You are on page 1of 33

pLaporan Stase Puskesmas

LAPORAN PUSKESMAS SARIO

Oleh:
Ratnawulan Afriyanti 15014101053
Kartini Wulandari Adam 15014101030
Chriselya Lieske Janise 15014101013
Masa Stase:
28 November 3 Desember 2016
Masa KKM:
14 November 25 Desember 2016
Supervisor Pembimbing:
dr. Zwingly C. J. G. Porajow
dr. Dina V. Rombot, M.Kes

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
1

2016
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Puskesmas Sario
Telah dibacakan dan disetujui pada tanggal

Desember 2016

Mengetahui,
Pembimbing Klinik I

Pembimbing Klinik II

dr. Zwingly C. J. G. Porajow

dr. Dina V. Rombot, M.Kes

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan
anugerah dan perkenan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Puskesmas tepat pada waktunya. Penyelesaian Laporan Puskesmas ini tidak lepas
dari bantuan dan doa dari segenap keluarga dan teman yang telah mendukung dan
meluangkan waktu untuk ikut berpartisipasi.
Dengan selesainya laporan Puskesmas ini, kami mengucapkan banyak
terima kasih pertama kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada dr. Fransin Natalia
Politton selaku kepala Puskesmas Sario, kepada seluruh staf pegawai dan tenaga
kesehatan Puskesmas Sario yang telah membimbing, membagikan serta memberi
bukan hanya apa dan bagaimana program di Puskesmas Sario namun juga teladan
yang sangat baik kepada kami selama stase 2 minggu di Puskesmas Sario.
Tim penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
berusaha membantu penulis dalam penyusunan laporan ini. Selain itu kami
berharap laporan ini dapat menjadi masukkan untuk Puskesmas Sario, menjadi
referensi atau bahan bacaan bagi siapa saja yang membacanya serta bermanfaat
khususnya bagi penulis juga umumnya untuk kita semua.
Akhir kata, kami memohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila selama
menyelesaikan Laporan Puskesmas ini telah melakukan kesalahan karena kami
juga tidak lepas dari kekhilafan dan kami menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Atas perhatian, dukungan, bantuan, serta kerjasama dari pembaca kami ucapkan
terima kasih.
Manado, Desember 2016
3

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................2

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................3
BAB II. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS SARIO...................................4
A. Visi dan Misi dan Struktur Organisasi Puskesmas...................................4
B. Profil Puskesmas.......................................................................................6
BAB III. ANALISIS UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS..............7
A. Analisis Masukan Puskesmas...................................................................7
B. Analisis Proses Puskesmas.......................................................................8
BAB IV. ANALISIS KELUARAN PUSKESMAS.........................................12
A. Program Wajib........................................................................................13
BAB V. IDENTIFIKASI MASALAH..............................................................17
A. Masalah Manajemen Kesehatan.............................................................17
B. Masalah Kesehatan.................................................................................17
C. Masalah Pelayanan Kesehatan................................................................18
BAB VI. PRIORITAS MASALAH..................................................................19
A.
B.
C.
D.
E.

Prioritas Masalah Kesehatan...................................................................19


Rumusan Masalah...................................................................................19
Identifikasi Penyebab Masalah...............................................................19
Penanggulangan Penyebab Masalah.......................................................21
Pemecahan Masalah Terpilih..................................................................21

BAB VII. PENUTUP ........................................................................................25


4

A. Kesimpulan.............................................................................................25
B. Rekomendasi...25
LAMPIRAN...27
BAB I
PENDAHULUAN
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting di
indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung terwujudnya
perubahan status kesehatan masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan yang
optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya
pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi kebutuhankebutuhan masyarakat selaku konsumen dari pelayanan kesehatan dasar tersebut.
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan
dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic
six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi,
kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah
setempat. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh dan terpadu dilaksanakan melalui upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan, dan pemulihan disertai dengan upaya penunjang yang diperlukan.
Ketersediaan sumber daya baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sangat
mempengaruhi pelayanan kesehatan.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat.
Puskesmas mempunyai hubungan koordinatif, kooperatif dan fungsional
dengan sarana pelayanan kesehatan lain. Puskesmas wajib berpartisipasi dalam
penanggulangan bencana, wabah penyakit, pelaporan penyakit menular dan penyakit
lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan daerah serta dalam melaksanakan
program prioritas pemerintah. Lingkup upaya kesehatan Puskesmas meliputi Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang saling
berkaitan.
5

BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS SARIO
A. Visi, Misi dan Struktur Organisasi Puskesmas Sario
1.

