You are on page 1of 28

Sudut Kontak

Sudut kontak adalah sudut yang dibentuk oleh dinding


tabung dengan bidang singgung permukaan zat cair. Hal ini
timbul akibat adanya gaya kohesi dan adhesi.
Gaya kohesi dan adhesi berperan dalam menentukan
bentuk-bentuk permukaan zat cair. Setetes air yang jatuh
di permukaan kaca mendatar akan meluas permukaannya.
Hal ini disebabkan adhesi air-kaca lebih besar daripada
kohesi air. Setetes air raksa yang jatuh dipermukaan kaca
mendatar akan mengumpul membentuk bola karena
adhesi raksa-kaca lebih kecil dibandingkan kohesi air raksa.
Permukaan zat cair di dalam tabung tidak mendatar, tetapi
sedikit melengkung. Gejala melengkungnya permukaan zat
cair di dalam tabung disebut meniskus.

Ada dua macam meniskus, yaitu meniskus cekung dan


meniskus cembung. Meniskus cekung terjadi pada
permukaan zat cair dalam tabung kaca yang sudut
kontaknya kurang dari 90o (< 90o), sedangkan
meniskus cembung terjadi pada permukaan zat cair
dalam tabung kaca yang sudut kontaknya lebih besar
daripada 90o (> 90o).

Sudut Kontak pada antar-muka dari tiga Fasa

antarmuka padat-cair, Padat-Gas, dan Cair-Gas, yang


bertemu pada daerah linear pada O.
Interaksi
padat-cair:
melibatkan
tiga
antarfasa;
antar-fasa cair-padat, Cair-gas, dan padat-gas.
setiap
antar
fasa
mempunyai
tegangan
permukaan
Sudut antara tetes cair dan permukaan padat
diasosiasikan dengan tegangan permukaan dari tiga
antarfasa sesuai persamaan:

BAGAIMANA INI BISA TERJADI?

karena adanya tegangan permukaan antara


zat cair dengan benda di atas permukaan zat
cair tersebut.

Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan
permukaan zat cair untuk meregang sehingga
permukaannya seolah tertutup oleh lapisan elastis.
Hal ini dikarenakan adanya gaya tarik-menarik antar
partikel. Gaya tarik menarik antar partikel sejenis
disebut kohesi, dan gaya tarik menarik antara partikel
yang tidak sejenis disebut adhesi.

Bagaimana tegangan permukaan terjadi ?

Di bawah permukaan zat cair (titik A), setiap partikel


zat ditarik oleh gaya yang sama ke segala arah oleh
partikel-partikel didekatnya. Akibatnya, resultan gaya
yang bekerja pada partikel sama dengan nol. Pada
permukaan zat cair (titik B), setiap partikel ditarik
oleh partikel-partikel terdekat yang berada disamping
dan di bawahnya, tetapi tidak di tarik oleh partikel
yang ada di atasnya. Akibatnya ada resultan gaya
berarah ke bawah yang bekerja pada permukaan zat
cair.
Resultan gaya ini menyebabkan permukaan zat cair
seolah-olah tertutup oleh selaput tipis elastis.
Resultan gaya tersebut mengakibatkan cairan
mengambil bentuk luas permukaan sekecil mungkin.

Adanya

tegangan permukaan menyebabkan beberapa


benda dapat mengambang di atas air.
Serangga tertentu dapat berjalan di atas permukaan
air juga disebabkan oleh adanya tegangan permukaan
yang menahan mereka.
Tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai gaya
pada permukaan zat cair tiap satuan panjang.
Secara matematis, besar tegangan permukaan untuk
benda yang memiliki satu permukaan dapat ditulis
dalam persamaan berikut:

Satuan SI tegangan permukaan adalah Nm-1. Karena


satuan ini terlalu besar, dapat juga menggunakan unit
yang lebih kecil yaitu mN m-1.
Pengaruh Temperatur

Tegangan permukaan menurun dengan kenaikan


temperatur dan sifatnya hampir linear. Tegangan
permukaan menurun seiring dengan peningkatan
suhu karena energi kinetik. Dengan demikian,
kekuatan gaya antarmolekul menurun,
mengakibatkan penurunan tegangan permukaan.
Misalnya: pakaian yang dicuci lebih efisien dalam air
panas daripada di air dingin, karena tegangan
permukaan menurun dalam air panas.

