Professional Documents
Culture Documents
HIDUP LANSIA
31
Mei
2013
Peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan
kualitas hidup lansia, yaitu melalui perubahan perilaku kearah perilaku hidup bersih dan sehat
dalam tatanan keluarga dan masyarakat, perbaikan lingkungan (fisik, biologis, sosial-budaya,
ekonomi), membantu penyelenggaraan yankes (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif), dan
Ikut dalam proses kontrol dan evaluasi pelaksanaan pelayanan bagi lansia. Selain itu, yang
terpenting dari pelayanan kesehatan itu sendiri adalah kesadaran dari setiap individu untuk
menjaga kesehatan dan menyiapkan hari tua dengan sebaik dan sedini mungkin.
Demikian disampaikan oleh Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar (BUKD) Kementerian
Kesehatan RI, dr. R. Dedi Kuswenda, M.Kes, pada acara temu media tentang Hari Lanjut Usia
2013: Lanjut Usia Pelopor Jati Diri Bangsa, di Lingkungan Kemenkes (31/5).
Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak di dunia dengan jumlah
lansia sesuai sensus penduduk 2010 berjumlah 18,1 juta jiwa (9,6% dr total penduduk), pada
tahun 2030 diperkirakan akan mencapai 36 juta, tambah dr. Dedi.
Sementara itu, negara melalui UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 138, bahwa upaya
pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat
dan produktif secara sosial maupun ekonomi sesuai dengan martabat kemanusiaan. Pemerintah
wajib menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk
dapat tetap hidup mandiri dan produktif, jelas Direktur BUKD.
Menurut dr. Dedi, kebijakan pelayanan kesehatan lanjut usia bertujuan untuk meningkatkan
Kualitas hidup Lansia agar sehat, mandiri, produktif, berguna dan sejahtera. Secara khusus
tujuan dari kebijakan ini diantaranya guna meningkatkan kesadaran lansia untuk menjaga
kesehatan, meningkatkan peran serta keluarga dan masyarakat, meningkatkan mutu pembinaan
dan pelayanan kesehatan bagi lansia.
Pembinaan Kesehatan bagi Lanjut usia dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat dengan
melibatkan keluarga dan masyarakat, serta kemitraan dengan LSM dan swasta, pembinaan
dengan pendekatan holistic, melalui pelayanan dasar dengan sistem rujukan yang berkualitas
secara komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), tambah dr. Dedi.
Jenis pelayanan yang dikembangkan oleh Kemenkes yaitu dengan melibatkan lintas program
terkait di Kemenkes, melalui pelayanan dasar di puskesmas santun lansia, pelayanan rujukan di
Rumah Sakit, pelayanan Kesehatan Jiwa bagi lansia, pelayanan Home Care yang terintegrasi
dalam perawatan kesehatan masyarakat, peningkatan inteligensia kesehatan bagi lansia,
pencegahan Penyakit Tidak Menular melalui Posbindu PTM, dan pelayanan Gizi bagi Lansia,
tutur
dr.
Dedi.
Dalam kesempatan ini, dr. Dedi juga menyampaikan terkait hasil pengembangan program
kesehatan lanjut usia saat ini telah dikembangkan di 33 provinsi, dengan jumlah Puskesmas
Santun lanjut usia sebanyak lebih kurang 528 Puskesmas yang tersebar di 231 kab/kota, jumlah
kelompok Lanjut Usia (Posyandu Lansia) yang memberikan pelayanan promotif dan preventif
ada 69.500 yang tersebar di semua provinsi. Dan Rumah Sakit yang mempunyai poliklinik
geriatri ada 8 yaitu RSCM Jakarta, RSUP Karyadi Semarang, RSUP Sardjito Yogyakarta, RSUP
Sanglah Denpasar, RSHS Bandung, RSUP Wahidin Makassar, RSUD Soetomo Surabaya, RSUD
Moewardi
Solo.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan
RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode
lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan
alamat e-mail kontak[at]depkes[dot]go[dot]id
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami telah dapat menyelesaikan makalah Kebijakan
Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan Lansia.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kesalahan pada makalah ini. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Padang,
Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Bab II : Pembahasan
A.
