Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
BAB II
Latar Belakang
Ruang Lingkup Pelayanan (Primer, Sekunder, Tertier)
Batasan Operasional
Landasan Hukum
STANDAR KETENAGAAN
A.
B.
C.
D.
Pemasangan CVP
b.
c.
d.
Ekstubasi
e.
Balance cairan
f.
Rehabilitasi Medik
g.
Page 1
b.
c.
Pengiriman rujukan
d.
K. Rekam Medis
L. Pencacatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
M. Evaluasi hasil perawatan pasien (Pelaporan pada Pedoman Organisasi)
BAB V
LOGISTIK
A. Prosedur penyediaan Alat Kesehatan dan Obat
B. Perencanaan peralatan / peremajaan
Latar Belakang
Page 2
jiwa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari.
Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
3.
4.
C.
Batasan Operasional
Bidang kerja ICU meliputi pengelolahan pasien, administrasi unit, pendidikan dan
penelitian. Kebutuhan dari masing-masing bidang akan tergantung dari tingkat pelayanan
tiap unit .
1.
Pengelolaan pasien langsung.
Pengelolaan pasien langsung dilakukan secara primer oleh dokter
intensivis dengan melaksanakan pendekatan pengelolaan total pada pasien sakit
kritis, mewnjadi ketua tim dari berbagai pendapat konsultan atau dokter yang ikut
merawat pasien sehingga dapat mencegah pengelolaan yang terkotak-kotak dan
menghasilkan pendekatan yang terkordinasi pada pasien dan keluarganya.
2.
Administrasi unit
Pelayanan ICU dimaksud untuk memastikan suatu lingkungan yang
menjamin pelayanan yang aman , tapat waktu dan efektif. Untuk tercapainya
diperlukan partisipasi intensivis pada aktivitas manajemen.
Page 3
3.
D.
Landasan Hukum
1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
4.
5.
Nomor 4437)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
6.
Konsumen
Peraturan Pemrintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
7.
8.
9.
10.
11.
Page 4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A.
Kepala ICU
spesialis
anastesiologi
Format Pedoman ICU
Page 5
Seorang Kepala ICU adalah seorang dokter yang memenuhi standar kompetensi:
a) Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis intensive care
medicine(KIC, Konsultan Intensive Care)melalui program pelatihan dan
pendidikan yang diakui oleh Perhimpunan profesi terkait.
b) Menunjang kualitas hidup pelayanan di ICU dan menggunakan sumber daya
ICU secara efisien
c) Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan ICU.
d) Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24
e)
jam/hari, 7 hari/minggu
Mampu melakukan prosedur critikal care antara lain :
f)
arteri pulmonaris.
intrakranial
Gangguan atau gagal ginjal akut
Gangguan endokrin dan atau metabolik akut yang mengancam jiwa
Kelebihan dosis obat, reaksi obat atau keracunan obat
Gangguan koagulasi
Infeksi serius yang mengancam nyawa
Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjangan nutrisi
termasuk
mengatasi
hipertensi
b. Manajemen unit
Dokter ICU berpartisipasi aktif dalam manajemen unit yang
diperlukan untuk pelayanan ICU yang efisien,tepat waktu dan
konsisten,antara lain
yang
Page 6
kualitas interdisiplin.
Tim Medis
Dokter spesialis sebagai konsultan (yang dapat dihubungi setiap diperlukan)
Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan resusitasi jantung paru yang bersertifikat
bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut
3.
Perawat
Perawat terlatih yang bersertifikat bantuan hidup dasar dan bantuan hidup
lanjutan. Jumlah perawat ICU ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur dan
ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat : pasien yang menggunakan
ventilasi mekanik adalah 1: 1 , sedangkan perbandingan perawat : pasien yang tidak
menggunakan ventilasi mekanik adalah 1 : 2.
4.
B.
Distribusi ketenagaan
SDM Intensive Care Unit RSUD Sinjai berjumlah 35 orang dan terbagi menjadi 4
bagian yaitu kepala ICU, tim medis, perawat dan tenaga non kesehatan.
Intensive Care Unit RSUD Sinjai dikepalai oleh seorang dokter spesialis
anastesiologi. Adapaun pendistribusian SDM Intensive Care Unit RSUD Sinjai adalah
sebagai berikut :
Tabel Distribusi SDM ICU RSUD Sinjai
Page 7
NAMA JABATAN
Kepala ICU
KUALIFIKASI
FORMAL & INFORMAL
Waktu
Kerja
JML
SDM
24 Jam
Tenaga Medis
1. Dokter Spesialis
( Konsultan )
2. Dokter Jaga 24
Jam
Dokter spesialis
24 jam
Dokter Umum
( Kemampuan Resusitasi Jantung Paru
dan bersertifikat BHD, BHL )
24 Jam
Perawat
S1 Keperawatan
1. Kepala Ruangan
24 Jam
24 Jam
24 Jam
1 Shift
1 shift
1 shift
1 Shift
1 shift
18
Perawat Primer
3.
Perawat Primer
4.
Perawat
Assosiate
5.
Perawat
Assosiate
6.
Perawat
Assosiate
7.
Perawat
Assosiate
8.
Perawat
Assosiate
Page 8
35
C.
Pengaturan jaga
Pengaturan Jaga Perawat ICU
Kepala Bidang
Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana ICU setiap satu bulan..
Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ
Shift) dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa
kerja minimal 2 tahun.
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti.
Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat
jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat
yang bersangkutan harus memberitahu Kepala ruangan ICU : 2 jam
sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam.
