Professional Documents
Culture Documents
Sports is one of the national builders. The Coordinating Minister for Human Development and Culture
of Republic Indonesia said that the target of Indonesia in Asian Games 2018 is to penetrate the big 8th
in Asia and won 20 gold medals (see Table 1 below) because of Indonesia as host of the event.
Sports Republic Indonesia, we have to apply sports science. What is the role of sports science to
athletes performance? By applying sports science we will know how should train athletes properly,
efciently, more sophisticated, effective and safer. The area of sports science includes sports
medicine, sports nutrition, sports physiology, sports psychology, sports biomechanics, coaching
technique.
Source: https://sport.detik.com/sport-lain/d-3328828/indonesiatargetkan-20-medali-emas-di-asiangames-2018
STEP 1
-
STEP 2
1. Faktor apa saja yang menyebabkan penurunan atlet Indonesia?
2. Bagaimana cara meningkatkan performa atlet di masa yang akan datang? Apa saja yang harus
dinilai dalam peningkatan performa atlet? Bagaimana cara memonitor peningkatan performa
atlet tersebut?
3. Apa saja peran dari sport science terhadap performa atlet?
4. Assesment biokimia apa saja yang dapat dilakukan terhadap para atlet?
5. Bagaimana aspek nutrisi yang dimiliki oleh para atlet Indonesia saat ini? Bagaimana
seharusnya?
6. Bagaimana intake, kadar, dan waktu pemberian nutrisi yang baik bagi atlet?
7. Bagaimana aspek psikologi dapat mempengaruhi performa atlet?
8. Sampai sejauh apa perkembangan sport science di Indonesia dan dibandingkan dengan
negara lain?
9. Seberapa besar pengaruh aspek fisiologi terhadap performa atlet?
10. Apa bedanya antara sport medicine dengan sport physiology?
11. Bagaimana cara agar seorang atlet mengetahui kadar/ batas maksimal intensitas olahraga
yang dapat dijalani?
12. Apa yang dilakukan apabila seorang atlet mengalami cedera? Bagaimana penanganan hingga
kondisi atlet bisa kembali ke performanya seperti semula?
13. Selain dokter, siapa saja yang berkecimpung di dalam dunia sport science?
STEP 3
-
Aerobic : 70-80%
Fat burning: 60-70%
Anerobic: 80-90%
VO2 max: 100 %
o Peran dari sport science:
Meningkatkan prestasi atlet seefektif mungkin dan meminimalisir cedera
o Aspek nutrisi atlet di Indonesia
Tidak kekurangan, tetapi kesalahan pengaturan
Budaya banyak mempengaruhi pengaturan nutrisi atlet
Seharusnya dilakukan pengaturan dengan ilmu kedokteran modern
o Intake, kadar, dan waktu pemberian nutrisi bagi atlet:
Jika melakukan olahraga yang memerlukan durasi lama, diperlukan sumber
nutrisi berupa karbohidrat karena proses pencernaan lama, dan metabolisme
lebih baik dalam waktu lama
Waktu pemberian mulai sejak 3 hari sebelum pertandingan hingga 3 jam
sebelum pertandingan
Pisang-> berpengaruh pada pencegahan cedera -> hubungan dengan kalium?
o Pemeriksaan biokimia terhadap atlet:
Otot: lebih susah diperiksa, tetapi validitasnya paling tinggi
Darah
Urine: paling mudah diperiksa, tetapi vaiditasnya paling rendah
Pemeriksaan pada darah:
Dengan glukometer
Pemeriksaan pada urine:
Paling baik dengan urine tampung 24 jam, tetapi bisa juga dilakukan
dengan sample urine midstream pada pagi
o Monitor performa:
VO2 Max: perbandingan antara atlet internasional dengan atlet lokal
Pengukuran VO2 max: treadmill atau astrand dengan sepeda ergometry
Teknologi terbaru dengan menggunakan motion sense: memperlihatkan
bagaimana proses yang terjadi pada tiap bagian tubuh, berguna pada
pengembalian kondisi atlet yang cedera
o Psikologi:
Terapi dengan CBT, konseling, psikoterapi
Membangun kepercayaan diri atlet, mencapai target
Membangun kekompakan tim dalam pertandingan
Mengatasi kekalahan yang mengakibatkan depresi
Perkembangan sport science di Indonesia
o Ada banyak masalah salah satunya adalah dari sisi teknologi yang kurang, pembiayaan
yang kurang, dan sisi pelatih yang belum siap untuk mengikuti ilmu sport science yang
ingin di terapkan
o Sport science banyak diasumsikan lebih digunakan untuk test off-season, pre-season,
dan on-season
Di Indonesia tidak dilakukan pengecekan dalam off-season
Beda sport medicine dan sport physiology
o Sport physiology merupakan bagian dari sport medicine, yang merupakan sistem yang
perlu dipahami agar performa atlet lebih baik
Sport physiology:
Dalam exercise dan physical activity, ada 5 sistem yang terpengaruh:
Muskuloskeletal
Kardiovaskular
Respiratory
Hormonal/ sistem endokrin
Immune system
Cedera pada atlet
o Cedera yang berhubungan dengan musculoskeletal
o Cedera atlet yang ringan dengan menggunakan konsep RICE (rest, ice, compression,
elevation), dan dihindari dari HARM (Heat, Alcohol, Running, Massage)
o Waktu recovery antar cedera berbeda, tergantung dimana
Contoh, ruptur ligamen bisa istirahat hingga 6 bulan
