You are on page 1of 14

Rusia Dalam Pembentukan SCO (Margareta Erline Debata Raja)

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (2): 285-298


ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org
Copyright 2013

KEPENTINGAN RUSIA DALAM PEMBENTUKAN SHANGHAI


COOPERATION ORGANIZATION (SCO)
MARGARETA ERLINE DEBATA RAJA1
NIM. 06.56132.08358.02

Abstract:
In establishment of the Shanghai Cooperation Organization (SCO) Russia have interests
which consist of national interests and international interests. As for Russia's national
interests in the establishment of the SCO is perceived interests and desired by Russia as a
sovereign state, which consists of: economic interest for improving the country's
economy through economic ties with China and other countries in Central Asia,
especially in the case of oil and natural gas; political interests and security to protect its
citizens, its territory, and maintaining its political system from the threat and influence of
another country; ideological interests to defend or protect the state ideology in the
countries of Central Asia from the threat of another state ideology. While international
interest in the establishment of the SCO are Russia Complementary interests between
Russia, China, and countries in the Central Asia region for one reason or another have a
closeness which, though not identical, but at least these countries are able to form the
basis of agreement on issues in particular the establishment of the SCO to safeguard the
economic resources of oil and gas in the Caspian Sea from the influence of the control
and domination of other countries that the U.S. and EU; stem and minimize movement of
separatism and extremism, as well as the expansion of influence U.S, NATO and EU in
Central Asia.
Keywords: The Shanghai Cooperation Organization, National Interests, International
Interests.
Pendahuluan
Rusia adalah sebuah negara federasi yang membentang dengan luas di sebelah timur Eropa
dan utara Asia dengan wilayah seluas 17.075.400 km. Wilayahnya kurang lebih dua kali
wilayah Republik Rakyat China (RRC), Amerika Serikat (AS). Negara ini mewarisi 50%
jumlah penduduk, dan kurang lebih 50% aset-aset ekonomi dan persenjataannya
(www.id.wikipedia. org, diakses 18 Desember 2011). Bubarnya Uni Soviet menjadikan
Rusia sebagai pewaris tunggal Uni Soviet, dan juga telah mengubah orientasi, tujuan, dan
pola formulasi kebijakan dan tindakan politik luar negeri Federasi Rusia. Pada masa
Presiden Putin secara tegas menyatakan orientasi politik luar negeri federasi Rusia di
kawasan Asia Tengah berdasarkan pragmatisme, ejefektivitas ekonomi, dan kepentingan
nasional sebagai prioritas (www.ml.scribd.com, diakses 25 November 2012).
Sebagai sebuah negara yang berdaulat, Rusia membentuk kebijakan luar negeri yang
ditujukan untuk memperkuat kedudukan Rusia di dunia internasional. Sehingga hubungan
1

Mahasiswa Program S1Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Mulawarman ( margaretaelin88@yahoo.com, 2013 ).

29

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 285-298

Uni Soviet antara Rusia dan Asia Tengah masih turut mewarnai hubungan antar kedua pihak
dengan menjalin hubungan baik, seperti hubungannya dengan negara-negara bekas pecahan
Uni Soviet yaitu wilayah Near Abroad. Kawasan Asia Tengah memiliki arti strategis besar
bagi Rusia, karena negara-negara dikawasan ini merupakan daerah yang memiliki
keunggulan sumber daya alam yang cukup dapat diperhitungkan secara politik, geografi,
kebudayaan dan secara ekonomi kawasan ini kaya energi minyak dan gas (www.elokirzafisip, diakses 10 Oktober 2012).
Dalam pembentukkan SCO, Rusia tertarik untuk mengembangkan kerjasama dengan
negara-negara Asia Tengah, karena SCO adalah suatu bentuk dari proses regionalisme baru
kawasan Asia Tengah sebagai salah satu forum kerjasama keamanan regional dan dianggap
membawa dampak positif dalam perkembangan dunia baik di bidang politik, ekonomi, dan
keamanan di kawasan Asia Tengah (www.sectsco.org, diakses 04 April 2012). Rusia
mempunyai kepentingan nasional yang terdiri dari kepentingan pertahanan dan keamanan,
ekonomi dan kepentingan politik (www.indonesia.mid.ru, diakses 5 Maret 2012). Serta
kepentingan internasional Rusia, Cina, dan negara-negara di kawasan Asia Tengah dalam
dalam pembentukan SCO.
Landasan Teori dan Konseptual
1. Teori Kepentingan Nasional
Kepentingan nasional adalah tujuan mendasar serta faktor paling menentukan yang
memandu para pembuat keputusan dalam merumuskan politik luar negeri (Jack C. Plano
dan Roy Olton, 1999). Kepentingan nasional adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai
sehubungan dengan kebutuhan negara yang dicita-citakan. Dalam hal ini kepentingan
nasional yang relatif tetap dan sama yaitu keamanan (security) dan kesejahteraan
(prosperity), serta merupakan dasar dalam merumuskan atau menetapkan kepentingan
nasional bagi setiap negara (T. May Rudi, 2002). Sedangkan kepentingan nasional menurut
Donald E. Nuechterlein adalah kepentingan yang dirasakan dan diinginkan oleh beberapa
negara yang berdaulat yang mencakup pula lingkungan externalnya. Ada empat jenis
kepentingan nasional, yaitu sebagai berikut (Donald E. Nuechterlein, 2000):
a. Kepentingan pertahanan, kepentingan untuk melindungi warga negaranya serta wilayah
dan sistem politik dari ancaman negara lain.
b. Kepentingan ekonomi, yakni kepentingan pemerintah untuk meningkatkan
perekonomian negara melalui hubungan ekonomi dengan negara lain.
c. Kepentingan tata internasional, yaitu kepentingan untuk mewujudkan/ mempertahankan
sistem politik dan ekonomi internasional yang menguntungkan bagi negaranya dari
ancaman luar.
d. Kepentingan ideologi, yaitu kepentingan untuk mempertahankan atau melindungi
ideologi negaranya dari ancaman ideologi negara lain.
Oleh karena itu Rusia melakukan berbagai macam kerjasama melalui SCO yang merupakan
usaha Rusia dalam menjaga kepentingan nasional yaitu kepentingan pertahanan,
kepentingan ekonomi, kepentingan tata internasional, dan kepentingan ideologi.
2. Teori Kepentingan Internasional