Sifat Cairan
Tegangan permukaan cairan dipengaruhi oleh kekuatan
gaya tarik menarik antar molekul. Misalnya: urutan
kekuatan tarik antar molekul dan tegangan permukaan air,
etil alkohol dan eter berturut-turut adalah 72,8 ; 22,3 ; dan
17,0.

Adanya Pengotor Dalam Cairan


Kotoran mempengaruhi tegangan permukaan. Kotoran
yang cenderung berkumpul pada permukaan cairan dapat
menurunkan tegangan permukaan. Zat seperti deterjen,
sabun, alkohol, menurunkan tegangan permukaan air.
Sementara kotoran anorganik ada disebagian besar cairan
seperti NaCl cenderung meningkatkan tegangan
permukaan air.

Tekanan

Peningkatan tekanan pada permukaan cairan meningkatkan


tegangan permukaan. Efek tersebut tidak besar terhadap
tegangan permukaan.
Berikut dua fenomena penting karena adanya tegangan
permukaan:
1. Bentuk tetesan adalah bulat
Tetes cairan memiliki bentuk hampir bulat. Karena
tegangan permukaan, permukaan bebas dari cairan
cenderung untuk mencapai luas permukaan minimum.
Karena bola memiliki luas permukaan minimum untuk
volume tertentu cairan. Contohnya adalah tetesan air
atau tetesan merkuri.

2. Kapilaritas
Ketika salah satu ujung tabung kapiler dimasukkan ke
dalam cairan yang membasahi kaca, cairan naik ke
dalam pipa kapiler pada ketinggian tertentu dan
kemudian berhenti. Kenaikan cairan dalam kapiler
karena tarikan tegangan permukaan yang bekerja pada
permukaan yang mendorong cairan ke dalam tabung
kapiler. Fenomena ini disebut kapilaritas. Kenaikan
cairan dalam kapiler sangat penting.
Contoh peristiwa kapilaritas :
Air di dalam permukaan bumi naik ke tanaman
melalu akar. Minyak naik ke sumbu lampu minyak.

Surfaktan
Surfaktan merupakan bahan aktif permukaan.
Surfaktan ini memiliki gugus hidrofilik dan gugus
hidrofobik sehingga dapat mempersatukan campuran
yang terdiri dari air dan minyak.
Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari
molekulnya.
Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan
air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan
minyak/lemak (hidrofobik).
Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif,
negatif atau netral.
Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat
diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat
padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus
hidrofilik berada pada fase air dan rantai hidrokarbon ke
udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam
dalam fase minyak.

Umumnya bagian non polar (hidrofobik) adalah


merupakan rantai alkil yang panjang ekor,
sementara bagian yang polar (hidrofilik) mengandung
gugus hidroksil dan nampak sebagai kepala
surfaktan.

Gugus hidrofilik pada surfaktan bersifat polar dan


mudah bersenyawa dengan air, sedangkan gugus
hidrofobik bersifat non polar dan mudah bersenyawa
dengan minyak. Pada suatu molekul surfaktan, salah
satu gugus harus lebih dominan jumlahnya.

Molekul-molekul surfaktan akan diadsorpsi lebih kuat


oleh air dibandingkan dengan minyak apabila gugus
polarnya yang lebih dominan.
Hal ini menyebabkan tegangan permukaan air menjadi
lebih rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi
fase kontinyu.
Sebaliknya, apabila gugus non polarnya lebih dominan,
maka molekul-molekul surfaktan tersebut akan
diadsorpsi lebih kuat oleh minyak dibandingkan
dengan air.
Akibatnya tegangan permukaan minyak menjadi lebih
rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase
kontinyu.

