You are on page 1of 5

PERANAN SUMBER DAYA ALAM, PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DAN TANTANGAN MASA DEPAN


Dr.ZULKIFLI
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
I. PENDAHULUAN .
Pertanyaan yang selalu menggoda kita adalah sejauh manakah kemampuan daya
dukung sekarang? Sanggupkah ia menopang generasi yang akan datang?.
Pertanyaan ini perlu diajukan oleh karena masa depan lingkungan tidak bisa
dilepaskan dari keadaan lingkungan masa kini bahkan masa lalu. Jawaban atas baik
buruknya lingkungan dimasa depan bergantung pada usaha-usaha generasi
sekarang dalam mengelola sumber daya alam. Jangan harap akan tercipta ataupun
tersisa lingkungan masa depan yang serasi apabila sekarang kehilangan kearifan
dalam mengolah sumber daya.
Jadi, makna tanggapan masa depan disana bukanlah berarti masalahnya harus
dihadapi generasi masa datang nanti melainkan menjadi tanggung jawab terutama
generasi masa kini. Pembangunan berkelanjutan adalah terpenuhinya kebutuhan
generasi sekarang tanpa mengurangi kesempatan generasi masa depan menikmati
sumber daya alam dalam kondisi yang tak kalah baiknya dari generasi sebelumnya.
Dengan perkataan lain, dalam konsep pembangunan berkelanjutan "Secara
inherent" sudah memuat soal tantangan itu dan tanggung jawabnya sekaligus.
Kita ketahui bersama sejumlah sumber daya alam sudah mulai menipis, terutama
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi dan bahan mineral
lainnya, generasi yang akan datang kemungkinan tidak akan bisa menikmati sumber
daya alam sejenis itu apabila dari mulai sekarang efisiensi kurang apalagi tidak
ditempuh sama sekali.
Tidaklah salah kalau pepatah mengatakan bahwa bumi ini bukanlah warisan dari
nenek moyang, tetapi titipan anak cucu kita. Apabila generasi sekarang tidak mampu
mencegah terjadinya lubang lapisan ozon yang semakin meluas serta mengendalikan
pemanasan global ditambah lagi tidak dapat mengurangi penyusutan keaneka
ragaman hayati, akibat ulah tangan manusia dulu dan sekarang, boleh jadi generasi
masa datang hanya menemukan bumi yang kering kerontang, bahkan tidak dapat
hidup sama sekali.
Sumber daya dalam pengertian ekonomi adalah suatu "input" dalam suatu proses
produksi. Defenisi lain dikatakan sumber alam adalah unsur-unsur lingkungan alam,
baik fisik maupun hayati, yang diperlukan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya.
II. SUMBER DAYA ALAM.
Sumber daya yang menjadi kendala tersebut secara umum bisa dikategorikan
kedalam sumter daya lahan, manusia, modal, teknologi, informasi dan energi.
Sumter daya ini tidak lain merupakan faktor produksi atau masukan dalam suatu
proses produksi. Jika faktor tenaga kerja, modal, informasi dan teknologi berasal dari
manusia, maka yang merupakan pemberian alam adalah sumber daya dan energi.