Visi
Kecamatan sehat adalah kecamatan yang penduduknya hidup dalam
lingkungan yang sehat, mampu menyediakan, memilih, mendapatkan dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tinggi.

1.

Misi
a.

Mendorong pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan

b.

Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

c.

Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,


merata dan terjangkau oleh seluruh masyarakat kecamatan

d.

Meningkatkan kesehatan lingkungan dalam kecamatan

3.

Struktur Organisasi Puskesmas Sario

Profil Puskesmas Sario


8

1. Keadaan Geografis
Puskesmas Sario terletak di Jalan Bethesda No. 21 Kelurahan Sario
Kotabaru Kecamatan Sario Kota Manado. Wilayah kerja puskesmas Sario
meliputi tujuh kelurahan yaitu sebagai berikut:
a.

Titiwungen Utara

b.

Titiwungen Selatan

c.

Sario Utara

d.

Sario Kotabaru

e.

Sario Tumpaan

f.

Sario

g.

Ranotana
Peta Wilayah

Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Sario sebanyak 24.345 jiwa.
Jumlah Laki-laki

: 11.946 jiwa

Jumlah Perempuan

: 12.399 jiwa

No

Kelurahan

Jumlah Jiwa

Jumlah Rumah Tangga

Titiwungen Utara

3417

757

Titiwungen Selatan

4152

915

Sario Utara

3539

655

Sario Kotabaru

2793

822

Sario Tumpaan

3973

1055

Sario

2280

640

Ranotana

4191

902

24.345

5.746

Jumlah

Pendidikan

Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan


No

Tingkat Pendidikan

Jumlah

Persentase (%)

Tidak tamat SD

0,04

SD

86

0,40

SMP

145

0,67

SMA

523

2,41

SMK

273

1,26

10

Diploma II

0,00

Diploma III

80

0,37

S1 (Sarjana)

149

0,69

S2/S3 (Master/Doktor)

48

0,22

BAB III
ANALISIS UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS
DENGAN PENDEKATAN SISTEM
A. Analisis Masukkan (Input) Puskesmas
11

Komponen Input ini diuraikan sebagai sumber daya yang dimiliki oleh Puskesmas
yang meliputi:
1.Man
Jumlah petugas (paramedis dan non paramedis):
a. Dokter

: 5 orang

b. Perawat

: 13 orang

c. Bidan

: 6 orang

d. Perawat gigi

: 2 orang

e. Tenaga teknis kefarmasian

: 3 orang

f. Tenaga kesehatan lingkungan

: 2 orang

g. Nutrisionis

: 1 orang

h. Pejabat struktural

: 2 orang

i. Staf administrasi

: 1 orang

Jumlah tenaga seuruhnya


1

: 35 orang

Machine
Hal ini meliputi perlengkapan dan peralatan kesehatan yang tersedia.
Keadaan sarana kesehatan sebagai tempat pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Sario, terdiri dari:
a. Ruang kepala Puskesmas

: 1 ruang

b. Ruang kepala tata usaha

: 1 ruang

c. Poliklinik umum

: 1 ruang

d. Poliklinik gigi dan mulut

: 1 ruang

e. Ruang KIA/KB

: 1 ruang

f. Ruang imunisasi

: 1 ruang

g. Ruang pertemuan

: 1 ruang

h. Ruang registrasi

: 1 ruang

i. Ruang tunggu

: 1 ruang

j. Apotek

: 1 ruang

k. Laboratorium sederhana

: 1 ruang

l. Mobil ambulance

: 1 unit

m. Puskesmas non rawat inap

: 1 unit
12

n. Puskesmas keliling

: 1 unit

o. Puskesmas pembantu

: 4 unit

p. Posyandu

: 16 unit

Money
Sumber-sumber pembiayaan kesehatan di Puskesmas Sario berasal dari
APBD, retribusi karcis serta dana dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