B.
Pembinaan Lansia
C.
D.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang
sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu
dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut
pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan
dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil,
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Keperawatan
sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan nasional turut serta ambil
bagian dalam mengantisipasi peningkatan jumlah populasi lansia dengan
menitikberatkan pada penanganan di bidang kesehatan dan keperawatan.
Kecenderungan meningkatnya Lansia yang tinggal di perkotaan bisa jadi
disebabkan bahwa tidak banyak perbedaan antara rural dan urban. Karena
pemusatan penduduk di suatu wilayah dapat menyebabkan dan membentuk
wilayah urban. Suatu contoh bahwa untuk membedakan wilayah rural dan urban di
antara kota Jakarta dan Bekasi atau antara Surabaya dengan Sidoarjo serta kotakota lainnya kelihatannya semakin tidak jelas. Oleh karena itu benarlah kata orang
bahwa Pantura adalah kota terpanjang di dunia, tidak jelas perbatasan antara satu
kota dengan kota lainnya.
Alasan lain mengapa pada tahun 2020 ada kecenderungan jumlah penduduk Lansia
yang tinggal di perkotaan menjadi lebih banyak karena para remaja yang saat ini
sudah banyak mengarah menuju kota, mereka itu nantinya sudah tidak tertarik
kembali ke desa lagi, karena saudara, keluarga dan bahkan teman-teman tidak
banyak lagi yang berada di desa. Sumber penghidupan dari pertanian sudah kurang
menarik lagi bagi mereka, hal ini juga karena pada umumnya penduduk desa yang
pergi mencari penghidupan di kota, pada umumnya tidak mempunyai lahan
pertanian untuk digarap sebagai sumber penghidupan keluarganya.
Selain itu bahwa di masa depan sektor jasa mempunyai peran yang penting sebagai
sumber penghidupan. Oleh karena itu suatu negara yang tidak mempunyai sumber
daya alam yang cukup maka di era globalisasi akan beralih kepada sektor jasa
sebagai sumber penghasilannya, contoh negara Singapura. Pada hal sektor jasa
dapat berjalan dan hidup hanya di daerah perkotaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Yang menjadi dasar pertimbangan dalam undang-undang ini, antara lain adalah
bahwa pelaksanaan pembangunan yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil
dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, telah
menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapah
hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah.
Selanjutnya dalam ketentuan umum, memuat ketentuan-ketentuan yang antara lain
dimuat mengenai pengertian lanjut usia, yaitu seseorang yang telah mencapai usia
60 tahun ke atas.
pelayanan kesehatan
perlindungan sosial
bantuan sosial
penerus.
Pemerintah bertugas mengarahkan, membimbing, dan menciptakan suasana yang
menunjang bagi terlaksananya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.
Sedangkan pemerintah, masyarakat dan keluarga bertanggungjawab atas
terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.
2.
Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini pelayanan
3.
Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 2004 Tentang Komisi Nasional Lanjut Usia.
a.
Keanggotaan Komisi Lanjut Usia terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat
Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia ditetapkan oleh Gubernur pada tingkat
4.
a.
b.
B.
Pembinaan Lansia
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan
menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut
bisa dilaksanakan di Puskesmas- Puskesmas ataupun Rumah Sakit serta Panti- panti
dan institusi lainya. Tekhnologi tepat guna dalam upaya kesehatan usia lanjut
adalah tekhnologi yang mengacu pada masa usia lanjut setempat, yang didukung
oleh sumber daya yang tersedia di masyarakat, terjangkau oleh masyarakat
diterima oleh masyarakat sesuai dengan azas manfaat. Peran serta masyarakat
dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah peran serta masyarakat baik sebagai
pemberi pelayanan kesehatan maupun penerima pelayanan yang berkaitan dengan
mobilisasi sumber daya dalam pemecahan masalah usia lanjut setempat dan dalam
bentuk pelaksanan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut
setempat.
Tujuan Umum
Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua
yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat sesuai
dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
b.
Tujuan Khusus
Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya.
c.
