Professional Documents
Culture Documents
2
3
4
5
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
10
11
12
13
14
15
16
saluran pernafasan untuk semua kelompok usia, dan nomor satu dari
17
18
19
20
21
22
23
24
strategi DOTS baru mencapai sekitar 10%. Sampai saat ini, program
25
Berdasarkan
10
BTA (+) baru dan 25 kasus BTA (+) relaps. Dari angka tersebut
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
telah menjalani sembuh. Data bulan Januari sampai dengan bulan Juli
23
hasil
pelaksanaan
program
penanggulangan
pelaksanaan
mampu
berperan
sebagai
pelaksana
pelayanan
keperawatan,
10
11
12
13
14
khususnya
15
16
keperawatan
merupakan
sasaran
dari
upaya
17
18
19
b. Rumusan Masalah
20
21
22
23
c. Ruang Lingkup
1
2
Bedah.
10
11
12
2003).
13
4. Lingkup Waktu.
14
15
16
17
18
19
20
21
22
a. Tujuan
1
2
6. Tujuan Umum :
Diperoleh
7
8
9
pengalaman
nyata
dalam
melaksanakan
asuhan
7. Tujuan Khusus :
a. Menerapkan proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
perencanaan,
pelaksanaan
dan
10
11
12
13
14
15
16
17
18
8. Bagi Profesi
19
20
21
22
23
9. Bagi Masyarakat
Untuk
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
agar
dapat
10
11
12
Metode
13
pemaparan
14
keperawatan.
15
16
17
yang
digunakan
kasus
dan
adalah
metode
menggunakan
deskriptif dengan
pendekatan
proses
18
19
20
21
22
23
2) Pemeriksaan fisik
10
11
12
13
14
15
16
3) Observasi
17
18
19
penunjang
20
21
22
23
terjadinya
TB
Paru
diantaranya
keadaan
keluarga
pengawasan
b.
dan
tindakan
minum
perilaku
obat,
pencegahan
memisah
alat
misal:
makan,
10
1
2
3
4
5
6A. Konsep Dasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
10
11
12
13
14
15
16
17
2001).
TB Paru adalah infeksi penyakit menular yang disebabkan oleh
18
19
Mycobacterium
20
21
tuberculosis,
suatu
basil
tahan
asam
yang
b. Etiologi
22
23
1)
Mycobacterium tuberculosis.
24
2)
Mycobacterium bovis
25
1
1
2
3
3)
resistensi
seseorang
terhadap
infeksi
4
5
Herediter:
b)
c)
tinggi.
9
10
d)
Pada
masa
puber
dan
remaja
dimana
masa
11
12
13
e)
14
15
yang kronik)
16
f)
17
reaksi
18
penyebarluasan infeksi.
19
g)
inflamasi
dan
memudahkan
20
21
h)
22
i)
23
j)
untuk
10
1
1
c. Patofisiologi
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
11
1
Kelanjutan
setelah
infeksi
primer
tergantung
dari
10
11
12
13
2)
14
15
16
17
18
pleura.
19
20
21
22
tetap menular.
23
12
1
1
d. Manifestasi Klinik
1.
Gejala Umum
superfisialis.
2.
a)
b)
Demam
10
11
12
13
14
15
16
17
18
2001).
19
c)
20
21
22
23
pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada
13
Batuk/batuk darah
1
1
10
11
12
d)
13
14
15
16
paru.(Bahar, 2001).
17
18
infiltrasi
19
20
21
radang
sudah
sampai
ke
pleura
sehingga
22
23
14
1
1
e)
Malaise
2003).
selain TB Paru. Oleh karena itu setiap orang yang datang ke unit
pelayanan
10
11
mikroskopis langsung.
12
15
dengan
gejala
13
14
kesehatan
dibedakan menjadi 2 :
1.
16
Penemuan
TB
Paru
17
18
19
20
21
mikroskopis.
22
Hasil
dilakukan
pemeriksaan
secara
pasif,
dinyatakan
artinya
positif
bila
23
15
1
1
2.
Pada anak-anak.
menderita
10
hari) dan terdapat gejala umum TB paru yaitu batuk lebih dari
11
2 minggu.
12
13
14
15
TB
Paru
kalau
mempunyai
sejarah
kontak
f. Klasifikasi TB Paru
Menurut Dep.Kes (2003), klasifikasi TB Paru dibedakan atas :
1) Berdasarkan organ yang terinvasi
a)
16
17
hasil
18
19
b)
pemeriksaan
dahak,
TB
Paru
dibagi
dalam
20
21
selaput jantung
22
23
16
1
1
a)
10
11
12
b)
13
14
sembuh,
15
16
c)
kemudian
kembali
berobat
dengan
hasil
17
18
19
20
d)
21
22
23
kembali berobat.
17
1
1
2
3
g. Komplikasi
Menurut Dep.Kes (2003) komplikasi yang sering terjadi pada
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
18
1
1
dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya
10
11
12
13
14
15
membunuh
16
17
18
19
20
21
kuman
persisten
sehingga
mencegah
terjadi
22
23
19
1
1
2
1)
Wanita hamil
10
11
12
yang dilahirkan.
13
2)
Ibu menyusui
14
15
16
Tuberkulosis)
17
18
19
3)
aman
untuk
ibu
menyusui.
Pengobatan
20
Rifampisin
21
22
23
non hormonal.
berinteraksi
dengan
kontrasepsi
hormonal
20
1
1
4)
Sebelum
dengan
5)
pengobatan
pengawasan
TB,
penderita
ketat.
dianjurkan
Penderita
kelainan
untuk
hati,
10
11
dimana pengobatan TB
12
13
sampai hepatitisnya
14
15
6)
16
17
18
19
20
7)
21
22
23
21
1
1
Penggunaan
8
9
10
11
12
13
14
15
Etambutol
pada
penderita
Diabetes
harus
16
f. Etionamid
17
2001)
18
19
20
21
22
23
22
1
1
adanya
2001)
2. Keluarga
kerjasama
yang
aik
dari
dokter,
paramedis,
a. Pengertian keluarga
Keluarga menurut Friedmann dalam Suprayitno (2004) adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan atau emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Menurut Burgess, dkk di dalam buku Friedman (1998), definisi
keluarga adalah :
6
7
10
11
tangga mereka.
12
13
14
15
saudari.
16
17
23
1
Menurut Whall di dalam buku Friedman (1998), definisi
keluarga adalah kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan
anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya
dicirikan oleh istilah-istilah khusus yang boleh jadi tidak diikat
darah atau hukum, tapi yang berfungsi demikian macam sehingga
mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.