1.Material
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) terdiri dari:

Catatan : kartu individu, rekam kesehatan keluarga dan buku register


Laporan : bulanan, tahunan dan KLB

B. Analisis Proses Puskesmas


1. Planning
Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan
tujuan puskesmas sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk
mencapainya. Tanpa ada fungsi perencanaan puskesmas, tidak ada
kejelasan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf untuk mencapai
tujuan puskesmas. Melalui fungsi perencanaan puskesmas akan ditetapkan
tugas-tugas pokok staf dan dengan tugas-tugas ini pimpinan puskesmas
akan mempunyai pedoman dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan
oleh staf untuk menjalankan tugas-tugasnya.
2. Organizing
Pengorganisasian adalah serangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber daya yang dimiliki puskesmas dan
memanfaatkan secara efisien untuk mencapai tujuan puskesmas. Atas
dasar pengertian tersebut, fungsi pengorganisasian juga meliputi proses
pengintergrasian sumber daya yang dimiliki puskesmas.
3. Actuating
Penggerakan pelaksanaan Puskesmas adalah proses pembimbingan
kepada staff agar mereka mampu dan mau bekerja secara optimal
13

menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan


yang dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia. Kepemimpinan
yang efektif, pengembangan motivasi, komunikasi, dan pengarahan sangat
membantu suksesnya pelaksanaan puskesmas.
4. Controlling
Pengawasan dan pengendalian adalah proses untuk mengamati secara
terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai rencana yang sudah disusun
dan mengadakan perbaikan jika terjadi penyiimpangan. Pelaksanaan fungsi
mananjemen ini memerlukan perumusan standar kinerja (standard
performance).
5. Evaluating
Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau tingkat
keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan atau suatu proses yang teratur dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang
telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta
memberikan saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari
pelaksanaan program.

BAB IV
ANALISIS KELUARAN PUSKESMAS
14

A. Program Wajib
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, telah
dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.
Upaya pelayanan dasar merupakan pelayanan terdepan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Dengan memberikan pelayanan prima
diharapkan sebagian besar masalah Kesehatan Masyarakat dapat diatasi.
Berbagai pelayanan Kesehatan dasar yang diberikan kepada Masyarakat
yakni:
1.

Upaya Promosi Kesehatan


Penyuluhan kesehatan di Puskesmas sario dilaksanakan setiap hari
kamis dan hari sabtu. Penyuluhan kesehatan yang dilakukan hari kamis
bersamaan dengan kegiatan posyandu, penyuluhan ini dikaitkan dengan
imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat serta pencegahan penyakit
menular karena infeksi saluran napas atas merupakan penyakit yang paling
banyak dijumpai dipuskesmas sario. Penyuluhan kesehatan di hari sabtu
dilakukan bersama dengan kegiatan pro lanjut usia, penyuluhan di hari
sabtu berkaitan dengan pencegahan penyakit kronis dan pola hidup sehat,
yang bertujuan untuk menekan kejadian penyakit hipertensi yang tinggi di
wilayah Puskesmas Sario.
Penyuluhan kesehatan di sekolah, dilakukan setiap bulan secara
bergiliran di sekolah-sekolah yang berada di wilayah Puskesmas Sario.

2.

Upaya Kesehatan Lingkungan


Upaya kesehatan lingkungan dilakukan melalui beberapa program:
pengawasan rumah tangga sehat dan rumah tangga ber-PHBS, pengawasan
terhadap air minum berkualitas/ layak yang memenuhi syarat kesehatan,
pengawasan terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat), dan
pengawasan tempat pengelolaan makanan menurut status higiene sanitasi.
Hasil pengawasan tahun 2015 upaya kesehatan lingkungan puskesmas
Sario: rumah sehat 57%, sarana air minum layak 84,74%, jamban keluarga
15

yang sehat 100%, jamban di tempat umum yang sehat 97,4% dan higine
sanitasi tempat pengolahan makanan 100%.
3.