30

Rusia Dalam Pembentukan SCO (Margareta Erline Debata Raja)

Kepentingan internasional (International interst) merupakan kepentingan universal atau


global yang dilindungi tidak dengan cara menyebut kejahatan-kejahatan internasional secara
tertentu, tetapi dirumuskan secara umum atau terbuka agara dapat menampung
perkembangan dari kesepakatan internasional. Rosenau menunjukkan kelemahan konsep
kepentingan internasional bahwa konsep kepentingan nasional tidak dapat menggambarkan
atau menjelaskan tentang politik internasional, dimana politik luar negeri tertentu memang
benar-benar membantu proses kepentingan nasional namun kenyataannya tidak dapat
diketahui karena setiap konsep tentang kepentingan internasional didasarkan pada nilai-nilai
analisis dari kepentingan nasional. Kepentingan internasional dapat dikelompokkan menjadi
3 macam yaitu (James N. Rossenau, 1969):
a. Identical interests adalah kesamaan kepentingan diantara bangsa-bangsa yang tentunya
meliputi kepentingan-kepentingan nasionalnya yang dijalankan secara bersama-sama.
b. Complementary interests adalah kepentingan diantara bangsa-bangsa yang meskipun
tidak identik, tapi sedikitnya mampu membentuk dasar persetujuan dalam isu-isu
tertentu.
c. Conflicting interests, adalah benturan atau perbedaan kepentingan antara negara-bangsa
yang berpotensi atau telah menimbulkan konflik.

Dalam mencapai kepentingannya Rusia meningkatkan kerjasama melalui SCO. China,


Tajikztan, Uzbekistan, Kyrgiztan, Kazakhastan dan negara-negara anggota lainnya
mempunyai kepentingan Internasional yang sama untuk mencapai kepentingan nasionalnya
sendiri.
Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dimana dalam penelitian ini
penulis mendeskripsikan kepentingan Rusia dalam pembentukan Shanghai Cooperation
Organization (SCO).
2. Jenis Data
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bukubuku, artikel dan media elektronik.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah melalui library
research yaitu berdasarkan dari buku dan media internet.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan metode
analisis dan kajian sejarah yaitu menjelaskan dan menggambarkan data berdasarkan
sumber-sumber tertulis yang ada.
Hasil Penelitian
1. Politik Rusia Di Kawasan Asia Tengah
Bubarnya Uni Soviet menjadikan Rusia sebagai pewaris tunggal Uni Soviet, dan juga telah
mengubah orientasi, tujuan, dan pola formulasi kebijakan dan tindakan politik luar negeri
Federasi Rusia. Pada masa Uni Soviet tindakan politik luar negeri Rusia dan kebijakannya
ditentukan berdasarkan ideologi (class strugle and world communism). Sebagai negara yang

31

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 285-298

berdaulat, Rusia membentuk kebijakan luar negeri yang ditujukan untuk memperkuat
kedudukannya di dunia internasional. Sehingga hubungan Uni Soviet antara Rusia dan Asia
Tengah masih turut mewarnai hubungan antar kedua pihak. Hal ini dilakukan Rusia dengan
cara menjalin hubungan baik, dengan tetap memperhatikan hubungannya dengan Near
Abroad yaitu Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Kazakhstan.
Gambar. 1.1. Peta Negara-Negara di Asia Tengah

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tengah
Kawasan Asia Tengah merupakan salah satu kawasan yang sangat strategis secara politik di
dunia. Karena telah menjadi arena perebutan beberapa kekuatan dunia, baik kekuatan intra
kawasan Asia Tengah maupun eksternal. Dan sejak masa Uni Soviet berkuasa pengaruh
Rusia memang telah ditanamkan di kawasan Asia Tengah karena secara khusus memiliki
arti strategis yang amat besar. Pembentukan identitas tunggal ini telah menjadi inti arah
kebijakan luar negari yang di kampanyekan oleh Presiden Rusia Boris Yeltsin dan Perdana
Menteri Rusia Igor Gaidar sejak tahun 1991. Selain politik Rusia yang selalu ditujukan
untuk mendukung identitas tunggal Rusia di seluruh wilayah bekas Uni soviet, Rusia juga
mempunyai kepentingan untuk menjaga keamanan pipa gas dan minyak menjadi komoditas
perekonomiannya tersebut (web.unair.ac.id, diakses 10 0ktober 2012).
Rusia merupakan negara produsen minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi serta memiliki
sumber gas alam yang melimpah. Rusia juga merupakan distributor dan supplier sumber
energi di negara-negara Eropa. Posisi yang strategis tersebut sekaligus difungsikan untuk
mengamankan kepentingan politis Rusia di negara-negara sekitarnya, baik Eropa maupun
Asia. Sejak tahun 2002 di samping menjadi negara pengirim (transporter) gas dari Asia
Tengah juga menjadi perantara (intermediary) antara para penjual dan pembeli gas dengan
Negara Asia Tengah lainnya. Karena kawasan ini merupakan daerah yang mempunyai arti
strategis secara politik, geografi, kebudayaan dan secara ekonomi, kawasan ini kaya akan
energi minyak dan gas.
Dengan adanya sumber alam banyak maka negara-negara kawasan Asia Tengah berusaha
menciptakan kerjasama dengan dunia internasional. Seperti pada hubungan bilateral antara
Rusia dengan Kazakhstan yang sepakatan damai perbatasan sepanjang 7.500 km 2
(terpanjang sedunia). Selain itu kedua negara juga mengadakan kerjasama pada bidang
energi dan juga aktif bekerjasama dalam suplai energi listrik dan eksplorasi minyak lepas
pantai di Laut Kaspia yang saling menguntungkan. Pada 10 tahun terakhir Rusia berhasil
mendirikan dasar politik maupun hukum untuk kerjasama dengan region Asia. Selain itu