1
b. Bentuk Keluarga
Menurut Friedman dalam Suprayitno (2004), bentuk keluarga
yang umum adalah :
dengan
berkembangnya
peran
individu
dan
10
11
12
24
1
1
6
7
8
9
pernah
menikah
(the
single
adult
living
alone).
10
11
12
menikah.
13
14
15
16
akhirnya
17
18
19
20
mereka
dinikahkan
oleh
pemerintah
daerah
21
22
23
25
1
1
c. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1998), fungsi-fungsi keluarga didefinisikan
sebagai hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga. Lima fungsi
keluarga yang dimaksud adalah :
dimana
anggota
penjagaan moral.
keluarga,
meliputi
pengurangan
tekanan
dan
10
11
anggota keluarga.
12
3) Fungsi reproduktif
13
14
15
16
Fungsi-fungsi
fisik
keluarga
dipenuhi
orangtua
dengan
17
18
terhadap bahaya.
19
20
26
1
1
5) Fungsi ekonomis.
10
11
12
13
14
15
pertama
16
17
18
27
1
1
anak perempuan-saudari.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
28
1
1
dengan
tahap-tahap
siklus
kehidupan
keluarga,
11
2) Membina
12
13
14
hubungan
dengan
keluarga
kelompok sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
e. Tugas Kesehatan Keluarga
Keluarga
sehat
harus
mampu
melaksanakan
tugas
29
1
Sesuai
kesehatan, keluarga
1)
anggota keluarga.
2)
3)
terlalu muda.
4)
keluarga.
9
10
5)
11
dengan
lembaga-lembaga
kesehatan.
Ini
menunjuk
12
kesehatan
dan
dengan
demikian
hanya
30
1
1B. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Kesehatan TB
2
Paru.
Pengkajian,
1.
(2)
Diagnosa
Keperawatan,
(3)
Perencanaan,
(4)
Pengkajian
10
11
12
13
a.
14
Penjajakan Tahap I
1) Data Dasar.
15
16
17
untuk memperoleh
18
keluarga meliputi :
19
20
(1)
23
21
22
(2)
31
1
1
(3)
Kontak
(4)
(5)
6
7
(6)
Hubungan
umum
anggota-anggota
keluarga
10
(7)
11
kebiasaan
12
senggang/hiburan.
13
14
tidur,
kebiasaan
makan,
waktu
b) Faktor Sosio-Budaya-Ekonomi
(1)
Penghasilan
dan
pengeluaran.
Status
ekonomi
15
16
(2)
17
(3)
18
(4)
19
(5)
20
partisipasi
21
masyarakat.
keluarga
dalam
kegiatan-kegiatan
22
23
32
1
1
(6)
2
Aspek
Adaptasi
(Adaptation)
Nilai Pernyataan
2
Saya puas bahwa saya dapat kembali
pada keluarga (teman-teman) saya un-tuk
membantu
pada
waktu
sesuatu
menyusahkan saya
Hubungan
1
Saya puas dengan cara teman-teman
(Partnership)
keluarga saya membicarakan sesuatu
Growth
1
dengan saya dan mengungkapkam
masalah dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga (te-manteman) saya menerima dan men-dukung
Afeksi
1
keinginan saya untuk melaku-kan aktivitas
(Afection)
atau arah baru
Saya puas dengan cara keluarga (temanteman) saya mengekspresikan afek dan
Pemecahan
berespon terhadap emosi-emosi saya,
(Resolve)
0
seperti marah, sedih atau mencintai.
Saya puas dengan cara keluarga (temanteman) saya dan saya menyedia-kan
waktu bersama-sama.
Jumlah
5
Sumber: Effendi (1998)
Interprestasi hasil:
3
4
: 7-8
: 4-6
: 1-3
c) Faktor-faktor lingkungan
(1)
33
1
1
(2)
Macam
lingkungan
tempat
tinggal
ventilasi,
komunikasi,
informasi
penerangan, kelembaban.
2
3
(3)
(4)
Fasilitas
5
6
transportasi
dan
mengenai TB Paru.
d) Riwayat Kesehatan/ Riwayat Medis
10
11
12
13
14
1998),
15
16
Paru.
bagaimana
pengobatan
yang
telah
17
18
19
20
penyakit TB Paru.
21
22
34
1
1
(4)
(5)
melihat
peranan
petugas
4
5
keluarga
2
3
Bagaimana
a) Diagnosis
resiko/resiko
tinggi
adalah
masalah
10
11
12
13
14
(1)
15
(2)
16
17
18
19
20
(1)
21
22
keluarga
23
kebutuhan
ketika
keluarga
kesehatannya
telah
dan
mampu
memenuhi
mempunyai
sumber
35
1
1
penunjang
b.
kesehatan
yang
memungkinkan
dapat
10
11
12
13
14
15
16
masalah TB Paru.
2) Mampu mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
17
18
Penyebab
19
20
Paru adalah :
21
22
23
dimana
keluarga
tidak
sanggup
mengambil
TB Paru.
b) Masalah TB Paru yang tidak menonjol.
36
1
1
3
4
5
6
Paru.
10
11
12
13
14
Paru.
c) Tidak adanya peralatan untuk perawatan penderita TB
Paru.
15
16
17
18
4) Mampu
memelihara
lingkungan
20
21
Hal-hal
22
23
adalah :
menyebabkan
pengembangan
bisa
mempengaruhi
dan
yang
19
yang
kesehatan
rumah
keluarga
tidak
pribadi
mampu
37
1
1
a) Sumber-sumber
keuangan, fisik.
b) Kurang
keluarga
dapat
melihat
tidak
seimbang
keuntungan
misalnya
pemeliharaan
4
5
d) Ketidakkompakan keluarga
5) Mampu menggunakan sumber-sumber di masyarakat guna
7
8
pemeliharaan kesehatan.
Hal-hal
yang
menyebabkan
keluarga
tidak
sanggup
10
11
Paru adalah :
12
13
14
fasilitas kesehatan.
15
16
kesehatan.
17
18
19
20
21
22
23
2.
38
1
1
a.
adalah :
10
11
12
13
14
15
16
antara lain:
17
18
19
20
21
22
23
gejala).
39
1
c. Diagnosa yang bersifat potensial
1
2
keperawatan
9
10
3.
kesejahteraan
adalah
transisi
dari
tingkat
Perencanaan
a. Penentuan prioritas masalah (skoring)
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Tabel 2. Skala untuk Menyusun Prioritas Masalah
20
No
1.
