You are on page 1of 7

KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH

ABSTRACT
The concept of quantitative analysis on determining how a particular substance is an
instance. Specified substance, often designated as the desired substance or analyte, may
consist of a small or large part of the analyzed samples. To determine the equivalence
point can be used an acid-base indicator that is, a substance that can change color
depending on pH. So the end point of titration is when the emergence of the color change
indicator is used.
The purpose of the experiment the concept of quantitative analysis, and measurement
of pH is to determine the pH of a solution, create, and standardize a solution, determine
the concentration, and can select appropriate indicators, the solution for pH titration as
an indicator of the solution.
The principle of the experiment the concept of quantitative analysis and measurement
of pH is based on the method alkalimetry, and acidimetry, where the standard reagent
reacts with a solution that was tested with the help of indicators as a guide EPT (end
point titration) so that the solution reacts quantitatively. Based on Arrhenius theory
(1884) that when an electron dissolution, as the electrolyte is broken down into particles
of positive and negative particles called ions.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kimia analitik dapat dibagi menjadi
bidang-bidang yang disebut dengan
analisa kuantitatif dan analisa kualitatif.
Analisa
kualitatif
menyangkut
identifikasi zat, mengenai unsur atau
senyawa apa yang ada di dalam suatu
contoh. Perjumpaan pertama praktikan
dengan konsep analisis kualitatif sering
terjadi pada pelajaran kimia umum,
misalnya
saja
ketika
praktikan
memisahkan
dan
mengidentifikasi
banyak unsur dengan pengendapan.
Sedangkan untuk analisa atau analisis
kuantitatif mengenai penentuan berapa
zat tertentu ada di dalam suatu contoh.
Zat yang ditentukan, sering ditunjuk
sebagai zat yang diinginkan atau analit,
dapat terdiri dari sebagian kecil atau
besar dari contoh yang dianalisa.
Percobaan titrasi berdasarkan reaksi
netralisasi asam dengan basa pada titik
ekivalen, jumlah yang dititrasi ekivalen
dengan jumlah basa yang dipakai. Jadi
titik akhir titrasi adalah saat timbulnya

perubahan warna indikator yang dipakai


(Underwood, 1988).
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan Konsep
Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
adalah untuk menentukan pH suatu
larutan, membuat, dan membakukan
suatu larutan, menentukan konsentrasi,
dan dapat memilih indikator yang tepat,
larutan untuk titrasi sesuai pH indikator
dari larutan (Sutrisno, dkk, 2010).
Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan Konsep
Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
adalah berdasarkan pada metode
asidimetri dan alkalimetri, dimana
pereaksi yang standar bereaksi dengan
larutan yang diuji dengan dibantu oleh
indikator sebagai petunjuk TAT (titik
akhir titrasi) sehingga larutan bereaksi
secara kuantitatif.
Berdasarkan teori Arrhenius (1884),
bahwa apabila suatu elektron melarut,
sebagai dari elektrolit ini terurai menjadi
partikel positif dan partikel negatif yang
disebut ion (Sutrisno, dkk, 2010).

TINJAUAN PUSTAKA
Analis Kuantitatif
Analisis kuantitatif merupakan salah
satu bidang yang terdapat dalam kimia
analitik. Analisis kuantitatif adalah
sesuatu yang membahas mengenai
penentuan berapa zat tertentu ada di
dalam suatu contoh. Zat yang
ditentukan, sering ditunjuk sebagai zat
yang diinginkan (analit), dapat terdiri
dari sebagian kecil atau besar dari yang
dianalisa (Underwood, 1988).
Titrasi
Titrasi adalah cara analisis yang
memungkinkan kita untuk mengukur
jumlah yang pasti dari suatu larutan
dengan mereaksikan dengan suatu
larutan lain yang konsentrasinya
diketahui (Brady, 1999).
Titrasi dapat dikelompokan ke dalam
empat jenis reaksi, yaitu :
- Titrasi Asam-Basa
Terdapat banyak asam dan basa yang
ditentukan dengan titrimetri. Jika HA
merupakan asam yang akan ditentukan
dan BOH basanya, reaksinya adalah
HA + OH-