Rehabilitasi dengan latihan ringan agar tidak atropi otot
De-training: penghentian latihan agar proses pengembalian performa
kembali bertahap
Professional dalam sport science
o Dokter umum
o Ahli gizi
o Pelatih
o Psikolog
o Terapist
o Spesialis kedokteran olahraga
STEP 4
o
Sport physiology:
Dalam exercise dan physical activity, ada 5 sistem yang terpengaruh:
Muskuloskeletal
o Otot sebagai alat gerak aktif
o Ada serabut A: kontraksi jangka panjang (slow)
o Ada serabut B: kontraksi jangka pendek (fast)
o Pada atlet marathon, tersusun 80 % dari serabut A: lebih
tahan lama
Kardiovaskular
o Cardiac output dan blood flow
o Blood flow ke otak dipertahankan, ke otot skelet di tambah
Oxygen extraction: oksigen yang diangkut ke vasa
akan bertambah
o Cardiac output: akan naik
o Arteri koronaria: akan bervasodilatasi karena beredarnya
katekolamin
o Threshold kadar asam laktat: kalau berolahraga pada orang
yang sudah rajin berolahraga akan memiliki fase plateu (naik
pelan-pelan), kemudian timbunan pada orang yang sudah
terlatih tidak sebanyak orang yang untrained
Respiratory
Pisang:
o
o
o
o
Karbohidrat lengkap
Gulanya tinggi
Asam amino triptofan -> Endorphin tinggi -> anti stress
Kalium tinggi untuk menopang fungsi kerja jantung dan kontraksi otot
MIND MAP
Cedera
Penurunan
dalam
Performa
Assessment
Nutrisi
Kebijakan
Motivasi
Budaya
Lingkungan
Penurunan
dalam
Performa
Performa dalam
Berolahraga
Penurunan
dalam
Performa
Sport
Medicine
Sport
Physiology
Profesi
- Dokter
umum
- Ahli gizi
- Pelatih
- Psikologi
- Terapist
- Spesialis
Kedokteran
Olahraga
STEP 5
1. Bagaimana aspek nutrisi yang sesuai (Intake, kadar, dan waktu pemberian nutrisi yang lebih
detail) bagi atlet prestasi? Bagaimana jika pada orang biasa (non-atlet)?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi performa atlet (lebih detail)?
3. Bagaimana cara penilaian dan monitoring performa atlet yang baik?
4. Bagaimana cara meningkatkan performa atlet dengan dasar sport science?
5. Bagaimana penggunaan obat-obatan pada dunia olahraga?
STEP 7
1. Bagaimana aspek nutrisi yang sesuai (Intake, kadar, dan waktu pemberian nutrisi yang lebih
detail) bagi atlet prestasi? Bagaimana jika pada orang biasa (non-atlet)?
Andika (15710):
Sumber:
Djoko Pekik Irianto. (2006). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta : Penerbit
Andi.
Berbagai hal yang perlu diperhatikan:
Pilih makanan yang tinggi karbohidrat terutama jenis karbohidrat kompleks, misalnya nasi,
mie, bihun, makroni, bolu, dll.
Hindarkan karbohidrat sederhana, seperti minuman manis atau gula, sebab minuman manis
dengan kadar gula lebih dari 2,5 gram/100ml air (hipertronik) akan menyebabkan terjadinya
hipoglikemia (penurunan kadar gula darah). Dengan gejala antara lain lemas, mudah
tersinggung, sakit kepala, pucat dan berkeringat, lapar, bingung, hilang kesadaran. Hal itu
terjadi karena otak kekurangan suplai makanan (glukosa merupakan satu-satunya sumber
makanan bagi otak).
Hindari makanan yang terlalu banyak gula, seperti sirup, soft drink, coklat, satu jam sebelum
pertandingan karena mempunyai efek osmotic dan meningkatkan sekresi insulin yang akan
mengakibatkan terjadinya hipoglikemia.
Memberikan makanan tambahan dalam bentuk cair yang kaya akan zat gizi karena makanan
cair lebih cepat meninggalkan lambung daripada makanan padat dan diberikan dua jam
sebelum bertanding (Djoko Pekik, 2006 : 102).
Menurut M. Anwari Irawan (2007: 02) secara umum kebutuhan nutrisi/energi seorang atlet
profesional dapat dipenuhi melalui konsumsi sehari-hari dengan kombinasi yang terdiri dari
Secara sederhana kebutuhan energi bagi seorang atlet sepak bola ini juga dapat dipenuhi melalui
Naufal (15765):
Levin (15934):
Review Open Access Exercise and functional foods by Wataru Aoi, Yuji Naito and Toshikazu
Yoshikawa (2005-2006)
Endurance
Pasokan glikogen dapat ditingkatkan dengan:
-diet rendah karbohidrat selama 3 6 hari sebelum kompetisi, ditambah diet tinggi
karbohidrat untuk 3 hari selanjutnya, menghasilkan persediaan glikogen 1,5x lebih dari normal
-dapat ditambah sitrat karena dapat menginhibisi glikolisis, pasokan glikogen berkurang
lebih lambat
-setelah latihan, persediaan glikogen dikembalikan dengan diet tinggi karbohidrat (bisa
ditambah protein)
-saat latihan panjang, endurance dapat ditingkatkan dengan konsumsi karbohidrat sesaat
sebelum latihan (mono atau oligosakarida akan lebih cepat diserap)
-suplementasi carnitine 2-4g sebelum latihan meningkatkan anaerobic treshold
Carnitine is an intracellular enzyme that is required for fatty acid transport across the
mitochondrial membrane into the mitochondria, and it promotes the -oxidation of fatty acids
[28,29]. Carnitine supplementation is expected to activate lipid metabolism in the skeletal muscles,
and to also achieve the sparing of glycogen stores.