2.
Kriteria
Sifat masalah
Skala : Aktual
Ancaman/resiko
Keadaan Sejahtera
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skore
Bobot
1
3
2
1
2
40
3.
4.
2
1
0
1
3
2
1
1
2
1
0
1
2
Skala : Mudah
Sebagian
Tidak dapat
Potensial masalah dapat dicegah
Skala : Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah
Skala :
Masalah berat harus ditangani
Ada masalah tetapi tidak perlu
segera di tangani
Masalah tidak dirasakan
Skoring :
1)
2)
5
6
7
dengan
bobot.
Skor
X Bobot
Skor tertinggi
10
11
12
13
14
15
16
41
1
1
tidak efektif.
1)
masalah TB Paru.
Tujuan
jangka
panjang
adalah
manajemen
regimen
10
11
12
13
dengan kriteria :
14
a)
15
16
17
b)
18
19
20
Intervensi :
21
a)
22
23
42
1
b)
TB Paru.
c)
4
5
2)
TB Paru
10
Paru efektif
11
Tujuan
12
keperawatan
13
14
15
pengobatan TB Paru.
16
Intervensi :
17
a)
18
b)
pendek
keluarga
setelah
mampu
dilakukan
mengambil
tindakan
keputusan
dilakukan.
19
c)
20
21
jangka
3)
22
23
43
1
1
Paru efektif.
a)
b)
Nutrisi TKTP
c)
Istirahat cukup.
Intervensi :
10
a)
11
b)
12
13
c)
14
d)
15
e)
Anjurkan
untuk
memperhatikan
dan
16
f)
17
Beri
reinforcement
positif
terhadap
tindakan
18
19
keluarga
4)
20
berhubungan
21
22
23
dengan
ketidakmampuan
keluarga
44
1
1
Paru efektif
Tujuan
langsung.
10
Intervensi :
11
a)
jangka
pendek
setelah
dilakukan
tindakan
12
13
ruangan
14
matahari langsung.
b)
15
tidak
lembab,
terkena
sinar
16
c)
17
18
19
tersendiri,
5)
20
berhubungan
21
22
23
Paru efektif
dengan
Ketidakmampuan
menggunakan
45
1
1
Tujuan
keperawatan
Intervensi :
a)
b)
4.
jangka
pendek
keluarga
setelah
mau
dilakukan
tindakan
memanfaatkan
fasilitas
Pelaksanaan.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
5.
Evaluasi
Evaluasi
merupakan
langkah
terakhir
dalam
proses
23
46
1
1
Evaluasi
bertujuan
untuk
menilai
tujuan
dalam
rencana
10
11
12
13
14
15
16
17
a.
18
19
b.
20
21
47
1
1
c.
d.
10
a.
Keadaan
fisik
misalnya
meningkatnya
berat
badan,
11
12
13
b.
14
15
16
c.
17
18
19
Metode yang digunakan dalam evaluasi menurut Bailon dan
20
21
22
a.
23
48
1
1
pengukuran suhu.
b.
obat.
c.
10
11
12
13
14
15
16
17
20
21
22
1.
49
1
Disebut
juga
catatan
tradisional
dimana
setiap
atau tim kesehatan lain. Catatan ditulis dalam bentuk naratif, sering
2.
10
11
12
a.
Data dasar
13
14
15
16
pemeriksaan laboratorium.
17
18
19
b.
Daftar masalah
20
21
data dasar yang tidak dalam skala normal, masalah yang muncul
22
50
1
1
kesehatan keluarga.
c.
Catatan perkembangan
10
11
12
3.
13
14
15
4.
16
17
18
19
20
5.
Focus Charting
21
22
23
51
1
1
keperawatan
keluarga
telah
terdapat
standar
untuk
diterima semua pihak, maka harus mempunyai landasan yang kuat dan
a.
9
10
b.
c.
Pilih
kata-kata
d.
untuk
mengkomunikasikan
15
16
17
pendokumentasian adalah :
18
1.
19
20
kunci
pendapat.
13
14
11
12
2.
21
22
3.
23
4.
24
5.
52
1
1
6.
7.
8.
4
5
6
9.
10
11
12
53
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Hari/ tanggal
Waktu
: 08.30 WIB
Tempat
: Rumah Bp. S
Sumber
Metode
:Wawancara,
Observasi,
Puskesmas.
Pemeriksaan
fisik,
Studi
dokumentasi
1. Struktur dan Sifat Keluarga
a. Identitas kepala keluarga
1) Nama
: Bp. S
2) Umur
: 37 th
3) Jenis kelamin
: laki-laki
4) Agama
: Islam
: Pedagang
7) Alamat
8) Suku/kebangsaan
: Jawa/Indonesia
54
1
b. Daftar anggota keluarga
N
o
Nama
U
mu
r
Aga
ma
L/
P
1.
Ny.Sn
32
Islam P
2.
3.
Ny. W
Tn.St
33
29
Islam P
Islam L
4.
Ny. F
25
Islam P
Hub.
dg. KK
Pendidi
kan
Pekerjaan
keteranga
n
Istri
SD
IRT
Adik KK
Adik
ipar
Adik KK
SLTP
SLTP
Karyawan
Buruh
Riwayat
anemia
Sehat
Sehat
SLTP
Baby
sitter
Sehat
55
1
g. Fungsi keluarga
1). Afektif
Hubungan antar anggota keluarga Bp.S terjalin dengan baik,
saling menghargai, menghormati, cukup terjalin kehangatan hanya
saja Ny N yang sakit TBC sukar diatur mengenai kebiasaan yang
merugikan bagi penyakitnya. Hubungan dengan orang lain /
tetangga baik, tidak pernah bertengkar dan rukun.
2). Sosial
Interaksi dalam keluarga Bp. S terjalin dengan baik tetapi tidak
ada
aturan
atau
disiplin
apapun,
budaya
khusus
yang
sebagai
seorang
pedagang
roti
eceran
dengan
menggunakan sepeda.
5). Perawatan kesehatan
Untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan perawatan keluarga,
ketika ada anggota keluarga yang sakit diobati sendiri dulu, jika
tidak sembuh dibawa ke puskesmas.
56
1
h. Hubungan antar anggota keluarga.
1) Hubungan suami - istri
Hubungan antara Bp. S dan Ny. Sn harmonis, satu sama lain
saling mendukung, jika ada masalah dimusyawarahkan bersama.
