Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH ILMIAH
MATA KULIAH PENGEMASAN
KELAS N
TEKNIK PENGEMASAN VAKUM DALAM APLIKASI KEMASAN
BERBAHAN PLASTIK
Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Maimunah Hindun Pulungan, MS.
Disusun oleh :
M Hendra
Mohammad Syarifuddin Al Mubarok
Mochammad Fahmi Syarifuddin
Azhar Ridho Akbari
Albion Savero
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemasan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu produk,
dengan kemasan ini suatu produk akan mempunyai suatu ciri khas yang akan
dikenal oleh konsumen, kemasan juga merupakan faktor yang penting karena
konsumen akan membeli suatu produk dengan kemasan yang sangat efektif.
Industri kemasan dari tahun ke tahun telah banyak mengalami perkembangan. Hal
ini dapat dilihat dengan banyaknya kemasan yang dituntut untuk dapat
memberikan kemudahan-kemudahan kepada kenyamanan konsumen, misalnya
mudah dibuka, mudah dibawa dan mudah diletakkan. Pengemasan mengalami
kemajuan karena kemasan tidak hanya dituntut untuk dapat memberikan
kemudahan tetapi kemasan juga berperan penting dalam memberikan identitas
atau brand kepada suatu produk. Untuk kemasan dengan plastik, sekarang telah
tersedia kemasan plastik dengan menggunakan teknologi vakum.
Plastik vakum merupakan jenis plastik yang digunakan untuk
membungkus atau mengemas berbagai jenis makanan. Produk-produk makanan
yang biasa menggunakan vakum plastik tersebut ialah produk makanan ringan
atau snack, berbagai makanan beku, bahan makanan yang bisa diolah kembali,
sayuran, bumbu dapur dan lain. Dengan penggunaan kemasan metode vakum
maka makanan yang ada di dalamnya akan terjaga kualitasnya hingga dibuka oleh
konsumen dalam keadaan baik dan layak untuk dikonsumsi karena tidak
terkontaminasi dengan bahan-bahan berbahaya lain juga kotoran dan debu selama
proses distribusi.
Penggunaan plastik vakum banyak digunakan pada usaha-usaha kecil
menengah untuk mengemas berbagai produk yang diproduksi baik makanan jadi
maupun bahan baku produk tersebut. Kemasan plastik vakum terbuat dari material
nylon yang dikenal sebagai bahan yang cukup tebal. Penggunaan kemasan dengan
plastik vakum dapat membuat produk menjadi aman, dikarenakan kemasan
tersebut telah kedap dari udara luar, sehingga dapat menjamin makanan tersebut
akan tetap aman dikonsumsi hingga tanggal kadaluarsanya.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui gambar tentang kemasan plasik vakum
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan plastik vakum
3. Mengetahui manfaat penggunaan plastik vakum
4. Mengerti konsep dasar dalam pengemasan menggunakan plastik vakum
5. Memahami prinsip kerja dalam pengemasan plastik vakum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang
semakin kompleks,
barulah
terjadi
2.2.
a. Melindungi
dan
mengawetkan
produk,
seperti
melindungi
dari
yang
ditulis
mengkomunikasikan
pada
bungkus
suatu
tersebut,
citra
tapi
yang
kemasannya
baik.
Menurut Philip Kotler yang dialih bahasakan oleh Benjamin (2007) bahwa
wadah atau bungkus tcrdiri dari 3 (tiga) Jenis:
a. Kemasan Dasar (primary package)
Adalah kemasan yang digunakan sebagai kemasan utama yaitu
kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk atau isi.
b. Kemasan Tambahan (secondy-package)
Adalah kemasan yang melindungi dan membungkus kemasan dasar
atau primer. Kemasan ini adalah merupakan media iklan karena terdapat
corak karya seni yang melambangkan produk yang dikemasnya.
c. Kemasan pengiriman (shippin package.)
Adalah kemasan yang digunakan untuk keperluan pengiriman,
penyimpanan, dan identitas terhadap produk. Jenis kemasan ini
melindungi kemasan sekunder dan kemasan primer selama proses.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Sejarah Kemasan Plastik
Plastik sintesis pertama dibuat pada tahun 1860-an. Sebelum itu, bahanbahan alami seperti gading dan ambar banyak digunakan. Banyak bahan-bahan
alam ini yang mengandung polimer dari bahasa Yunani poly, berarti banyak, dan
mer, berarti sebagian. Polimer terdiri atas molekul-molekul raksasa, terdiri atas
sejumlah besar molekul kecil yag terikat dalam rantai panjang. Molekul kecil ini
yang dinamakan monomer (mono artinya satu). Penemuan bahan-bahan sintesis
telah dimulai lebih dari seratus tahun yang lalu untuk menggantikan bahan-bahan
seperti gading, yang semakin langka, dan untuk membuat bahan-bahan yang dapat
dicetak atau terbentuk seperti serat. Plastik pertama adalah polimer semisintesis
dan tergantung pada selulosa yang berubah, polimer alam pada katun (Kindersley,
2000).
3.2. Kemasan Plastik Menggunakan Teknik Vakum
Kemasan plastik saat ini mendominasi industri makanan di Indonesia,
menggeser penggunaan kemasan logam dan gelas. Hal ini disebabkan karena
kelebihan dari kemasan plastik yaitu ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak
bereaksi, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal), dapat diberi warna
dan harganya yang murah. Kelemahan dari plastik karena adanya zat monomer
dan molekul kecil dari plastik yang mungkin bermigrasi ke dalam bahan pangan
yang dikemas. (Heldman, 2007). Plastik tentunya memiliki berbagai jenis. Hal ini
dikarenakan perbedaan ikatan kimia yang menyusunnya sehingga hal tersebut
berdampak
pada
sifat
dan
karakteristiknya.
Pada
teknik
pengemasan
menggunakan metode vakum jenis plastik yang tepat digunakan adalah plastik
jenis PE dan PVDC.
Polyetilen merupakan jenis plastik tipis yang banyak digunakan dalam
industri
pengemasan
fleksibel.
Polyetilen
memiliki
sifat-sifat
yang
tinggi dan tidak tahan terhadap minyak (terutama LDPE). Polyetilen tahan
terhadap hampir semua zat asing, namun pada temperatur diatas 140 F, polyetilen
akan rentan oleh beberapa aromatik hidrokarbon, akan berefek terhadap asam dan
alkali dengan beberapa pengecualian dari konsentrasi nitrit yang panas karena
minyak dan pelumas yang menyebabkan film menjadi lengket dibagian luar, film
harus dicek ulang sebelum digunakan pada beberapa tipe produk (Heldman,
2007).
Selain itu juga ada PVDC, Sifat umum PVDC saran antara lain adalah
transparan, luwes, jernih, beragam; tahan terhadap bahan kimia, asam, basa,
minyak; sekat lintasan yang baik untuk sinar UV; permeabilitas gas dan uap air
sangat rendah; tahan terhadap pemanasan kering atau basah; serta tidak baik untuk
kemas beku. Sedangkan sifat umum PVDC cryovac, yakni mempunyai
permeabilitas uap air dan gas rendah; mengkerut jika kena panas; tahan suhu
rendah (-40C); tahan tekanan tinggi (vakum); mudah dicetak, licin, transparan;
tidak mudah dibakar; mudah dikelim panas (Heldman, 2007). .
tersebut sehingga tanpa gas oksigen pada kemasan agar bakteri tidak dapat
tumbuh, namun ada jenis bakteri (botulism) penyebab penyakit yang lebih suka
lingkungan oksigen rendah dan tumbuh dengan sangat baik dalam makanan yang
telah dikemas vakum. Disamping harga dari mesin ini tidak murah pengemasan
vakum bukan proses penyegelan dengan panas (hot seal) sehingga jika pada
awalnya dalam kemasan tersebut sudah ada bakteri maka bakteri itu akan tetap
ada ketika kemasan dibuka. Mekanismenya kemasan yang telah berisi bahan
dikosongkan udaranya, ditutup dan direkatkan. Dengan ketiadaan udara dalam
kemasan, maka kerusakan akibat oksidasi dapat dihilangkan sehingga kesegaran
produk yang dikemas akan lebih bertahan 3 5 kali lebih lama daripada produk
yang dikemas dengan pengemasan nonvakum (Astawan, 2009).
.
Gambar 4. Alat Kemasan Plastik Vakum
timbulnya panas yang mengurangi kelebihan uap air walaupun tidak dapat
menghentikan produk asam hasil fermentasi anaerobik.
2.5. Kekurangan Kemasan Plastik Vakum
Kekurangan pada kemasan vakum adalah kebanyakan orang Asia dan America
telah terbiasa dengan kemasan plastik biasa dibandingkan dengan kemasan plastik
vakum. Pada pengemasan tahu, tahu yang dikemas dengan kemasan vakum akan
lebih mudah rusak dibandingkan dengan tahu yang dikemas dengan menggunakan
kemasan plastik yang berisi air. Pada beberapa produk yang bertekstur lembut
akan sulit untuk mengemas dengan menggunakan kemasan vakum disebabkan
tekstur dari produk akan hancur apabila tidak berhati-hati (Shurtleff dan Aoyagi,
2010).
vakum
merupakan
jenis
plastik
yang
digunakan
untuk
bahan plastik pengemasnya terlebih dahulu, karena jika ada lubang sidikit saja
pada plastik, maka produk tersebut akan menjadi cepat rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Jakarta. Penebar
Swadaya.
Berk, Z. 2008. Food Process Engineering and Technology. Academic Press.
USA.
Blakistone, B. A. 2012. Principles and Applications of Modified Atmosphere
Packaging of Foods. Springer Science & Business Media. USA.
Dea Tio Mareta, Shofia Nur A. 2007. Pengemasan Produk Sayuran Dengan
Bahan Kemas Plastik Pada Penyimpanan Suhu Ruang Dan Suhu Dingin.
MEDIAGRO 26 VOL. 7. NO 1, 2011: HAL 26 40
Kekurangan Kemasan Plastik Vakum
Kindersley, D. 2000. Jendela Iptek Kimia. Jakarta: PT. Balai Pustaka
Nusyirwan. 2007. Rekayasa Mesin Thermoforming Vaccum. Jurnal Ilmiah Poli
Rekayasa, 2(2) : 2-3.
Renate, Dharia. 2009. Pengemasan Puree Cabe Merah Dengan Berbagai Jenis
Plastik Yang Dikemas Vakum (Packaging of Red Chilli Puree with Various
Types of Plastic vacum Packaged). Jurnal Teknologi Industri dan Hasil
Pertanian, 14(1): 81.
Shurtleff, W., Aoyagi, A. 2010. History of Soybeans and Soyfoods in Australia,
New
Zealand
and
Oceania
(1770-2010):
Extensively
Annotated