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) & Keluarga Berencana (KB)
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus
berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan
bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan,
dari posyandu sampai rumah sakit.
Dalam rangka upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) dan keluarga
berencana terdapat beberapa kegiatan yang dilaksana Puskemas Sario
yaitu: Pemeriksaan ibu hamil, pemberian tablet Fe pada ibu hamil,
Screening ibu hamil yang kekurangan energi kronis (KEK), posyandu,
Imunisasi pada ibu dan anak dan pelayanan keluarga berencana.
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang
ditangani oleh tenaga kesehatan yang profesional kepada ibu hamil
selama masa kehamilannya,yang berpedoman pada standart pelayanan
Antenatal yang difokuskan pada usaha promotif dan preventif. Hasil
pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah
melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal. Cakupan K4 adalah ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal / pemeriksaan kesehatan pada masa
kehamilan oleh tenaga kesehatan terampil (Dokter, Perawat, Bidan),
minimal empat kali selama masa kehamilan, dengan frekwensi
pemberian pelayanan satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
timester kedua dan dua kali pada trimester ketiga dari umur kehamilan.
K4 ini dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan
kepada ibu hamil.
Data bulan Agustus 2016, cakupan kunjungan K1 Puskesmas Sario
sebesar 70,6% dari jumlah sasaran 443 ibu hamil. Cakupan kunjungan
K4 Puskesmas sario 66,5% dari sasaran 443 ibu hamil.
16

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki


Kompetensi Kebidanan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan
kompetensi kebidanan. Cakupan ibu bersalin yang mendapatkan
pelayanan pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Sario
Agustus 2016 sebesar 64,7% dari sasaran sebesar 397 ibu bersalin.
c. Pelayanan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu mulai 6 jam persalinan sampai dengan 42 hari pasca
persalinan oleh tenaga kesehatan. Kunjungan nifas minimal sebanyak
3 kali pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3 hari. Cakupan
pelayanan ibu nifas bulan Agustus 2016 di wilayah kerja Puskesmas
Sario berjumlah 257 (64,7%) dari sasaran sebesar 397 ibu nifas.
d. Ibu Hamil Resiko Tinggi / Komplikasi yang Ditangani
Risti/ Komplikasi adalah keadaan menyimpang dari normal, yang
secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun
bayi. Bumil Risti/ Komplikasi dirujuk untuk mendapatkan pertolongan
pertama dan rujukan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas
Perawatan dan Rumah Sakit Pemerintah/Swasta dengan fasilitas
Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan
Pelayanan

Obstetrik

dan

Neonatal

Emergensi

Komprehensif

(PONEK).
Bulan Agustus 2016, Bumil Risti/Komplikasi yang ditangani oleh
tenaga kesehatan sebesar 17 bumil (3,8%) dari jumlah 443 bumil.
Tidak dilaporkan adanya komplikasi neonatal.
a.

Kunjungan Neonatal
Neonatus atau bayi baru lahir sampai usia 28 hari merupakan
golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan yang dapat
menyebabkan

kesakitan

dan

kematian.Upaya

kesehatan

yangdilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan


17

melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas


kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pada
kunjungan bayi baru lahir. Dengan melaksanakan pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih (Dokter dan Bidan)kepada
Neonatal minimal 3 kali yaitu dilaksanakan pada umur 6-48 jam,
umur 3-7 hari dan umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan
Neonatal selain melakukan pemeriksaan juga melakukan konseling
tentang perawatan bayi secara umum dan perawatan tali pusat. Bulan
Agustus 2016 Cakupan KN Lengkap 68.1% dari sasaran 257 bayi.
e. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi
Kunjungan bayi (umur 1-12 bulan) diharapkan memperoleh
pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali masing-masing
pada umur 1-3 bulan, 3-6 bulan, 6-9 bulan dan 9-12 bulan. Pelayanan
kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar, vitamin A,
deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) bayi, manajemen terpadu
balita sakit (MTBS), penyuluhan perawatan kesehatan bayi di rumah,
dan penggunaan buku KIA oleh dokter, bidan, perawat.
Data tahun 2015 Puskesmas Sario. pemberian vitamin A pada bayi
6-11 bulan sebesar 85,04% dari jumlah sasaran 421 bayi. Pemberian
vitamin A pada balita 1-5 tahun sebesar 84,98% dari jumlah sasaran
2.084 balita.
a