A- + H2O

dan
BOH + H3O+

B+ + 2H2O

Titran biasanya merupakan larutan


standar elektrolit kuat, seperti natrium
hidroksida
dan
asam
klorida
(Underwood, 1988).
- Titrasi Oksidasi-Reduksi (Redoks)
Dalam reaksi-reaksi kimia yang
menyangkut
pada
oksidasi-reduksi
secara luas digunakan dalam analisa
titrimetri. Misalnya saja besi, dalam
keadaan oksidasi +2 dapat dititrasi
dengan suatu larutan standar yaitu
serium(IV) sulfat (Underwood, 1988).
Fe2+ + Ce4+

Fe3+ + Ce3+

Pengoksidasi lain yang secara luas


digunakan sebagai suatu titran yaitu

kalium
permanganat,
KMnO4.
Reaksinya dengan besi(III) dalam
larutan asam adalah
5Fe2+ + MnO4-

5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O

- Titrasi Pengendapan
Pengendapan kation perak dengan
anion halogen merupakan prosedur
titrimetri yang digunakan secara luas.
Reaksinya adalah
Ag+ + X-

AgX(s)

(Underwood, 1988).
- Titrasi Pembentukan Kompleks
Contoh reaksi yang menghasilkan
sesuatu yang stabil adalah antara ion-ion
perak dan sianida :
Ag+ + 2CN-

Ag(CN)2-

Reaksi ini merupakan dasar dari apa


yang disebut cara liebig untuk
menentukan sianida. Pereaksi organik
tertentu seperti asam etilen diamin tetra
asetat (EDTA), membentuk kompleks
stabil dengan sejumlah ion metal dan
digunakan secara luas untuk penentuan
titrimetri
pada
logam-logam
ini
(Underwood, 1988).
Metode pada proses percobaan titrasi
misalnya saja adalah pertama siapkan
terlebih dahulu buret yang sudah bersih,
dan kering. Lalu dibilas dengan
aquadest, dan larutan NaOH yang akan
dipakai, sebanyak 3 kali 5 ml, lalu diisi
dengan larutan NaOH. Ke dalam dua
labu titrasi (ukuran 250 ml diisikan 20
ml sampai 25 ml (untuk maksud ini
gunakan pipet seukuran)) larutan baku
asam yang telah dibuat. Tambahkan
empat tetes indikator PP. catat keadaan
kolom dalam buret tersebut, kemudian
teteskan NaOH dari buret ke dalam
larutan asam dan basa dengan hati-hati,
kemudian catat keadaan buret tersebut,
dan jumlah NaOH yang dipakai, adalah
selisih antara keadaan semula dengan
keadaan akhir proses percobaan titrasi

