali bibit-bibit Pertanian. mesin pencacah pembuatan kompos, dan air irigasi. Keterpaduan antara peternakan dan pertanian akan banyak membantu, oleh karena dari ternak ini akan tersedia pupuk organik yang cukup. Bidang Kehutanan Kerusakan akibat awan panas cenderung bersifat lokal, artinya hanya pada wilayah/daerah yang dilewati awan panas. Jalan yang dilewati awan panas mayoritas adalah mengikuti alur sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi. Berdasarkan pengamatan di lapangan radius yang terbakar mencapai sekitar 100 m di kanan kiri sungai. Vegetasi yang terkena awan panas sebagian ada yang terbakar menjadi arang, Sebagian yang lain ada yang hanya mengenai bagian luar batang saja. Bambu mempunyai tingkat recovery yang tinggi, tampak pada rumpun bambu yang terkena awan panas pada tanggal 5 Nopember, 18 hari kemudian sudah tumbuh trubusanvtunas baru yang berwarna hijau. Bidang peternakan Masyarakat Gunung Merapi mayorites Kehidupan dari bertani (pertanian, perikanan dan peternakan). Pemeliharaan temak merupakan usaha untuk menambah penghasilan dan dapat sebagai tabungan yang sewaktu-waktu diperlukan dapat diuangkan, Disamping kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk sehingga disebut RAJAKAYA bisa dimengerti pada saat mengungsi malam hari atau subuh Kembali ke desa dengan sembunyi-sembunyi untuk melihat ternaknya dan member! makan dengan segala resiko yang dihadapi. Dampak meletus Gunung Merapi Oktober 2010 yang cukup besar menyebabkab banyak ternak yang mati. Pengembangan peternakan di Kawasan Gunung Merapi yang disarankan adalah Program pemeliharaan unggas (ayam buras, itik) rumah tangga di pedesaan hampir dipastikan selalu memiliki ayam_kampung atau tik, Karena dapat menjadi dana segar, modal usaha, tabungan atau investasi lentur (fleksibel) bagi pemiliknya, Pengembangan temak kambing, merupakan salah satu temak yang sangat digemari oleh masyarakat untuk *) Fakultas Pertanian UGM, **) Fakultas Teknik UGM, ***) Fakultas Kehutanan UGM, Fakultas Petemiakan UGM, *****) Fakultas Geografi UGM. diternakkan, karena ukuran tidak terlalu besar, perawatan mudah, cepat dari satu ekor, Pengembangan ternak sapi potong, Para petani sudah berpengalaman beternak sapi perah. Kita berkembang biak, jumlah anak perkelahiran lel alihkan ke sapi potong untuk mengembangkan dan memperdayakan peternak agar mampu menerapkan system dan usaha peternakan sapi yang efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan, penanaman Sengon Laut (Albazia valcatar) dan Kaliandra (Calliandracathyrsus) bisa berfungsi sebagai penghijauan sekaligus penyedia pakan ternak kambing dan sapi, Secara singkat, aspek teknis pemulihan setelah bencana erupsi adalah mengusahakan menanam tanaman yang sesuai dengan kondisi lahannya. Secara mudah bisa dilihat dengan tanaman yang sudah ada sebelumnya, Apabila tanaman-tanaman tersebut bisa tumbuh baik dan menghasilkan maka berarti sesuai/suitable. Untuk lebih tepatnya dapat menggunakan Peta Kesesuaian Lahan. Yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko kegagalan panen akibat erupsi Merapi adalah diversifikasi tanaman : tumpang gir, tumpang sari, mixed farming dll. Pada prinsipnya hendaknya dipilin tanaman yang cepat tumbuh, cepat menghasikkan dan tidak membutuhkan modal/biaya besar untuk penanaman dan perawatan. Tanaman yang bernilai ekonomi tinggi misalnya salak mengandung resiko cukup tinggi Karena umumnya setelah lebih 4 tahun umurnya baru berproduksi baik sehingga modal yang harus ditanam harus besar sebelum bisa menghasikkan. Di kawasan lereng Merapi yang sangat rentan sebaiknya dihindari kecuali yang sudah ada. Tanaman-tanaman yang membutuhkan air banyak (dalam jumiah) besar sebaiknya dihindari karena apabila terjadi erupsi dan sumber air rusak maka perlu waktu dan modal yang banyak untuk recoveryipemulihannya. Untuk lebih membuat petani lebih siap menghadapi bencana adalah adanya tabungan berupa uang dan ternak. Temak dapat berupa kambing, sapi potong, unggas yang