Kelompok usia menjelang usia lanjut ( 45 -54 tahun ) atau dalam virilitas dalam
Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium ( 55 -64 tahun ) dalam keluarga,
Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( >65 tahun ) dan usia lanjut
dengan resiko tinggi ( lebih dari 70 tahun ) hidup sendiri, terpencil, hidup dalam
panti, penderita penyakit berat, cacat dan lain-lain.
d.
Masyarakat luas.
C.
b.
Departemen kesehatan
c.
Departemen Kesehatan
d.
D.
Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar
mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun
masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana
penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang
Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan
Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
Esa
Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi
b.
bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap
merasa berguna
Esa
c.
Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa
kegiatan:
d.
menurun.
Yang dapat berupa kegiatan :
berbagai alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut dapat
memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.
penderita
Perawatan fisioterapi.
Disamping upaya pelayanan diatas dilaksanakan yang tidak kalah penting adalah
penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral daripada setiap
program kesehatan. Adapaun tujuan khusus program penyuluhan kesehatan
masyarakat pada usia lanjut ditujukan kepada :
Penyelenggaraan kesehatan
sekolah kesehatan.
Menyusun modul pelatihan khusus usia lanjut untuk aparat diberbagai tingkat.
Merinci tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang harus
Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia
merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan
bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi
sosial dalam penyelenggaraannya.
Sasaran langsung :
Pra usia lanjut (45-59 tahun)
Usia lanjut risiko tinggi: usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60
Organisasi sosial
Petugas kesehatan
Masyarakat luas
Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh
(IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga
dilakukan di meja II ini.
c.
Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,
lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan
segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan
pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia.
b.
Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu
tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya
tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan
demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi
untuk menghadiri posyandu lansia.
c.
bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar
lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha
membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
d.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas
kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap
yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan
yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang
adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan
merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu
apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu
respons.
c.
tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
d.
Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
Penyuluhan Kesehatan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan
gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai
untuk meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan
prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat
terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa,
meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium
sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu pengkajian
masalah usia yang lebih mendasar agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan usia
yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta optimal. Dalam peningkatan peranan
serta masyarakat dapat dilaksanan dengan bentuk penyuluhan kesehatan yang
melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanan dan penilaian upaya
kesehatan usia lanjut dalam rangka menciptakan kemadirian masyarakat.
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan
menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut
bisa dilaksanakan di Puskesmas-Puskesmas ataupun Rumah Sakit serta Panti-panti
dan institusi lainya.
Kebijakan Depkes dalam pembinaan lansia merupakan bagian dari pembinaan
keluarga. Pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upaya menumbuhkan
sikap dan perilaku yang akan menumbuhkan kemampuan keluarga itu sendiri untuk
mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan dan bimbingan tenaga profesional,
menuju terwujudnya kehidupan keluarga yang sehat. Juga kesehatan keluarga
diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat kecil, bahagia dan sejahtera.
Usia Lanjut merupakan anugerah, menjadi tua dengan segenap keterbatasan pasti akan dialami
seseorang bila ia panjang umur
Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang Lansia antara lain :
1. Undang-undang RI No. 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan
Lansia
2. Undang-undang No.13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usila
3. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Lanjut Usila
4. Keputusan Presiden No.52 Tahun 2004 Tentang Komisi Nasional Lanjut Usila
5. Keputusan Presiden No. 93/M tahun 2005 Tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut
Usila
Pengertian Puskesmas Santun Usila :
Adalah Puskesmas yg melaksanakan pelayanan kesehatan kpd Pra Lansia & Lansia yg
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yg lebih menekankan unsur pro
aktif, kemudahan proses pelayanan, santun, sesuai standart pelayanan & kerjasama dgn unsur
lintas sektor. Program Lansia tdk terbatas pd pelayanan kesehatan klinik saja, tetapi jg
pelayanan kesehatan di luar gedung & pemberdayaan masyarakat.