Power
-protein harian 1,4 1,8 per kgBB untuk resistensi
-whey merupakan sumber ideal (mudah dicerna dan diserap, asam amino darah meningkat
banyak)
-makan setelah latihan resistensi meningkatkan massa otot
-intake karbohidrat dengan protein mempercepat sintesis protein otot melalui aksi dari
insulin
Haryo (15956):
Tujuan dari sports nutrisi adalah:
Meningkatkan energi
Mempromosikan kesehatan yang baik
Membantu mengatur berat badan
Meningkatkan konsentrasi
Membentuk komposisi tubuh dan pertumbuhan
Membantu recovery
Yang dibutuhkan:
Karbohidrat: Energi
Lemak: Esensial untuk mengabsorbsi nutrient dan juga energi
Protein: Untuk membentuk dan memperbaiki kerusakan jaringan
Suplemen: Untuk meningkatkan kekuatan, performa, dan pemulihan (multivitamin, mineral,
kreatinin)
Creatinin: Komponen tinggi energi untuk menyimpan dan memberi energi
Qashmal (16075):
SEBELUM exercise (menjaga atlet dari rasa lapar sebelum dan saat latihan dan menjaga level
energi yang optimal selama melakukan latihan)
Bermanfaat untuk restore sub-optimal glycogen stores
Pre-event meal should be high in carbohydrates, non-greasy, and readily digestible
Hindari makanan berlemak karena menghambat pengosongan lambung.
The meal should be eaten 3-4 hours before an event.
It should provide 150-350 grams of carbohydrates (1.5 grams per pound of body weight).
To avoid stomach upset, the carbohydrate content of meals should be reduced the closer
the meals are to the event. (misalnya jika dikonsumsi 4 jam sebelum training, 1.5 g per
pound BB, jika 1 jam sebelum training, 0.5 g per pound BB).
Adding small amounts of protein can aid in regulating energy levels by slowing down
carbohydrate absorption, delivering the carbohydrates to the working muscles at a more
consistent rate over time.
Pay attention to salty cravings. If competing in hot/humid climates, make sure to replace
electrolyte losses with salty snack foods, such as pretzels or sport drinks with added
sodium.
Sports drinks are beverages that contain electrolytes and carbohydrates, not caffeine and
other stimulants
Selama pertandingan (setelah pertandingan yang pertama dan masih ada pertandingan
lanjutan)
Prinsip pengaturan makan sama dengan sebelum training
Satu jam di antara pertandingan: Karbohidrat dalam bentuk cair (sport drink), jika harus
memakan makanan padat, makan buah (jeruk, semangka, pisang,dll) makanan ini
mengandung dominan karbo dan air sehingga tidak akan menyebabkan perlambatan
pengosongan lambung.
Trik lain adalah dengan mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi (ada juga faktor stress
yang memperlambat pengosongan lambung).
2-3 jam di antara pertandingan: makanan karbo padat, bagel, sereal panas/dingin dengan
susu nonfat, English muffin (kaya bakpia), buah-buahan pisang, apel, jeruk. Minum banyak
cairan (air, sport drink, hindari yang mengandung kafein, karbonasi dan stimulant).
4 jam: makan besar yang terutama terdiri atas karbohidrat namun tetap sederhana. Jika
atlet memiliki kebiasaan makan yang menurutnya membantu dalam pertandingan,
pertahankan. Lebih baik membawa makanan sendiri daripada makan dari yang sudah
disediakan dipertandingan karena biasanya mengandung high fat yang akan menurukan
performa.
Lebih baik tidak memakan makanan yang belum pernah dicoba sebelum pertandingan
karena berisiko menyebabkan keluhan pada GIT.
Atlet sebaiknya memiliki log makanan yang biasa dikonsumsi.
SAAT exercise
Mengonsumsi karbohidrat untuk latihan yang berlangsung >60 menit penting untuk
memastikan otot mendapat energy yang adekuat terutama pada fase akhir pada latihan.
Dapat dikonsumsi dalam bentuk cair (sport drink), padat atau gel.
FYI : 1 ounces = 28.41 ml.
Konsumsi 6-12 ounces dengan konsentrasi karbo 6-8% setiap 15-30 menit (1 teguk = 2
ounces)
Air membantu penyerapan karhobidrat. Minuman karbo > 10% diasosiasikan dengan
gangguan dalam GIT.
Untuk exercise dengan intensitas tinggi sport drink dan karbo gel dengan jenis gula yang
beragam membantu penyerapan karbohidrat.
Sport drink berbeda dengan energy drink. Energy drink mengandung stimulant dengan kadar
karbo > 10%.
SETELAH exercise
Konsumsi karbo snack 30 menit setelah training membantu mengembalikan simpanan
glikogen.
Konsumsi vitamin dan mineral paling baik dari diet bukan suplemen
Suplemen untuk vitamin larut lemak (A D E K) bisa menjadi toksik karena
disimpan di jaringan lemak
Lebih direkomendasikan untuk mengonsumsi berbagai macam jenis
makanan dan menjaga hidrasi daripada mengonsumsi suplemen, karena
jarang atlet mengalami defisiensi nutrisi
Tidak semua suplemen yang terlabel aman dan anti doping benar-benar
aman dan tidak mengandung doping
v. CAIRAN dan HIDRASI
Tubuh 60% terdiri atas air, orang yang kehilangan 2% BB nya memiliki
risiko penurunan performa.
Teknik mengukur hidrasi:
a. Ukur berat badan sebelum dan sesudah berolahraga, untuk
setiap 1 pound kehilangan BB minum 3 cup cairan
b. Cek warna urin, warna urin gelap kecoklatan menandakan
dehidrasi, warna kuning terang/pucat menandakan hidrasi
yang baik.
Rasa haus muncul ketika seseorang sudah mengalami dehidrasi (kehilangan 2% BB nya). Minum
hingga rasa haus hilang belum tentu memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Idealnya, minum setiap 15-20 menit.
Jangan membatasi jumlah air yang diminum sebelum saat sesudah latihan.
Konsumsi minuman dengan konsentrasi karbo 6-8% dengan jenis gula yang berbeda membantu
penyerapan dan simpanan glikogen karena tiap gula diabsorpsi dengan channel yang berbeda.
Cairan yang mengandung sodium membantu menjaga air tetap di dalam tubuh dan absorpsi
cairan di usus.
Latihan endurance lebih dari 3 jam membutuhkan konsumsi 175mg sodium per ounce sajian.