kotorannya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kandang. Intensifikasi pekarangan harus digalakkan. Perlu ditanam sebanyak-banyaknya jenis tanaman buah dan hottikultura juga tanaman pagar sebagai penguat teras dan sumber makanan ternak misalnya gliricedea, Di kawasan lereng Merapi penerapan pertanian selaras alam yang *) Fakultas Pertanian UGM, *) Fakultas Teknik UGM, ***) Fakultas Kehutanan UGM, 9) ) Fakultas Peternakan UGM, “***) Fakultas Geografi UGM menggunakan masukan energi rendah (low input energi) lebih sesuai dengan kondisinya yang rawen bencana erupsi dari pada penerapan sistem pertanian dengan masuken tinggi (high input energi) yang bermodal tinggi. Belajar dari pengalaman revolusi hijau tetapi juga dari pertanian intensif di Negara-negara maju, garedigma pertanian terlanjutkan dalam memanfaatkan keteriajutan lingkungan alami tidak didasarkan lagi pada kemampuan tanah bertoleransi dengan bahen masukan tinggi, tetapi lebih didasarkan atas kelenturan (resilience) tanah tethadap proses kerusakan, apabila tanah digunakan untuk peningxatan produksi pertanian (Sanchez, 1994; FAO, 1995). Pemerintah hendaknya menerapkan kebijakan lingkungan dan fiscal yang mendorong petani untuk memanfaatkan plasma nutfah nerasal dari sumberdaya local, atau cikembangkan sistem usahatani masukan rendah (Low External linput Sustainable Agriculture), atau sistem usahatani realistis sesuai keadaan lingkungan dan watak khas petani kecil (FAO, 1997). Yang perlu diperhatikan adalah menciptakan sistem usahatani lebih produktif dan terpadu di lahan piasan, termasuk system terak-tanaman, perikanan-tanaman dan wanatani (agroforestry), Salah satu kunci keberhasilan dalam menerapkan strategi baru adalah _memadukan teknologi tradisional spesifik lokasi dan teknologi beru pengelolaan tanaman dan ternak (Sutanto, 2000). KESIMPULAN DAN REKOMENDAS! Berdasarkan analisis lapangan, data analisis abu voikan, peta-peta tematik dan hasil analisis citra, maka para peneliti yang tergabung dalam Pusat Studi Sumberdaya Lahan mengajukan Rekomendasi Konsep Zonasi Lereng Merapi berdasarkan daya dukung lahan terhadap pertanian dan peternakan sebagai pasca erupsi sebagai berikut KONSEP ZONASI WILAYAH LERENG MERAPI BERDASARKAN DAYA. DUKUNG LAHAN TERHADAP PERTANIAN DAN PETERNAKAN ZONA |. ZONA TNGM, WILAYAH YANG KEWENANGANNYA ADA PADA. TNGM. ZONA INI TERLARANG UNTUK HUNIAN. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan maka untuk areal ini segera dilakukan penanaman tanaman yang cepat tumbuh menutupi lahan, berakar kuat misainya akar wangi. Zona ini diperuntukkan untuk kawasan peresapan ait, *) Fakultas Pertanian UGM, “*) Fakultas Teknik UGM, “**) Fakullas Kehulanan UGM, 10 7) Fakultas Peternakan UGM, ****) Fakultas Geografi UGM. mencegah erosi lebih lanjut, Tanaman yang direkomendasikan juga adalah: bambu (lanaman ini jaringan perkembangan generatifnya ada pada system perakaran), umbi-umbian dan tanaman sukulen yang cepat tumbuh, misalnya talas, talok/kersen, sengon, gliricidea/gamal dll. Tanaman kehutanan: dipilih yang mempunyai akar kuat tetapi mempunyai daun yang jika gugur mudah lapuk, tidak ‘seperti pinus dan akasia yang sukar lapuk ZONA II. ZONA YANG TERKENA ABU VOLKANIK > 20 CM. ZONA INI MERUPAKAN KAWASAN BUDIDAYA DAN HUNIAN WASPADA. DI SINI TIDAK BOLEH ADA PUBLIC SERVICE YANG BARU (GEDUNG SEKOLAH, KANTOR, RUMAH SAKIT DLL), KECUALI YANG SUDAH ADA. HUNIAN YANG SUDAH ADA TIDAK HARUS DIRELOKASI TETAPI HARUS SELALU SIAP DIUNGSIKAN PADA SAAT KONDISI WASPADA. ‘Tanaman yang dibudidayakan: yang sudah ada, dihindari tanaman baru yang perlu modal besar dan berumur panjang. Terak yang dikembangkan: unggas, kambing, sapi (sapi pembibitan), jangan sapi perah, Karena zona ini ‘Sangat rawan maka dihindari ternak sapi perah, kecuali yang sudah ada. ZONA Ill. ZONA YANG TERKENA ABU VOLKANIK DENGAN KETEBALAN 10- 20 CM BIASANYA DENGAN MATERIAL YANG KASAR. KAWASAN BUDIDAYA DENGAN HUNIAN SIAGA. HUNIAN YANG SUDAH ADA TIDAK HARUS DIRELOKASI TETAPI HARUS SELALU SIAP DIUNGSIKAN PADA SAAT KONDISI SIAGA. Jika