Upaya Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


Berdasarkan hasil penelitian, usia subur seorang wanita antara 1549 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran, wanita
diprioritaskan untuk menggunakan alat/metode KB. Cakupan peserta
KB aktif pada bulan Agustus 2016 adalah sebesar 58,6% atau sebesar
4.624 KB aktif. Metode kontrasepsi yang digunakan berdasarkan jenis
kelamin digunakan oleh peserta laki-laki adalah MOP dan Kondom
(dengan asumsi bahwa kondom sebagian besar digunakan oleh lakilaki) sedangkan perempuan menggunakan metode kontrasepsi jarum
suntik, pil, IUD, implant, dan MOW. Dengan demikian sebagian besar
18

peserta KB aktif adalah perempuan. Metode KB yang paling banyak


digunakan adalah suntikan.
b Pelayanan Imunisasi
Ibu hamil dan WUS mendapatkan imunisasi dasar lengkap meliputi
2 kali TT. Data bulan Agustus 2016 ibu hamil yang mendapatkan TT1
sebesar 70,6% (313 ibu hamil) dan untuk TT2 sebesar 66,5% (295 ibu
hamil) dari jumlah total sasaran 443 ibu hamil.
Data tahun 2015 jumlah sasaran bayi sebesar 421 bayi. Persentasti
upaya kesehatan imunisasi dasar bayi Puskesmas Sario: DPT1 + HB1
89,5%, DPT3 + HB3

88,8%, Campak 88,1%, BCG 93%, Polio4

87,6% dan Imunisasi dasar lengkap 88,1%


1

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Upaya perbaikan gizi masyarakat di wilayah puskesmas sario dilakukan
melalui beberepa program seperti, pemberian makanan tambahan pada
balita, pemberian vitamin A pada bayi dan balita dan pemberian tablet Fe
pada ibu hamil serta makanan tambahan pada ibu hamil kekurangan energi
kronis (KEK) jika ditemukan.
Tahun 2015, pemberian vitamin A pada bayi 6-11 bulan sebesar 85,04%
dari jumlah sasaran 421 bayi. Pemberian vitamin A pada balita 1-5 tahun
sebesar 84,98% dari jumlah sasaran 2.084 balita.
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil pada tahun 2015, yang mendapat
Fe1 sebesar 93,7% dan mendapat Fe3 sebesar 95,7% dari jumlah sasaran
489 ibu hamil.

4.

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dilaksana di
puskesmas Sario melalui beberapa kegiatan yaitu Survei penyakit menular,
Pengadaan klinik LKB (Layanan Komprehensif Berkesinambungan), VCT
(Voluntary Conseling Test) pada pasien positif HIV/AIDS, PITC (Provider
Initiating Test Conseling) pada pasien positif HIV/AIDS.
Kasus penyakit menular tahun 2016 di Puskesmas Sario: HIV 2
penderita, Kusta 3 penderita, DBD 37 penderita dan Diare 279 penderita.
19

a. Diare
Diare adalah perubahan konsistensi tinja lebih berair dari sebelumnya,
atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, dalam waktu 24 jam.
Faktor yang sangat erat berhubungan dengan terjadinya penyakit diare
adalah perilaku hidup bersih sehat

baik dalam keluarga maupun

institusi masyarakat. Dalam penanggulangannya selain pengobatan


pihak Puskesmas Sario giat melakukan penyuluhan Perilaku hidup
bersih dan sehat.
b. Demam Berdarah Dengue
Upaya penanganan penyakit DBD dilakukan dengan penemuan dan
penatalaksanaan

penderita

DBD

sesuai

standar.

Melakukan

Penyelidikan Epidemiologi (PE) di sekitar rumah penderita dengan


radius

100m,

jika

diperlukan

maka

dilanjutkan

dengan

penanggulangan penyuluhan dan fogging focus. Juga dilakukan


pemantauan Jentik Berkala setiap 3 (tiga) bulan.
c. Kusta
Penanggulangan penyakit Kusta dilakukan dengan upaya penemuan
dan

pengobatan

yang

adekuat

penderita

kusta.