Fluid replacement yang ideal: enak, tidak menyebabkan gangguan GIT jika dikonsum dalam
volume besar, absorpsi cepat, menjaga cairan tubuh, memberi energy untuk kerja otot selama
training.
Hindari kafein dan karbonasi.
Dewi (15760):
Karbohidrat
Setelah olahraga, atlet dianjurkan untuk mengonsumsi 1.0 - 1.5 mg/kg segera dan
diulangi 1 jam setelahnya untuk mengganti cadangan glikogen
Lemak
Konsumsi makanan tinggi lemak tidak dianjurkan untuk atlet meskipun lemak merupakan
salah satu sumber energy, hal ini dikarenakan lemak dapat menyebabkan terjadinya sindrom
metabolic.
Pembentukan energi dari asam lemak membutuhkan oksigen lebih banyak dibanding
karbohidrat, oleh karena itu tidak dapat diharapkan pada olahraga berat dalam waktu
singkat.
Protein
Vitamin
Mineral
Dian (15860):
ATLET
Intake yang harus dipenuhi tergantung jenis olah raganya. Contoh : female olympic gymnast
1900 kcal/hari, cyclist 700 kcal/hari, atlet american football7500-8500 kcal/hari
Jenis asupan memengaruhi endurance time. Fat and protein diet (57 menit); mixed diet (114
menit), high carbo diet (167 menit)
Asupan karbo :
Athletes should ingest 6 to10 gm/kg/day
60 to 70% of total calories should come from carbohydrates
Complex carbohydrates (starches) are preferable
During exercise
Athletes should consume 25 to 30 gm of carbohydrate for every 30 minutes of
exercise
Athletes should drink 6 to 8 ounces of water or sports drink for every 10 to 15
minutes of exercise
After exercise
Athletes should consume 1.0 to 1.5 gm/kg immediately post exercise and again one
hour later
To replace muscle glycogen stores
To prevent gradual depletion of muscle glycogen stores over time caused by
repetitive daily bouts of heavy exercise
To decrease muscle breakdown
Preexercise meal :
Importance
Less hunger before and during exercise
Maintains optimum glycogen stores
Recommendations
Emphasize complex carbohydrates (starches)
1 to 4 gm/kg about 1 to 4 hours prior to event
Consume less closer to event
Avoid high fat and high protein foods
Slower gastric emptying can cause stomach upset
Avoid high fiber or gas forming foods
Can lead to crampy abdominal pain
Carbohidrat loading :
Exercise duration
Carbohydrate intake
90 minutes
5 gm/kg/day
40 minutes
5 gm/kg/day
40 minutes
5 gm/kg/day
20 minutes
10 gm/kg/day
20 minutes
10 gm/kg/day
rest
10 gm/kg/day
Asupan Lemak
Lemak dalam tubuh yang berperan sebagai sumber energi terutama
pada olahraga dengan intensitas sedang dalam waktu lama, misalnya
olahraga endurance.
Pembentukan energi dari asam lemak membutuhkan oksigen lebih banyak dibanding
karbohidrat, oleh karena itu tidak dapat diharapkan pada olahraga berat dalam waktu
singkat.
Asupan Protein
Asupan Mineral
Hidrasi
Sangat penting, karena saat olahraga sorang atlet bisa kehilangan cairan hingga 2 L
Kebutuhan gizi menurut jenis olahraga
Perhitungan kebuthan energi harus mempertimbagkan :Basal Metabolic Rate, Specific Dynamic
Action(mixed Diet, SDA = 10%BMR), aktivitas sehari-hari, serta Energy Expenditure yan disesuaikan
dengan jenis dan lamanya olahraga.
Pengaturan gizi akan berbeda pada tahap pra kompetisi, tahap kompetisi (pra pertandingn dan
prtandingan utama : sebelum, selama, sesudah pertandingan), dan tahap Pemulihan/transisi
NON ATLET
Intake makanan disesuaikan dengan kebutuhan energi, mempertimbangkan tingkat aktivitas fisik.
Frida (15979):
a. Karbohidrat
Faktor psikis acapkali menjadi penentu dan berperan lebih besar. Ogilvie (1968), L. Cooper (1969) dan
Hardiman (1973) mengemukakan bahwa gejala atau aspek-aspek psikis yang berpengaruh dan dapat
dikembangkan pada diri atlet adalah;
1) Kemantapan emosi
Gejolak emosi biasanya ditandai dengan adanya ketegangan (stress) adalah momok bagi atlet,
karena mengganggu keseimbangan psikofisiologik (misalnya; gemetar, lemas, dan kejang
otot) dan ini dapat membuyarkan konsentrasi. Emosi juga berupa takut, marah, gembira,
muak, kecewa, tegang, dan rasa cemas. Walaupun emosi menjadi momok bagi atlet, namun
kalau emosi tersebut dapat ditekan dan dikelola dengan baik maka akan menjadi emosi positif
yang dapat meningkatkan motivasi, semangat dan daya juang yang tinggi, sehingga dapat
menghilangkan perasaan tegang, cemas, marah, takut, kecewa, sehingga kemenangan dan
prestasi dapat diraih. Emosi perlu dikendalikan dengan baik karena dapat berpengaruh
terhadap prestasi atlet. Pengaruh emosi yang tidak terkendali dapat menurunkan
berfungsinya berbagai sistem dalam tubuh antara lain; intelegensi, sistem kardiovaskuler,
pernapasan, kelenjarkelenjar tubuh, pencernaan dan sebagainya
2) Keuletan (agresif),
Warchel dan Cooper (1977) membagi aspek agresivitas menjadi dua yaitu;
1) agresivitas yang terkontrol dan
2). Agresivitas yang tidak terkontrol.
Agresivitas yang terkontrol dengan ketat akan menunjukkan adanya kontrol yang eksterim
terhadap tingkahlaku agresif dalam berbagai kondisi, sedangkan agresivitas yang tidak
terkontrol menunjukkan kurangnya larangan terhadap pengungkapan tingkahlaku agresif dan
kecendrungan untuk mengadakan respons terhadap frustrasi dengan tindakan-tindakan
agresif.