Sebelum memberitahu Karu ICU, diharapkan perawat yang bersangkutan
sudah mencari perawat pengganti, Apabila perawat yang bersangkutan
tidak mendapatkan perawat pengganti, maka KaRu ICU akan mencari
tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang hari itu libur atau perawat
ICU yang Stand by pagi
Page 9
Apabila ada tenaga perawat tidak dapat jaga sesuai jadwal karena sesuatu hal
(Izin terencana lebih dari 1 hari ) maka Perawat yang berkepentingan mencari
pengganti sendiri dengan perawat yang spesifikasinya sama, selanjutnya
menyampaikan secara lisan kepada kepala ruangan dengan alasan yang jelas.
Apabila kepala ruangan menyetujui, maka di buatkan surat pengantar untuk
selanjutnya diteruskan ke bagian kepegawaian RSUD Sinjai. Setelah selesai izin,
yang berkepentingan supaya melapor ke Kepala Ruangan.
Apabila ada tenaga perawat tiba tiba tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka KaRu ICU akan
mencari perawat pengganti yang hari itu libur atau perawat ICU yang
stand by pagi.
D.
Pelatihan
a.
Page 10
Untuk mengatasi menit-menit kritis ini klien tidak memerlukan terapi definitive atau
penyebabnya (causal) tetapi mutlak memerlukan terapi sportif untuk menyelamatkan
jiwanya. Pengobatan causal dapat dikerjakan kemudian.
Karena itu perawat ICU harus mampu ;
a. Membebaskan jalan nafas dari sumbatan
b. Memberikan pernafasan buatan
c. Pijat jantung luar jika jantung berhenti
d. Posisi coma dan posisi shock
Selanjutnya perawat juga dituntut mampu mengoperasikan :
a.
Klien
berhenti
bernafas
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Page 11
2.
Selain itu juga resiko infeksi, karena cairan dari luar tubuh Bahaya Listrik
langsung masuk kedalam aliran dara utama, kuman masuk dan disebarkan
ke jaringan kapiler paru atau terus menyebar keseluruh tubuh.
Juga resiko emboli udara thrombus dan resiko aritimia jika cairan yang
masuk merangsang jantung (dopamine, KCl, cimetidine, cairan yang
dingin )
Karena banyaknya hubungan klien dengan alat monitor, makan bahaya
tersengat arus, baik arus lemah maupun arus kuat relative cukup besar.
3.
Respirator.
Karena tekanan positif yang diberikan maka mungkin terjadi barotrauma
berupa kerusakan mucosa jalan nafas jika ringan, sampai pneumothorax
(tension) jika berat.
Beberapa klien hidupnya sangat tergantung mesin ini sehingga jika
sambungan terlepas (Disconected) beberapa menit saja sudah fatal
akibatnya.
b.
2.
Page 12
Defibrilasi :
a.
VTY pada klien tidak sadar atau tak ada denyut nadi
(pulseless)
b.
VF
c.
2.
Carduoversi :
a.
b.
Mesin DC shock
2.
EKG monitor
3.
Jelly electrode
4.
Alat/obat resusitasi
5.
Terapi Oksigen
6.
b.
c.
d.
e.
Page 13
f.
g.
2.
3.
Obat-obatan
4.
5.
6.
Perlukan miokard
2.
Luka baker
3.
4.
Emboli
Kontra indikasi :
Defibrilasi : tidak ada
Kardioversi : keracunan digitalis, Hipokalemia, Hipomagnesemia, AF atau
A. Flutter dengan suatu total AV blok.
DOKUMENTASI :
1.
2.
Kesadaran
3.
Page 14
4.
5.
6.
c.
Vena cava
superior
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KONTRA INDIKASI :
-
2.
vena subclavia
3.
4.
5.
vena femoralis
6.
Vena umbilikalis
Drum catridge
2.
Venocath
3.
cavavix
4.
Multilumen
Page 15
KEBIJAKAN
Peralatan di persiapkan
2.
3.
4.
Pasang teniguet
5.
6.
7.
8.
Jarum cavavix ditusuk pada kulit berjarak 0,5-1 cm dari vena yang di tuju
dengan sudut 30-40 derajat menembus kulit beru di arahkan ke vena dengan
posisi mendatar
Page 16
9.
Setelah jarum menembus dinding vena <terlihat darah di ujung distal jarum>
maka kanula teflon masuk dan jarum logam di tarik keluar
10. Segera sambungkan konektor dari keteter kemudian dengan menggunakan ibu
jari dengan jari telunjuk , pelan keteter di dorong masuk ,sedangkan ibu jari dan
jari telunjuk kiri memegang kanula teflon
11. Setelah keteter masuk 25-30 cm, kira-kira sampai di bahu, bila terasa
hambatan,segera abdusikan lengan 90 derajat dan tarik 15-25 ke anterior,sambil
keteter di dorong masuk
12. Ketika keteter sampai vena subclavia,pasien dianjurkan untuk menoleh kearah
pemasang,agar keteter masuk ke vena cava superior tidak ke vena jugularis
13. Ujung kateter di harapkan ke atrium kanan setelah masuk sedalam 50-60cm
pada orang dewasa
14. Pelan mandrin ditarik keluar dan ujung kateter segera di sambungkan dengan
infus agar tidak buntu
15. Mandrin
yang
telah
lepas,dapat
dipergunakan
untuk
mengukur
dan
Sepsis
Thrombo phelebitis
Pneumoni thoraks
Aritmia jantung
d.
Page 17
Aspek psikologis
Yang dimaksud aspek sosio cultural yaitu meliputi sosial ekonomi, lingkungan
sosial seperti orang tua. Famili dan kerabat serta teman-temannya, adat kebiasaan
dan latar belakang budaya.
D.
Aspek spiritual
II.
Peralatan canggih
2.
Bunyi alarm.
3.
Page 18
4.
5.
Nyeri.
6.
7.
8.
Immobilisasi :
tidak dilakukan
sulit
9.
