PTC

Some metallic resistors, usually made of platinum or nickel, have a positive temperature
coefficient, i.e. their resistance increases with the temperature. Their resistance
characteristic is predominantly linear. The diagram below illustrates the resistances of
platinum and nickel as a function of the temperature.

The characteristic is described by the following equation:

R R0 1 A 0 B 0

is the temperature in C and R0 the resistance at the reference temperature 0. A and

B are material constants. The values for platinum are
A = 3.9080210-3 K-1
and
B = -0.58019510-6 K-2.
Over the temperature range between 0C and 100C, resistance can be calculated with
the following approximation:

R R0 1 0
is represented by the average temperature coefficient 0.100. This material-specific
coefficient is listed in Table 1 below.
Used mainly for technical temperature measurements, platinum resistance
thermometers are highly accurate. Careful measurements using appropriate equipment
can achieve an accuracy of 0.01 K.
A constant, reproducible temperature coefficient can be specified for platinum, nickel
and copper resistors. This permits temperatures to be ascertained purely on the basis of
resistance measurements.
Table 1 provides an overview of the operating ranges of various resistor materials. Also
indicated is the average temperature coefficient 0.100 between 0C and 100C.
Material

Operating range

0.100

Platinum

- 220 C ... + 850 C

3.85 10-3 K-1

Nickel

- 60 C ... + 180 C

6.17 10-3 K-1

Copper

- 50 C ... + 150 C

4.27 10-3 K-1

Table 1: Operating range and average temperature coefficient of various materials.

Due to their extremely high precision, platinum resistors are preferred for practical
measurement applications. Due to their relatively high temperature coefficient, nickel
resistors are of significance in low-temperature and differential-temperature
measurements. Copper resistors are used only for special types of measurement. The
resistance characteristic of copper is used, for instance, to measure the temperature of
windings on electrical machines. The windings themselves serve as the measurement
resistors in this case.
Only platinum resistors are in widespread international use. They come in various
designs with standardised electrical values. A series of basic values has been
established for resistance thermometers. These values define the relationship between
the temperature and resistance of a standardized measuring resistor. The standard
applicable here is DIN 43760 which specifies 100 as the rated value of a calibrated
resistor at 0C, the permissible tolerance being 0.1 . Calibrated platinum resistors
conforming to this standard are termed Pt100 for short.

A). Langkah kerja experiment 1 PTC

Determine the PTC's resistance at room temperature. Use the voltmeter to measure the
voltage across the resistor, and connect the ammeter between sockets X26 and X27 to
measure the current through the resistor. Increase the supply voltage in steps to adjust
the voltage UPTC across the resistor to the values listed in Table 1 below. Enter the
corresponding measured values in the respective table fields, determine the related
resistances and enter these values in the table, too. Conduct all measurements as
rapidly as possible to prevent the resistor from heating up.

Experimentke 2

Ldr
A resistor whose value changes with light intensity is termed a
photoresistor. This type of passive, opto-electronic component is
frequently abbreviated to LDR (Light Dependent Resistor). A
photoresistor's action is based on an internal, photoelectric effect.
The energy (photons) of light impinging on a semiconductor
releases valence electrons from their lattice bonds. The higher the
light intensity, the greater the number of released charge carriers.
Consequently, the electric resistance drops as the light intensity
rises.
Photoresistors are passive, electronic components whose
light dependence stems from an internal, photoelectric
effect.
Photoresistors are made of mixed crystals based on cadmium sulphide (CdS) and lead
sulphide (PbS). Because a photoresistor's electrical resistance drops sharply on
exposure to light, it is necessary to protect the photoresistor in bright conditions against
damage by excessively high currents. One problem posed by photoresistors is their
relatively delayed response, inversely proportional to brightness and usually amounting

to a few milliseconds. For this reason, circuits equipped with LDRs only achieve
switching frequencies of up to roughly 100 Hz.
A photoresistor's characteristic data include:
Dark resistance R0 (value one minute after complete blackout); standard values for
R0: 106 ... 108
Bright resistance RH, measured at a light intensity E = 1000 lux; standard values for
RH: 102 ... 104
Response time (up to a few milliseconds)
Maximum sensitivity wavelength
Temperature coefficient
To achieve a linear change in luminance, you can cover the LDR partly with a strip
about 1.5 cm wide and adjust the illuminated area to vary the light quantity impinging on
the LDR's surface.