atau disebut juga titik akhir titrasi


(Sutrisno, dkk, 2010).
Larutan Baku
Larutan baku adalah larutan yang
dapat menentukan konsentrasi dari
larutan lain. Dikenalnya adanya dua
macam larutan baku atau zat baku,
adalah :
- Larutan Baku Primer
Larutan yang dipakai langsung untuk
menentukan kadar atau konsentrasi dari
larutan lain (Sutrisno, dkk, 2010).
- Larutan Baku Sekunder
Larutan yang dipakai untuk
menentukan konsentrasi larutan lain
tetapi harus distandarisasikan terlebih
dahulu pada larutan yang primer
(Sutrisno, dkk, 2010).
Indikator
Indikator adalah larutan atau zat yang
berubah warnanya baik yang berupa
larutan maupun kertas, dan membentuk
kekeruhan pada suatu trayek pH tertentu
sesuai jenisnya (Khopkar, 1990).
Indikator terdapat tiga macam jenis,
yaitu :
- Indikator Lakmus
Indikator ini berbentuk kertas tipis
yang berwarna merah, dan biru.
Fungsinya pun hanya untuk mengetahui
suatu larutan atau zat yang berupa asam
atau basa (Anonim, 2010).
- Indikator Universal
Indikator universal yaitu gabungan
dari beberapa indikator. Larutan
indikator
universal
yang
biasa
digunakan dalam laboratorium terdiri
dari : Metil Jingga (2,94,0), Metil
Merah (4,26,3), Bromtimol Biru
(6,07,6) dan PP (8,3-10,0). Indikator
memberi suatu warna yang berbeda
tergantung pada pH larutan yang
digunakan (Sutrisno, dkk, 2010).
Indikator ini berbentuk kertas yang
panjang, dan kecil dengan empat bagian
warna berbeda. Fungsinya untuk
mengetahui suatu larutan atau zat trayek

pHnya (perhitungan trayek pHnya hanya


dari 1 sampai 14) dan larutan atau zat
tersebut asam atau basa atau netral
(Anonim, 2010).
- Indikator pH Meter
Setiap jenis buffer yang digunakan
untuk standarisasi pH meter mempunyai
karakteristik tersendiri seperti koefisien
suhu, kapasitas buffer, masa simpan,
ketepatan pengukuran. Fungsinya adalah
untuk mengetahui berapa pH dari suatu
larutan dengan tingkat ketelitian 0,01
(Apriyantono, dkk, 1990).
BAHAN, ALAT, DAN METODE
PERCOBAAN
Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam
percobaan Konsep Analisis Kuantitatif
dan Pengukuran pH adalah HCl XN,
NaB4O7, NaOH XN, CH3COOH (A),
CH3COOH (B), H2C2O4, larutan A
(nutrisari), larutan B (sabun), metil
merah, dan fenolftalein.
Alat yang Digunakan
Alat
yang
digunakan
dalam
percobaan Konsep Analisis Kuantitatif
dan Pengukuran pH adalah : labu takar,
gelas kimia, gelas ukur, neraca digital,
kertas lakmus, indikator universal, pH
meter, corong, botol semprot, batang
pengaduk, plat tetes, pipet seukuran,
erlenmeyer, buret, statif , klem, dan
pipet tetes.
Metode Percobaan
- Alkalimetri
Metode dari percobaan Alkalimetri
adalah :
1. Sebanyak 25 ml NaB4O7 0,1 M 0,05N
ditambah 2 tetes MM dimasukkan ke
dalam labu erlenmeyer (yang pada
sebelumnya labu erlenmeyer dibilas
menggunakan aqudest, dan setelah itu
dengan NaB4O7 0,1 M). Larutan NaB4O7
dititrasi dengan meneteskan HCl XN 50
ml yang ada pada buret sedikit demi