32

Rusia Dalam Pembentukan SCO (Margareta Erline Debata Raja)

negara-negara di kawasan Asia Tengah ini juga melakukan kerjasama di bidang ekonomi
dan keamanan dengan Cina dan perlawanan terhadap terorisme di Asia Tengah melalui
SCO.
2. Pembentukan Shanghai Cooperation Organization (SCO)
Pembentukan Shanghai Five yang menjadi Shanghai Cooperation Organization (SCO)
merupakan salah satu inisiatif dari Rusia untuk menyelesaikan masalah perbatasan dengan
Republik Rakyat China (RRC). Untuk itu menjelang perayaan lima tahun pembentukan
Shanghai Five pada tanggal 15 Juni 2001 menyepakati pembentukan Shanghai
Cooperation Organization (SCO) melalui penandatanganan naskah Deklarasi Shanghai
yang ditandatangani oleh enam kepala negara yakni Presiden Republik Kazakhstan
Nursultan Nazarbayev, Presiden RRC Jiang Zemin, Presiden Republik Kyrgystan Askar
Akayev, Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin, Presiden Republik Tajikistan Emomali
Rakhmonov, dan Presiden Republik Uzbekistan Islam Karimov (www.china.org.cn, diakses
07 April 2012). Selain itu SCO juga terdiri dari: negara pengamat Amerika Serikat yaitu
India, Iran, Mongolia, dan Pakistan; negara Mitra Dialog yaitu Belarus dan Sri Lanka; serta
negara Pengamat Kehadiran yaitu Turkmenistan.
Gambar. 1.2 Peta Negara-Negara Anggota SCO

Sumber: http://www.sectsco.org.html
Pembentukan SCO diawali dengan adanya kesadaran bersama negara-negara anggotanya
dalam upaya mengatasi masalah ancaman keamanan regional yang semakin mengalami
peningkatan, seperti meningkatnya kegiatan radikal dan fundamentalisme Islam di Asia
Tengah khususnya di Tajikistan, Uzbekistan bagian timur, Kyrgystan bagian selatan, dan
semakin meningkatnya aktifitas Taliban yang berbasis di Afganistan, sehingga diperlukan
komitmen bersama untuk menghadapinya. (www.fmprc.gov.cn, diakses 04 April 2012).
Adapun tujuan utama pembentukan SCO berdasarkan Piagam SCO (www.sectsco.org,
diakses 04 April 2012), yaitu :
a. Memperkuat rasa saling percaya dan kehidupan bertetangga yang baik di antara negaranegara anggota;
b. Membangun kerjasama yang efektif dalam masalah politik, keamanan, ekonomi dan
perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, pendidikan, energi,
transfortasi, perlindungan lingkungan, dan lain-lain;
c. Menumbuhkan kerjasama untuk menciptakan keamanan, perdamaian dan stabilitas
kawasan;

33

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 285-298

d. Serta mengupayakan terciptanya tata ekonomi dan politik internasional baru yang
rasional berlandaskan pada prinsip demokrasi dan keadilan.
Adapun syarat dan ketentuan menjadi anggota SCO yang tercantum dalam mekanisme SCO
berlandaskan kepada tujuan dan nilai-nilai dasar dalam Piagam PBB
(www.chinadaily.com.cn, diakses 22 Maret 2013) yaitu:
a.
SCO menyatakan bahwa setiap negara di bawah sanksi PBB
tidak dapat diterima.
b.
Setiap negara harus saling menghormati kemerdekaan,
kedaulatan antar satu dengan lainnya, tidak saling mencampuri urusan domestik masingmasing negara anggota dan tidak menggunakan kekuatan militer sebagai alat
pengancam;
c.
Adanya prinsip kesetaraan dengan membangun dialog di
antara negara-negara anggotanya, non-alignment dan tidak menyatakan salah satu negara
sebagai musuh;
d.
Bersikap terbuka terhadap masyarakat dunia dan
berkemauan untuk melakukan setiap kemungkinan bagi diadakannya dialog dalam
penyelesaian masalah-masalah internasional;
e.
Menjalin interaksi dan bersedia untuk bekerjasama dengan
negara atau organisasi internasional maupun regional lain yang relevan;
Dalam proses pembentukan SCO, berbagai perkembangan positif ke arah regionalism
ekonomi mulai tercipta di kalangan negara-negara Asia Tengah, Cina dan Rusia yang
berlandaskan kepada saling kepercayaan, dan berkerjasama dalam keamanan
(www.dspace.library, diakses 22 Maret 2013). Saat ini lingkup kerjasama SCO telah
mencakup area luas seperti:
a. Kerjasama Politik dan Keamanan SCO terutama berfokus pada negara-negara
anggotanya. SCO merupakan salah satu organisasi internasional pertama yang secara
eksplisit mendukung perang terhadap three evil forces yakni terorisme, separatisme
dan ektrimisme di kawasan Asia tengah. Pada awal pembentukannya pada tahun 2001,
negara-negara SCO menempatkan perang atas three evil forces sebagai prioritas
utamanya melalui penendatanganan Shanghai Convention on Combating Terrorism,
Saparatism, and Extremism. Selain melakukan kerjasama militer dan keamanan, SCO
juga merupakan sebuah komunitas politik, yang bertujuan untuk mewujudkan tatanan
dunia yang multipolar, dari satu negara atau kelompok negara tertentu di dalam sistem
politik internasional.
b. Kerjasama Ekonomi merupakan salah satu sektor kerjasama utama bagi SCO, meskipun
pada awalnya terkesan tertutupi oleh begitu tingginya level kerjasama dalam sektor
keamanan. Hal ini terlihat dengan dirumuskan kerangka acuan bagi peningkatan status
kerjasama inter-SCO Outline on The Multi-Lateral Ekonomic and Trade Cooperation
Among the Member States of Shanghai Cooperation Organization yang disepakati oleh
negara-negara anggota SCO pada pertemuan tingkat Perdana Menteri di Bishkek,
Kyrgizstan pada tahun 2004 (www.imprc.gov.cn, diakses 11 April 2012).
c. Kerjasama pendidikan dan kebudayaan juga merupakan salah satu sektor kerjasama
dalam kerangka SCO. Untuk pertama kalinya di Beijing, RRC, pada 12 April 2002, di
tandatangani pernyataan bersama untuk kerja sama lanjutan. Pertemuan ketiga dari