Penambahan surfaktan dalam larutan akan


menyebabkan turunnya tegangan permukaan larutan.
Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan
permukaan akan konstan walaupun konsentrasi
surfaktan ditingkatkan.
Bila surfaktan ditambahkan melebihi konsentrasi ini
maka surfaktan mengagregasi membentuk misel.
Konsentrasi terbentuknya misel ini disebut critical
micelle concentration (cmc).
Tegangan permukaan akan menurun hingga cmc
tercapai.
Setelah cmc tercapai, tegangan permukaan akan
konstan yang menunjukkan bahwa antar muka
menjadi jenuh dan terbentuk misel yang berada dalam
keseimbangan dinamis dengan monomernya.

Pada konsentrasi kritik misel terjadi penggumpalan


atau agregasi dari molekul-molekul surfaktan
membentuk misel. Misel biasanya terdiri dari 50
sampai 100 molekul asam lemak dari sabun. Sifat-sifat
koloid dari larutan elektrolit natrium dedosil sulfat
dapat dilihat pada Gambar berikut:

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai cmc,


untuk deret homolog surfaktan rantai hidrokarbon,
nilai cmc bertambah 2x dengan berkurangnya satu
atom C dalam rantai. Gugus aromatik dalam rantai
hidrokarbon akan memperbesar nilai cmc dan juga
memperbesar kelarutan. Adanya garam menurunkan
nilai cmc surfaktan ion. Penurunan cmc hanya
bergantung pada konsentrasi ion lawan, yaitu makin
besar konsentrasinya makin turun cmc-nya .Secara
umum misel dibedakan menjadi dua, yaitu: struktur
lamelar (a) dan sterik (b).

Karena pada cmc terjadi penggumpalan dari molekul


surfaktan, maka cara penentuan cmc dapat
menggunakan cara-cara penentuan besaran fisik yang
menunjukkan perubahan dari keadaan ideal menjadi
tak ideal.
Di bawah cmc, larutan menjadi bersifat ideal.
Sedangkan diatasnya cm,c larutan bersifat tak ideal.
Besaran fisik yang dapat digunakan ialah tekanan
osmosa, titik beku larutan, hantaran jenis atau
hantaran ekivalen, kelarutan solubilisasi, indeks bias,
hamburan cahaya, tegangan permukaan, dan tegangan
antarmuka.

Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu


surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air.
1. Surfaktan yang larut dalam minyak
Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai
panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon.
2. Surfaktan yang larut dalam pelarut air
Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat
pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah
korosi, dan lain-lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu
surfaktan anion yang bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan
positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan
surfaktan amfoter yang bermuatan negatif dan positif bergantung pada
pH-nya.
Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan
emulsi dengan cara menurunkan tegangan antarmuka, antara fasa
minyak dan fasa air. Surfaktan dipergunakan baik berbentuk emulsi
minyak dalam air maupun berbentuk emulsi air dalam minyak.

Jenis-jenis Surfaktan
Surfaktan terdiri dari beberapa jenis tergantung pada jenis muatan yang
terdapat pada kepala surfaktan tersebut.
Surfaktan Anionik
Surfaktan ini memiliki kepala yang bermuatan negatif. Surfaktan
jenis ini banyak digunakan pada industri laundri dan juga efektif
dimanfaatkan dalam proses perbaikan atau perawatan tanah yang
tercemar minyak dan senyawa hidrofobik lainnya. Surfaktan ini
dapat bereaksi dalam air cucian dengan ion air sadah bermuatan
positif seperti kalsium dan magnesium. Reaksi ini menyebabkan
deaktifasi parsial pada surfaktan. Semakin banyak ion kalsium atau
magnesium di dalam air maka makin banyak pula surfaktan anionik
yang akan dideaktifasi. Beberapa contoh dari surfaktan anionik
adalah sabun, linier alkilbenzen sulfonat (LAS), alkohol sulfat (AS),
alpha olefin sulfonat (AOS) dan parafin atau secondary alkane
sulfonat (SAS).
Natrium dodekil sulfonat : C12H23CH2SO3-Na+
Natrium dodekil benzensulfonat : C12H25ArSO3-Na+
1.