Isolasi :
Page 19
Denial
Reaksi awal/permulaan yang dialami klien ICU adalah denial
(menyangkal). Denial terjadi ketika seseorang menolak mengakui sesuatu
yang
merangsang
denial/penyangkalan
timbulnya
kecemasan
adalah
ketidak
dirinya.
mampuan
Tanda
dari
menyadari
Anger/Marah
Klien yang beraksi anger/marah karena masuk rumah sakit dan dirawat di
ICU mungkin mempunyai perasaan telah terjadi malpraktek atau salah
pengobatan pada dirinya. Seorang klien yang dilakukan pengambilan
darah berulang-ulang atau prcobaan pemasangan kanulasi vena sentral
oleh petugas yang kurang trampil mempunyai alasan untik marah sampai
tidak dapat mengontrol diri . Marah dapat menutupi kecemasan dan
merupakan tindakan untuk membebaskan/melampiaskan perasaannya
karena sudah jemu/bosan dengan segala tindakan pengobatan. Marah juga
dapat menutupi rasa takut, mungkin klien merasa takut sakit, mengalami
kecacatan tubuh atau takut menghadapi kematian. Dalam menghadapi
klien pada tahap anger, perawat hendaknya membolehkan/memberi
kesempatan
kepada
klien
untuk
mengekspresikan
perasaan
atau
3.
Anxiety/Cemas
Cemas atau kegelisahan adalah reaksi umum terhadap situasi yang penuh
ketegangan. Kecemasan ini dapat mencapai tingkat sedang sampai panik.
Seorang klien ICU yang menganggap/memandang mesuknya ke rumah
sakit (diopname) sebagai sesuatu yang mengancam akan merasa khawatir.
Page 20
Bersikap pasif
Respon pasif akan tampak pada klien yang kelihatannya selalu
membolehkan dilakukannya tindakan-tindakan terhadap dirinya.
Seorang klien yang tidak pernah bertanya tentang penyakit atau
pengobatan dan selalu mengikuti semua petunjuk-petunjuk
merupakan contoh seorang klien ideal, atau mungkin merasa
tidak berdaya merubah situasi sehingga bersikap pasif. Untuk
menghadapi reaksi ini, klien diperbolehkan untuk membuat
keputusan dan berpartisipasi dalam tindakan pengobatan dan
perawatan terhadap dirinya.
5.
Regresi
Seorang klien dapat bereaksi berupa kemunduran tingkat
perkembangan ke tahap sebelumnya. Seorang klien yang
sebetulnya mampu melakukan perawatan diri menginginkan
keluarganya untuk menyisir rambutnya atau menyuapinya. Dalam
kasus seperti ini, keluarga perlu penjelasan supaya mengerti
bahwa kemunduran perkembangan perkembangan hal yang biasa
terjadi pada orang yang sedang sakit dan sifatnya hanya
sementara,
dan
keluarga
hendaknya
dilibatkan
dalam
Page 21
2.
Merasa terisolasi secara fisik dan emosi dari keluarganya yang lain yang
sehat, dukungan moril (Support system) tidak adekuat atau keluarga yang
lain tidak bisa berkumpul karena bertempat tinggal jauh.
3.
Takut kematian atau kenanatan tubuh terjadi pada keluarga yang sedang
dirawat.
4.
5.
6.
7.
Page 22
makan karena takut ada panggilan dari dokter atau ada perubahan kondisi
keluarganya yang dirawat
D. Kebutuhan keluarga klien yang dirawat di ICU
Kebutuhan salah satu anggota keluarga mengalami sakit kritis, anggota
keluarga yang sehat mengkonsentrasikan seluruh energy/tenaganya pada klien
dengan mengorbankan kebutuhan fisiknya sendiri. Dengan masuknya klien ke
ruangan perawatan kritis/ICU, keluarga menjadi kurang tidur, lupa makan, dan
mendorong diri mereka sendiri menjadi kelelahan/kepayahan. Telah dilakukan
penelitian mengenai kebutuhan keluarga klien yang dirawat di ICU dimana
telah diidentifikasi beberapa kebutuhan yaitu :
a.
Kebutuhan Kognitif
1.
2.
Mengetahui prognosa
3.
4.
5.
6.
b.
c.
Kebutuhan emosi
1.
2.
3.
4.
Kebutuhan fisik
1.
2.
3.
4.
Kebutuhan kognitif.
1.
Page 23
a.
b.
c.
d.
akan
didiskusikan
sehingga
semua
staff
2.
b.
c.
d.
e.
3.
b.
Page 24
akan
cepat
jawaban
yang
diplomatis.
menurunkan
rasa
sadar/tanggap
cemas
Secara
dan
terhadap
konsisten
perasaan
tidak
4.
b.
c.
bertanya.
pathofisiologi
ketika
Ulangi
konsep-konsep
mendiskusikan
tentang
e.
f.
Tanggapi
pertanyaan-pertanyaan
secara
positif.
b.
Ingat
bahwa
lingkungan
ICU
Page 25
Selama menjelaskan alat-alat, tekankan bahwa alatalat tersebut digunakan untuk pencegahan dan
deteksi dini terhadap terjadinya masalah/problem.
d.
e.
B.
Kebutuhan emosi
1.
khusus
untuk
memberikan
2.
Tetapkan
dengan
keluarga
siapa
yang
harus
3.
Luangkan
waktu
sedini
mungkin
untuk
Page 26
c.
4.
b.
c.
d.
C.
Kebutuhan fisik.
1.
b.
c.
2.
b.
c.
Page 27
3.
Diskusikan
kebutuhan
anggota
keluarga
untuk
b.
c.
e.
Lingkungan ICU
1.
Pintu ruang ICU (luar dan dalam) harus selalu dalam keadaan
tertutup
2.
3.