34

Rusia Dalam Pembentukan SCO (Margareta Erline Debata Raja)

Menteri Kebudayaan berlangsung di Tashkent, Uzbekistan, pada tanggal 27-28 Mei


2006, dengan pembentukan suatu wadah yang dapat memainkan peranan besar di dalam
kegiatan riset ilmiah nagara-negara SCO. Sebuah Festival Seni SCO dan pameran
diadakan untuk pertama kalinya di Astana, Kazakhstan pada Juli 2005. Kegiatan ini
kemudian secara rutin diadakan menjelang pertemuan puncak negara-negara anggota
SCO.
Kerjasama SCO yang dilandasi tujuan yang sama di kawasan Asia Tengah tersebut
merupakan bentuk dari usaha Rusia dan China guna mengurangi pengaruh AS baik di Asia
tengah maupun di kancah politik internasional. Serta telah memberikan wadah bagi negaranegara anggota yang berkepentingan dalam mengatasi keamanan regional dan memberi
kemudahan bagi anggotanya dalam melakukan koordinasi dan menjalankan mekanisme
keamanan regional (www.indonesia.mid.ru, diakses 5 Maret 2012).
3. Kepentingan Nasional dan Internasional Rusia dalam Pembentukan Shanghai
Cooperation Organization (SCO)
Dalam pembentukkan SCO, Rusia mengembangkan hubungan dengan negara-negara
anggota SCO guna menjembatani hubungan yang kuat antara Rusia dengan Asia Tengah,
sebab SCO telah maju sebagai salah satu forum kerjasama keamanan regional dan dianggap
membawa dampak positif dalam perkembangan dunia baik di bidang politik, ekonomi, dan
keamanan di kawasan Asia Tengah. Disamping itu dalam pembentukan SCO, Rusia
mempunyai kepentingan yang terdiri dari kepentingan nasional dan internasional, yaitu :
a.

Kepentingan Nasional Rusia dalam Pembentukan


SCO

1. Kepentingan Ekonomi
Setelah Uni Soviet runtuh merupakan kesempatan emas bagi negara-negara besar yang
membutuhkan pasokan untuk mendukung peningkatan kapabilitas militer dan proses
industrialisasi untuk memperoleh lahan minyak dan gas alam baru. Masalah perebutan
sumber daya alam di laut Kaspia tersebut juga ditandai dengan upaya untuk membangun
jaringan pipa minyak dan gas alam menuju pelabuhan di Teluk Persia, Laut Mediterania,
dan laut Andaman. Jaringan pipa minyak menjadi penting karena Laut Kaspia merupakan
laut dalam dan terletak di kawasan landlock sehingga upaya memasarkan minyak mentah
dan gas alam sangat bergantung pada jaringan pipa minyak ke laut lepas (www.mid.ru,
diakses 20 November 2012). Dalam rangka penguasaan sumber daya alam minyak di
kawasan Asia Tengah, Rusia mengadakan berbagai kerjasama dengan negara-negara
kawasan Asia Tengah. Pada Desember 2007, Rusia berhasil membuat kesepakatan dengan
Kazakhstan dan Turkmenistan untuk membangun sebuah jaringan pipa gas baru sepanjang
pantai timur Kaspia menuju Rusia.
Gambar 1.3. Peta Jalur Minyak dan Gas Asia Tengah