Salah satu kelemahan dari pengelolaan sumber daya alam dinegara-negara


berkembang barangkali adalah usaha mengejar pertumbuhan ekonomi dengan cara
menguras secara besar-besaran dari sumber daya alamnya tanpa memperhatikan
akibat sampingan.
Akibatnya mereka harus membayar mahal dengan semakin rusaknya lingkungan.
Misalnya untuk membuat tambang suatu sumber daya alam yang berada di hutan,
banyak hutan dan susunan tanahnya menjadi rusak akibat dipangkasnya tanah yang
menutupi bahan tambang dan setelah itu hasil tambangnya diambil lokasi tempat
penebangan tadi sampai berhektar-hektar dapat kita bayangkan apa yang akan
terjadi.
Dalam pembangunan memang selalu timbul apa yang disebut dengan "Backwash
effect" dimana akibatnya dari adanya pembangunan pada suatu tempat akan terjadi
akibat negatif, tapi dalam hal ini usaha kita adalah meminimalkan efek negatif
tersebut. Dibangunnya waduk-waduk juga dapat menimbulkan efek yang negatif
misalnya dalam bidang kesehatan dapat meledaknya jumlah hewan tempat hidup
dari penyebab penyakit yang kita kenal dengan penyakit Schistomiasis, dimana
cacing-cacing ini bertambah penyebarannya dengan bertambahnya populasi dari
siput-siput.
Demikian juga pembangunan beberapa industri dapat menyebabkan tercemarnya air
dari suatu danau atau sungai sehingga masyarakat yang selama ini tidak pernah
banjir oleh karena adanya pembangunan didaerah tangkapan air (catcment area)
maka daerah lain yang tadinya tidak kekurangan air menjadi kekurangan air.
Sejarah menunjukkan masyarakat bisa mencapai kemakmuran karena hasil manfaat
dari sumber daya yang dimiliki. Simon Kuznets (1955) mengatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi sayangnya dibatasi oleh kekurangan absolut dari sumber
daya alam Namun tidak dapat disangkal, bahwa dengan adanya suatu pembangunan
juga dapat memberikan peluang-peluang bagi berbagai usaha dan dapat membantu
meningkatnya kesejahteraan masyarakat seperti yang kita harapkan bersama.
Sebagai contoh yang sederhana dengan adanya suatu pembangunan satu tempat
pemukiman disatu daerah maka akan kita peroleh efek yang berganda yang kita
kenal dengan "Spread effect ".
Dimulainya dari pembebasan tanah yang pada mulanya nilainya rendah tetapi
dengan adanya rencana pembangunan tempat pemukiman disitu nilai tanah menjadi
tinggi, kemudian dengan mulai pembangunan maka terseraplah kesempatan kerja
bagi para pencari kerja baik kerja kasar maupun pekerja yang mempunyai
ketrampilan khusus, disamping itu karena rumah-rumah ini dari tingkat sangat
sederhana sampai yang mewah tentunya memerlukan bahan-bahan perlengkapan
untuk menyiapkan rumah tadi sehingga berbagai pengusaha-pengusaha
berkompetisi dalam memasok produk-produknya.
Dengan adanya pembangunan ini tidak dapat dielakkan lagi tentunya terjadi
pengurasan sumber daya alam mulai dari yang berada disungai-sungai seperti, batubatuan. maupun dari industri-industri seperti semen dan dari hutan dengan hasilnya
kayu, sebagai barang olahannya tentunya semua memerlukan pengendalian agar
sumber daya alam tadi dapat juga lestari, disamping itu, juga dalam
pemanfaatannya diperlukan penghematan dan tidak menimbulkan limbah yang siasia. Dari limbah-limbah tadi misalnya kayu-kayu potongan tadi dapat dipergunakan

untuk keperluan-keperluan lain sehingga biaya produksinya pun dapat dikurangi


seperti yang diharapkan oleh "Green Hanufacturing".
Disamping itu "Green Hanufacturing" juga mengarahkan agar kegiatan dalam
industri yang lain juga dapat mengurangi terjadinya limbah yang tidak terpakai yaitu
dengan merekayasa suatu barang dengan cara membuat komponen-komponen
tertentu yang dapat menggantikan suatu komponen lain yang telah rusak, jadi suatu
unit barang tidak akan menjadi limbah tetapi dengan mengganti sebagian
komponennya sudah dapat dipergunakan lagi, Kita juga harus mengingat kembali
bahwa adanya keterbatasan dari sumber daya ini, misalnya dalam berproduksi yang
kita kenal dengan adanya satu hukum populer disebut "The Law of Diminshing
Return" yang mengatakan bahwa tambahan hasil produksi dari tambahan masukan
pada akhirnya akan menurun. Hal ini disebabkan kenyataan bahwa sebagian dari
masukan seperti tanah sifatnya adalah tetap atau konstan. Secara tehnis, sama saja
dengan menyatakan bahwa produk marjinal dari faktor yang bervariasi akan
menurun sesudah titik tertentu.
Sebagai suatu contoh, pendapatnya yang pertama kali dikemukakan oleh Thomas
Halthus bahwa kecendrungan alamiah dari penduduk adalah bertambah menurut
deret ukur (1,2,4,6,8...) sedangkan produksi pangan bertambah menurut deret
hitung (1,2,3, ...) dengan berjalannya waktu. produksi pangan perkapita akan
menurun dan akhirnya menjadi kendala pada pertambahan penduduk berikutnya.
Bertambahnya penduduk yang bekerja disebidang tanah yang terbatas akan
menurunkan hasil produksi dan pendapatan perkapita sampai kebatas yang hanya
cukup untuk sekadar dapat hidup.
HUKUM HASIL LEBIH YANG MAKIN BERKURANG
Jumlah Tenaga Kerja
Total Hasil
Tambahan Hasil Yang Diperoleh
Perunit
(Kg)
Dari Tambahan Tenaga Kerja (Kg
(orang/tahun)
per orang/tahun)
0
0
2000
1
2000
1000
2
3000
500
3
3500
300
4
3800
100
5
3900
Dilihat disatu pihak karena lahan terbatas ataupun tidak subur lalu disuburkan dan
berproduksi tetapi di lain pihak masyarakat negara lain yang menjadi pangsa pasar
kita itu tidak mau menerimanya.
Usaha diversifikasi, selain merupakan salah satu cara untuk menaikkan pendapatan
petani juga diarahkan untuk memperluas sumber devisa, yaitu apabila hasil
pertanian yang beragam itu bisa di eksport. Selain hal ini bergantung pada teknologi
pasca panen yang oleh Presiden disebut sebagai "Masih merupakan tantangan
dan menanti jawaban kita setepat-tepatnya ", juga berkaitan dengan masalah
teknologi pengelohan hasil-hasil pertanian yang merupakan tantangan yang lebih
besar lagi. Salah satu tujuan yang berkaitan dengan peranan strategis sektor
pertanian adalah penyediaan bahan baku sebagai salah satu basis industrialisasi
khususnya dalam pengolahan hasil-hasil pertanian.
Usaha diversifikasi dan penanganan masalah pasca panen tersebut diatas
memerlukan pemikiran untuk menciptakan sistem "Agribisnis" yang memerlukan