Pengaturan batas tegas antara daerah semi steril dan non steril sesuai
prosedur.
4.
5.
6.
Page 28
7.
Petugas ICU harus memakai skort dan alas kaki khusus ruang
ICU.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
pasien
keluar,
dengan
menggunakan
cairan
desinfektan.
4.
2.
3.
2.
Page 29
3.
4.
5.
f.
Read back, Repeat back, check back dan teach back dalam
komunikasi efektif adalah cara untuk mengkonfirmasi suatu informasi
baik verbal maupun non verbal
Tujuan
Indikasi
Read Back
Repeat Back
Format Pedoman ICU
Page 30
Check Back
Teach Back
Dilakukan
pada
saat
menjelaskan
instruksi/informasi
kepada
pasien/keluarga
Jika penerima telpon lebih dari 1 orang, maka yang menerima telpon
menyebutkan secara lengkap informasi/instruksi, sementara itu
perawat yang satu mencatat, kemudian dibcakan ulang oleh
sipenerima telpon kepada pemberi informasi/instruksi
Page 31
Misalnya :
Pasien mendapat instruksi Dulcolax Sup II/24 jam, maka perawat
harus mengajarkan kepada pasien/keluarga pasien dari cara mebuka
obat sampai cara memasukkan ke dubur dan kemudian dievaluasi
apakah pasien/keluarga mengerti
rencana
terapi selanjutnya
KENDALA-KENDALA
DALAM
PELAKSANAAN
KOMUNIKASI
EFEKTIF
Perawat Perawat
Page 32
Hambatan Umum :
Tidak berkesinambungan
Negatif thingking
Keterbatasan waktu
Banyaknya informasi
Salah Persepsi
g.
Kebijakan
2.
3.
Setelah alat siap pakai, barulah alat tersebut digunakan pada pasien
sesuai dengan petunjuk operasional alat tersebut.
4.
5.
6.
Page 33
Tersedianya Alkes, cairan infus dan alat alat yang menunjang untuk
kebutuhan emergency yang diletakkan di troley Emergency, seperti :
Nasopharing, Oropharing, Laringoscop, Endotrakeal Tube, alat
ventilasi manual, masker oksigen, infus RL, Nacl 0,9 %, Hes 6 %, dan
juga spuit dari ukuran 1 cc hingga 50 cc beserta water injeksi .
h.
Pelayanan prima.
Unsur dalam Pelayanan Prima
Efektif
Efisien
AmaN
Nyaman
Memuaskan
Mencerminkan produktivitas RS
Financial measurement
Marketing perspective
Bagaimana Mewujudkannya?
Bicara fokus pada pelanggan maka konteks seharusnya adalah
pada pelanggan internal dan eksternal.
Tidak mungkin terjadi fokus pada pelanggan tanpa didahului
oleh fokus pada karyawan.
Harus fokus pada peningkatan KINERJA KARYAWAN
Kinerja Karyawan tergantung pada (Gibson):
Motivasi
Kemampuan
Lingkungan kerja
PHYSIOLOGICAL
NEEDS
(KEBUTUHAN
FISIOLOGIS/DASAR/POKOK)
Format Pedoman ICU
Page 34
Kondisi Tubuh
Lingkungan kerja :
Kompleksitas pekerjaan
Yang
Terbuka:
memberikan
kepada
pekerja
dapat
menggunakannya
untuk
mengutarakan
Page 35
pertemuan-pertemuan
pembentukan
moril
seperti
pertemuan-pertemuan
pembentukan
moril
seperti
suatu
kebijakan
promosi
dari
dalam
secara
komprehensif.
Menegaskan komitmen perusahaan terhadap perkaryaan jangka
panjang
Membantu berkembangnya rasa bermasyarakat
Gajilah karyawan secara bersaing berdasarkan apa yang mereka
kerjakan
Menawarkan pembagian keuntungan (profit sharing) kepada
karyawan.
Secara sederhana jenjang pelayanan dalam kaitannya dengan kepuasan
customer dapat digambarkan sebagai berikut:
1.
POOR
2.
STANDARD
3.
SATISFY
4.
SURPRISE
Page 36
POOR :
Pelayanan yang diberikan sangat mengecawakan pelanggan dan tidak
mungkin kembali kecuali sangat terpaksa
STANDARD :
Artinya pelayanan yang diberikan sesuai standar dan sesuai dengan
yang diharapkan pelanggan
SATISFY :
Pelayanan lebih dari sekedar meet standard sehingga memuaskan
pelanggan.
Trust
Kepuasan terhadap pelayanan perusahaan akan meningkatkan
trust level pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Hal ini dapat
berkembang terhadap rasa percaya atas kualitas atau layanan
produk/jasa lainnya dan ujungnya adalah percaya atas bonafiditas
perusahaan
Akwnowledgement
Pelayanan yang excellent akan menumbuhkan pengakuan dan
penghargaan pelanggan secara pribadi maupun company terhadap
perusahaan. Penghargaan dapat diberikan berupa pujian langsung
kepada petugas frontline yang melayani, pujian melalui surat
pembaca pada media, positive feedback pada formulir kepuasan
pelanggan,
dll.
Intinya
akan
meningkatkan
kredibilitas
perusahaan.
Word of Mouth
Tahap berikut yang biasanya dilakukan pelanggan yang sangat
puas adalah menceritakan pengalamannya kepada orang lain dari
Page 37
mulut ke mulut. Ini adalah iklan gratis yang sangat effektif karena
yang menceritakan adalah pelaku yang memiliki experience
dengan pelayanan yang extra miles, jadi orang akan sangat
mudah percaya.