2) Hubungan antara orang tua - anak
3) Hubungan antara anak anak
4) Hubungan anggota keluarga baik dengan anggota keluarga
maupun keluarga lain
Harmonis, antara anggota keluarga saling mengunjungi, saling
menolong dan berbincang bersama.
i. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan keluarga antara Bp. S dan Ny.
Sn selalu bermusyawarah, walaupun sebagian besar pengaruh dari
Bp. S.
j. Kebiasaan anggota keluarga sehari-hari.
1) Pola Nutrisi
Bp. S makan 3 kali sehari, jenis nasi, sayur mayur, lauk bervariasi
(tempe, tahu, kadang-kadang ikan atau ayam) makan habis 1 porsi.
Semenjak menderita TB paru Bp. S disaranjkan oleh perawat
untuk makan banyak, Bp. S selalu menambah porsi makan
sampai porsi dari porsi biasanya dengan jenis lauk bervariasi
(tempe, tahu, seminggu sekali ikan atau ayam), menghindari
57
1
makanan pedas, berminyak dan minum es. Bp. S minum 5-6
gelas sehari berupa air putih dan teh manis.
Ny. Sn makan 3 kali sehari, jenis nasi, sayur mayur khususnya
yang tinggi protein dan tinggi Fe (bayam, kangkung, kacang
panjang) lauk bervariasi (tempe, tahu, kadang-kadang ikan atau
ayam), makan habis 1 porsi. Minum 4-5 gelas berupa air putih
dan teh. Ny Sn menyatakan tidak mempunyai makanan
pantangan atau alergi terhadap jenis makanan tertentu.
Tn. St makan 3 kali sehari dengan menu bervariasi minum 7
gelas sehari berupa air putih dan teh.
Ny F makan 3 kali sehari dengan makan pokok nasi, lauk yang
dimakan bervariasi. Makanan kesukaan yang berasa gurih. Porsi
sekali makan 1 piring penuh. Ny. F minum sekitar 7-8 gelas/hari
berupa air putih, teh dan kadang jus buah.
Ny. W jarang makan dirumah, karena ia pulang kerumah setiap 2
minggu sekali.
Makanan dicuci dulu sebelum disajikan, makanan disajikan setelah
dimasak menggunakan bahan bakar kompor minyak. Keluarga Bp.
Shanya memasak sekali pada pagi hari dan disediakan selama
satu hari, jarang mengalami kelebihan makanan.
Keluarga tidak pernah makan dalam satu ruangan. Selama
menderita TB paru, alat makan Bp. S disendirikan dan tidak
pernah makan bersama dalam satu piring dengan anggota
keluarga lain.
58
1
2) Pola Aktivitas-Istirahat
Bp. S bekerja dari pagi hingga sore berjualan roti dengan
menggunakan sepeda tidur kurang lebih 5-6 jam sehari pada
malam hari. Bp. S tempat tidur tidak tetap, hanya sesekali saja
tidur di kamar dan lebih sering tidur dilantai di depan televisi di sofa,
selama sakit Bp. S tidur terpisah dengan istrinya. Bp. S
menyatakan bahwa roti yang dijualnya dibungkus dengan plastik
dan Bp.S sering cuci tangan untuk menghindari konsumen tertular
penyakitnya, sehingga 4 tahun yang lalu, Bp. S pernah bekerja di
pabrik kayu selama 3 tahun dan terpapar asap debu dan kayu.
Ny. Sn bekerja mengurus rumah (mencuci, menyapu lantai,
memasak, mengepel, membersihkan kandang ayam) dibantu oleh
Ny. F, tidur kurang lebih 6-8 jam sehari di kamar tidur dan sejak
Bp. S menderita penyakit TB paru, Bp. Ssudah tidak tidur
sekamar dengan Bp. S.
Tn. St bekerja sebagai buruh bangunan, tidur kurang lebih 8 jam
sehari, dikamar tidur terpisah.
Ny.F bekerja sebagai baby sitter pada pagi hari sampai sore
hari, kadang membantu mengurusi rumah tangga, tidur kurang
lebih 7 jam sehari di kamar tidur.
Ny. W bekerja sebagaiu karyawan swasta di Tahunan, istirahat di
rumah yang terpisah, 2 minggu sekali pulang dan tidur dikamar
bersama Tn. St
Keluarga tidak ada keluhan mengenai gangguan tidur.
59
1
3) Rekreasi
Bp. S menyatakan bahwa keluarga tidak berekreasi rutin, namun
jika desa mengadakan rekreasi bersama, keluarga biasanya ikut. Di
rumah keluarga mempunyai sarana hiburan keluarga berupa satu
buah televisi dan satu buah radio.
4) Pemanfaatan waktu luang
Waktu senggang keluarga dimanfaatkan untuk berbincang bersama
seluruh angota keluarga. Bp. S banyak mempunyai waktu luang
semenjak menjalani pengobatan TB Paru. Bp. S mengisi waktu
luang dengan menonton televisi atau tidut-tiduran.
5) Pola eliminasi.
Keluarga Bp. S
kurang lebih 4-6 kali sehari, di WC, tidak ada keluhan nyeri saat
b.a.k. Selama menjalani pengobatan TB Paru, Bp. S mengatakan
heran karena warna air kencing dan fesesnya menjadi kuning
kemerahan/oranye.
Keluarga Bp. S mempunyai kebiasaan buang air besar sekali
sehari, di WC dalam rumah
6) Pola kebersihan diri.
Keluarga Bp. S mandi 2 kali sehari dengan sabun mandi dikamar
mandi. Keluarga menggosok gigi 2 kali sehari, semenjak diketahui
menderita TB paru, Bp. S memliki alat gosok gigi sendiri.
Keluarga Bp. S keramas 2 hari sekali dengan shampoo.
60
1
Keluarga TnP mencuci tangan sebelum makan, kasur dijemur I
minggu sekali, sprei diganti seminggu sekali.
7) Kebiasaan keluarga yang merugikan.
Keluarga Bp.S tidak ada yang mempunyai kebiasaan merokok.
Bp. S mempunyai sapu tangan untuk menutupi saat batuk dan
juga menyatakan tidak meludah disembarang tempat, ia meludah
di kaleng cat bertutup yang di beri cairan bayclin.
k. Tahap dan Tugas perkembangan keluarga.
Tahap perkembangan keluarga Bp. S saat ini adalah keluarga
pemula karena ia belum mempunyai anak, anak pertamanya
meninggal setelah 1 jam dilahirkan karena lahir prematur (usia
kandungan 26 minggu).