Karena

penatalaksanaan kasus yang buruk dan terlambat dapat menyebabkan


Kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada
kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.
d. HIV / AIDS
Upaya pelayanan HIV-AIDS disamping ditujukan kepada penanganan
penderita juga ditekankan pada upaya pencegahan terhadap pendonor
darah, pemantauan, dan pengobatan penderita penyakit menular
seksual.
e. TBC
Upaya pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dengan menggunakan
strategi DOTS (Directly Observe Treatment Shorcut) atau pengobatan
secara langsung oleh petugas menelan obat (PMO).

20

f. ISPA
Upaya Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut lebih
difokuskan pada penemuan dan penatalaksanaan sesuai standar. Selain
upaya

penemuan

dan

pengobatan

penderita,

juga

dilakukan

penyuluhan ke masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat yang


dapat mencegah terjangkitnya ISPA.
6.

Upaya Pengobatan
Melakukan anamnesis tentang penyakit dan pemeriksaan fisik serta
penunjang, menegakkan diagnosa; memberikan pengobatan yang sesuai
untuk untuk penderita dan merujuk penderita ke pusat-pusat rujukan medis
sesuai dengan jenis penyakit yang tidak mampu ditangani oleh puskesmas.

21

BAB V
IDENTIFIKASI MASALAH
A. Masalah Manajemen Kesehatan
Dalam rangka terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan
puskesmas perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik. Manajemen
puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas
membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen puskesmas
yang dikenal yakni Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian serta
Pengawasan dan Pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut
harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
B. Masalah kesehatan / Derajat Kesehatan
1

Mortalitas
Angka Kematian atau Mortalitas merupakan angka kematian yang
terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh
keadaan tertentu, dapat berupa penyakit ataupun sebab lainnya. Jumlah
kematian yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Sario Tahun 2016, di
antaranya yaitu kematian bayi yang terjadi berjumlah 3 kasus, yaitu 2 bayi
laki-laki dan 1 bayi perempuan.

Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan, Morbiditas menggambarkan
kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu yang
juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
a. 10 Penyakit Terbanyak

22

Di bawah ini adalalah 10 penyakit menonjol yang sudah diurutkan


berdasarkan jumlah kasus terbanyak periode September 2016:
1. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
2. Hipertensi
3. Alergi
4. Diabetes Mellitus
5. Common Cold
6. Gastritis
7. Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal
8. Kelainan Refraksi
9. Osteoarthtritis
10. Tonsilitis
3

Status Gizi
Status gizi didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Status gizi
merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi. Untuk anak
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan. Jika ditemukan anak
dengan BGM (Bawah Garis Merah) diberikan makanan tambahan.

Masalah Pelayanan Kesehatan


Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia di
masyarakat (acceptable) serta berkesinambungan (sustainable). Artinya
semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat ditemukan
serta keberadaannya dalam masyarakat adalah ada pada tiap saat dibutuhkan.
Masalah yang ditemukan di Puskesmas Sario saat stase berlangsung
meliputi ketersediaan obat yang terbatas menjadi kendala dalam layanan
pengobatan penyakit. Kadang, obat yang diresepkan habis stok dan terpaksa
harus dibeli sendiri di apotek luar. Hal ini cukup merugikan pasien dari segi
waktu dan materi. Di Puskesmas Sario contoh yang nyata yaitu ketersediaan
obat amlodipin yang habis stok, sehingga untuk pasien hipertensi yang
menggunakan obat amlodipin terpaksa diganti dengan obat yang tersedia
yaitu nifedipin atau jika pasien ingin, obat amlodipin dapat dibeli di apotek
luar.