Ciri ciri Puskesmas Santun Usila :
1. Memberikan pelayanan yg baik, berkualitas & sopan
a. Karena Usila kemampuan fisiknya sangat terbatas & gerakan lamban
b. Kesabaran dlm menghadapi Usila
c. Kemauan & kemampuan utk memberikan penjelasan scr tuntas
d. Melayani Usila sesuai prosedur yg berlaku
e. Menghargai Usila dgn memberikan pelayanan yg sopan santun
1
Kemudahan
: Loket pendaftaran tersendiri,Ruang konseling tersendiri
(terpisah),Mendahulukan pelayanan disesuaikan kondisi setempat
Melakukan pelayanan kesehatan scr proaktif utk dpt menjangkau sebanyak mungkin
sasaran Usila di wilayahnya
a
Melakukan kerjasama lintas program & lintas sektoral dengan azas kemitraan dalam
rangka untuk pembinaan & meningkatkan kualitas hidup Usila
a
PELAKSANAAN
Prosedur yg diberikan adalah kemudahan & kenyamanan para Usila :
Loket khusus
Ruang pelayanan khusus & semua fasilitas untuk memudahkan pelayanan Usila
(kursi khusus, koridor dengan pegangan dan jalan yang tidak terlalu licin/terjal,
toilet dengan pegangan, dll)
1
MONITORING
Monitoring melalui :
RR
Pengamatan Langsung : Lihat apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dgn rencana, apakah
berhasil, apakah ada hambatan/masalah, bagaimana kinerja petugas / kader
1
EVALUASI
Evaluasi melalui :
Data hasil RR
Lakukan Studi
Pengamatan Langsung
Penelitian Khusus
Usia Lanjut merupakan anugerah, menjadi tua dengan segenap keterbatasan pasti akan dialami
seseorang bila ia panjang umur
Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang Lansia antara lain :
1. Undang-undang RI No. 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan
Lansia
2. Undang-undang No.13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usila
3. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Lanjut Usila
4. Keputusan Presiden No.52 Tahun 2004 Tentang Komisi Nasional Lanjut Usila
5. Keputusan Presiden No. 93/M tahun 2005 Tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut
Usila
Pengertian Puskesmas Santun Usila :
Adalah Puskesmas yg melaksanakan pelayanan kesehatan kpd Pra Lansia & Lansia yg
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yg lebih menekankan unsur pro
aktif, kemudahan proses pelayanan, santun, sesuai standart pelayanan & kerjasama dgn unsur
lintas sektor. Program Lansia tdk terbatas pd pelayanan kesehatan klinik saja, tetapi jg
pelayanan kesehatan di luar gedung & pemberdayaan masyarakat.
Ciri ciri Puskesmas Santun Usila :
1. Memberikan pelayanan yg baik, berkualitas & sopan
a. Karena Usila kemampuan fisiknya sangat terbatas & gerakan lamban
b. Kesabaran dlm menghadapi Usila
c. Kemauan & kemampuan utk memberikan penjelasan scr tuntas
d. Melayani Usila sesuai prosedur yg berlaku
e. Menghargai Usila dgn memberikan pelayanan yg sopan santun
1
Kemudahan
: Loket pendaftaran tersendiri,Ruang konseling tersendiri
(terpisah),Mendahulukan pelayanan disesuaikan kondisi setempat
Melakukan pelayanan kesehatan scr proaktif utk dpt menjangkau sebanyak mungkin
sasaran Usila di wilayahnya
a
Melakukan kerjasama lintas program & lintas sektoral dengan azas kemitraan dalam
rangka untuk pembinaan & meningkatkan kualitas hidup Usila
a
PELAKSANAAN
Prosedur yg diberikan adalah kemudahan & kenyamanan para Usila :
Loket khusus
Ruang pelayanan khusus & semua fasilitas untuk memudahkan pelayanan Usila
(kursi khusus, koridor dengan pegangan dan jalan yang tidak terlalu licin/terjal,
toilet dengan pegangan, dll)
1
MONITORING
Monitoring melalui :
RR
Pengamatan Langsung : Lihat apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dgn rencana, apakah
berhasil, apakah ada hambatan/masalah, bagaimana kinerja petugas / kader
1
EVALUASI
Evaluasi melalui :
Data hasil RR
Lakukan Studi
Pengamatan Langsung
Penelitian Khusus
POSYANDU LANSIA
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua yg bahagia & berdaya
guna dlm kehidupan keluarga dan masyarakat (Matra, 1996)
Tujuan khusus
1. Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya
2.