Keluarga sudah menjalankan tugas perkembangan keluarga
dengan
anggota
keluarga
saling
menyesuaikan
diri
dan
melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan perannya masingmasing, Bp.S mencari nafkah, Ny.Sn mengurusi urusan rumah
tangga.
Ny. Sn juga nampak akrab dan harmonis dengan saudara Bp.S
hal ini dibuktikan adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara
N. Sn dengan keluarga Bp. S.
Keluarga Bp. S menyatakan ingin memiliki anak, hanya saja
kedua kehamilan istrinya gagal, namun Bp. S dan Ny. Sn masih
tetap ingin memiliki anak.
61
1
2. Faktor Sosial. Ekonomi, dan Budaya.
a. Penghasilan dan pemanfaatannya.
Penghasilan keluarga Bp. S bersumber dari penghasilan harian
Bp. S sebagai pedagang roti eceran dengan menggunakan sepeda.
Hasilnya. Hasil berkisar antara Rp 10.000-Rp 25.000/hari, jika Bp. S
tidak bekerja, maka tidak memiliki penghasilan.
b. Penggunaan dana keluarga
Bp. S mengatakan bahwa berapapun penghasilan yang didapat
keluarga merasa cukup untuk makan dan biaya kesehatan, walaupun
kadang kurang terutama jika banyak dana yang keluar untuk
kepentingan hubungan sosial.
c. Pengelolaan dana di keluarga
Penghasilan Bp. S dikelola oleh Ny. Sn.
d. Hubungan Keluarga Bp. S dengan masyarakat.
Bp. S maupun Ny. Sn aktif dalam kegiatan perkumpulan yang
ada di desa seperti dasawisma, pengajian, kerja bakti, perkumpulan
campursarian,
maupun
kegiatan
olahraga
didesanya.
Setelah
62
1
3. Faktor Lingkungan.
a. Rumah
1) Denah
8
12 m
6
5
6m
Keterangan :
: Pintu
: Jendela
: Lubang angin
1
: Ruang tamu
: dapur
: Ruang makan
: Kamar mandi
NY. W
dan Ny. Sn
5
: Ruang sholat
63
1
3) status pemilikan rumah : milik sendiri.
4) Dinding rumah : tembok.
5) Atap terbuat dari genteng, langit-langit dari bambu
6) Lantai rumah semen, lantai bersih rumah.
7) Ventilasi rumah ada, berupa lubang-lubang angin, pintu dan
jendela. Jendela hanya terdapat di ruang tamu dan dikamar Bp.
S, sehingga pencahayaan di ruang tengah kurang, jendela dan
pintu, dibuka setiap pagi. Terdapat lubang angin kecil berukuran 30
x 50 cm pada dapur dan kamar tidur. Keluarga menyatakan bahwa
ruang tengah, kamar tidur Ny. W dan Ny. F memang yang gelap
b. Sarana memasak
Keluarga Bp. S memasak dengan menggunakan kompor minyak,
tempat penyimpanan alat masak didapur yang terkena sinar
matahari.
c. Sampah
Keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah. Sampah yang
menumpuk dibakar atau dibuang di lubang sampah yang berada di
belakang rumah dan samping kiri rumah, baru kemudian dibakar.
d. Sumber air
Sumber air yang digunakan keluarga untuk keperluan sehari-hari
berasal dari sumur gali. Kualitas air sumur baik, warna jernih, tidak
berbau, kebersihan sumur cukup.
64
1
e. Keluarga Bp. S mempunyai jamban keluarga berlantai keramik kasar,
kebersihan jamban cukup.
f. Pembuangan air limbah.
Air limbah rumah tangga dialirkan melalui saluran air ke sungai di
belakang rumah berjarak 12 meter.
g. Kandang ternak.
Di samping kiri rumah terdapat kandang ayam, kebersihan
kandang cukup, jumlah ayam sebanyak 9 ekor. Ny. Sn mengatakan
bahwa setiap hari ia yang membersihkan kandang tersebut. Di depan
rumah terdapat dua buah kandang burung milik Tn. Sp kakak klien,
keadaannya cukup bersih.
h. Halaman.
Teras rumah digunakan oleh keluarga Bp. S untuk berbincang
bersama anggota keluarga maupun dengan tetangga,
Halaman rumah Bp. S digunakan untuk jalan masuk ke kampung.
i. Kamar mandi
Kamar mandi keluarga Bp. S cukup bersih, terdapat bak mandi
khusus ukuran 1 x 0,5 meter.
65
1
j. Lingkungan rumah
1) Geografi rumah : rumah berada di pinggir jalan, cukup dekat
dengan jalan raya antar pedesaan.
2) Jarak rumah Bp. S dengan tetangga cukup dekat, kurang lebih 7
meter ke kanan, 10 meter ke kiri dan 10 meter ke depan.
3) Suasana di sekitar rumah cukup tenang, tetapi bila banyak
tetangga datang/bermain lingkungan rumah menjadi sangat ramai.
k. Fasilitas pendidikan
Jarak rumah dengan fasilitas pendidikan terdekat yaitu SD kurang
lebih 400 meter.
l. Fasilitas perdagangan
Jarak rumah dengan fasilitas perbelanjaan yaitu pasar Bibis dan
pasar Gamping kurang lebih 1 Km.
m. Fasilitas kesehatan
Jarak rumah dengan Puskesmas Godean II kurang lebih 1 km.
n. Fasilitas peribadatan
Jarak rumah dengan Masjid kurang lebih 100 m.
o. Sarana hiburan
Sarana hiburan yang ada dirumah adalah televisi dan radio.
p. Sarana transportasi keluarga adalah sepeda motor.
Sarana transportasi keluarga adalah sepeda motor dan sepeda
66
2000
sesek
1986
29
u
j
h
j
37
1978
2004
lahir prematur
Keterangan :
: Laki laki
: Garis perkawinan
: Perempuan
: Garis keturunan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
b. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga
Bp. S menyatakan batuk-batuk sejak 1 tahun yang lalu, diobati
dengan obat pasaran dan kambuh-kambuhan. Sejak 2 minggu yang
lalu, Bp. S batuk-batuk berdahak khususnya di pagi hari, sesek
disertai dengan panas, diobati dengan obat pasaran tidak sembuh
kemudian dibawa ke Puskesmas Godean II, disarankan cek dahak
sekeluarga dan di beri obat, hasilnya panas turun dan sesek
berkuran, namun batuk tidak berkurang. 3 hari yang lalu, dahak
dikirim
ke
Puskesmas,
hasilnya
BTA
positif
dan
langsung
67
1
mendapatkan FDC kategori I. Bp. S menyatakan telah mengetahui
bahwa penyakit yang dideritanya karena ada bakteri pada paru yang
menular lewat udara, percikan ludah dan harus diobati selama 6
bulan.
