You are on page 1of 5

Fascism is a radical authoritarian nationalist political ideology.

Fascists seek to organize a nation according to corporatist


perspectives, values, and systems, including the political and economic
system. They advocated the creation of a single-party totalitarian state
that seeks the mass mobilization of a nation and the creation of a "new
man" is ideal to form a governing elite through indoctrination, physical
education, and family policy including eugenics. Fascists believe that a
nation requires strong leadership, singular collective identity, and the
ability to commit violence and war to keep the nation strong. Fascist
governments forbid and suppress opposition to the state.
Fascism was founded by Italian national syndicalists in World War
I, which combines left-wing and right-wing political views, but leaning
to the right in the early 1920s. Scholars generally consider fascism is
on the far right.
Fascists exalt violence, war and militarism as giving a positive
change in society, in providing spiritual renovation, education, instilling
a desire to dominate in the character of people, and create a national
fraternity through military service. Fascists see violence and war as an
act that created the regeneration of spirit, national and vitality.
Fascism is anti-communism, anti-democratic, anti-individualist,
anti-liberal, anti-parliamentary, anti-conservative, anti-bourgeois and
anti-proletarian, and in many cases anti-capitalist fascism. reject the
concepts of egalitarianism, materialism, and rationalism that support
action, discipline, hierarchy, passion, and desire. In economics, fascists
against liberalism (as a bourgeois movement) and Marxism (as a
proletarian movement) to be exclusively based economy class this
Fascist movement. Their ideology as practiced by the economic
movement trans-classes that promote resolving conflicts in economy
class to secure national solidarity They support, arranged multi-class
system integrated national economy.

FASISME
Dasar Teoritis
Setiap diskusi tentang Fasisme harus memusatkan diri pada tujuh gagasan
dasar yang ditemukan dalam fasisme. Walaupun tekanannya bervariasi, gagasan
ini hampir selalu ditemukan dalam tulisan kaum Fasis yang terdiri dari:
1. Irasionalisme
2. Darwinisme Sosial
3. Nasionalisme
4. Negara
5. Prinsip Kepemimpinan
6. Rasisme (Lebih penting dalam sosialisme nasional daripada fasisme)
7. Antikomunisme.
Dua ide pertama paling baik dilihat sebagai tema-tema dasar yang secara
eksplesit jarang dinyatakan. Semua konsep ini saling berhubungan, tetapi kita
perlu menganalisanya secara terpisah dapat memahaminya secara baik sempurna.
Irasionalisme menembus pendekatan fasisme tetapi karena sifatnya, kita
agak sulit menganalisanya. Yang lebih penting lagi, irasional melahirkan
penolakan atas pendekatan abad 19 terhadap masalah-masalah sosial. pendekatan
ini pada dasarnya bersifat rasionalis, baik marxis maupun demokrasi liberal. ia
melihat masalah-masalah sosial yang dapat diidentifikasikan yang dapat
dipecahkan melalui penerapan nalar dan ilmu pengetahuan. Konters dengan
pendekatan ini, fsisme menolak penerapan dan ilmu pengetahuan pada maslahmasalah soal dan cendrung menggunakan mitos, appeal yang bersifat emosional,
dan kebencian sebagai alat manipulasai. Anggapan dasarnya adalah bahwa
manusia bukanlah makhluk rasional. Mereka tidak perlu dan tidak dapat
bermusyawarah; mereka hanya dapat dipimpin dan manipulasi.
Secara kontras, ini merupakan bagian dari imbauan fasisme dan sosialisme
nasional. Bila anda merasa terancam secara finansil, sosial, dan emosional,
imbauan yang berdasarkan pada kebencian ras dan nasionalisme yang hebat, yang
menimbulkan perasaan harga diri dan martabat sebagai anggota bangsa atau ras
yang lebih unggul dibanding orang lain yang dianggap sebagai ras yang inferior
akan sangat efektif.
Fasisme dan sosialisme nasional menimbulkan rasa kebersamaan,
superioritas dan keamanan pad mereka yang merasa tersisih, inferior dan
terancam. Dan hal ini berjalan sedemikian rupa sehingga persamaan tidak perlu
dipersoalkan.
Darwinisme sosial. Darwinisme sosial adalah sebutan yang secraa umum
diberikan pada toeri-teori sosial yang memandang kehidupan sebagai perjuangan
untuk hidup lebi lama dalam setiap spesies dan juga antar spesies. Dalam bukunya
On The Origin of Species by Means Natural Selection (1859), Darwin

menyatakan bahwa khidupan berkembang melalui perjuangan untuk


kelangsungan hidup diantara berbagai spesies. Para pengikut ajaran Darwinisme
sosial mengambil gagasan ini dan menerapkannya pada setiap spesies. Dengan
kata lain, daripada melihat perjuangan untuk kelangsungan hidup di antara
spesies, mereka cenderung melihat perjuangan ini dalam berbagai spesies itu.
Kaum fasis dan sosialis nasional menerapkan ide ini ke dalam teori-teori
nasionalisme dan rasisme mereka, dan kita akan membahas topik ini dalam
konteks tersebut. Tidak semua pengikut ajaran Darwinisme sosial adalah orang
yang membenci suku bangsa lain. Darwinisme sosial adalah teori umum yang
diterapkan oleh kaum fasis dan sosialis nasional ke dalam teori-teori mereka.
Nasionalisme. Sejauh ini tema yang paling penting, sebagaimana
digambarkan dalam frase sosialisme nasional, adalah nasionalisme. dalam
Fasisme dan Sosialisme Nasioanl, Nasioanlaisme mengandung arti yang berbeda,
dalam arti tertentu, beberapa sarjana menyebutnya dengan nama yang diubah,
seperti nasionalisme integral.
Bangsa adalah unit kunci terhadap siapa kaum Fasis berhubungan. Bagi
seorang Sosialis Nasional, ras merupakan masalah utama, sedang bangsa sebagai
masalah kedua. Bagi kaum fasis, individu-individu adalah para anggota utama dan
terpenting dari sebuah bangsa terhadap mana individu memberikan cinta,
dedikasi, dan kesetiaan mereka. Individu tidak terpisah dari keberadaan mereka
dalam bangsa itu. Dalam ideologi fasis, keberadaan individu seperti ini nyaris
tidak pernah dikenal. Seorang individu hanyalah bagian kecil sebuah bangsa, yang
keberadaannya terpisah satu sama lain. Individu tidak membayangkan dirinya
sebagai suatu entitas yang benar-benar wujud dan terpisah dari keberadaan
masyarakat. Orang harus secara utuh tercakup dalam bangsa. Walaupun tidak
semua penduduk negara-negara Fasis merasakan hal ini dengan kuat, namun ia
memberikan gambaran ideal tentang warga sebuah negara fasis. Warga fasis akan
berfikir seperti itu ila mereka merasa sesuai dengan bentuk itu, tetapi harus diingat
puloa motif yang mendasari irasionalisme dalam ideologi Fasis, khususnya karena
kecintaan terhadap bagsa dan nasionalisme, ini secara sadar digunakan oleh para
pemimpin untuk membentuk warga negara menjadi sngat dekat dengan suatu
model. Bagi kaum fasis, bangsa adalah kunci bagi pembentukan ini.
Bagi kebanyakan kaum Fasis, rasisme tidaklah berhubungan erat dengan
nasionalisme, dalam kenyataannya, rasisme, walaupun merupakan bagian
pandangan Fasis, memainkan peranan yang sangat kecil dalam ideologi dan
praktek di sejumlah negara, seperti Itali. Dinegara-negara lain yang memiliki
kelompok Fasis dewasa ini, rasisme dianggap sebagai bagian penting dari
ideologi. Amerika serikat adalah satu negara dimana terdapat sejumlah kecil
kelompok yang merupakan kaum Sosialis Nasional atau Fasis dan Rasis.
Fasisme nonsaris biasanya merupakan kaum nasionalis yang kuat yang
diwujudkan dalam hubunganya dengan konsep negara. Peryataan berikut yang
dikemukakan oleh Benito Mussolini (1883-1945) merupakan sebuah contoh yang
baik; kunci utama doktrin Fasis adalah konsep negara, baik yang berkenan dengan
esensi, fungsi maupun tujuannya. Bagi kaum Fasisme negara mutlak harus ada,
sedang individu dan kelompok dianggap bersifat relatif.mussolini dengan nada
yang sama terus berpendapat bahwa negara gerobak kebudayaan dan semangat

penduduk atau bangsa, bahwa negara itu adalah masa lalu, masa sekarang, dan
masa yang akan datang; bahwa negara melambangkanm kesadaran bangsa yang
bersifat permanen, bagwa negara mendidik warganya dalam kebajikan. Inilah
hubungan antara negara dan nasionalisme dalam ideologi Fasis. Negara dipandang
sebagai perwujudan pisik semangat bangsa. Negara adalah pembawa semua
gagasan dan cita-cita yang secara berbarengan membentuk dasar bagi
nasionalisme.
Bagi kaum Fasis , negara dan nasionalisme tidak dapat dipisahkan begitu
saja. Negara, demikian Mussolini, adalah sarana kebudayaan dan semangat
penduduk, ia merupakan kekuatan pendorong yang bersifat intergratif serta dapat
memusatkan semangat bangsa dan nasionalisme negara.
Prinsip kepemimpinan. Negara adalah mekanisme untuk menjalankan
kepercayaan-kepercayaan fasis, dan berproses diatas prinsip kepemimpinan atau
prinsip Fuhrer, yang menyatakan bahwa setiap bawahan mutlak harus taat dan
setai pada pemmimpin absolut. Hirarki pemimpin ini, dengan kepemimpinan
puncak yang bersifat tunggal dan absolut, adalah ciri-ciri penting fasisme. Dalam
prakteknya para pemimpin ini juga cenderung menjadi apa yang kita sebut
pemimpin karismatik, yakni orang yang dapat menarik orang lain dengan
menggunakan kekuatan kepribadiannya. Oleh karena itu beberapa gerakan fasis
menyelamatkan kematian pemimpin.
Dalam fasisme , partai mempunyai peranan yang mirip dengan peranan
yang mirip dengan peranan partai Komunis dalam pemikiran Lenin. Partai adalah
ujung tombak negara atau ras, bukannya proletariat, tetapi ide umumnya sama,
partai adalah pelopor orde baru yang akan muncul. Bagi kaum Sosialis Nasional,
orde yang baru lebih didasrkan pada ras.
Antikomunisme,
salah
satu
aspek
ideologi
fasisme
yang
memungkinkannya diterima banyak orang adalah sikapnya yang antikomunisme,
sebagaimana diungkapkan oleh seorang sarjana fasisme, sejak permulaan fasisme
bersikap antikomunisme. Inilah aspek pendekatan anti rasionalis fasisme, dan
penolakannaya yang umum terhadap dunia modern, tetapi menjadi elemen yang
berarti dalam imbauan fasisme.
Kaum komunis menegaskan bahwa antikomunisme adalah satu-satunya
sifat fasisme yang jelas dan karenanya ia tidak dapat sama sekali dianggap sebagai
ideologi, tetapi hanya merupakan reaksi terhadap kejadian abad ke 20, khususnya
perkembangan golongan proletar yang terorganisir. Walaupun penafsiran ini
mempunyai manfaat, namun ia telah kehilangan kompleksitas fasisme dan
nsosialisme nasional.
Fasisme dan sosialisme nasional tidaklah hanya bersifat antikomunisme,
tetapi juga anti komunis, tetapi juga anti intelektual, antirasional, dan anti modern.
Sebagimana yang dikemukakan oleh kaum komunis, banyak ideologi
fasisme peetama-tama berkembang melalui praktek dan tidak pernah terkait erat
dengan teori. Tetapi alpanya koherensinya rasional dapat dianggap sebagai bagian
intergral ideologi-ideologi dan bagian penolakan terhadap apa yang dilihat sebagai
pendekatan komunisme yang sangat intelektual dan sangat rasional.
SISTEM EKONOMI

Teori ekonomi fasisme tidak pernah dikembangkan secara sistematis, dan


terdapat berbagai perbedaan tegas dalam negara-negara yang diliput. Walaupun
sosialisme adalah bagian dari sosialisme dan Mussolini pada mulanya adalah
seorang sosialis, baik fasisme maupun sosialisme nasional sebenarnya bukanlah
sosialis. Sosialis nasioanl bergerak dari keadaan itu, tetapi ia dengan cepat
berubah segera setelah mendapatkan dukungan kapitalis. Mungkin pernyataan
yang terbaik mengenai teori ekonomi umum dari spesialisme adalah yang
dikemukakan oleh Huber.
Perhatian utama dalam teori ekonomi adalah membangun ekonomi
berdikari. Agar fasisme dapat mencapai tujuan-tujuan mereka, negara haruslah
mampu mencukupi kebutuhannya sendiri, dalam arti tidak harus tergantung pada
supply yang didatangkan dari negara-negara lain.
Sistem ekonomi fasisme, yang kontras dengan sistem ekonomi sosialisme
nasional, mencakup gagasan tentang perusahaan negara yang terkendali.
Semua organisasi ekonomi di bawah fasisme pada akhirnya dikendalikan
oleh negara, dan dirancang agar mencakup para pekerja dan majikan dalam
organisasi yang sama sehingga semua ekonomi dan perusahaan dirancang untuk
menjamin bahwa produksi tetap berlangsung sepanjang negara menghendakinya.
Akan menjadi jelas bahwa, seperti di Jerman, partai Fasis di Itali dengan
Mussolini sebagai pemimpinnya, pada akhirnya memiliki kekuatan terakhir.
Dalam banyak hal, perusahaan-perusahaan itu hanyalah merupakan hal,
perusahaan-perusahaan itu hanyalah merupakan administratif partai fasis dan
Mussolini, dan ia tidak memiliki kekuatan yang sesungguhnya untuk membuat
keputusan.
KECENDUNGAN-KENCENDRUNGAN SEKARANG
Fakta yang menyangkut status fasisme sekarang disluruh dunia mengalami
pasang surut. Orang membaca kebangkitan gerakan-gerakan ini di Jerman,
Jepang, dan Amerika Serikat. Kesulitan terbesar dalam menganalisa situasi
sekarang berasal dari kenyataannya bahwa jumlah anggota relatif kecil, sehingga
tidak cukup menarik perhatian, sehingga nampaknya kurang penting. Gerakan
seperti ini tidak mungkin berkembang tanpa adanya

You might also like