35

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 285-298

Sumber: http://stratoil.wikispaces.com
Implementasi atas kepentingan Rusia hanya dapat terwujud apabila dilandasi oleh
pembangunan perekonomian yang stabil. Hal tersebut menjadikan kepentingan nasional
Rusia dalam bidang ekonomi sebagai hal yang utama untuk menunjang suksesnya
pencapaian kepentingan Rusia di dalam sektor-sektor lainnya. Oleh sebab itu Pemerintah
Rusia menjadikan masalah keamanan nasional dan perlindungan atas kepentingan Rusia
dalam sektor ekonomi sebagai prioritas dasar dari seluruh kebijakan negara. (www.mid.ru,
diakses 20 November 2012)
Dalam pembentukan SCO Rusia telah turut berperan dalam mengamankan sumber minyak
bumi dan gas alam di Laut Kaspia, serta eksploitasi atas sumber minyak bumi dan gas alam
tersebut. Hal tersebut disebabkan karena Rusia merupakan distributor dan juga supplier
40% sumber energi di negara-negara Eropa. Selain itu, Rusia memiliki lebih dari 130.000
sumur minyak, sekitar 2.000 cadangan minyak dan gas, serta cadangan minyak mencapai
150 milyar barrel. Posisi yang strategis tersebut sekaligus difungsikan untuk mengamankan
kepentingan politis Rusia di negara-negara sekitarnya, baik Eropa maupun Asia
(www.listrikindonesia.com, diakses 10 Oktober 2012). Adapun beberapa dokumen SCO
dalam sektor kerjasama ekonomi, diantaranya : Memorandum on the main Goals and Areas
of regional Economic Cooperation (2001), Program for Multilateral Trade and Economic
Cooperation until 2020 (2003), Plan of Actions for Implementing Program for Multilateral
Trade and Economic Coorporation until 2020 (2004), dan Mechanism for Implementing the
Plan of Actions (2005). (www.en.wikipedia.org. diakses 04 April 2012)
2. Kepentingan Politik dan Keamanan
Kondisi politik dan keamanan dalam negeri Rusia pasca bubarnya Uni Soviet mengalami
masa transisi yang diwarnai oleh konflik kepentingan antar tubuh pemerintahan yang
menyebabkan instabilitas politik untuk jangka waktu yang cukup lama (1991-1999).
Permasalahan keamanan dalam negeri Rusia berupa aksi separatis seperti isu terorisme
internasional, separatisme, radikalisme agama, dan ekstrimisme internasional, termasuk di
dalamnya perdagangan senjata dan obat bius secara illegal serta kelompok kejahatan
terorganisasi. Adapun kepentingan nasional Rusia politik adalah untuk menjaga stabilitas
politik dari rezim politik yang konstitusional dan lembaga-lembaga kenegaraan,

36

Rusia Dalam Pembentukan SCO (Margareta Erline Debata Raja)

mewujudkan supremasi hukum, serta melanjutkan pembangunan untuk menciptakan


tatanan masyarakat dan sistem politik yang demokratis. Selain itu Rusia juga
berkepentingan untuk menjaga reputasinya di hadapan kolega-kolega asingnya dengan
menghadirkan iklim keamanan yang kondusif bagi upaya eksploitasi sumber-sumber
minyak. Serta Rusia juga berkepentingan untuk mengurangi penguasaan unipolar oleh AS
terhadap sumber-sumber minyak di Laut Kaspia.
Sedangkan dalam wilayah keamanan pembentukan SCO merupakan wadah untuk menjaga
dan mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, integritas teritorial, mencegah
terjadinya agresi militer atas wilayah kedaulatan Rusia. Hal ini dibuktikan melalui
pembentukan Regional Anti Terrorist Structure (RATS) yang digagas sejak tahun 2002 dan
efektif beroperasi pada tahun 2004. Dimana negara-negara anggota SCO juga melakukan
beberapa latihan militer gabungan, yaitu (www.rferl.org, diakses 05 April 2012):
1) Pada tanggal 6-12 Agustus, di wilayah Tald-Qorghan, Kazakhstan dan di wilayah
Xinjiang, RRC yang melibatkan diantaranya unit infantri Rusia, pasukan penerjun dari
Kyrgizstan,
2) Pada tanggal 18-25 Agustus 2005, yang dilakukan oleh Rusia dan RRC dengan tajuk
Misi Perdamaian (Peace Mission) 2005. Latihan gabungan ini dibagi menjadi tiga fase
latihan dimulai di wilayah Vladivostok, Rusia dan diakhiri di wilayah Weifang di
propinsi Shandong, RRC.
3) Pada tanggal 9-17 Agustus 2007, bertempat di wilayah Xinjiang, RRC dan di wilayah
oblast Chelyabinsk, Rusia, dengan melibatkan personel dari keenam negara anggota
SCO.
3. Kepentingan Ideologi
Bubarnya Uni Soviet telah mengubah orientasi, tujuan, dan pola formulasi kebijakan dan
tindakan politik luar negeri Rusia. Pada masa Uni Soviet kebijakan dan tindakan politik
luar negeri ditentukan berdasarkan ideologi class strugle and world communism, yang
menghasilkan kebijakan-kebijakan ideologis. Corak ideologis ini mulai memudar dan
beralih ke arab yang lebih pragmatis pada saat Gorbachev memperkenalkan New Political
Thinking (NPT) yang menghasilkan kebijakan-kebijakan dengan orientasi kesamaan nilai
dengan Barat: pengutamaan HAM, kebebasan, penegakan hukum, dan moralitas yang
tinggi. Pada masa Yeltsin dan khususnya Putin, prinsip pragmatisme semakin tegas
mewamai proses politik luar negeri Rusia.
Semua kebijakan Uni Soviet, termasuk kebijakan luar negeri, sepenuhnya didasarkan pada
ideologi negara: perjuangan kelas (class strugle) dan komunisme dunia (world
communism). Orientasi politik luar negeri pun mulai condong ke Barat dalam upaya
menjadikan Rusia pasca-Soviet menjadi negara bangsa yang memiliki kesamaan nilai
dengan bangsa-bangsa lain yang pengutamaan HAM, kebebasan, penegakan hukum, dan
moralitas yang tinggi (Selezneva 2003: 13). Munculnya Yeltsin sebagai presiden pertama
Republik Federasi Rusia dan kemudian digantikan oleh Vladimir Putin, semakin
menegaskan pragmatisme dalam politik luar negeri dengan menjadikan kepentingan
nasional sebagai landasan, bukan kepentingan ideologi.
Pragmatisme yang menjadi cara bertindak Putin bukan menyiratkan kekacauan bahkan
kekosongan ideologis resmi negara. Restorasi status great power merupakan faktor utama
dalam melindungi ideologis Putin. Pencapaian status ini dilakukan dengan menjadikan