Puskesmas pada hari Senin, diantar oleh adik iparnya atau berangkat
sendiri menggunakan sepeda motor. Bp. S mengatakan bahwa
perawatan TB Paru adalah tidak kontak/berbicara dengan orang lain
dengan jarak dekat, alat makan disendirikan, meludah dalam tempat
khusus yang terbuat dari kaleng cat yang di beri cairan bayclin dan
menutup mulut saat batuk dengan tisu/ sapu tangan. Bp. S
menyatakan belum pernah ada kontak dengan orang yang terkena
TB, namun 4 tahun yang lalu pernah bekerja di pabrik kayu selama
2 tahun dan kontak dengan debu dan serbuk kayu.
Ny Sn mengatakan bahwa 7 bulan yang lalu, ia operasi anak lahir
prematur karena ibu anemia, anak meninggal setelah 1 hari
perawatan di RS Sleman. Setelah melahirkan Hb Ny. Sn 7,3 mg/dl,
kemudian mendapatkan tranfusi sebanyak 2 kolf dan Hb meningkat
menjadi 11,8 mg/dl dan diperbolehkan pulang. Ny. Sn menyatakan
pernah di beri penyuluhan dan telah mengerti tentang anemia, tanda
dan gejala, cara perawatan dan pengobatannya. Ny. Sn makan
makanan TKTP tinggi Fe, mengatur istirahat, namun tidak kontrol
karena hambatan finansial.
68
1
Anggota keluarga lain baik Tn. St, Ny. W, maupun Ny. F
menyatakan tidak pernah mengalami gangguan kesehatan yang
serius.
c. Kebiasaan memeriksakan diri dan minum obat
Keluarga Bp. S menyatakan bahwa setiap hari Senin Bp. S
harus pergi ke Puskesmas untuk mengambil obat dan diperiksa
dokter. Bp S minum obat setiap hari 3 kaplet sekali minum dengan
Ny. Sn sebagai pengawas minum obatnya.
Untuk anggota keluarga lain datang ke tempat pelayanan
kesehatan hanya saat merasa ada keluhan mengenai kesehatan
d. Riwayat kehamilan, persalinan dan menstruasi.
Ny Sn mengalami kehamilan 2 kali, kehamilan pertamanya 1
tahun yang lalu keguguran pada usia kehamilan 12 minggu karena
kelelahan dan terjatuh dari sepeda, kemudian ditolong oleh bidan.
kehamilan kedua lahir prematur usia kehamilan 26 minggu ditolong
dokter dengan cara operasi di RS Sleman, anak meninggal. Saat ini
NyN masih menstruasi namun teratur, sekitar 1 bulan sekali, lama
menstruasi 4-6 hari, tidak ada nyeri atau pegal-pegal pada saat
menstruasi.
e. Riwayat Keluarga Berencana
NyN mengatakan bahwa ia tidak mengikuti program KB dengan
alasan karena masih ingin hamil lagi dan mempunyai anak.
69
1
f. Riwayat kesehatan Mental-Psikososial-Spiritual
1) Memenuhi kebutuhan Jiwa.
Bp. S menyatakan bahwa keluarga ingin maju termasuk juga
dalam masalah kesehatan. NySn mengatakan semua keadaan
keluarga cukup merasa tenang, aman dan tentram.
2) Pemenuhan Status Sosial.
Keluarga tidak merasa dikucilkan maupun dibenci oleh masyarakat
di sekitarnya.
3) Riwayat kesehatan mental keluarga.
Tidak ada riwayat gangguan jiwa pada keluarga maupun anggota
keluarga yang merasa tertekan, kecewa maupun merasa bersalah.
4) Gangguan mental anggota keluarga
Tidak ada perilaku anggota keluarga yang menonjol seperti agresif,
ekstrem, suka melamun, suka menyendiri.
g. Riwayat Spiritual keluarga.
Keluarga menjalankan ibadah sholat 5 waktu. Keluarga terutama
Bp. S selalu berdoa agar dirinya sembuh.
h. Pemeriksaan fisik
1) Bp. S
TD : 100/70 mmhg, N: 80 x/mnt, RR: 28 x/mnt, S:36, 4 C
BB : 55 kg , TB : 165 cm, IMT: 20.2 %
Bp. S menyatakan berat badannya sejak 1 tahun yang lalu tetap
55 Kg.
70
1
Kepala : bentuk normochepal, tidak ada kelainan penglihatan,
konjungtiva tidak anemis, rambut hitam tak beruban, kulit kepala
bersih, wajah tampak pucat, tidak menggunakan pernafsan cuping
hidung. Terdapat pembesaran kelenjar limfe di dagu
Leher : tidak ada perbesaran kelenjar limfe maupun kelenjar tiroid.
Dada : bentuk pigeon chest, ekspansi dada simetris, tidak
menggunakan otot pernapasan tambahan, RR : 28 X/menit, pola
nafas dangkal dan cepat, perkusi suara resonan pada dada kiri
maupun kanan , tidak ada massa maupun nyeri tekan, auskultasi
tracheal maupun bronkheal terdengar ronchi.
Perut : perut simetris, perkusi suara timpani, palpasi perut di semua
kuadran tidak mengeluh nyeri, tidak ada nyeri epigastrium.
Ekstremitas : anggota gerak atas dan bawah lengkap tidak ada
kelemahan otot.
Selama 2 jam saat pengkajian, Bp. S batuk tidak menghadap
kepada orang lain dan menutup mulut. APGAR keluarga skor 9
(fungsi keluarga baik),
Hasil laboratorium (17-07-2006) tes dahak pagi: BTA positif
Terapi TB Paru : Fix Dose Combination (FDC) Dosis kategori I (2
HRZE/4H3R3) : 3 tablet/hari, paracetamol 500 mg dan Antasida
DOEN kalau perlu.
2) Ny. Sn
BB : 39 kg
TB : 140 cm.
71
1
Kepala : bentuk normochepal, konjungtiva agak anemis.
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Dada : ekspansi dada simetris, tidak ada tarikan dinding dada, RR :
19X/menit, tidak ada suara ronchi.
Perut : bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan.