Coba browser baru dengan terjemahan otomatis.Unduh Google ChromeTutup

Terjemahan

PTC
Beberapa resistor logam, biasanya terbuat dari platinum atau nikel, memiliki koefisien
temperatur positif, yaitu perlawanan mereka meningkat dengan suhu. Karakteristik perlawanan
mereka didominasi linear. Diagram di bawah menggambarkan resistensi platinum dan nikel
sebagai fungsi suhu.
Karakteristik ini dijelaskan oleh persamaan berikut:
0 suhu acuan. adalah suhu dalam C dan R0 perlawanan di A dan B adalah konstanta
material. Nilai untuk platinum adalah
A = 3,90802 10-3 K-1
dan
B = -0,580195 10-6 K-2.
Selama rentang suhu antara 0 C dan 100 C, resistensi dapat dihitung dengan pendekatan
sebagai berikut:
0.100. diwakili oleh rata-rata koefisien suhu Koefisien materi-materi khusus ini tercantum
dalam Tabel 1 di bawah ini.
Digunakan terutama untuk pengukuran suhu teknis, termometer resistansi platinum sangat
akurat. Pengukuran-hati menggunakan peralatan yang tepat dapat mencapai akurasi 0,01 K.
dapat ditentukan untuk platinum, nikel dan tembaga resistor.Sebuah konstan, direproduksi
koefisien temperatur Hal ini memungkinkan suhu dipastikan murni atas dasar pengukuran
resistansi.
Tabel 1 memberikan gambaran tentang rentang operasi dari berbagai bahan resistor. 0.100 antara
0 C dan 100 C.Juga ditunjukkan adalah rata-rata koefisien suhu
0.100Bahan rentang operasi
Platinum - 220 C ... + 850 C 3,85 10-3 K-1
Nikel - 60 C ... + 180 C 6.17 10-3 K-1
Tembaga - 50 C ... + 150 C 4,27 10-3 K-1
Tabel 1: kisaran Operasi dan koefisien suhu rata-rata dari berbagai bahan.
Karena presisi sangat tinggi, resistor platinum lebih disukai untuk aplikasi pengukuran praktis.
Karena koefisien suhu yang relatif tinggi, resistor nikel penting dalam suhu rendah dan suhu
diferensial pengukuran. Resistor tembaga yang digunakan hanya untuk jenis khusus dari
pengukuran. Karakteristik resistensi dari tembaga yang digunakan, misalnya, untuk mengukur
suhu belitan pada mesin listrik. Gulungan sendiri berfungsi sebagai resistor pengukuran dalam
kasus ini.
Hanya resistor platinum yang digunakan internasional yang luas. Mereka datang dalam berbagai
desain dengan nilai-nilai listrik standar. Serangkaian nilai-nilai dasar yang telah ditetapkan untuk
termometer perlawanan. Nilai-nilai ini menentukan hubungan antara suhu dan resistansi resistor
pengukuran standar. Standar sebagaiyang berlaku di sini adalah DIN 43760 yang menentukan
100 nilai dinilai dari resistor dikalibrasi pada 0 C, toleransi yang .diizinkan menjadi 0,1

Dikalibrasi resistor platinum sesuai dengan standar ini disebut Pt100 untuk pendek.
A). Langkah kerja percobaan 1 PTC
Tentukan resistance PTC pada suhu kamar. Gunakan voltmeter untuk mengukur tegangan
resistor, dan menghubungkan ammeter antara soket X26 dan X27 untuk mengukur arus melalui
resistor. Meningkatkan tegangan suplai dalam langkah-langkah untuk mengatur tegangan UPTC
resistor dengan nilai-nilai yang tercantum pada Tabel 1 di bawah ini. Masukkan nilai yang
terukur yang sesuai di bidang meja masing-masing, menentukan resistensi terkait dan masukkan
nilai-nilai ini di meja, juga. Melakukan semua pengukuran secepat mungkin untuk mencegah
resistor dari memanas.
Experimentke 2

Ldr
Sebuah resistor yang nilainya perubahan dengan intensitas cahaya disebut photoresistor a. Jenis
pasif, opto-elektronik komponen sering disingkat LDR (Light Dependent Resistor). Tindakan A
photoresistor didasarkan pada, efek fotolistrik internal. Energi (foton) dari menimpa cahaya pada
semikonduktor melepaskan elektron valensi dari obligasi kisi mereka. Semakin tinggi intensitas
cahaya, semakin besar jumlah dirilis pembawa muatan. Akibatnya, perlawanan listrik tetes
sebagai intensitas cahaya meningkat.
Photoresistors yang pasif, komponen elektronik yang ketergantungan cahaya berasal dari, efek
fotolistrik internal.
Photoresistors terbuat dari kristal campuran berdasarkan sulfida kadmium (CdS) dan sulfida
timbal (PbS). Karena hambatan listrik photoresistor tetes tajam pada paparan cahaya, perlu untuk
melindungi photoresistor dalam kondisi terang terhadap kerusakan oleh arus terlalu tinggi. Satu
masalah yang ditimbulkan oleh photoresistors adalah respon relatif tertunda mereka, berbanding
terbalik dengan kecerahan dan biasanya sebesar beberapa milidetik. Untuk alasan ini, sirkuit
dilengkapi dengan LDR hanya mencapai beralih frekuensi hingga sekitar 100 Hz.
Data karakteristik A photoresistor meliputi:
Gelap perlawanan R0 (nilai satu menit setelah pemadaman lengkap); nilai standar untuk R0:
106 ... 108
Resistensi terang RH, diukur pada intensitas cahaya E = 1000 lux; nilai standar untuk RH: 102
... 104
Waktu respon (hingga beberapa milidetik)
Sensitivitas panjang gelombang maksimum
Koefisien suhu
Untuk mencapai perubahan linear di luminance, Anda dapat menutupi sebagian LDR dengan
strip sekitar 1,5 cm lebar dan menyesuaikan area diterangi bervariasi kuantitas cahaya menimpa
permukaan LDR.
Google Terjemahan untuk Bisnis:Perangkat PenerjemahPenerjemah Situs WebPeluang Pasar
Global

Matikan terjemahan instanTentang Google TerjemahanSelulerKomunitasPrivasi &

PersyaratanBantuanKirim masukan