37

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 285-298

perbaikan ekonomi negara sebagai prioritas dan penciptaan hubungan dengan negara-negara
lain, baik bilateral maupun regional didasarkan pada efisiensi ekonomi dan kepentingan
nasional Rusia. Identitas Rusia saat ini didominasi oleh diskursus pemikiran pragmatis,
yang walaupun mencoba menerapkan demokrasi namun juga menekankan pada identitas
Rusia sebagai bangsa besar dan kawasan Asia Tengah sebagai sentral dan fokus kebijakan
Rusia. Rusia telah mengarahkan SCO sebagai suatu blok tandingan bagi AS dan UE serta
untuk menaikkan bargaining position-nya. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip pragmatic
nationalist yang mengharapkan adanya kebijakan luar negeri Rusia yang vis vis dengan
Barat. Beberapa kebijakkan SCO menunjukkan keinginan Rusia yang kuat untuk menjadi
penyeimbang dari kekuatan AS. Pernyataan SCO yang meminta agar pasukan AS ditarik
dari negara-negara anggota SCO seperti Uzbekistan dan Kazakhstan dan dukungan SCO
terhadap Afghanistan merupakan upaya SCO dalam menghadang dominasi AS di kawasan
ini.
2.
Kepentingan Internasional Rusia dalam Pembentukan SCO
Kepentingan internasional Rusia adalah kepentingan Complementary diantara Rusia, China,
dan negara-negara di kawasan Asia tengah yang membentuk Shanghai Cooperation
Organization (SCO). Dengan pembentukan SCO yang diprakarsai oleh Rusia dan China
sesungguhnya telah menggambarkan sebuah regionalisme keamanan yang saling
terintegrasi secara fungsional dan saling melengkapi di antara negara-negara di Asia
Tengah. Adanya kebutuhan dan kepentingan komplementer ini tidak dapat dipisahkan dari
kepentingan secara bersama-sama untuk memberikan jaminan keamanan bagi kelancaran
kegiatan ekonomi regional, sehingga lahirnya sebuah upaya koordinasi dan harmonisasi
baik melalui strategis maupun kemitraan yang bersifat asosiatif (www.lontar.ui.ac.id.
diakses 10 Oktober 2012).
Rusia dan China menggunakan SCO sebagai wadah untuk melakukan kerjasama ekonomi
dan energi. Pembangunan pipa minyak dari Rusia ke China melewati negara post soviet
seperti Kazakhstan, Uzbekistan dan Kyrgistan memerlukan adanya jaminan keamanan dari
gangguan kelompok ekstrimis islam yang beroperasi di Asia Tengah. Bagi Rusia yang
kemudian menjalin kerjasama dengan China karena memang untuk menghadapi hegemoni
AS dan NATO diperluakan mitra koalisi yang sepadan. China sangat berkepentingan
dengan SCO untuk mengamankan pasokan energi dari kawasan Asia Tengah yang
kebanyakan berada dalam pengaruh Moskow.
Adanya aliansi strategis China dan Eurasia yang melibatkan negara-negara di Asia Tengah
merupakan kebijakan yang bersifat akomodatif seraya meningkatkan pengaruh dan
kekuatannya dalam menghadapi hegemoni AS di kawasan Asia Tengah (Rizal Sukma,
1995). Rusia adalah negara ketiga di dunia yang sangat membutuhkan minyak dan gas
untuk dapat menggulirkan perekonomiannya. Besarnya kebutuhan Rusia terhadap minyak
dan gas dikarenakan banyaknya industri di Rusia. Oleh sebab itu Pemerintah Rusia
memprioritaskan usaha meningkatkan kerjasama dengan negara-negara Asia Tengah yaitu
Turkmenistan, Kazakhstan, Armenia, Georgia, dan Ukraina. Rusia terus berusaha
melakukan pendekatan dan menjalin kerja untuk mengimbangi pengaruh AS terhadap
negara-negara lain yang terus meningkat.
Negara-negara
tersebut
melakukan kerjasama
secara
internal
SCO
dan
mengimplementasikan dalam memerangi terorisme, separatisme dan ekstrimisme, termasuk

38

Rusia Dalam Pembentukan SCO (Margareta Erline Debata Raja)