Meningkatkan kemampuan & peran serta masy dlm menghayati & mengatasi masalah kesh
lansia scr optimal
2.
Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan
kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
C. Pelaksanaan Sistem Lima Posyandu Lansia
Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas tugas persiapan oleh
kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
2)
Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan
pelayanan 5 meja.
3)
Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas - tugas setelah hari
Posyandu.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px kesh (gizi, jiwa, lab),
pengobatan sederhana, pemberian suplemen vitamin, PMT
2) Peningkatan olahraga
3) Pengembangan ketrampilan :kesenian, bina usaha
4) Bimbingan pendalaman agama
5) Pengelolaan dana sehat
6) Pendanaan Kadar Lansia
E. KMS Lansia
Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan pribadi
usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk memantau dan menilai
kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di kelompok Usia Lanjut atau Puskesmas
Tata Cara pengisian KMS :
1.
2.
Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yg tertera. Sedangkan pd kunjungan ulang
cukup diperiksa sekali sebulan, kecuali u/ tes laboratorium dperiksa per 3 bulan (Hb, Urine,
Protein)
F. Latihan Gerak Dan Senam Lansia
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa, 1994). Lansia seseorang individu lakilaki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho 1999:20)
Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana
yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemamp
meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Manfaat Olahraga Bagi Lansia
Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara lain :
1. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.
2. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi)
3.
bertambahnya tuntutan, misalya sakit.Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia terjadi penurunan
masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, tolerasnsi latihan, kapasitas aerobik
dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat
mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai penelitian
menunjukan bahwa latihan/olah raga seperti senam lansia dapatmengeliminasi berbagai resiko
penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan. (Darmojo
1999;81)
Senam lansia dilaksanakan disetiap satu bulan sekali pada saat dilakukan kegiatan
posyandu lansia yang dilaksanakan di 22 posyandu lansia yang ada.
Komponen aktivitas dan kebugaran
Menurut Darmojo (1999:74) komponen aktivitas dan kebugaran terdiri dari:
1. Self Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah istilah untuk menggambarkan rasa percaya
atas
keamanan
dalam
melakukan
aktivitas.
Hal
ini
sangat
berhubungan
dengan
berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis latihan yang bertahan, antara lain mengenai
kecepatan bergerak sendi, luas lingkup gerak sendi (range of motion) dan jenis kekuatan. Yang
dihasilkan pada penelitian-penelitian dipanti jompo didapatkan bahwa latihan pertahanan yang
intensif akan meningkatkan kecepatan gart (langkah) sekitar 20% da kekuatan untuk menaiki
tangga sebesar 23-38%
3.
Daya Tahan (endurance) daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja
dalam waktu yang relatif cukup lama. Pada lansia latihan daya tahan /kebugaran yang cukup
keras akan meningkatkan kekuatan yang didapat dari latihan bertahan. Hasil akibat latihan
kebugaran tersebut bersifat khas untuk latihan yang dijalankan (training specifik), sehingga
latihan kebugaran akan meningkatkan kekuatan berjalan lebih dengan latihan bertahan.
4. Kelenturan (flexibility) pembatasan atas lingkup gerak sendi, banyak terjadi pada lanjut usia
yang sering berakibat kekuatan otot dan tendon. Oleh karena itu latihan kelenturan sendi
merupakan komponen penting dari latihan atau olah raga bagi lanjut usia.
5. Keseimbangan-keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering mengakibatkan lansia
sering jatuh. Keseimbangan merupakan tanggapan motork yang dihasikan oleh berbagai faktor,
diantaranya input sesorik dan kekuatan otot. Penurunan keseimbangan pada lanjut usia bukan
hanya sebagai akibat menurunya kekuatan otot atau penyakit yang diderita. Penurunan
keseimbangan bisa diperbaiki dengan berbagai latihan keseimbangan. Latihan yang meliputi
komponen keseimbangan akan menurukan insiden jatuh pada lansia.