paket kebijaksanan yang berbeda. Dengan sistem agribisnis dimaksudkan untuk


mencapai dua tujuan yaitu menghasilkan bahan pertanian sampai ke pasar,
termasuk penanganan masalah pasca panen. Kedua, menghasilkan salah satu faktor
produksi bagi sektor industri. Jadi dengan menciptakan dan membangun pabrikpabrik dan industri-industri untuk pengolahan hasil pertanian tadi. Para petani juga
akan bertambah kesejahteraannya, walaupun untuk membangun baik agribisnis
sampai dengan "Agro Industri" memerlukan modal, teknologi dan informasi dan
tenaga kerja yang banyak. Hal ini dapat dengan memperoleh yaitu mengirimkan
tenaga kenegara yang lebih maju agribisnis dan agroindustrinya.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mencapai peningkatan penyediaan pangan
atau kebutuhan pokok lain yaitu:
1. Kegiatan yang berorientasi pada perluasan areal panen atau lebih baik dikenal
dengan program "ekstensifikasi" dengan jalan membuka dan mengusahakan
areal-areal baru yang selama ini dibiarkan tidak produktif.
2. Melalui program peningkatan hasil persatuan luas atau dikenal dengan program
"intensifikasi ".
3. Mencari kemungkinan sumber-sumber pangan baru yang dapat dimanfaatkan.
Dua cara yang pertama merupakan topik yang berkaitan dengan kegiatan
pengelolaan sumber daya lahan, dalam upaya peningkatan produksi pangan
melalui penggunaan lahan yang terencana dengan baik serta rasional.
Sedangkan cara ketiga adalah merupakan eksplorasi terhadap sumber-sumber
pangan dan kebutuhan pokok lainnya yang selama ini belum dimanfaatkan serta
penggunaan teknologi tinggi dan informasi. Misalnya bioteknologi dalam
menghasilkan sumber-sumber pangan baru dan kebutuhan pokok lainnya.
Daerah yang subur untuk pertanian dapat dikatakan sudah hampir seluruhnya
digarap dan diusahakan sehingga yang tersisa umumnya merupakan daerah yang
relatif kurang subur. Akibat dari ini tentu harga produksi yang dihasilkan menjadi
tinggi, sebagai akibat dari tingginya biaya sarana produksi yang diperlukan (misalnya
untuk kapur, pupuk insektisida ataupun pestisida). Tetapi dari akibat diatas tadi
muncul suatu dilema dimana hasil yang menggunakan bahan-bahan tadi tidak
disukai oleh masyarakat yang telah mulai melaksanakan apa yang disebut dengan
Green Consumer", dimana mereka tidak mau mengkonsumsikan bahan-bahan hasil
produksi pertanian yang nyata sesudah diperiksa banyak mengandung zat-zat kimia
yang telah dipergunakan untuk menaikan produksi tadi.
III. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.
Pembangunan berkelanjutan ini tentunya tidak terlepas dari ekonomi pembangunan
yang dapat diartikan sebagai bagian dari Ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana
usaha manusia atau suatu bangsa meningkatkan taraf hidupnya melalui peningkatan
pendapatan Nasional perkapita, retribusi pendapatan serta menghapuskan
kemiskinan. Sedangkan yang dimaksud dengan pembangunan ekonomi adalah
usaha-usaha bagaimana manusia atau suatu bangsa berusaha meningkatkan standar
hidupnya ketaraf yang lebih baik dengan distribusi pendapatan yang lebih merata
tanpa kemiskinan dan kebodohan bagi bangsa tersebut. Keberlanjutan pembangunan
dapat didefinisikan dalam arti luas yaitu bahwa generasi yang akan datang harus
berada dalam posisi yang tidak lebih buruk daripada generasi sekarang. Generasi
sekarang boleh memiliki sumber daya alam serta melakukan berbagai pilihan dalam
penggunaannya namun harus tetap menjaga keberadaannya, sedangkan generasi
yang akan datang walaupun memiliki tingkat teknologi dan pengetahuan yang lebih
baik serta persediaan kapital buatan manusia yang lebih memadai. Jadi yang

pending dalam konsep ini adalah bahwa generasi sekarang maupun generasi akan
datang tetap dalam keadaan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat diambil suatu
kesimpulan pembangunan berkelanjutan bila tidak ada masalah ketidak merataan
antar generasi (intergenerational inequality).
Pembangunan
tetapi seperti
pembangunan
pembangunan
pembangunan

berkelanjutan tidak berarti pembangunan di bidang ekonomi saja


yang telah dicantumkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
ekonomi harus didahulukan dengan asumsi bahwa keberhasilan
di bidang ekonomi akan membawa berbagai kemudahan dalam
bidang-bidang lain.

Dari uraian diatas tampak adanya konflik antara keberlanjutan pembangunan


ekonomi dengan sumber daya, karena apa yang diperoleh oleh generasi muda akan
datang adalah merupakan titipan dari generasi masa kini, jadi tanpa ada pengelolaan
yang baik dapat kita bayangkan apa yang diutarakan oleh defenisi diatas tadi untuk
meniadakan masalah ketidak merataan antar generasi tadi tidak akan terpenuhi.
Namun bila keterkaitan antara kedua bidang tersebut diamati dan dipelajari dengan
seksama, maka akan tampak bahwa keberlanjutan di kedua bidang itu akan saling
mendukung dan menguntungkan. Pembangunan ekonomi berhasil berarti
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melindungi lingkungannya.
IV. PENUTUP
Pentingya peranan sumber daya alam dalam pembangunan berkelanjutan, tanpa
menghindari kepunahan dari sumber daya alam itu sendiri. Oleh karena itu perlu
adanya pengelolaan dan pengendalian melalui berbagai usaha antara lain:
a. Pengambilan sumber daya alam tidak boleh melebihi tingkat pertumbuhan.
b. Kapasitas lingkungan dalam menyerap pencemaran tidak boleh berkurang.
c. Melestarikan fungsi lingkungan baik sebagai sumber bahan mentah maupun
sebagai penampung limbah.
d. Menyatukan pemikiran ekonomi dengan ekologi.
e. Peran serta masyarakat setempat dalam pengelolaan sumber daya lingkungan
ditingkatkan melalui penyuluhan-penyuluhan.
BAHAN BACAAN
1. Reksodiprodjo, Sukamto, Pradono , Ekologi Sumber Daya Alam dan Energi, 1968,
BPFE, Yogyakarta.
2. Suparmoko. M., Ekologi Sumber Daya Alam dan Lingkungan., 1994, BPFE,
Yogyakarta.
3. Rahardjo Dawam, Perekonomian Indonesia.
4. Warta Kependudukan dan Lingkungan Hidup 1992, No.24 , Proyek Pengembangan
Informasi dan Kependudukan Kantor Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup.
5. Bahan Kursus Kependudukan dan Lingkungan Hidup Tingkat Nasional, 14-19
Desember 1992. Surabaya.

You might also like