Agresif hanyalah merupakan salah satu dari sifat-sifat seorang pemain. Kecenderungan sifat
agresif pemain menjadi tindakan positif yang dibutuhkan untuk memenangkan suatu
pertandingan atau sebaliknya menjadi tindakan destruktif.
3) Disiplin
Disiplin adalah sikap atau kesediaan psikologik untuk menepati atau mendukung nilai-nilai
atau norma yang berlaku. Atlet yang disiplin akan berusaha untuk menepati ketentuan, tatatertib, peraturan-peraturan dan biasanya juga patuh kepada pembuat peraturan (pelatih dan
pembina). Atlet yang memiliki disiplin diri sadar untuk melakukan latihan sendiri, tanpa ada
yang memerintah dan mengawasi; karena sudah memiliki rasa tanggungjawab untuk
mendukung nilainilai yang dianggapnya baik dan tepat untuk dilakukan. Sikap untuk menepati
dan mendukung nilai-nilai adalah sikap yang mengandung rasa tangggungjawab untuk
kelangsungan nilai-nilai yang dianutnya; sehubungan dengan itu atlet yang bersangkutan tidak
akan mengingkari dan membiarkan nilai-nilai tersebut direndahkan oleh orang lain
4) Percaya diri
Perbedaan kepercayaan diri dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1) over confidence,
2) lack confidence,
3) full confidence.
Over confidence adalah rasa percaya diri yang berlebihan yang dimiliki atlet. Segi negatif yang
biasa ditimbulkan oleh over donfiedence pada suatu pertandingan adalah sering menganggap
enteng lawan atau muncul rasa sombong dan menganggap lawan lebih rendah dari dirinya.
Karena harapan sukses terlalu tinggi tersebut, maka apabila mengalami kekalahan atlet yang
bersangkutan kurang siap mental menerima kekalahan tersebut dan mudah frustrasi. Segi
positifnya oada suatu pertandingan adalah ketegangan dan rasa cemas menghadapi lawan
tidak muncul.
Lack confidence atau rasa kurang percaya diri adalah kurang menguntungkan dalam
pertandingan, karena kurang percaya diri ini merupakan tumpuan yang lemah untuk dapat
mencapai prestasi tinggi. Kurang percaya diri berarti atlet meragukan kemampuannya,
akibatnya timbul rasa tegang, cemas dan takut menghadapi lawan, kalau hal seperti ini muncul
maka besar kemungkinan atlet tersebut mengalami kekalahan.
Full confidence adalah rasa penuh percaya diri. Sifat ini perlu ditanamkan pada atlet, karena
rasa penuh percaya diri yang dimiliki atlet merupakan modal utama untuk menghadapi
pertandingan. Rasa penuh percaya diri timbul karena didasari atas kemampuan yang dimiliki
atlet dan hal ini disadari oleh atlet tersebut.
5) Kecerdasan
Kecerdasan (intelegensi) seorang atlet dalam olahraga sangat dibutuhkan, utamanya pada
cabang olahraga yang memerlukan keterampilan teknik tinggi, taktik dan strategi bermain
yang komplkes. Aspek kecerdasan mempunyai kadar yang berbeda-beda antara satu cabang
olahraga dengan cabang olahraga lainnya seperti; cabang olahraga bolavoli, sepakbola,
sepaktakraw dan bolabasket membutuhkan kecerdasan lebih banyak dibandingkan cabang
olahraga gulat, angkat besi, menembak dan sebagainya. Kecerdasan yang tinggi akan
berpengaruh terhadap tingkat kemampuan seseorang atlet untuk mengatasi problema yang
dihadapi dalam latihan dan pertandingan. Atlet yang memiliki kecerdasan tinggi akan lebih
mudah dan cepat menemukan solusi mengatasi problema yang terjadi dalam latihan dan
petandingan dibandingkan atlet yang memiliki tingkat kecerdasan rendah.
Naufal (15765):
Haryo (15956):
1. Atribut fundamental: Kepribadian dan motivasi seperti kepercayaan diri, dan orientasi terhadap
tujuan
2. Skill psikologis dan strategi: strategi dari masing-masing atlet untuk membuat dan mencapai
kondisi ideal performa, bisa berupa self-talk, relaksasi
3. Strategi coping: mekanisme koping dari atlet
4. Kondisi yang ideal untuk bekerja: seperti mendengarkan lagu atau penonton yang ramai
5. Fisik, sosial, dan lingkungan organisasi : Kondisi dari lingkungan, seperti fasilitas, pelatih
Qashmal (16075):
Dewi (15760):
Woman :
This lower blood lactate levels observed in the top athletes is due to an enhanced lactate
clearance capacity. Lactate can be exported to the blood for clearance and energy purposes
in pretty much every organ in the body. However, this process takes time (minutes) while
lactate is produced continuously during exercise. Well trained athletes are very efficient and
export less lactate to the blood as they clear it in higher amounts right in the lactate
producing muscle which takes seconds or milliseconds. This is very advantageous as it allows
contractile muscles a faster H+ removal as well as a faster lactate recycling for extra
energy (ATP) within that contractile muscle.
Lactate analysis can give us a lot of information on muscle metabolism during exercise
where we can indirectly assess mitochondria density, oxidative and substrate utilization
status or muscle fiber recruitment patterns.
(Definisi)The bottom line to understand what lactate threshold means is that as muscles
get more metabolically stressed there is a higher lactate accumulation and H+. Mitochondria
in contractile muscles become more stressed to clear lactate in a timely manner and at some
point, if the exercise intensity continues, contractile muscle mitochondria become saturated
and therefore cannot keep up with lactate clearance, then exporting it to the blood and this
is when we see a rise in blood lactate levels which correspond to the metabolic event when
it is not possible to maintain that given exercise intensity.
3. Economy of movement : One simple way to look at it is that athletes whose movement is
more efficient or economical will accomplish the same objective with less energy. Some
athletes just use a little less energy to do the exact same thing and this has more to do with
anatomy and physiology than training
Dian (15860):
Frida (15979):
a. Faktor Internal
1) Tipe serabut otot
2) Genetik
3) VO2 max
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan
a) Panas
- Menghabiskan lebih banyak energi sehingga temperatur inti (core temperature)
naik => impaired thermoregulation
- Menyebabkan dehidrasi
- Penurunan performa atlet sebesar 2-3%
b) Dingin
- Terjadi bronkospasme akibat adanya udara dingin ventilation rate naik
kelelahan dan penurunan peforma
c) Lapangan sintetis vs alami
- Pada pemain sepakbola, angka passing sukses dari short pass lebih baik pada
lapangan sintetis, sementara untuk long pass lebih baik pada lapangan alami.
- Temperatur lapangan sintetik lebih tinggi
- Lapangan sintetik menigkatkan risiko injury akibat karakter rumput yan lebih
kaku.
d) Polusi
- Menyebabkan gangguan pada efekivitas sistem respirasi dan vaskular
- CO2 naik kemampuan mengikat O2 turun
- Ozone menyebabkan inflamasi ada airway
e) Ketinggian
- Penurunan PO2 menyebabkan lingkungan hypobaric hypoxic penurunan
gradien membran sel mengurangi take up dan penggunaan oksigen
peningkatan ventilasi, HR, CO lebih cepat lelah
2) Penggunaan alkohol
- Efek depresan alkohol menyebabkan penurunan aktivasi neural yang mempengaruhi
koordinasi dan kecepatan dari pergerakan alat gerak.
3) Waktu Tidur
4) Emosi
a) Anxietas
Dalam level moderate bisa meningkatkan skill dan ability, namun pada level yang
lebih bisa mengganggu peformance
b) Kemarahan
Sebuah literature review pada tahun 2004 menyebutkan bahwa emosi negatif
seperti marah berkaitan dengan performance yang buruk.
c) Harapan dan Kebahagiaan
d) Stereotype dan Tekanan
Apabila pemain berharap dia akan bermain baik, maka akan memunculkan
streotype positif, begitu pula sebaliknya
e) Stres
5) Lingkungan tim
a) Coaching
Coaches who show sufficient knowledge in the technical skills of sport movements
are better able to teach athletes correctly and decrease the amount of injuries from
improper form and technique (Johnson et al., 2011)
b) Mental Toughness
Research has shown that the team with the greater mental toughness triumphs
more often compared to a mentally weak team (Gucciardi, Gordon, & Dimmock,
2008)
c) Kohesi Pemain
d) Pre-Game Speches
When the study was taken to the field, the question Did the speech your coach
gave immediately prior to the game impact your performance? was posed to the
players. The results of the questionnaire showed that 65.5% of athletes responded
in support of the pre-game speech because the speech facilitated effort, influenced
mental condition, and supplied game knowledge (Vargas-Tonsing & Bartholomew,
2006)
Afifah (16073):
Atlet melihat kekurangan yang telah dilakukan dan melakukan perubahan atau pencegahan
Haryo (15956):
Dewi (15760):
Parameter
Intake protein yang tidak berlebihan, cairan, lemak, vitamin dan mineral
Untuk monitoring hidrasi atlet, perlu dilakukan penimbangan berat badan sebelum dan
sesudah olahraga. Jika berat badan setelah olahraga tidak kembali seperti semula, maka
atlet ianjurkan istirahat hingga ter-rehidrasi kembali
Dian (15860):
Sport of Wales : menggunakan software dan teknologi video
Yang dilihat : taktik, teknik, gerakan, work-rate within training/competition
Penelitian Saw, Main, Gastin (2015), Monitoring the athlete training response: subjective selfreported measures trump commonly used objective measures: a systematic review
Subjective : mood disturbace : fatigue, tension, depresion, anger; socil stress, emotional stress, sleep
disturbance, dll
Objective: blood markers, heart rate, oxygen consumption, heart rate response, dll
Subjective dan objective tidak berkorelasi. Subjective measures reflected acute and chronic training loads with
superior sensitivity and consistency than objective measures. Subjective well-being was typically impaired with an
acute increase in training load, and also with chronic training, while an acute decrease in training load improved
subjective well-being.
Lecture dr.Arta :
Screening and Assessment :
Assessing physical growth, Weight for age, height for age, BMI, Body fat assessment, Assessing
Nutritional Quality of Athletes Diet
Monitoring hidrasi : timbang atlet sebelum dan sesudah olahraga Hidrasi yang cukup hingga berat
badan kembali. Haus bukan merupakan indikator, karena tubuh dapat berkompensasi
Frida (15979):
a. Penilaian
Bisa dengan FMS (Functional Movement Screen). FMS is a comprehensive exam that
assesses quality of fundamental movement patterns to identify an individuals limitations or
asymmetries. A fundamental movement pattern is a basic movement utilized to
simultaneously test range of motion, stability, and balance. The exam requires muscle
strength, flexibility, range of motion, coordination, balance, and proprioception in order to
successfully complete seven fundamental movement patterns. The athlete is scored from
zero to 3 on each of the seven movement patterns with a score of 3 considered normal.
Ada 7 tes, yaitu:
b. Monitoring overtraining
Dewi (15760):
Dian (15860):
Melakukan sport medicine, sport nutrition, sport physiology, sport psychology, biomekanik, Strength
conditioning : performance enhancement dan injury preventing (Sumber:Sport of Manitoba, Sport
Wales)
Psikologi : konsentrasi, motivasi, kepercayaan diri, kemampuan beradaptasi dengan keberagaman,
kontrol emosi. Skills: relaksasi, imagery, competition preparation, training and performance review,
goal setting, ability to focus, managing selt talk
Performance enhancement : kekuatan otot, endurans, power, specifis functional movement, speed,
agilitys
Injury prevention : postural training, stability, core strengthening and movement based assessment.