23

BAB VI
PRIORITAS MASALAH

A. Prioritas Masalah Kesehatan


Yang menjadi prioritas masalah pada laporan kali ini adalah
masih tingginya kesakitan dari penyakit menular dan tidak menular
lewat laporan 10 penyakit yang menonjol dengan 3 penyakit
terbanyak yaitu ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), Hipertensi
dan Alergi sejak tahun 2015 hingga Agustus 2016.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan masih tingginya angka kesakitan dari
penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), Hipertensi dan
Dermatitis di Puskesmas Sario?
2. Bagimana penanggulangan tingginya angka kesakitan dari
penyakit menular dan tidak menular di Puskesmas Sario?

C. Identifikasi Penyebab Masalah


Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status
derajat

kesehatan

masyarakat

atau

perorangan.

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:


1. Lingkungan

24

Faktor-faktor

- Wilayah Puskesmas Sario merupakan wilayah yang padat penduduk


dan terdapat sungai, sungai merupakan pengaliran air menjadikan
sungai tersebut sumber sampah dan polusi. Karena masih kurang
kesadaran

masyarakat

yang

tinggal

di

pinggiran

sungai

dan

membuang sampah sembarangan dan di sungai. Sampah-sampah


tersebut belum dapat dikelola dengan baik dan tak sedikit menyangkut
di pinggiran sungai

yang dapat memicu timbulnya berbagai macam

penyakit salah satunya Dermatitis, alergi, diare.


- Keadaan rumah yang padat dan pengetahuan pentingnya sirkulasi
udara

yang

baik

di

tempat

tinggal

yang

masih

kurang

pula

menyebabkan tingginya kejadian ISPA di masyarakat.


2. Perilaku
-

Sebaian besar warga yang terkena penyakit ISPA tersebut


juga tidak langsung memeriksakan diri mereka ke layanan
kesehatan terdekat seperti Puskesmas ketika mengetahui
bahwa mereka terkena penyakit ISPA

Kebiasaan makanan dan gaya hidup terlebih masyarakat


Minahasa yang tidak sehat yang memicu penyakit Hipertensi

Kebiasan membuang sampah tidak pada tempatnya oleh para


warg

ditambah

dengan

kebiasaan merokok oleh warga

menjadi salah satu penyebab dari tercetus penyakit ISPA.


-

Para warga juga belum banyak mengetahui etika batuk


sehingga berpotensi besar menularkan penyakit mereka
terhadap orang disekitar mereka.

Masih

kurangnya

kebersihan

menimbulkan penyakit kulit.


3. Pelayanan kesehatan
25

diri

sendiri

sehingga

Masih

kurangnya

menyebabkan

promosi

kurangnya

kesehatan

pengetahuan

penyakit tersebut sehingga besar

di

masyarakat

masyarakat

kemungkinan

akan
untuk

terulang kembali.
-

Keadaan obat obatan yang terbatas di puskesmas juga


menyebabkan berulangnya kejadian ini.

4. Keturunan
-

Faktor keturunan diketahui berperan penting dalam timbulnya


penyakit Alergi.

Konfirmasi Penyebab Masalah

Kinerja petugas dalam penyelenggaraan kegiatan puskesmas dalam hal ini


penyuluhan kesehatan kurang berlangsung secara efektif serta kurangnya
kesadaran masyarakat sendiri untuk menjaga kebersihan diri sendiri dan
lingkungan sekitar.
D. Penanggulangan Masalah
Alternatif penanggulangan masalah
-

Melakukan promosi kesehatan dengan memperjelas jadwal


kegiatan,

target

pecapaian

dan

evaluasi

program

yang

berhubungan dengan 10 penyakit menonjol tersebut.


-

Menyampaikan informasi lengkap saat penyuluhan di tempat


umum, dan kunjungan rumah misalnya puskesmas/kantor,
lurah, rumah warga mengenai Hipertensi.

Memberikan pengobatan Hipertensi sesuai standar kompetensi


dan mengontrol bila ada rujuk balik.

26

Sarana dan prasarana seperti obat-obatan dilengkapi sehingga

masyarakat dapat mendapatkan pengobatan yang terbaik

Untuk menghadapi masalah kesehatan penyakit tidak menular di


Puskesmas Sario melaksanakan program untuk meningkatkan kesehatan
di masyarakat yaitu senam pagi tiap hari jumat, pelayanan polikliknik
umum dan pengobatan yang dilaksanakan setiap hari, penyuluhan
mengenai penyakit-penyakit menular maupun tidak menular. Selain itu
Puskesmas Sario juga melaksanakan pemeriksaan tes gula darah
sewaktu/puasa, asam urat, kolestrol.