membentuk sebuah struktur anti terorisme regional dibawah koordinasi SCO yang berpusat
di Bishkek, selain itu stuktur anti terorisme tersebut bekerja secara multilateral dalam
mengatasi penyelundupan dan lalu lintas senjata, narkotika, dan obat bius, migrasi illegal
dan semua jenis aktivitas kriminal khususnya menyangkut kejahatan lintas negara. Serta
SCO juga senantiasa melakukan upaya peningkatan kerjasama baik dalam tingkat bilateral
maupun multilateral. Setelah terbentuknya SCO, maka pengaruh AS mulai tereduksi dan
mengalami penurunan. Perubahan ini antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain: 1) Adanya dua negara besar yaitu Rusia dan China yang berfungsi sebagai negara
donor bagi negara-negara di Asia Tengah; 2) Kerjasama SCO tidak terlalu bersifat mengikat
bagi negara anggotanya, mengutamakan azas kesetaraan dan saling menghormati
kedaulatan masing-masing anggotanya, serta menolak segala bentuk intervensi dalam
hubungan internasional seperti yang dilakukan oleh AS; 3) Adanya kesadaran dari masingmasing negara-negara Asia Tengah, bahwa untuk mencapai stabilitas dan keamanan
regional dapat dicapai dengan membangun kerjasama yang lebih intensif dengan sesama
anggota SCO.
Sedangkan kepentingan Rusia dalam wilayah militer dan keamanan adalah untuk menjaga
integritas teritorial, mencegah dan miminimalisir terjadinya agresi militer di wilayah bekas
Uni Soviet di kawasan Asia tengah dari gerakan-gerakan separatisme dan radikalisme
agama yang meresahkan Rusia dan dikhawatirkan akan mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung terhadap situasi keamanan di wilayahnya. Selain itu, Rusia juga
berkepentingan untuk menjaga reputasinya di hadapan kolega-kolega asingnya dengan
menghadirkan iklim keamanan yang kondusif bagi upaya eksploitasi sumber-sumber
minyak. Serta juga berkepentingan untuk mengurangi penguasaan unipolar oleh AS
terhadap sumber-sumber minyak di Laut Kaspia.
3.
Prospek Shanghai Cooperation Organization (SCO)
Dalam KTT yang digelar di Astana, ibu kota Khazakstan untuk merayakan HUT ke-10
berdirinya SCO (www.indonesian.cri.cn, diakses 13 Mei 2013). Sekarang
SCO beranggotakan enam negara yaitu Rusia, Tiongkok, Kazakhstan, Kyrgyzstan,
Tajikistan dan Uzbekistan. Selain itu, Negara-negara India, Iran, Monggolia dan Pakistan
selaku pengamat dan Belarus serta Sri Lanka selaku mitra dialog. Para pemimpin negaranegara anggota SCO telah sepakat meningkatkan kepercayaan di bidang politik, serta
mengintensifkan kerjasama di bidang-bidang keamanan, ekonomi dan SCO juga telah
memainkan peranan utama dalam mendorong kerjasama dan konektivitas yang berjuang
untuk melawan semua bahaya dan tantangan serta mempertahankan keamanan, kestabilan
dan humaniora dalam 10 tahun ke depan.
Dalam hal ini SCO yang berpotensi luar biasa di bidang kerjasama dan akan mempunyai
prospek yang cerah diberbagai bidang, antara lain dalam penyelesaian kestabilan situasi
regional, dan peningkatan kerjasama ekonomi dan perdagangan multilateral. Disamping
kerjasama tentang keamanan, kerjasama ekonomi antara negara-negara anggota menjadi
salah satu diantara prioritas-prioritas primer dari organisasi ini. Konferensi mengutamakan
isi perjuangan menentang terorisme, separatisme, ekstrimisme dengan mempelajari dan
mengesahkan program anti terorisme, separatisme dan ekstrimisme untuk periode 20132015. Dengan pembukaan KTT bahwa untuk menghadapi tantangan-tantangan keamanan,
semua negara anggota SCO harus terus memperkuat kemampuan dalam menentang semua

39

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 285-298

ancaman dan bahaya, mengontrol diri masalah-masalah regional dan memainkan peranan
yang lebih besar dalam menegakkan perdamaian di Afghanistan (www.vovworld.vn,
diakses 2 Mei 2013). Oleh karena itu, keputusan SCO tentang mempromosi Afghanistan
sebagai pengamat telah mendapat sambutan dari Rusia dan Tiongkok. Menurut para
pengamat, hubungan dengan Afghanistan akan mendatangkan kepada SCO kesempatan
memperluas pengaruhnya ke luar kawasan Asia Tengah, terutama setelah Amerika Serikat
dan NATO akan menarik pasukannya dari negara ini pada tahun 2014.
Kesimpulan
1. Shanghai Cooperation Organization (SCO) adalah sebuah kerjasama yang dibentuk atas
inisiatif Rusia dan RRC yang beranggotakan negara bekas Uni Soviet di kawasan Asia
Tengah yaitu: Rusia, RRC, Kazakhstan, Kyrgystan, Tajikistan, dan Uzbekistan.
Pembentukan SCO bertujuan untuk mengatasi dan meminimalisir segala bentuk gerakan
separatime, ekstrimisme, dan radikalisme agama yang terjadi di kawasan tersebut.
2. Kepentingan Nasional Rusia adalah kepentingan yang diinginkan oleh Rusia sebagai
negara berdaulat, yang terdiri dari: kepentingan ekonomi untuk meningkatkan
perekonomian negara melalui hubungan ekonomi dengan China dan negara-negara di
kawasan Asia Tengah terutama dalam hal minyak dan gas alam; kepentingan politik dan
keamanan untuk melindungi warga negaranya, wilayah teritorialnya, serta
mempertahankan sistem politiknya dari ancaman dan pengaruh negara lain; kepentingan
ideologi untuk mempertahankan/melindungi ideologi dari ancaman ideologi negara lain.
3. Kepentingan Internasional Rusia adalah Kepentingan Complementary diantara Rusia,
China, dan negara-negara di kawasan Asia tengah yang memiliki kedekatan yang
meskipun tidak identik, tapi negara-negara tersebut mampu membentuk dasar
persetujuan yaitu dalam pembentukan SCO guna mengamankan sumber ekonominya
yaitu minyak dan gas di Laut Kaspia dari pengaruh penguasaan dan dominasi negara AS
dan UE; membendung dan meminimalisir gerakan separatisme dan ekstrimisme, serta
perluasan pangaruh AS, NATO dan UE di kawasan Asia Tengah.
4. Pencapaiaan kepentingan nasional Rusia dalam peleksanaan kerjasama SCO di bidang
ekonomi SCO telah meningkatkan hubungan perdagangan antar negara-negara
anggotanya dan telah memberi peluang Rusia dan China untuk menata kembali
kekuatannya di kawasan agar memudahkan untuk mengakses sumber-sumber daya
mineral; bidang politik SCO mampu mengembangkan hubungan Rusia dengan negaranegara pecahan Uni Soviet dan menciptakan hubungan yang baik dengan negara-negara
barat, termasuk menjalin hubungan dengan NATO dan AS. Sedangkan dalam bidang
keamanan baik yang bersifat militer dengan melaksanakan latihan militer gabungan.
Serta dalam pencapaiaan kepentingan Internasional antara Rusia dan China dan negaranegera Asia Tengah dalam menggunakan SCO sebagai wadah untuk melakukan upaya
peningkatan kerjasama dalam tingkat bilateral dan multilateral.
Saran
Sebagai organisasi keamanan yang mencakup kawasan Asia Tengah, akan sangat baik
apabila SCO menjalin kerjasama dan kemitraan dengan organisasi keamanan regional
lainnya yang ada baik di kawasan Asia Tengah maupun di luar kawasan tersebut, sehingga