Frida (15979):
-
Ginseng:
Meningkatkan pembentukan energi
Meningkatkan konsentrasi
Meningkatkan libido
Membantu dalam mengurangi BB
Menjaga kesehatan
- Riset
o Memberikan hasil yg bervariasi tergantung pada dosis, cara pemberian, desain
penelitian & tipe ginseng yang digunakan.
o 100 g ginseng mengandung 338 kalori, 12,2 g protein, 70 g karbohidrat, beberapa
vitamin & mineral & zat-zat aktif lain
- Perhatian!
o Beberapa sediaan ginseng mengandung produk herbal lain, misal efedrin, yang tidak
selalu tertulis di kemasan.
o Dosis toksik pd manusia 0,5-2 g per hari.
L-Carnitin:
Asam karboksilat rantai pendek, yg dlm tubuh dibentuk dari asam amino lisin & metionin.
Klaim:
o Meningkatkan aerobic power & energi,
o Menurunkan lemak tubuh
Fakta: tidak ada efek ergogenik stlh pemberian L-carnitin (4 g selama 7 hari) dengan latihan
anaerob intensitas tinggi, hanya meningkatkan kadar serum carnitin.
Dosis besar: diare
Taurin
Salah satu asam amino yang berperan pada metabolisme khususnya di otak.
Risiko kekurangan taurin jika tidak cukup konsumsi sistein atau vitamin B6.
Sumber makanan: daging, ikan
Fungsi Taurin
o Di otak & jantung: membantu menstabilkan membran sel
o Antioksidan
o Memperlancar impuls saraf
Kafein
Stimulan
Klaim: meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, & endurance
Siapa yang mendapat keuntungan dari kafein?
o Atlet yang bermain dalam intensitas tinggi,
o Atlet yang bermain dalam intensitas tinggi, waktu yang singkat
o Efek samping: kecemasan, gangguan tidur, efek diuretik seperti dehidrasi.
Dosis yang diperbolehkan: tidak lebih dari 12 mcg/ml dalam urin (8 cangkir kopi).
Pada tahun 2008 Kafein tidak masuk doping, namun masuk dalam program pemantauan
CREATIN MONOHYDRATE:
Klaim
Meningkatkan kekuatan otot
Memperbesar otot
Membantu membakar lemak
Meningkatkan daya tahan & menunda kelelahan
Creatin:
Salah satu komponen dalam sumber makanan tinggi protein, seperti daging merah.
Secara endogen dibentuk dari asam amino glisin, arginin, & metionin oleh hati, ginjal, &
pancreas.
95% creatin disimpan di otot skelet; 5% di jantung, otak, & testis.
Fakta
o Beberapa studi memperlihatkan efek jangka pendek suplementasi creatin dalam
aktivitas yg membutuhkan kekuatan & power (knee extension, bench press, cycling
sprint). cycling sprint).
o Suplementasi creatin tidak berdampak pada aktivitas endurance.
Naufal (15765):
Levin (15934):
drugs in sports
http://sportsanddrugs.procon.org/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4140700/pdf/sar-5-095.pdf
Human growth Hormone : merasa lebih kompetitif dan kuat, menambah massa otot dan
mengurangi jaringan lemak. Sprint capacity naik.
Steroid : derivat testosteron (androgen, danazol, nandrolone, stanozol, androstenedione) :
meningkatkan kekuatan dan massa otot
Creatine : lean body mass dan max power output naik
Beta blocker menurunkan tremor, dilarang pada olahraga memanah, menembak, dan biliard.
*Blood doping (recombinant human erythropoietin dan darbepoietin alpha) menambah darah
sehingga transpor O2 meningkat, aerobic power dan physical exercise tolerance meningkat
Nicotine
Alcohol
Cannabis
Illegal.
Caffeine
Stimulants
Stimulants
Anabolic
agents steroids
Diuretics
Narcotic
analgesics
Addictive
Peptides and
hormones
Haryo (15956):
Drug abuse in athlete: Menggunakan agen doping untuk meningkatkan performa. Obat obat ini
biasanya adalah:
Androgen(testosterone eksogen, androgen sintetik, precursor androgen, selective androgen
receptor modulator, dan bentuk lain dari stimulasi androgen): Untuk meningkatkan massa
dan kekuatan otot
Growth hormone dan growth factor (insulin-like growth factor, insulin): Untuk meningkatkan
massa otot dan mengurangi jaringan adiposa
Stimulan (amfetamin, D-methamphetamine, methylphenidate, ephedrine,
pseudoephedhrine, caffeine, dimethylamylamine, cocain, fenfluramine, pemoline, selegiline,
sibutramine, strychnine, modafinil) : Untuk meningkatkan endurance, meningkatkan
performa anaerob, menurunkan perasaan lelah, meningkatkan waktu reaksi, meningkatkan
kewaspadaan, dan penurunan berat badan.
Qashmal (16075)
Dietary Supplementation Health and Education Act (DSHEA) tahun 1994, FDA dibawah
DSHEA menyatakan tidak menyetujui semua bentuk suplemen baik terbukti efektif
ataupun tidak.
Suplemen adalah : vitamins, minerals, amino acids, botanicals, herbs, and substances such
as enzymes, organ tissues and glandulars, metabolites
The Anabolic Steroid Control Act yang berlaku tahun 2005 mengklasifikasikan berbagai
prohormon dan steroid precursor termasuk yang pernah digolongkan sebagai suplemen
dilarang penggunaan dan pengedarannya, dan dinyatakan illegal tanpa resep.
Kepemilikan mau pengedaran dapat dihukum hingga 5 tahun penjara.
Anabolik steroid dan stimulant DILARANG penggunaannya.
Examples include, but are not limited to, alcohol, amphetamines, ephedrine, ma huang,
opiates, anabolic-androgenic steroids, barbiturates, caffeine, cocaine, heroin, LSD, PCP,
marijuana and all forms of tobacco. The use of such drugs is contrary to the rules and
ethical principles of athletics competition.