sedikit dan digoyang-goyangkan secara


perlahan-lahan sampai terjadi perubahan
warna pada larutan tersebut.
2. Sebanyak 25 ml NaOH XN ditambah
2 tetes MM dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer. Larutan NaOH dititrasi
dengan meneteskan HCl XN 50 ml yang
ada pada buret sedikit demi sedikit dan
digoyang-goyangkan secara perlahan
sampai terjadi perubahan warna pada
larutan tersebut.
3. Sebanyak 25 ml CH3COOH (A)
ditambah 2 tetes PP dimasukkan
kedalam labu erlenmeyer. Larutan
CH3COOH
(A)
dititrasi
dengan
meneteskan NaOH XN 50 ml yang ada
pada buret sedikit demi sedikit, dan
sambil digoyang-goyangkan secara
perlahan sampai terjadi perubahan
warna.
-Asidimerti
Metode dari percobaan Asidemetri
adalah :
1. Sebanyak 25 ml Oxalat (H2C2O4)
0,1M ditambah 2 tetes PP dimasukkan
kedalam labu erlenmeyer. Larutan oxalat
dititrasi dengan meneteskan NaOH XN
50 ml yang ada pada buret sedikit demi
sedikit, kemudian digoyang-goyangkan
secara
perlahan
sampai
terjadi
perubahan warna pada larutan tersebut.
2. Sebanyak 25 ml HCl XN ditambah 2
tetes PP dimasukkan kedalam labu
erlenmeyer. Larutan HCl dititrasi
dengan meneteskan NaOH XN 50 ml
yang ada pada buret sedikit demi sedikit
dan sambil digoyang-goyangkan labu
erlenmeyer secara perlahan sampai
terjadi perubahan warna pada larutan
tersebut.
3. Sebanyak 25 ml CH3COOH (B)
ditambah 2 tetes PP dimasukkan ke
dalam labu
erlenmeyer. Larutan
CH3COOH
(B)
dititrasi
dengan
meneteskan XN 50 ml dan sambil
digoyang-goyangkan labu erlenmeyer
secara
perlahan
sampai
terjadi
perubahan warna pada larutan tersebut.

-Indikator pH Meter
Metode dari percobaan pH Meter
adalah :
- tekan tombol ON,
- tekan tombol BATT dan perhatikan
jarum meternya, jika kurang dari 11,5baterai harus diganti,
- geser tombol SET/RED ke arah SET,
tekan tombol SET sampai jarum
menunjukkan kira-kira titik nol dari
elektroda (bukan angka nol skala),
- hubungkan elektroda dengan meter
clan, celupkan elektroda pada buffer
tertentu,
-geser tombol SET/RED ke arah RED
dan putar pengatur SET sehingga jarum
menunjukkan pH dari larutan buffer.
pH meter sudah dapat dipergunakan.
Jangan mengubah pengatur SET selama
pengukuran, hati-hati dengan elektroda.
Masukkan sampel yang akan diukur
pH-nya ke dalam gelas kimia. Masukkan
alat tersebut (elektroda sensitif) ke
dalam sampel yang akan diukur pH-nya.
Perhatikan angka yang terdapat di dalam
pH meter tersebut dan jika angka
berhenti pada dua angka maka tekan
KOLD (fungsinya untuk mengunci). pH
dari sampel tersebut akan dapat dibaca
jika angka yang terdapat dalam pH
meter tersebut telah stabil atau konstan.
- Indikator Kertas Lakmus
Metode dari percobaan Kertas
Lakmus adalah pertama-tama disiapkan
terlebih dahulu kertas lakmus yang
berwarna merah, dan biru sesuai yang
diperlukan atau kebutuhan. Kemudian
dimasukkan larutan A dan larutan B
yang telah disiapkan sebelumnya ke
dalam plat tetes (plat tetes sebelumnya
dibilas terlebih dahulu dengan aquadest)
menggunakan pipet tetes sebanyak dua

tetes kepada masing-masing lubang


pada plat tetes. Kemudian indikator
kertas lakmus dimasukkan ke dalam
larutan A dan larutan B yang berada
pada plat tetes tersebut yang akan diuji

konsentrasinya atau tingkat keasaman


atau basanya. Kemudian lihat perubahan
yang terjadi, dan catat perubahan yang
terjadi pada indikator kertas lakmus
warna merah, dan biru terhadap larutan
A dan larutan B.
- Indikator Universal
Metode dari percobaan Indikator
Universal
adalah
pertama-tama
disiapkan terlebih dahulu indikator
universal yang akan dipakai sesuai

yang diperlukan atau dibutuhkan


pada percobaan. Selanjutnya indikator
universal tersebut dimasukkan ke dalam
larutan A dan larutan B yang
sebelumnya telah disiapkan yang
diuji tingkat konsentrasinya
tingkat keasaman atau basanya