40

Rusia Dalam Pembentukan SCO (Margareta Erline Debata Raja)

akan menciptakan kawasan Asia tengah dan luar Asia Tengah yang lebih stabil serta
multipolar.
Referensi
Buku
Plano, Jack C. dan Roy Olton. Kamus Hubungan Internasional. Terj. Wawan Juanda.
Penerbit: Putra Abardin. Jakarta. 1999.
Rossenau, James N. Internasional Politics and Foreign Policy Revised Edition A Reader In
research and Theory. Penerbit: The Free Press. New York 1969.
Rudi, T. May, Studi Stretegis dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang
Dingin. Penerbit: Refika Aditama. Bandung. 2002.
Sukma, Rizal. Pemikiran Strategis Cina, dari Mao Zedong ke Deng Xiaoping. Penerbit:
CSIS. Jakarta. 1995.
Internet
Chehcnya-Dagestan
Maps,
terdapat
di
http://www.lib.utexas.edu/map/
commonwealth/chechnydagestan_rel.01jpg, diakses pada tanggal 11 April 2012.
Declaration on the Establishment of the Shanghai Coorperation Organization, terdapat
di http://www.china.org.cn/baodao/english/newsand.report/2001july/new 14-3.htm.
diakses pada tanggal 07 April 2012.
Geopolitik dan Geostrategi Rusia, terdapat di http://elokirza-fisip10.web.
unair.ac.id/artikel_detail_48894/Umum_Geopolitik_Geostrategi_Rusia_html. diakses
pada tanggal 10 0ktober 2012.
Joint Communique of the Council of the Governmental Heads (Prime Ministers) of
Sanghai Coorperation Organization Member States, terdapat di http://www.
imprc.gov.cn/eng/wjdt/2649/t162437.htm, diakses pada tanggal 11 April 2012.
Kepentingan Rusia di Kawasan Asia, terdapat di http://www.indonesia.
mid.ru/ros_asia_ind/Kepentingan Rusia di Kawasan Asia. html, diakses pada tanggal
5 Maret 2012.
Laut Kaspia, terdapat di http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Kaspia, diakses pada tanggal
10 Oktober 2012.
Meneropong Struktur Kemandirian Energi di Rusia, terdapat di http://www.
listrikindonesia.com/meneropong_struktur_kemandirian_energi_dirusia172.htm,
diakses pada tanggal 10 Oktober 2012.
National Security Concept of the Russian Federation", terdapat di http://www.mid.ru/
bdomp/nsosndoc.nsf/1e5f0de28fe77fdcc32575d900298676/36aba64ac09f737fc32575
d9002bbf31!OpenDocument, diakses pada tanggal 20 November 2012.

41

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 285-298

Overview of Shanghai Coorperation Organization, terdapat di http://www.


sectsco.org/EN/brief.asp&usg /overview_of_shanghai_coorperation_organization.
diakses pada tanggal 04 April 2012.
Paul Taylor.
Dalam Abdul Rivai Rais. Shanghai Coorporation Organization
(SCO):Pengaruh dan Prosfeknya Terhadap Lingkungan Strategis Asia Pasifik. Tesis.
Jakarta: UI. 2003. Hal. 5-6, terdapat di http:// lontar.ui.ac.id/opac/themes/
libri2/detail.jsp?id/110054&lokasi/lokal, diakses pada tanggal 10 Oktober 2012.
Rusia, terdapat di http://ml.scribd.com/doc/51339171/RUSIA_id&client
diakses pada tanggal 25 November 2012.

&hs_clnk.

Regionalism
and
Multilateralism
in
Central
Asia,
terdapat
http://dspace.library.uvic.ca:8080/bitstream/ 1828/204/1/Charting_a_NewSilk_Road.pdf diakses pada tanggal 22 Maret 2013.

di

Rusia, terdapat di www.class.ufl/edu/users/bmoraski/Rusia/Rywkin03AFPI. pdf. Diakses


pada tanggal 15 Mei 2012.
SCO

Antisipasi Tantangan Baru terdapat di http://indonesian.cri.cn/201/


2011/06/16/1s119072.htm, diakses pada tanggal 13 Mei 2013.

Shanghai Coorperation Organization, terdapat di http://www.fmprc.gov.cn/ eng/topi


cs/sco/57970/Shanghai_Coorperation_Organizationhtm. diakses 04 April 2012.
SCO setuju kesepakatan untuk memperluas. China Daily terdapat di http://www.china
daily.com.cn/cndy/2010-06/12/content_9968565.htm,diakses pada 22 Maret 2013.

42

You might also like