Ekstremitas : tidak ada kelainan anggota gerak, tidak ada
kelemahan otot.
3) Ny. W
Keluarga menyatakan bahwa Ny. W bekerja di Tahunan dan
hanya pulang 2 minggu sekali sehingga perawat tidak bisa
melakukan pengkajian fisik secara langsung.
Keluarga menyatakan bahwa Ny. W tidak pernah mengalami
gangguan kesehatan yang serius.
4) Tn. St
BB : 54 kg
TB : 167 cm
88 x/mnt.
Kepala : bentuk normochepal, konjungtiva tidak anemis.
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Dada : ekspansi dada simetris, tidak ada tarikan dinding dada, RR :
16X/menit, tidak ada suara ronchi.
Perut : bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan.
Ekstremitas : tidak ada kelainan anggota gerak, tidak ada
kelemahan otot.
72
1
5) Ny. F
BB : 54 kg
TD : 110/70 mmHg
secara
umum
tentang
penyakit,
perawatan
dan
73
1
diberikan oleh perawat yang menanganinya.
74
1
Analisa Data
Data
1
Masalah
2
DS :
Manajemen
Bp. S menyatakan telah regimen terapeutik
mengetahui bahwa penyakit Keluarga Bp.S
yang dideritanya karena ada tidak efektif
bakteri pada paru yang
menular
lewat
udara,
percikan ludah dan harus
diobati selama 6 bulan
Keluarga Bp. S mengetahui
secara
umum
tentang
penyakit, perawatan dan
pengobatan yang diderita
dari perawat Puskesmas
Godean II, hanya saja
keluarga Bp. S menyatakan
belum tahu bagaimana tanda
dan gejala TB paru, apa
komplikasi penyakit, gizi
pada penderita TB paru, efek
samping obat dan apa akibat
dari putus minum obat.
Keluarga
Bp.
S
menyatakan serius dalam
menanggapi masalah TB
Paru
yang
dialaminya
dengan
minum
obat
sejumlah 3 buah sekali
minum setiap hari yang
didukung dan diawasi oleh
Ny. Sn, selain itu Ny. Sn
sebagai
PMO
juga
mendengarkan
dan
menanggapi keluhan Bp. S
selama pengobatan, misal
ketika Bp. S merasa mual
Ny.
Sn
langsung
menyarankan agar minum
obat antasida DOEN yang
diberikan oleh perawat yang
menanganinya.
selain itu
untuk mencegah penularan
Bp. S mengurangi kontak
jarak dekat dengan orang
lain, tidur sendiri, alat-alat
2
Penyebab
3
Ketidakmampuan
keluarga merawat
Bp. S yang
mengalami TB
Paru karena
ketidaktahuan
tentang
perawatan dan
pengobatan yang
tepat dan karena
faktor finansial
75
76
ketidakmampuan
keluarga
menciptakan
lingkungan
fisik
untuk mencegah
penularan
TB
Paru
77
1
mulut saat batuk
Keluarga Bp. S juga
membersihkan lantai rumah
dan langit-langit, menjemur
kasur dan mengganti sprei
tiap seminggu sekali, serta
membuka jendela dan pintu
setiap pagi hari
DO :
Bp. S tinggal serumah
dengan anggota keluarganya
yaitu Ny. Sn, Ny. W, Tn.
St, dan Ny. F.
Jendela hanya terdapat di
ruang tamu dan dikamar Bp.
S, sehingga pencahayaan
di ruang tengah kurang,
jendela dan pintu, dibuka
setiap pagi. Terdapat lubang
angin kecil berukuran 30 x
50 cm pada dapur dan
kamar tidur.
Rumah Bp. S dinding dari
tembok, langit-langit bersih,
lantai dari semen bersih
Selama
2
jam
saat
pengkajian, Bp. S batuk
tidak menghadap kepada
orang lain dan menutup
mulut dengan tisu/ sapu
tangan. Bp. S tidur terpisah
dari istrinya, . Bp. S
menyatakan bahwa roti yang
dijualnya dibungkus dengan
plastik dan Bp.S sering cuci
tangan untuk menghindari
konsumen
tertular
penyakitnya.
Bp. S mempunyai tempat
meludah
khusus
yang
terbuat dari kaleng cat
bertutup yang diberi cairan
bayclyn
78
1
B. Diagnosa Keperawatan
1. Manajemen regimen terapetik keluarga Bp. S tidak efektif
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat Bp. S
yang mengalami TB Paru karena ketidaktahuan tentang perawatan
dan pengobatan yang tepat serta karena faktor financial ditandai
dengan:
DS :
Bp. S menyatakan
telah mengetahui
79
Bp. S makan 3 kali sehari, jenis nasi, sayur mayur, lauk bervariasi
(tempe, tahu, kadang-kadang ikan atau ayam) makan habis 1 porsi.
Semenjak menderita TB paru Bp. S disaranjkan oleh perawat
untuk makan banyak, Bp. S selalu menambah porsi makan
sampai porsi dari porsi biasanya dengan jenis lauk bervariasi
(tempe, tahu, seminggu sekali ikan atau ayam), menghindari
makanan pedas, berminyak dan minum es. Bp. S minum 5-6
gelas sehari berupa air putih dan teh manis.
DO:
80
1
mendapatkan FDC kategori I. Pemeriksaan fisik Bp. S RR: 28
x/mnt, pola nafas, terdapat pembesaran kelenjar limfe di dagu,
Dangkal dan cepat, bentuk dada pigeon chest, suara nafas ronkhi
Jika ada anggota keluarga Bp. S yang sakit diobati sendiri atau di
bawa ke Puskesmas
81
DO :
82
1
Penentuan prioritas masalah
Masalah: Management regiment terapetik pada keluarga Bp. S tidak efektif
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat Bp. S yang
mengalami TB Paru karena ketidaktahuan tentang perawatan dan pengobatan
yang tepat serta karena faktor financial
No
1
Kriteria
Sifat masalah
-defisit
Hitu
Skore
Pembenaran
ngan
3/3x1
1/2x2
2
Kemungkinan
masalah dapat
diubah
-sebagian
Potensial masalah
dapat dicegah:
-sedang
2/3x1
Menonjolnya
masalah
-Merasa ada
masalah dan
segera ditangani
Total
2/3
1
2/2x1
3 2/3
83
Kriteria
Sifat masalah
Ancaman
Hitungan Skore
Pembenaran
2/3
2/3x1
Kemungkinan
masalah
dapat diubah
-sebagian
1/2x2
Faktor pendukung;
-Rumah Bp. S langit-langit bersih,
lantai dari semen bersih, jendela dan
pintu di buka setiap pagi
Faktor penghambat:
-Pencahayaan dirumah Bp. S kurang
Potensial
masalah
dapat
dicegah:
-sedang
2/3x1
2/3
Menonjolnya
masalah
-merasa ada
masalah dan
segera
ditangani
TOTAL
2/2x1
3 1/3
84
1
1C.