pada
akan

atau
pada
plat tetes yang pada sebelumnya
dimasukkan larutan A, dan larutan B,
dan trayek pHnya dimulai dari pH satu
sampai empat belas. Kemudian lihat
perubahan yang terjadi pada indikator
universal yang telah diuji atau
dimasukkan ke dalam larutan A dan
larutan B. Setelah itu indikator universal
yang telah berubah warna dibandingkan
perubahan yang terjadi pada ke empat
warna yang berada pada indikator
universal yang telah berubah warnanya.
Lihat berapa nilai atau jumlah pH
larutan tersebut dengan menyamakan
warna pada indikator yang telah berubah
warnanya pada belakang tempat
indikator universal itu disimpan atau
pada petunjuknya.
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Konsep
Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
meter
No
Analisa
Hasil
1. Alkalimetri V HCl
= 21,5 ml

V NaB4O7= 25 ml
N HCl
= 0,14 N
N NaB4O7 = 0,05 N
Faktor P. = 40
%CH3COOH(A)=
8,5 %
2. Asidimetri
V NaOH = 23,8 ml
V H2C2O4 = 25 ml
N NaOH = 0,10 N
N H2C2O4 = 0,1 N
Faktor P. = 20
%CH3COOH(B)=
5,7 %
3. Indikator
Larutan A = 2,93
pH meter
Larutan B = 9,83
4. Indikator
Larutan A = 3
Universal
Larutan B = 9
5. Indikator
-Larutan A
Kertas
(lakmus merah)
Lakmus
merah
merah
-Larutan A
(lakmus biru)
biru
merah
-Larutan B
(lakmus biru)
merah
biru
-Larutan B
(lakmus merah)
biru
biru
(Sumber : Tiara Intan Citaresmi, Meja
11, kelompok 2, 2010).
Pembahasan
Alkalimetri, dan asidimetri memiliki
perbedaan yaitu, alkalimetri adalah cara
mengukur konsentrasi larutan berkadar
asam dalam suasana basa, sedangkan
asidimetri
merupakan
pengukuran
larutan berkadar basa dalam suasana
asam.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang
terjadi pada saat proses titrasi yaitu
lebihnya
zat
penitrasi
yang
menyebabkan pada saat titik akhir titrasi
larutan menjadi berwarna ungu tidak
berwarna merah muda. Selain itu tidak
telitinya praktikan pada saat proses
titrasi berlangsung atau kurangnya

praktikan dalam menjaga kebersihan alat


yang dipakai.
Cara titrasi yang baik adalah pertama
siapkan buret yang sudah bersih dibilas
dengan dengan larutan NaOH misalnya
yang akan dipakai, sebanyak 3 kali 5 ml,
lalu diisi dengan larutan NaOH ini. Lalu
Ke dalam dua labu titrasi (ukuran 250
ml diisikan 20 ml/25 ml (untuk maksud
ini gunakan pipet seukuran)) larutan
baku asam yang telah dibuat.
Tambahkan empat tetes indikator PP.
Lalu teteskan NaOH dari buret ke dalam
larutan asam basa dengan hati-hati dan
sambil
digoyang-goyangkan
labu
erlenmeyernya. Perhatikan baik-baik
tetes demi tetes sampai warna menjadi
merah muda.
FP atau faktor pengenceran dimana
akan dijelaskan bahwa untuk melarutkan
suatu zat atau larutan pekat sebanyak
25 ml di dalam labu ukur yang ukuran
1000 ml dengan ditambahkan pelarut
atau aquadest sampai volume di dalam
labu ukur mencapai batas 1000 ml.
Maka suatu zat atau larutan pekat tadi
setelah diencerkan memiliki tingkat zat
atau larutannya sebesar 40 ml.
Hasil dari pengukuran yang telah
dilakukan pada percobaan konsep
analisis kuantitatif dan pengukuran pH
adalah untuk alkalimetri V HCl sebesar
21,5 ml, V NaB4O7 sebesar 25 ml,
N
HCl sebesar 0,14 N , N NaB 4O7 sebesar
0,05 N, faktor pengenceran 40, dan
%CH3COOH(A) sebesar 8,5%. Untuk
asidimetri V NaOH sebesar 23,8 ml, V
H2C2O4 sebesar 25 ml,
N NaOH
sebesar 0,10 N, N H2C2O4 sebesar 0,1 N,
faktor pengenceran sebesar 20, dan %
CH3COOH(B) sebesar 5,7%. Untuk
indikator pH meter larutan A sebesar
2,93, dan larutan B sebesar 9,83. Untuk
indikator universal larutan A sebesar 3,
dan larutan B sebesar 9. Terakhir untuk
indikator pH meter larutan A (lakmus
merah) dari warna merah
menjadi
warna merah atau tetap, larutan A