Advocate Customers
Pelanggan yang sangat puas karena memperoleh pelayanan luar
biasa terus menerus, besar kemungkinan akan menjadi pelanggan
setia perusahaan tersebut. Pelanggan yang setia relatif lebih
mudah ditingkatkan lagi levelingnya pada Advocate Customers
pelanggan setia yang rela membela reputasi perusahaan di depan
klien-kliennya. Pelanggan seperti ini adalah aset yang sangat
berharga dari perusahaan dan harus dijaga.
dengan
upaya
promosi
yang
dilakukan,
akan
Page 38
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
B. Standar fasilitas
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
Page 39
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
NAMA BARANG
JUMLAH
Monitor
11 unit
Suction Pump
3 buah
Syringe Pump
3 buah
Infus Pump
2 buah
Alat Intubasi
1 set
EKG manual
2 buah
2 buah
Tensimeter Anak
1 buah
Stetoskop Anak
1 buah
10
Ambu Bag
11
O2 Consentrat
1 buah
12
Termometer Axilla
2 buah
13
Pen Light
1 buah
14
Emergency Lamp
3 buah
15
X Ray Lamp
1 buah
16
Oksigen Regulator
5 buah
17
Spatel
4 buah
18
Neirbekken
4 buah
19
20
Sterilisator Kering
1 buah
21
Sterilisator Basah
2 buah
22
Korentang + Placer
3 buah
23
1 buah
3 set
1 Set
Page 40
24
Tromol
5 buah
25
Pispot
10 buah
26
Urinal
10 buah
27
Ultraviolet Lamp
2 buah
28
Bed Screen
12 buah
29
Rostul
1 buah
30
Brankar
1 buah
31
Troly Instrument
3 buah
32
6 buah
33
3 buah
34
2 buah
35
14 buah
36
10 buah
37
Tiang Infus
8 buah
38
Defibrilator
1 buah
NO
NAMA BARANG
JUMLAH
Ac
6 unit
Kulkas
1 buah
Lemari Kayu
1 buah
1 buah
Meja kerja
2 buah
Kursi Plastik
16 buah
1 buah
1 buah
1 buah
10
5 buah
11
Lemari Kaca
2 buah
12
Kursi Kerja
2 buah
Page 41
13
TV 21 Inch
1 buah
14
1 buah
15
Kipas Angin
4 buah
16
Tabung Kebakaran
1 buah
17
1 buah
18
Kursi Chitoss
1 buah
19
Komputer
1 unit
20
Waskom + Stand
10 set
21
Exhauser
4 Unit
22
Clipboard
8 unit
23
Timbangan Dewasa
1 unit
24
1 unit
25
Rak Sepatu
1 unit
3. Linen
NO
NAMA BARANG
JUMLAH
30
21
25
24
Sprei biru
Sprei krem
24
10
Sprei kuning
11
Sprei putih
10
12
13
Selimut coklat
15
Page 42
14
15
20
16
stik laken
17
Celemek
18
Waslap
10
Kebijakan
:
Pelayanan Intensif ditetapkan oleh pimpinan RS.
Sebagai pedoman kerja bagi staf, yang dikelola secara efisien, dievaluasi dan
ditindak lanjuti.
Prosedur
1.
Peralatan disiapkan sesuai kebutuhan tindakan.
2.
Sebelum peralatan digunakan terlebih dahulu dipastikan apakah alat
tersebut siap pakai.
3.
Setelah alat siap pakai, barulah alat tersebut digunakan pada pasien sesuai
dengan petunjuk operasional alat tersebut.
4.
Setelah peralatan medis tersebut selesasi digunakan kemudian dibersihkan
dan disimpan.
5.
Khusus untuk alat-alat yang telah kontak langsung dengan pasien, harus
disterilkan dan disimpan.
6.
Peralatan siap pakai kembali.
PROSEDUR PERENCANAAN PERALATAN DAN PEREMAJAAN
PENGERTIAN : Suatu tatacara yang dilakukan untuk menambah peralatan
medis.
Page 43
TUJUAN
Devisi Sarana untuk direvisi apakah alat/barang yang diminta belum ada atau
sangat diperlukan, kemudian dibuatkan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
3.
RAB yang telah disetujui oleh Direktur SDM dan Sarana dikembalikan
permintaan Unit.
7.
layak pakai.
Page 44
4.
RAB yang telah disetujui oleh Direktur SDM dan Sarana dikembalikan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Kriteria masuk dan keluar ICU
ICU mampu menggabungkan tekhnologi tinggi dan keahlian khusus dalam
bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat. Pelayanan ICU diperuntukkan
dan ditentukan oleh kebutuhan pasien yang sakit kritis.Tujuan dari pelayanan
adalah memberikan pelayanan medik tertitrasi dan berkelanjutan serta mencegah
fragmentasi pengelolaan.
Pada keadaan sarana dan prasarana ICU yang terbatas pada suatu rumah
sakit, diperlukan mekanisme untuk membuat prioritas apabila kebutuhan atau
permintaan akan pelayanan ICU lebih tinggi dari pada kemampuan pelayanan
yang dapat diberikan. Prosedur untuk melaksanakan kebijakan ini harus jelas
secara rinci untuk tiap ICU.
1. Kriteria masuk
ICU memberikan pelayanan antara lain pemantauan yang canggih dan terapi
yang intensif. Dalam keadaan penggunaan tempat tidur yang tinggi,pasien
yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan dibandingkan
pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3). Penilaian objektif
atas beratnya penyakit dan prognosis hendaknya digunakan untuk
menentukan prioritas masuk ICU.
a. Pasien prioritas 1
Page 45
bahwa
pasien-pasien
golongan
ini
sewaktu-waktu
harus
Page 46
3)
Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak . pasienpasien seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang
fungsi organ hanya untuk kepentingan donor organ.