Pemegang program : Bd Teci
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
POSYANDU LANSIA
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua yg bahagia & berdaya
guna dlm kehidupan keluarga dan masyarakat (Matra, 1996)
Tujuan khusus
1. Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya
2.
Meningkatkan kemampuan & peran serta masy dlm menghayati & mengatasi masalah kesh
lansia scr optimal
2.
Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan
kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
C. Pelaksanaan Sistem Lima Posyandu Lansia
Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas tugas persiapan oleh
kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
2)
Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan
pelayanan 5 meja.
3)
Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas - tugas setelah hari
Posyandu.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px kesh (gizi, jiwa, lab),
pengobatan sederhana, pemberian suplemen vitamin, PMT
2) Peningkatan olahraga
3) Pengembangan ketrampilan :kesenian, bina usaha
4) Bimbingan pendalaman agama
5) Pengelolaan dana sehat
6) Pendanaan Kadar Lansia
E. KMS Lansia
Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan pribadi
usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk memantau dan menilai
kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di kelompok Usia Lanjut atau Puskesmas
Tata Cara pengisian KMS :
1.
2.
Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yg tertera. Sedangkan pd kunjungan ulang
cukup diperiksa sekali sebulan, kecuali u/ tes laboratorium dperiksa per 3 bulan (Hb, Urine,
Protein)
F. Latihan Gerak Dan Senam Lansia
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa, 1994). Lansia seseorang individu lakilaki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho 1999:20)
Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana
yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemamp
meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Manfaat Olahraga Bagi Lansia
Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara lain :
1. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.
2. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi)
3.
bertambahnya tuntutan, misalya sakit.Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia terjadi penurunan
masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, tolerasnsi latihan, kapasitas aerobik
dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat
mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai penelitian
menunjukan bahwa latihan/olah raga seperti senam lansia dapatmengeliminasi berbagai resiko
penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan. (Darmojo
1999;81)
Senam lansia dilaksanakan disetiap satu bulan sekali pada saat dilakukan kegiatan
posyandu lansia yang dilaksanakan di 22 posyandu lansia yang ada.
Komponen aktivitas dan kebugaran
Menurut Darmojo (1999:74) komponen aktivitas dan kebugaran terdiri dari:
1. Self Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah istilah untuk menggambarkan rasa percaya
atas
keamanan
dalam
melakukan
aktivitas.
Hal
ini
sangat
berhubungan
dengan
berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis latihan yang bertahan, antara lain mengenai
kecepatan bergerak sendi, luas lingkup gerak sendi (range of motion) dan jenis kekuatan. Yang
dihasilkan pada penelitian-penelitian dipanti jompo didapatkan bahwa latihan pertahanan yang
intensif akan meningkatkan kecepatan gart (langkah) sekitar 20% da kekuatan untuk menaiki
tangga sebesar 23-38%
3.
Daya Tahan (endurance) daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja
dalam waktu yang relatif cukup lama. Pada lansia latihan daya tahan /kebugaran yang cukup
keras akan meningkatkan kekuatan yang didapat dari latihan bertahan. Hasil akibat latihan
kebugaran tersebut bersifat khas untuk latihan yang dijalankan (training specifik), sehingga
latihan kebugaran akan meningkatkan kekuatan berjalan lebih dengan latihan bertahan.
4. Kelenturan (flexibility) pembatasan atas lingkup gerak sendi, banyak terjadi pada lanjut usia
yang sering berakibat kekuatan otot dan tendon. Oleh karena itu latihan kelenturan sendi
merupakan komponen penting dari latihan atau olah raga bagi lanjut usia.
5. Keseimbangan-keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering mengakibatkan lansia
sering jatuh. Keseimbangan merupakan tanggapan motork yang dihasikan oleh berbagai faktor,
diantaranya input sesorik dan kekuatan otot. Penurunan keseimbangan pada lanjut usia bukan
hanya sebagai akibat menurunya kekuatan otot atau penyakit yang diderita. Penurunan
keseimbangan bisa diperbaiki dengan berbagai latihan keseimbangan. Latihan yang meliputi
komponen keseimbangan akan menurukan insiden jatuh pada lansia.
Pemegang program : Bd Teci
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook