Professional Documents
Culture Documents
2. Tata letak dan pengaturan penempatan bahan harus mempertimbangkan halhalsebagai berikut :
a. Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari adanya bahaya
reaktivitas.
b. Penyusunan agar tidak melebihi batas maksimum yang dianjurkan
manufactur untuk menghindari roboh ( ambruk ) hingga tidak mengakibatkan
kerusakan dan mudahpembongkaran serta kelihatan rapi.
c. Lorong agar tetap terjaga dan tidak terhalang oleh benda apapun, jika perlu
buatkangaris pembatas lintasan alat angkat dan angkut.d. Khusus bahan
dalam wadah silinder/tabung gas bertekanan agar ditempatkan padatempat
yang teduh, tidak lembab dan aman dari sumber panas seperti ( listrik, api
terbukadll ).
Program
House
Keeping
harus
dilaksanakan
secara
periodik
berkesinambunganyang meliputi : Kebersihan, Kerapihan dan Keselamatan.
dan
2. Hanya pekerja yang sudah mengerti tugas dan tanggung jawab serta adanya
rekomendasi dari atasannya dibenarkan menangani pekerjaan pengangkutan
Bahan KimiaBerbahaya.
3. Upaya prefentif, Pencegahan harus tetap dilakukan secara teratur berupa
pemeriksaan kelayakan peralatan kerja, kondisi muatan dan kondisi fisik pekerja
sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut.
4. Menaikkan dan menurunkan Bahan Kimia harus dilakukan dengan hati-hati, jika
perlu buatkan bantalan karet/kayu.
5. Perlengkapan K3 ( APD, APAR, P3K ) harus tersedia dalam kondisi siap pakai
dilokasi kerja.
6. Kapasitas angkut alat angkat dan angkut tidak diperbolehkan melebihi kapasitas
yangada dan tidak boleh menghalangi pandangan penegmudi/sopir.
7. Pengemudi harus mengikuti peraturan lalu lintas yang ada dengan selalu hatihati dan waspada. Hindari tindakan tidak aman dan tetap disiplin dalam
mengemudikan kendaraan.
8. Jika kontak dengan Bahan Kimia, segera lakukan pertolongan pertama padasi
korban dengan benar. Hubungi dokter/tim medis untuk penanganan selanjutnya.
9. Tanda labeling peringatan bahaya berupa tulisan, kode sesuai dengan resiko
yang ada harus terpasang dengan jelas di depan muatan, samping kiri dan
kanan,belakang muatan.
5. PENGGUNAAN BAHAN KIMIA
1. Sebelum menggunakan Bahan Kimia harus diketahui terlebih dahulu informasi
bahayanya baik dari segi Kebakaran, Kesehatan, Rekatifitas, Keracunan,Korosif
dan Peledakan ) serta cara-cara pencegahan dan penanggulangannya.
2. Perencanaan dan penerapan K3 harus dilakukan dengan sebaik-baiknya pada
setiappekerjaan penggunaan Bahan Kimia Berbahaya dengan memperhatikan
hal-hal sebagaiberikut :
a. APD ( Alat Pelindung Diri ) yang sesuai dengan factor resiko bahayanya, APAR
dan P3K harus disiapkan secukupnya dan digunakan sebagai mana mestinya.
b. Kondisi kerja, lingkungan sudah dinyatakan aman oleh pihak yang
berwenang( Safety ).
c. Peralatan kerja harus layak pakai.
d. Methode kerja/cara pelaksanaan kerja sudah aman dan efektif.
e. Kelengkapan administrasi sudah dipersiapkan ( perijinan angkut, perintah
kerja, daftar pekerja.
3. Selama berlangsungnya kegiatan penggunaan Bahan Kimia hindari tindakan
yang tidak aman. Usahakan bekerja sesuai dengan SOP.
4. Bila pekerjaan tersebut belum selesai dan pelaksanaannya diatur secara shift
maka,setiap serah terima tugas dan tanggung jawab harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya.Situasi dan kondisi kerja menyeluruh harus dilaporkan dengan
jelas terutama kondisikerja yang kurang aman dan perlu penanganan yang
intensif.
5. Bila pekerjaan telah selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan
kerja,wadah sisa-sisa bahan dsb agar segera dibersihkan sampai betul-betul
kondisi keseluruhan sudah aman.
6. Lakukan tindakan P3K dengan segera jika terjadi kecelakaan hubungi tim
medis/dokter untuk penanganan lebih lanjut.
BAHAN-BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN UNTUK PROSES
WATER DAN WASTE WATER TREATMENT
Bahan-bahan kimia yang dipergunakan di Water dan Waste water treatment terdiri
dari beberapa bahan kimia yang harus diketahui cara penyimpanan, penanganannya
dan penggunaan secara benar, guna mencegah bahaya yang dapat timbul dari
penanganan yang salah dari bahan kimia tersebut.