2. Kriteria keluar
Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh
kepala ICU dan tim yang merawat pasien.Pada pasien yang dengan terapi
atau pemantauan intensif tidak diharapkan atau tidak memberikan hasil,
sedangkan pasien pada waktu itu tidak menggunakan alat bantu mekanis
( ventilator ) yaitu :
o Pasien yang mengalami MBO ( mati batang otak )
o Pasien terminal / pasien ARDS stadium akhir
Pada pasien yang telah membaik dan cukup stabil sehingga tidak
memerlukan terapi atau pemantauan intensif lebih lanjut.
Pasien yang hanya memerlukan observasi intensif saja, sedangkan ada
pasien yang lebih gawat dan lebih memerlukan terapi atau pemantauan
intensif lebih lanjut.
Pasien atau keluarga menolak untuk dirawat lebih lanjut di ICU / pulang
paksa
3. End of Life Care (Perawatan terminal akhir kehidupan)
Disediakan ruangan khusus bagi pasien diakhir kehidupan
B. Persiapan penerimaan pasien
Sumber Penderita :
1. Dari IRD.
2. Dari ruangan lain (perawatan)
Page 47
Operasi Thoracotomy
Operasi Basedow
Pasang O2.
kebutuhannya.
Buka baju penderita yang dari ruangan dan menggantikan pakaian
sesuai permintaan.
Siapkan alat alat jika penderita akan dilakukan tindakan
Isi lembaran catatan perawat pada status / isi lembaran flow sheet.
CATATAN :
Setiap penderita tidak boleh membawa barang barang dari rumah kecuali obat
obatan.
C. Monitoring pasien
Pencatatan monitoring pasien menggunakan status khusus ICU yang meliputi
diagnosis lengkap yang menyebabkan dirawat di ICU,data tanda-tanda vital
pemantauan fungsi organ tubuh (jantung,paru, ginjal dan sebagainya) secara
berkala, jenis,jumlah,asupan nutrisi dan cairan,catatan pemberian obat,serta
jumlah cairan tubuh yang keluar dari pasien.
Format Pedoman ICU
Page 48
2)
gastrointestinal,sistem
traktus
urinarius,dan
sistem
lokomotif.
3)
4)
5)
Gula darah
Darah rutin
Elektrolit
Ureum, kreatinin
D. Prosedur medik
a.
Pemasangan CVP
Pengertian : Memasang kateter intra vena yang ujung kateternya berada
dalam Vena cava superior
Tujuan
Indikasi :
1.Pembedahan dimanaterjadi pertukaran cairan yang massiv
3.Semua pembedahan jantung
4.pasien yang diduga hipovolum
5.pasien yang mengalami trauma berat
Format Pedoman ICU
Page 49
Kebijakan :
Prosedur :
Persiapan alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Format Pedoman ICU
Drum catrige,Venocath,Multilumen
Infusion set/blood set
disinfektan <betadin>
Duk lobang
sarung tangan steril
set ganti kasa
local anastesi <lidokain 2%>
tourniguet
Kran tiga arah
water pas <Pipa U>
plesters dan gunting verband
standar infus spoit 2cc
bengkok
alat bantal steril
vena sectie
Page 50
16.
17.
18.
Persiapan pasien
1.
2.
Cara pemasangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Peralatan di persiapkan
sebelum dan sesudah tindakan harus cuci tangan
pasien di beri tahu
Pasang teniguet
disinfeksi dengan betadin kemudian tutup dengan
duk lubang steril
pemasang memakai sarung tangan steril
bila pasien sadar,suntik dengan local anastesi
jarum cavavix ditusuk pada kulit berjarak 0,5-1 cm
dari vena yang di tuju dengan sudut 30-40 derajat
menembus kulit beru di arahkan ke vena dengan
posisi mendatar
setelah jarum menembus dinding vena <terlihat
darah di ujung distal jarum> maka kanula Teflon
masuk dan jarum logam di tarik keluar
segera sambungkan konektor dari keteter kemudian
dengan menggunakan ibu jari dengan jari telunjuk ,
pelan keteter di dorong masuk ,sedangkan ibu jari
dan jari telunjuk kiri memegang kanula Teflon
setelah keteter masuk 25-30 cm, kira-kira sampai di
bahu, bila terasa hambatan,segera abdusikan lengan
90 derajat dan tarik 15-25 ke anterior,sambil keteter
di dorong masuk
ketika keteter sampai vena subclavia,pasien
dianjurkan untuk menoleh kearah pemasang,agar
keteter masuk ke vena cava superior tidak ke vena
jugularis
Ujung kateter di harapkan ke atrium kanan setelah
masuk sedalam 50-60cm pada orang dewasa
pelan mandrin ditarik keluar dan ujung kateter
segera di sambungkan dengan infus agar tidak buntu
mandrin yang telah lepas,dapat dipergunakan untuk
mengukur dan memperkirakan dimana letak ujung
keteter
setelah infus menetes lancar,dan dilihat apakah ada
darah mengalir kembali lewat kateter. Bila
ada,berarti letak kateter intra vaskuler tidak ada
yang menutupi kateter
Kateter difiksasi pada kulit dengan baik agar tidak
keluar masuk yang dapat mengundang infeksi,luka
bekas jarum di oles dengan betadin,kemudian
ditutup dengan kasa steril diplester dengan baik dan
ditulisi dengan tanggal pemasangan dan nama
pemasang.
Page 51
Komplikasi :
b.
Sepsis
Thrombo phelebitis
Pneumoni thoraks
Aritmia jantung.
TUJUAN
: Untuk mengkaji fungsi dan isi dari lambung serta untuk
dekompresi Saluran cerna bagian atas.
INDIKASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KONTRA INDIKASI :
1.
2.
KEBIJAKAN:
PROSEDUR :
Persiapan
1.
Page 52
4.
5.
6.
Dokumentasi
c.