E. Pemecahan Masalah Terpilih


a. Rencana Penanggulangan Masalah
Melakukan promosi kesehatan dengan memperjelas jadwal

kegiatan,

target

pecapaian

dan

evaluasi

program

yang

berhubungan dengan 10 penyakit menonjol tersebut.


b. Evaluasi Keberhasilan

Masyarakat memahami pengertian, faktor risik, gejala dan tanda serta

pencegahan dari ISPA


Masyarakat memahami pengertian, faktor risik, gejala dan tanda serta

pencegahan dari Hipertensi


Masyarakat memahami pengertian, faktor risik, gejala dan tanda serta
pencegahan dari Alergi

c. Indikator Keberhasilan Kegiatan


Menurunnya angka kejadian penyakit tersebut di masyarakat.
d. Hasil Evaluasi Program

27

Kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai penyakit


tersebut memanglah kurang.

Masyarakat memberi respon yang positif dan turut aktif


terhadap program promosi kesehatan yang dilakukan.

BAB VII
28

PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya kesehatan wajib utama yang termasuk dalam salah satu komponen
output yaitu promosi kesehatan di Puskesmas Sario kurang berlangsung dengan
baik. Mengingat hal ini sangat esensial karena promosi kesehatan merupakan
upaya wajib utama yang seharusnya rutin dilaksanakan. Belum jelas terlihat,
bagaimana jadwal pelaksanaan kegiatan dan target pencapaian promosi
kesehatan dari puskesmas ini. Selain itu, upaya kesehatan pengembangan dan
penunjang sulit dinilai karena terbatasnya catatan dan laporan yang ada.
B. Rekomendasi
Di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/ kota, perencanaan programprogram puskesmas tidak akan sempurna apabila tidak dilakukan secara
komprehensif, terpadu dan terintegrasi antar Ditjen, bidang dan unsur-unsur
terkait yang kewenangannya berbeda. Sehingga perlu untuk saling membangun
kerja sama demi tercapainya program-program kesehatan yang direncanakan.
Selain itu, perlu kejelasan dan komitmen yang sungguh-sungguh
terhadap kewenangan dan fungsi masing-masing level dalam pelaksanaan
program-program kesehatan prioritas. Perlunya evaluasi dan peninjauan ulang
mengenai upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya
kesehatan penunjang untuk seluruh petugas dan staf yang bertanggung jawab
atas upaya-upaya kesehatan di Puskesmas Sario.

29

DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
2. Departemen Kesehatan RI. 2005. Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat. Pedoman Dasar Penyelia Jaminan Mutu Di Puskesmas. Jakarta
3. Kementrian Kesehatan RI. 2010. Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KI). Jakarta.
4. Kementrian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta
5. Muninjaya, Gde AA, 2004. Manajemen Kesehatan. Edisi.2. Jakarta : EGC
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 42 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Imunisasi.
8. Sulaeman, ES. 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktek di Puskesmas.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press

30

LAMPIRAN
Lampiran Kegiatan Dokter Muda

Hari / Tanggal

Kegiatan
- Melapor Stase kepada kepala Puskesmas Bahu dan

Senin,
28 November 2016

Kepala Tata Usaha

Selasa,
- Mengikuti kegiatan Poliklinik
29 November 2016

Rabu,
- Mengikuti Kegiatan Poliklinik
30 November 2016
Kamis,
- Kegiatan Posyandu
1 Desember 2016
- Penyuluhan Kesehatan tentang PNEUMONIA
Jumat,
- Senam Usia Lanjut (USILA)
2 Desember 2016 - Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS)
Sabtu,
3 Desember 2015 - Mengikuti Kegiatan Poliklinik
Lampiran Kegiatan Dokter Muda
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

31

Lampiran Kegiatan Dokter Muda


Senam Usia Lanjut (USILA)
32

33

You might also like