6. Fero Clorida (FeCl2) Di Waste water treatment PT. Asia Citra Pratama
dipergunakan sebagai agen koagulan pada proses air limbah, disimpan
pada 2 tangki ukuran 10 m3 , Dosing fero clorida menggunakan pompa
khusus untuk larutan kimia, dan instalasi jalur pipa menggunakan system
sirkulasi ke tangki untuk mengurangi tekanan pompa dan mencegah
kebocoran.
2. POLIMER ANION SBN-30PA (PT.TLI)
Polimer Anion adalah zat kimia dengan muatan negative (polielektrolit)
banyak digunakan sebagai flokulant pada proses air bersih dan air limbah.
Bahan berbentuk butiran putih bersih, kering, dalam kemasan sak (@25 kg),
penggunaan dengan cara dilarutkan dalam air dengan konsentrasi tertentu.
Polimer Anion Di Waste water treatment PT. Asia Citra Pratama digunakan
sebagai flokulan untuk mengikat dan membentuk flok-flok halus yang
terbentuk hasil dari penambahan koagulan. Polimer Anion Memiliki sifat-sifat
tertentu dari bahan kimia yang harus diikuti dan diperhatikan oleh pekerja
dalam penanganannya. Hal- hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
A. Penanganan bongkar muat
Polimer Anion SBN-30PA oleh suplier sesuai order pembelian, dikemas dengan
menggunakan plastik sak (@25kg) kedap terhadap air, kemasan terdiri dari
dua lapis, luar dan dalam. Pada penerimaan baraang kimia polimer harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Surat- surat (manifest) bahan kimia dan kendaraan oleh
Security.
2. Pemeriksaan Segel pengaman, kondisi kemasan bahan, dan identitas
bahan.
3. Peralan Safety untuk petugas yang berkaitan harus dipakai.
4. Pengambilan sampel bahan kimia Polimer Anion oleh bagian gudang dan
kemudian diperiksa sesuai dengan prosedur.
5. Pemeriksaan berat jenis bahan kimia harus sesuai dengan spesifikasi
standar.
6. Penerimaan barang, bongkar bahan ke tangki stock bahan kimia PT. Asia
Citra Pratama.
7. Pemeriksaan kwantitas, volume yang di terima (bongkar), harus sesuai
dengan diminta.
8. Surat Jalan, tanda terima, dan pemeriksaan oleh Security.
B. Alat Pelindung Diri (APD) yang harus dipergunakan adalah :
1. Sarung Tangan Kimia. Guna mencegah kontak langsung dengan kulit
tangan ketika menggunakan dalam bagian pekerjaan.
2. Masker Kimia ( Full face). Dipergunakan apabila petugas membuka
kemasan dan memindahkan, melarutkan polimer, guna menghindari
terhisapnya butiran halus polimer dan tebaran yang dapat mengenai mata
petugas.
3. Kacamata Kimia. Dipergunakan apabila petugas menggunakan masker
kimia setengah muka (Half Face).
4. Sepatu Boot Safety . Sepatu Boot pada bagian depan sepatu dilapisi
dengan pelindung dari besi. Digunakan sebagai sepatu standar yang harus
dipergunakan pada saat bekerja kaki petugas terlindungi dengan baik.
C. Penanganan Terhadap Bahan Kimia untuk dan oLeh Petugas.
Polimer Anion SBN-30PA berbentuk serbuk granular yang sangat ringan,
pemakaian dilarutkan dalam air dengan komposisi yang sangat sedikit
dibawah 1% berat, polimer anion setelah dilarutkan dalam air mejadi larutan
yang koloid polimer yang solid, licin, bening tranparan. Tempat Penyimpanan
harus pada ruangan tertutup dan kering. Tangki penampungan polimer yang
telah dilarutkan harus di tempatkan pada ruang yang beratap. Petugas yang
menggunakan, pada proses kerjanya beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Peralatan perlindungan diri wajib dipergunakan.
2. Setiap pembukaan kemasan baru ambil sampel bahan untuk diperiksa
kondisi dan kemurnian bahan sesuai dengan prosedur, gunakan peralatan
yang bersih dan kering untuk mengambil polimer dari kemasan.
3. Pengambilan bahan kimia polimer dari kemasan harus selalu terukur dan
tercatat, gunakan gelas dengan ukuran, gelas ukur yang digunakan
khusus untuk satu bahan kimia.
4. Membuat larutan polimer pada tangki untuk proses sesuai dengan
konsentrasi yang dibutuhkan, tata cara melarutkan seperti diatur pada
prosedur kerja.
5. Ruang Dosing Pompa dan tangki polimer harus tertutup, beratap dan
lantai selalu kering.
6. Penanganan pada tumpahan gunakan peralatan yang tepat untuk
membersihkan, dan mengumpulkan pada suatu wadah. Apabila tumpahan
cukup banyak, bahan bersifat koloid polimer sehingga licin, akan lebih licin
apabila terkena air. hentikan kebocoran secara aman, semprot dengan air
lalu keringkan. cegah hindarkan tumpahan masuk ke saluran, kumpulkan
tumpahan menggunakan peralatan yang tepat.
7. Pemindahan atau mentransfer harus memperhatikan keselamatan bahan
dan petugas, peralatan safety wajib dipergunakan, pompa dan instalasi
yang dipergunakan untuk memindahkan adalah pompa kimia yang dapat
mentransfer cairan dengan viskositas yang besar.
8. Praktek Higienis untuk petugas yang berkaitan, cuci bersih tangan dengan
sabun dan air sebelum makan, minum, merokok dan menggunakan
fasilitas toilet. Dengan tujuan untuk menjaga bahan kimia termakan atau
mengkontaminasi makanan.
3. POLIMER KATION SBN-30PC (PT.TLI)
Polimer Kation adalah bahan kimia dngan muatan positif (polielektrolit)
banyak digunakan pada proses air bersih, air limbah dan pengeringan lumpur
(sludge dewatering), press lumpur. Bahan berbentuk butiran putih bersih,
kering dalam kemasan sak (@25 kg), dan penggunaan dengan cara dilarutkan
dalam air dengan konsentrasi tertentu. Polimer Kation di waste water
treatment PT. Asia Citra Pratama digunakan sebagai flokulan untuk
menggumpalkan lumpur menjadi flok-flok pada bak mesin press, sehinnga
lumpur dan air akan terpisah dengan baik. Polimer Kation memiliki sifat-sifat
tertentu dari bahan kimia yang harus diikuti dan diperhatikan oleh pekerja
dalam penanganannya. Hal- hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
A. Penanganan bongkar muat
Polimer Kation Merk SBN-30PC oleh suplier sesuai order pembelian, dikemas
dengan menggunakan plastik sak (@25kg) kedap terhadap air, kemasan
terdiri dari dua lapis, luar dan dalam. Pada penerimaan baraang kimia polimer
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Surat- surat (manifest) bahan kimia dan kendaraan.
2. Pemeriksaan Segel pengaman, kondisi kemasan bahan, dan identitas
bahan.
3. Peralatan pelindung diri untuk petugas yang berkaitan harus dipakai.
4. Pengambilan sampel bahan kimia Polimer Anion oleh bagian gudang
dan kemudian diperiksa sesuai dengan prosedur.
5. Pemeriksaan berat jenis bahan kimia harus sesuai dengan spesifikasi
standar.
6. Penerimaan barang harus tercantum dalam buku mutasi dan stock
bahan kimia Polimer SBN-30PC
7. Pemeriksaan kwantitas, volume yang di terima (bongkar), harus sesuai
dengan diminta.
8. Surat Jalan, tanda terima, dan pemeriksaan oleh Security.
B. Alat Pelindung Diri (APD) yang harus dipergunakan adalah :
1. Sarung Tangan Kimia. Guna mencegah kontak langsung dengan kulit
tangan ketika menggunakan dalam bagian pekerjaan.
2. Masker Kimia ( Full face). Dipergunakan apabila petugas membuka
kemasan dan memindahkan, melarutkan polimer, guna menghindari
terhisapnya butiran halus polimer dan tebaran yang dapat mengenai
mata petugas.
3. Kacamata Kimia. Dipergunakan apabila petugas menggunakan masker
kimia setengah muka (Half Face).
4. Sepatu Boot Safety . Sepatu Boot pada bagian depan sepatu dilapisi
dengan pelindung dari besi. Digunakan sebagai sepatu standar yang
harus dipergunakan pada saat bekerja
kaki petugas terlindungi
dengan baik.
4.
5.
6.
7.
dan gelas khusus yang terhadap bahan kimia. Mengikuti Pada standar
operasi prosedur persiapan bahan kimia yang telah tersedia.
Lokasi Pompa dosing dan tangki kapur harus tertutup, beratap dan
tidak terkena air hujan.
Penanganan pada tumpahan gunakan peralatan yang tepat untuk
membersihkan, dan mengumpulkan pada suatu wadah. Apabila
tumpahan cukup banyak, bahan bersifat basa dapat menimbulkan
iritasi kulit, mata, tidak boleh terhirup, bereaksi dengan air dan
menimbulkan panas yang tinngi. Hentikan kebocoran secara aman,
semprot dengan air lalu keringkan. cegah hindarkan tumpahan masuk
ke saluran, kumpulkan tumpahan menggunakan peralatan yang tepat.
Pemindahan atau mentransfer harus memperhatikan keselamatan
bahan dan petugas. Peralatan safety wajib dipergunakan, pompa dan
instalasi yang dipergunakan untuk memindahkan adalah pompa kimia
yang dapat mentransfer larutan kapur.
Praktek Higienis untuk petugas yang berkaitan, cuci bersih tangan
dengan sabun dan air sebelum makan, minum, merokok dan
menggunakan fasilitas toilet. Dengan tujuan untuk menjaga bahan
kimia termakan atau mengkontaminasi makanan.