1.
3.
4.
5.
:
Pembebasan jalan nafas.
2.
3.
4.
5.
INDIKASI
Page 53
1.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
PERSIAPAN OBAT
a.
2.
Format Pedoman ICU
c.
d.
Stylet / Mandrin.
PROSEDUR PEMASANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Mencuci tangan
Posisi pasien terlentang
Kepala di ganjal bantal kecil setinggi 12 cm
Pilih ETT yang akan di gunakan
Periksa balon pipa/cuff ETT
Pasang Blade yang sesuai
Oksigenasi Bag and mask/Ambu bag dengan O2 100%
Masukkan obat-obatan sedasi dan muscle relaksan
Buka mulut dengan laryngoscope sampai terlihat epiglottis
Dorong blade sampai pangkal epiglottis
Lakukan pengisapan lendir,bila bayak secret
Anastesi daerah laryng dengan xylocain spray(bila kasus
emergency tidak perlu di lakukan)
Masukkan ETT yang sebelumnya di beri jelly
Cek apakah ETT sudah benar posisinya
Isi cuff/balon dengan udara,sampai kebocoran tidak terdengar
lakukan fiksasi dengan plester,kalau perlu fiksasi dengan benang
hetting
Cuci tangan
Foto thoraks
PERAWATAN INTUBASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
d.
Ekstubasi
Pengertian :
Melepaskan / mengeluarkan pipa trachea dari trachea.
Tujuan :
Mengembalikan fungsi jalan napas secara alamia
Page 55
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Suruh pasien buka mulut dan pada saat bersamaan cabut pipa
trachea dari rongga mulut
h)
dan
bila
masih
ada
lendir,
suruh
pasien
untuk
membatukkan/menelannya.
i)
Monitor
a)
b)
dan saturasi
oksigen.
Kemungkinan yang bisa timbul setelah Ektubasi antara lain :
Spasme laring
Aspirasi
Gangguan fonasi
Edema glotis-subglotis
e.
Balance cairan
f.
Rehabilitasi Medik
g.
kehidupan)
atau
sebagai
suatu
syarat
mutlak
Page 56
2.
3.
4.
b.
c.
d.
e.
f.
Tes apnea
g.
h.
i.
j.
Page 57
b.
b.
b.
c.
Page 58
b.
Tes apnea
Secara umum, tes apnea dilakukan setelah pemeriksaan refleks batang
otak yang kedua dilakukan. Tes apnea dapat dilakukan apabila kondisi
prasyarat terpenuhi, yaitu:
a.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Page 59
Faktor perancu
Kondisi-kondisi berikut dapat mempengaruhi diagnosis klinis mati batang
otak, sehingga hasil diagnosis tidak dipastikan hanya berdasarkan pada
alasan klinis. Pada keadaan ini pemeriksaan konfirmatif
direkomendasikan:
a.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
e.
f.
Refleks Babinski
Page 60
b.
c.
d.
e.
Tujuan :
Page 61
Indikasi :
1.MEKANIK
a. Respiratory rate 35 x/permenit
b. Tidal volume kurang dari 5 ml/kg BB
c. Maksimum insipirasi force kurang dari
2 mmHg.
2. OKSIGENASI
a. Pa O2 < 60 dengan Fi O2 21 %
b. Pa O2 < 70 dengan Fi O2 40 %
c. Pa O2 < 100 dengan Fi O2 100 %
3. VENTILASI
PaCO2 lebih dari 60 mmHg ketentuan diatas tidak berlaku untuk pasien
dengan kelainan paru.
Sekresi minimal
2.
3.
RR < 25x/menit
Page 62
4.
Hasil AGD yang cukup baik tanpa FiO2 atau PEEP tinggi
PEEP 5 cmH2O
5.
6.
7.
9.
Bersemangat
Kebutuhan yang minimal terhadap sedasi dan obat lainnya yang dapat
menyebabkan depresi pernapasan
a.
Syringe pumP
PENGERTIAN
Tindakan
di
yang
memprogramkan
lakukan
untuk
mempersiapkan
dan
:
Page 63
1.
2.
3.
KEBIJAKAN :
Peralatan di pelayanan Intensif harus dapat medukung pelayanan
secara efektif dan aman
PROSEDUR
2.
3.
4.
5.
6.
7.
b.
2.
Tekan
tombol
rate/Limit/mlselect
stop
silencebersamaan
sehingga
muncul
dengan
tulisan
Setting BEL
1.
2.
3.
d.
Setting SYRINGE
1.
2.
3.
4.
5.
e.
3.
4.
5.
6.
MELIHAT HISTORY
1.
Format Pedoman ICU
2.
3.
4.
f.
2.
3.
4.
.dua
angka
didepan
berkedip
menunjukan
Tekan
PURGE,Dua
angka
dibelakan
berkedip
jam
dengan
menDIAL
sesuai
yang
di
8.
Bila
data
tersebut
tidak
ingin
di
simpan,tekanC
b.
Infusion pump`
Page 66
PENGERTIAN
1.
Cuci tangan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
c.
8.
Cuci tangan
9.
Pencatatan
Suction
Pengertian
1.
sekresi yang terdapat pada dinding bronchus atau trachea. Tindakan ini
dilakukan pada pasien yang terpasang ET, TT.
Tujuan
2.
1.
2.
3.
4.
3.
Kebijakan
4.
Prosedur
1.
Persiapan alat :
a.
b.
c.
d.
e.
2.
Cara kerja :
a.
Cuci tangan.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Format Pedoman ICU
o.
p.
Unit Terkait :
5.
d.
1.
Instalasi Farmasi.
2.
Defibrilator
PENGERTIAN
PROSEDUR
:
Persiapan
1.
Defibrilator lengkap
2.
Jelly
3.