2. Surfaktan kationik
Surfaktan jenis ini memiliki kepala yang bermuatan positif
di dalam air. Terdapat tiga kategori surfaktan kationik jika
didasarkan pada spesifikasi aplikasinya, yakni:
a.
Pada industri pelembut dan deterjen, surfaktan
kationik menyebabkan terjadinya kelembutan. Penggunaan
utamanya adalah pada produk-produk laundri sebagai
pelembut. Salah satu contoh surfaktan kationik adalah
esterquat.
b.
Pada laundri deterjen, surfaktan kationik (muatan
positif) meningkatkan packing molekul surfaktan anionik
(muatan negatif) pada antarmuka air. Contoh surfaktan ini
adalah surfaktan dari sistem mono alkil kuartener.
c.
Pada pembersih rumah dan kamar mandi, surfaktan
kationik sebagai agen disinfektan.

3. Surfaktan nonionik
Surfaktan ini tidak memiliki muatan, sehingga menjadi
penghambat bagi dekativasi kesadahan air. Kebanyakan
surfaktan nonionik berasal dari ester alkohol lemak.
Contoh surfaktan ini adalah ester gliserin asam lemak dan
ester sorbitan asam lemak.
4. Surfaktan amfoter
Surfaktan ini memiliki muatan positif dan negatif. Ia dapat
berupa anionik, kationik atau nonionik dalam suatu larutan
tergantung pada pH air yang digunakan. Surfaktan ini bisa
terdiri dari dua gugus muatan dengan tanda yang
berbeda. Contohnya surfaktan yang mengandung asam
amino, betain, fosfobetain.

Surfaktan nonionik

Surfaktan amfoter

Surfaktan kationik

Surfaktan anionik

Mekanisme Kerja Surfaktan


Pada aplikasinya sebagai bahan pembersih untuk material kain,
tanah dan sejenisnya, surfaktan dapat bekerja melalui tiga cara
yang berbeda, yakni roll up, emulsifikasi dan solubilisasi.
a.
Roll up
Pada mekanisme ini, surfaktan bekerja dengan menurunkan
tegangan antarmuka antara minyak dengan kain atau material
lain yang terjadi dalam larutan berair
b.
Emulsifikasi
Pada mekanisme ini surfaktan menurunkan tegangan antarmuka
minyak-larutan dan menyebabkan proses emulsifikasi terjadi.
c.
Solubilisasi
Melalui interaksi dengan misel dari surfaktan dalam air (pelarut),
senyawa secara simultan terlarut dan membentuk larutan yang
stabil dan jernih.

Mekanisme roll up dan emulsifikasi

Cara Kerja Surfaktan dalam Menurunkan Tegangan


Muka Cairan

Cara kerja dari surfaktan sangatlah unik karena bagian


yang hidrofilik akan masuk kedalam larutan yang polar
dan bagian yang hirdrofobik akan masuk kedalam
bagian yang non polar sehingga surfaktan dapat
menggabungkan (walaupun sebenarnya tidak
bergabung) kedua senyawa yang seharusnya tidak dapat
bergabung tersebut. Namun semua tergantung pada
komposisi dari komposisi dari surfaktan tersebut. Jika
bagian hidrofilik lebih dominan dari hidrofobik maka ia
akan melarut kedalam air, sedangkan jika ia lebih
banyak bagian hidrofobiknya maka ia akan melarut
dalam lemak dan keduanya tidak dapat berfungsi
sebagai surfaktan.

You might also like