Obat boleh asal tidak termasuk dalam daftar obat illegal dan benar diresepkan oleh
dokter. Jika obat tidak diijinkan digunakan dan dianggap sebagai doping dan dokter tetap
meresepkan maka dokter juga akan terkena sanksi. Obat hanya boleh diresepkan oleh
dokter, didispensing oleh apoteker bukan oleh trainer/coach.
Dewi (15760):
Performance-Enhanced Drugs
a) Anabolic Agents
Fungsi medis : tx delayed puberty, impotensi, muscle wasting
Efek :
Fisiologis :
Jerawat, kebotakan pada pria, kerusakan liver, hambatan pertumbuhan, dan
gangguan pubertas pada anak
Psikologis :
Peningkatan agresifitas dan hasrat seksual, terkadang menjadi perilaku criminal dan
seksual yang abnormal (Roid Rage)
Penghentian konsumsi steroid anabolic dapat berakibat depresi hingga bunuh diri
Gender Spesific
Male : gynecomastia, testis mengecil, impoten, produksi sperma menurun
Femal : suara memberat, perkembangan payudara terganggu, hirsutism,
pembesaran klitoris, dan siklus menstruasi tidak normal
Fisiologis
Hipertensi (EPO/hGH)
Leukimia (EPO/hGH)
Anemia (EPO)
Stroke (EPO)
Heart attacks
Pulmo embolism (EPO)
Feminisasi (HCG)
hGH: gangguan thyroid, severe headaches, loss of vision, akromegali,
hipertensi, gagal jantung, diabetes, tumor, crippling arthritis
c) Beta-2 Agonist
Fungsi medis : tx asma dan gangguan respiratori lainnya
Efek :
d) Diuretics
Fungsi medis : tx hipertensi, gangguan ginjal, CHF
Efek :
e) Stimulants
Fungsi medis : tx ADHD, asthma, narcolepsy, obesitas
Efek :
f)
Narcotics
Fungsi medis : pain reliever, inducing sleep
Memunculkan sensasi euphoria dan stimulasi psikologis
Efek :
Fisiologis : false sense, mual muntah, peningkatan ambang nyeri, penurunan HR,
adiksi dan ketergantungan
g) Cannabinoids (Marijuana)
Efek :
h) Glucocorticosteroids
Fungsi medis : tx alergi, asma, kondisi inflamasi dan kelainan kulit
Efek :
Fisiologis : penurunan massa otot, kelemahan pada otot, tulang, tendon dan
ligament, hambatan pertumbuhan
i)
Beta Blockers
Fungsi medis : kontrol hipertensi,aritmia, angina pectoris, migarin dan keadaan cemas
Efek :
j)
Fisiologis : penurunan tekanan darah dan HR, gangguan tidur dan spasme airways
Blood Doping
Suatu usaha menggunakan berbagai teknik atau substansi untuk meningkatkan masa sel
darah merah dalam tubuh sehingga kapasitas transport oksigen menuju oksigen akan
semakin besar dan menyebabkan peningkatan kapasitas aerobic dan endurance.
1) Erythropoietin
2) Synthetic Oxygen carriers
3) Blood transfusion
Efek :
Sumber :
Lecture Sports Nutrition
Lecture Biochemical Basis of Sport Performance
http://www.eis2win.co.uk/app/uploads/2016/03/EIS-Improving-Sporting-PerformanceBrochure.pdf
http://www.usada.org/substances/effects-of-performance-enhancing-drugs/
http://www.usada.org/wp-content/uploads/wada-2016-prohibited-list-en.pdf
http://www.lactate.com/lactate_threshold.html
http://home.trainingpeaks.com/blog/article/what-is-lactate-and-lactate-threshold
http://www.topendsports.com/testing/norms/vo2max.htm
Dian (15860):
UU No.3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan Nasional, Bab I Ketentuan umum pasal 1 ayat 22 :
doping adalah penggunaan zat atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga.
World Anti Doping Agency (WADA) : doping dilarang
List zat yang dilarang serta metode yang dilarang (update per tahun):
Zat yang dilarang all the time (s0-s5):
Frida (15979):
a. Anabolic steroid
Besides making muscles bigger, anabolic steroids may help athletes recover from a hard
workout more quickly by reducing the muscle damage that occurs during the session. This
enables athletes to work out harder and more frequently without overtraining. In addition,
some athletes may like the aggressive feelings they get when they take the drugs.
Men may develop:
Prominent breasts
Baldness
Shrunken testicles
Infertility
Impotence
Prostate gland enlargement
Acne
Diminished sperm production
Shrinking of the testicles
Enlargement of the breasts
Acne
Masculinization, such as deepening of the voice and male-pattern baldness
In both men and women, andro can decrease HDL cholesterol (the "good" cholesterol),
which puts you at greater risk of heart attack and stroke.
f.
Potassium deficiency
Rash
Gout
Drop in blood pressure
Loss of coordination and balance
Death
Kreatin
Creatine appears to help muscles make more adenosine triphosphate (ATP), which stores
and transports energy in cells, and is used for quick bursts of activity, such as weightlifting
or sprinting. There's no evidence, however, that creatine enhances performance in aerobic
or endurance sports.
Possible side effects of creatine that can decrease athletic performance include:
Stomach cramps
Muscle cramps
Weight gain
g. Stimulan
Some athletes use stimulants to stimulate the central nervous system and increase heart
rate and blood pressure. Common stimulants include caffeine and amphetamines.
Stimulants can:
Improve endurance
Reduce fatigue
Suppress appetite
Increase alertness and aggressiveness
Although stimulants can boost physical performance and promote aggressiveness on the
field, they have side effects that can impair athletic performance:
Heart palpitations
Heart rhythm abnormalities
Weight loss
Tremors
Mild high blood pressure (hypertension)
Hallucinations
Stroke
Heart attack and other circulatory problems