Alat resusitasi
4.
Gudel,ETT Laryngoskop
5.
Emergency trolly
6.
Page 69
Cara Kerja
1.
Direncanakan/Synchonized
a.
Cuci tangan
b.
c.
Pasang infuse
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Cuci tangan
l.
b.
c.
d.
2.
b.
c.
d.
Page 70
INDIKASI
1.
Pada Synchronized :
a.
b.
Atrial flutter.
c.
2.
Pada Asynchronized :
a.
b.
Ventrikel fibrilasi.
DOSIS
1.
Aritmial atrial
: 1 Jougle / kg BB.
2.
Aritmia Ventrikel
: 2 Jougle / kg BB.
H. Konsultasi
KONSULTASI
PENGERTIAN
Tindakan
kaleborasi/kerjasama
antara
berbagai
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Page 71
DOKUMENTASI
Page 72
J. Pengiriman pasien
a.
b.
c.
Pengiriman rujukan
d.
K. Rekam Medis
PENGERTIAN
TUJUAN
rakam medis
KEBIJAKAN
lanjuti.
PROSEDUR
lembaran (MR.2/3/4).
2. Dokter yang merawat pasien mengisi riwayat penyakit, pemeriksaan/
Page 73
Gula Darah
Darah Rutin
Page 74
Elektrolit
Ureum, kreatinin
Pelaporan pelayanan ICU terdiri dari jenis indikasi pasien masuk serta jumlahnya,
sistem
skor
prognosis,
penggunaan
alat
bantu
(Ventilasi
mekanis,
pelayanan
ICU
yang
aman,bermutu,dan
mengutamakan
Page 75
Page 76
BAB V
LOGISTIK
A.
Tujuan
Prosedure :
1. Dokter menulis resep obat pada lembaran observasi.
2. Petugas mencatat pada buku permintaan.
3. Petugas membawa buku tersebut ke apotik ICU.
4. Kurir apotik ICU membawa obat yang dibutuhkan ke ICU lengkap dengan
nama pasien.
5. Obat obatan yang telah diterima dari petugas apotik ( kurir ) dicocokkan
dengan daftar permintaan obat.
6. Obat obatan disusun dalam tempat yang telah disediakan.
7. Obat obatan tertentu harus disimpan di dalam tempat khusus.
8. Obat yang tidak tahan sinar, harus disimpan dalam botol yang
berwarna
gelap.
9. Obat yang tidak tahan panas, disimpan di dalam kulkas.
10. Jadwal pemberian obat disesuaikan dengan instruktur dokter
B.
TUJUAN
Untuk menjamin alat tetap dalam keadaan kondisi yang baik dan
layak pakai.
PROSEDUR
Format Pedoman ICU
:
Page 77
TUJUAN
PROSEDUR
Page 78
BAB VI
Format Pedoman ICU
Page 79
KESELAMATAN KERJA
Pelaksanaan program keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana (K3)
UU No 23 tahun 1992 menyatakan bahwa tempat kerja wajib
menyelenggarakan upaya kesehatan kerja adalah tempat kerja yang
mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai paling sedikit 10 orang. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang
termasuk dalam kategori seperti disebut diatas, berarti wajib menerapkan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan
meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas
rumah sakit.
Pemerintah
berkepentingan
atas
keberhasilan
dan
kelangsungan
Sebab itu
Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat dan selamat.
b.
c.
Page 80
b.
c.
Kurang
memperhatikan
persyaratan
penanggulangan
bahaya
kebakaran dll.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan di bagian penyimpanan Intensive
Care Unit:
-
Ruang gerak untuk bekerja selebar meja tulis, harus memisahkan rakrak penyimpanan.
Perlu
diperhatikan
pengaturan
suhu
ruangan,
kelembaban,
Page 81
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu dan kualitas pelayanan ICU merupakan suat u program yang bersifat
objektif dan berkelanjutan untuk menilai dan memecahkan masalah yang ada sehingga dapat
memberikan kepuasan pada pelanggan dan mencapai standart klinis yang bermutu.
Pemantauan kualitas adalah kegiatan pemantauan yang dilaksanakan setiap hari secara
objektif di ICU bekerja sama dengan Bidang Pendidikan dan akreditasi melalui Penlaian SPM
(Standar Pelayanan Mnimal),PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) dan K3 (Kesehatan
dan Keselamatan Kerja) Lingkup RSUD.Sinjai.
Parameter standar adalah suatu nilai ambang yang tidak boleh dilampaui sehingga dapat
dipenuhi kepuasan pelanggan.
Pelaksanaan pemantauan / evaluasi meliputi :
1.
Self Assesmen :
Adalah kegiatan yang memantau parameter mutu pelayanan setiap staf ICU yang
hasilnya diberikan kepada Tim Pengendali Mutu dan Kualitas RS.
2.
Independent audit
Merupakan pelaksanaan parameter mutu pelayanan yang tolok ukur keberhasilannya
ditentukan sesuai prioritas dan dilaksanakan oleh Bidang Pendidikan dan akreditasi
melalui Penlaian SPM (Standar Pelayanan Mnimal),PPI (Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi) dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Lingkup RSUD.Sinjai.
Pelaksanaan evaluasi dan pemantauan sendiri mutu pelayanan ICU dilakukan melalui :
Format Pedoman ICU
Page 82
1.
2.
Pertemuan staf.
Pertemuan staf dilakukan tiap bulan membahas dan melakukan evaluasi terhadap laporan
bulanan , pasien yang meninggal , pencegahan infeksi nosokomial dan permasalahan lain
di ICU.
3.
4.
Laporan berkala
Laporan bulanan dan tahunan yang berisi jumlah pasien di ICU,jenis penyakit dan angka
kematian.
5.
Page 83
\]
Page 84