(lakmus biru) dari warna biru menjadi


warna merah, larutan B (lakmus biru)
dari warna merah menjadi warna biru,
dan larutan B (lakmus merah) dari
warna biru menjadi warna biru atau
tetap.
Aplikasi pada bidang pangan yaitu
kita akan mengukur pH dari santan yang
telah berhari-hari dibiarkan. Setelah
dilakukan suatu pengujian dengan
menggunakan indikator kertas lakmus
dan indikator universal diketahui bahwa
pH santan basi tersebut 8 atau basa.
Selain itu misalnya saja kita akan
mengukur pH dari buah kiwi. Kemudian
setelah dilakukan suatu pengujian
menggunakan indikator lakmus, dan
indikator pH meter diketahui bahwa
buah kiwi memiliki pH sebesar 3,
dan penyebab pH 3 tersebut adalah
karena buah kiwi tersebut mengandung
vitamin C.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan Konsep
Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Meter dapat disimpulkan bahwa analisis
kuantitatif
dan
pengukuran
pH
praktikan dapat mengetahui dan
menentukan pH larutan, membuat dan
membekukan larutan, menentukan
konsentrasi dan dapat memilih indikator
yang tepat sesuai fungsinya pada larutan
untuk titrasi sesuai pH indikator dari
larutan tersebut.
Saran
Saran yang ingin disampaikan dalam
percobaan Konsep Analisis Kuantitatif
dan Pengukuran pH Meter adalah
sebaiknya sampel untuk hasil titrasi
disiapkan lebih awal agar praktikan
dapat membandingkan hasilnya dengan
sampel yang benar. Jadi para praktikan
bisa
intropeksi
pada
kegiatan
praktikumnya dan tidak mengulangi

kesalahan
lagi
selanjutnya.

pada

percobaan

DAFTAR PUSTAKA

Sunarya, Drs. Yayan, M.si., (2005),


Kimia Dasar 2 Berdasarkan
Prinsip-Prinsip
Terkini,
Edisi
kedua, Alkemi Grafisindo Press :
Bandung.

Anonim, (2010), Analisis-KuantitatifSecara-Volumentri, www.chem-istry-org, Accessed : 7 November 2010.

Sutrisno,
Ela
Turmala,
(2010).,
Penuntun Praktikum Kimia Dasar,
Universitas Pasundan : Bandung.

Apriyantono, Anton, dkk, (1990),


Petunjuk Laboratorium Analisis
Pangan, Universitas Pasundan :
Bandung.

Svehla, G (1990), Buku Teks Analisis


Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, Edisi kelima, PT
Kalman Media Pustaka : Jakarta.

Brady, E. James, (1999). Kimia


Universitas
Asas dan Struktur.
Binapura Aksara : Jakarta.

Underwood, A. L, (1988), Analisis


Kimia Kuantitatif, Erlangga :
Jakarta.

Khopkar, S. M, (1990). Konsep Dasar


Kimia Analiti. UI-Press : Jakarta.

You might also like