bahan-bahan volkan ini menutupi tanah dengan ketebalan tidak lebih dari 5 cm, misalnya di Kecamatan Turi dan Tempel, Sleman, dan sebagian Srumbung, Magelang, maka tanah dapat langsung diolah seperti sediakala, Jika ketebaian bahan volkan lebih dari 10 cm, pengolahan tanah dalam diperlukan sedalam 20 om. Penambahan bahan organik sangat penting pada daerah ini, ferutama jika yang terendapkan adalah bahan-bahan yang kasar seperti campuran pasir dan kerikil Pengembangan tanaman pertanian: yang sudah ada dipertahankan. Di kawasan yang terkubur material, dapat dikembangkan budidaya sayuran yang cepat menghasilken, umbi-umbian, pisang, kecuali kavasan sungai (alur dan bantarannya serta lokasi yang lebih rendah deri bantaran sungai yang dapat dipengaruhi aliran lahar dingin). Tanaman perkebunan yang disarankan: kopi, sengon, Tanaman kehutanan: sengon, talok/kersen, jati, mahoni, meranti, mindi, sonokeling, akat wangi. Tanaman hortikultura: salak pondoh (yang sudah ada), kelengkeng, alpukat, nangka, sayuran *) Fakultas Pertanian UGM, **) Fakultas Teknik UGM, ***) Fakullas Kehutanan UGM, 11 “**) Fakultas Peternakan UGM, “***) Fakultas Geografi UGM ZONA YANG TERKENA ABU VOLKANIK DENGAN KETEBALAN < 10 CM KAWASAN BUDIDAYA DENGAN HUNIAN AWAS. KAWASAN INI TIDAK MENJADI PERSOALAN KARENA ABU VOLKAN SETEBAL <10 CM DAPAT LANGSUNG DIOLAH DENGAN TANAH ASLI DI BAWAHNYA. KAWASAN INI DAPAT SEGERA DITANAMI DAN AKAN PULIH DENGAN CEPAT. Tanaman pertanian yang bisa dikembangkan: yang sudah ada. Di kawasan yang terkubur material, dapat dikembangkan budidaya sayuran yang cepat menghasilkan, umbi-umbian, pisang. Hasil analisis abu dan pasir dari erupsi Merapi 2010 menunjukkan, kualitas abu cukup baik, hanya perlu pembilasan yang cukup untuk menghilangkan garam terlarutkan yang berupa kation basa, aluminium, dengan anion sulfat dan khlorida, ZONA ALIRAN LAHAR DINGIN: MATERIAL YANG BERPOTENSI UNTUK TURUN KE BAWAH MASIH SANGAT BANYAK. KAPASITAS SUNGAI UNTUK MENGALIRKAN SANGAT TERBATAS, SUNGAI AKAN CEPAT PENUH SHG ALIRAN LAHAR BERIKUTNYA AKAN MEMBENTUK POLA ALIRAN YANG BARU. Dalam kondisi khusus dimana lahar dingin masuk areal pertanian, dengan ‘material sangat kasar, ketebalan lebih dari 20 cm, dan tidak layak dikembalikan ke peruntukan semula disarankan untuk peruntukan yang baru misalnya tanaman perkebunan produktif: sengon, jati, mahoni, jabon dll. Disela-sela bisa ditanami tanaman palawija, empon-empon, kates/papaya, pisang. Perlu dirancang jalur hijau yang dibuat sepanjang arah aliran lava, dengan lebar (bila memungkinkan) minimal 50 meter di kanan kiri sungai (Mengacu pada peraturan perundangan Departemen Kehutanan untuk kawasan Perlindungan setempat), Vegetasi yang dipilih adalah bambu untuk jalur hijau. Bambu sekaligus juga dapat ditanam di tebing-tebing sungai sebagai penahan longsoran. Vegetasi yang dipilin untuk reboisasi adalah glricidae, akar wangi, sengon, karena cepat tumbuh juga bambu, REFERENS! Anonim. 2008. Taman Nasional Gunung Merapi. Ditjen PHKA. Jakarta, Antara, 2010. Erupsi Merapi Rugikan Sektor Ekonomi Rp3,4 Triliun *) Fakultas Pertanian UGM, **) Fakultas Teknik UGM, ***) Fakultas Kehutanan UGM, ****) Fakultas Peternakan UGM, ****) Fakultas Geografi UGM 12 Bronto, S., 0.5. Sayudi day x25. Variasi Luncuran Awan Panas Gunut Merapi dan Bal hhli Geologi Indonesia. Yogyakarta Budianto, Al. 2001. Pen! Kepulauan Indonesia» than Ikim_ Global Terhadap Nega mam Rajagukguk, E dan Ridwan K, Jakarta Keompas, 2010 RE Ep ton Mae BADAN 1 LINOAUNGAN MIDUP bencana. Pidato Pengukkuhan Jabatan Guru Besar pada Fakult Geografi, ‘inwersias Gedon Neg € R T I fF I K a T No.40/KAGAMA/Pengda-DIY/Ill/ 2011 diberikan kepada SO, SH Sri Nipanti Hidych Wim MR, CM Be atas partisipasi aktifnya sebagai NARASUMBER Dalam kegiatan Focus Group Discussion PERUNTUKAN LAHAN PRODUKSI DAN KONSERVASI PASCA ERUPSI MERAPI Kantor Badan Lingkungon Hidup D.LY Yogyakarta, 4 Maret 2011 Badan Lingkungan Hidup Provinsi D.LY Daerah KAGAMA D.LY ”, Ketua Ke. “SSH Hartin Mall, M.se

You might also like