Proses pencampuran antar fasa dapat dilakukan dengan pengadukan (agitation).
Fungsi utama dari operasi pengadukan adalah untuk membuat homogen suatu campuran bahan. Salah satu sistem pengadukan yang banyak ditemui di industri proses kimia adalah tangki berpengaduk, yang umumnya digunakan untuk mengaduk fluida cair. Sistem ini terdiri dari tangki penampung fluida, pengaduk (impeller) yang terpasang pada batang pengaduk dan perangkat penggerak (motor). Percobaan ini bertujuan untuk menjelaskan pola-pola aliran dalam tangki berpengaduk, pengaruh penggunaan sekat dan tanpa sekat pada pola aliran yang ditimbulkan, serta menghitung kebutuhan daya yang diperlukan untuk suatu operasi pencampuran. Terlebih dahulu dilakukan pengukuran dimensi alat, setelah itu tangki diisi fluida yang sudah ditentukan (air dan larutan CMC 100 gram) hingga ketinggian 25 cm, pengaduk dipasang (yang digunakan yaitu propeller, paddle dan turbin) serta penggunaan sekat dan tanpa sekat, klem penyetel neraca pegas dipasang dan dynamometer diatur pada posisi netral. Kecepatan pengaduk diatur dengan penambahan kecepatan sekitar 25 rpm. Pengamatan dilakukan sampai terbentuk pusaran (vorteks). Pola aliran yang terbentuk pada impeller tipe turbin adalah radial-tangensial, impeller tipe paddle memiliki pola aliran tegak lurus (tangensial), dan impeller tipe propeller memiliki pola aliran sejajar (aksial) dengan sumbu pengaduk. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa pengadukan dengan sekat menggunakan impeller tipe paddle memiliki daya yang lebih besar dibandingkan propeller dan turbin. Kata kunci: fluida, impeller, pengadukan, sekat