No
Dx
1
1
Perencanaan
Tujuan
Tindakan
2
3
4
20 Juli 2005
20 Juli 2005
1. Berikan
reinforcement
Jam 09.00 WIB
Jam 09.00 WIB
positif
pada
Manajemen regimen
Goal :
keluarga dan
terapetik keluarga Bp. S manajemen
motivasi
tidak efektif berhubungan regimen terakembali atas
dengan ketidakmampuan peutik keluarga
tindakan yang
keluarga merawat Bp. S TnP efektif.
telah
yang mengalami TB Paru
dilakukan
Objektif :
karena ketidaktahuan
Bp. S mitentang perawatan dan
num
OAT
Setekah
pengobatan yang tepat
rutin, dengan
dilakukan
serta karena faktor
Ny.
Sn
tindakan
financial ditandai dengan: keperawatan
sebagai
PMO
pada Bp. S
DS :
selama
3
x
24
Keluarga
Bp. S menyatakan
telah
telah
mengetahui jam, keluarga
mam-pu
menciptakan
bahwa penyakit yang
merawat
Bp.
lingkungan
dideritanya
karena
S
dengan
yang bersih
ada bakteri pada paru
kriteria
:
Memeriksayang menular lewat
udara, percikan ludah Keluarga
kan anggota
dan harus diobati
keluarganya
mengetahui
Implementasi
Evaluasi
Rasional
5
6
7
Penghargaan
20 Juli 2005
20 Juli 2005
menguatkan
Jam 09.30 WIB Jam 09.00 WIB
keluarga untuk
Mengatakan
S:
melanjutkan
Bp. S mekepada
kelutindakan dan
arga
bahwa
ngatakan
meningkatkan
apa
yang
akan
terus
harga diri dan
dilakukan
minum obat
Motivasi
keluarga yaitu
sampai
menimbulkan
sembuh.
dorongan pada berobat rutin
Besok hari
keluarga untuk dengan PMO,
menciptakan
senin akan
melakukan
lingkungan
mengambil
tindakan
yang bersih,
jatah obat di
dan
Puskesmas.
mengontrol
Ny.
Sn
anggota
mengatakan
keluarga yang
bahwa
Bp.
sakit
itu
S pagi tadi
bagus
dan
sudah
sebaiknya di
minum obat
terus-kan.
3
tablet
Menanyakan
sekaligus.
kepada Bp.
bersambung
85
1
tentang tanda
ke
1sambungan
1
2
3
4
5
6
7
selama 6 bulan
dan gejala TB Puskesmas
Motivasi
S
apakah O:
86
1
oleh Ny. Sn,. selain
1sambungan
1
2
itu untuk mencegah
penularan
Bp.
S
mengurangi
kontak
jarak dekat dengan
orang lain, tidur sendiri,
alat-alat makan dipisah
dan dijemur setelah
dicuci
Keluarga Bp. S juga
membersihkan
lantai
rumah dan langit-langit,
menjemur kasur dan
mengganti sprei tiap
seminggu sekali, serta
membuka jendela dan
pintu setiap pagi hari
Bp. S menyatakan
makan habis 1 porsi.
Semenjak menderita TB
paru Bp. S disarankan
oleh perawat untuk
makan banyak, Bp. S
selalu menambah porsi
makan sampai porsi
dari porsi biasanya
mampu
menyediakan
obat.
Salah satu
Arif
3
4
5
6
7
bersambung
diit TKTP
4. Libatkan
Keberhasilan
20 juli 2006
20 juli 2006
Keluarga
keluarga
terapi pada TB jam 16.30 WIB j 17.00 WIB
dalam PMO, Paru
adalah memberi
S:
mengetahui
jelaskan
karena
peran
Keluarga
pentingmya
penyuluhan
tentang
dan
fungsi keluarga
istirahat teratur
menyatakanp
peran dan Pengawas
dan memotivasi
tentang:
enyakit TB itu
fungsi PMO. minum obat
Bp. S untuk
penyakit TB disebabkan
istirahat teratur
oleh
bakteri
Paru
Dahak
yang
Bp. S minum
Tanda dan dan menular,
5.
Ajarkan
dan
masih
berada
tandanya
OAT rutin
gejala
demonsdi
saluran
batuk
lebih
Bp. S kontrol
komplikasi
trasikan
nafas
dapat
dari
3
minggu,
ke Puskesmas
TB Paru
terapi moda- dikeluarkan
berdahak
rutin
setiap
efek
litas
keluardengan
batuk
khususnya
seminggu
samping
ga
tentang
efektif.
pagi hari
sekali..
obat
teknik nafas
Bp.
S
akibat dari
dalam dan
menyatakan
putus
batuk efektif
jadi kencing
minum obat dan ee saya
Penderita TB
memberi
paru :
Membantu
jadi
merah
penyuluhan
sebagai
Hindari
karena minum
tentang PMO:
pengencer
minum
obat itu Cuma
dan efek
dahak
non peran
yang
fungsi PMO
obat
Manis,
saja..tidak
jenis,
dosis, berbahaya
anjurkan
87
1
dengan
jenis
lauk
bervariasi (tempe, tahu,
1sambungan
1
2
seminggu sekali ikan
atau
ayam),
menghindari makanan
pedas, berminyak dan
minum es. Bp. S
minum 5-6 gelas
sehari berupa air putih
dan the manis.
Bp. S menyatakan
bahwa ia disarankan
agar istirahat teratur,
namun ia
tidak bisa
karena harus menjual
roti dari pagi hingga
sore
Bp. S menyatakan
bekerja dari pagi hingga
sore
berjualan
roti
dengan menggunakan
sepeda tidur kurang
lebih 5-6 jam sehari
pada malam hari. Bp.
S tempat tidur tidak
tetap, hanya sesekali
minum
putih
3
air
dan
jadwal
minum
obat
anti TB
4
Hangat
Jalan-jalan
Berjemur
matahari di
pagi hari
Minum
obat
Glyceril
Guaiacolat
(GG) 200
mg.
5
6
7
Kuman
TB akibat
putus Keluarga Bp.
dapat
mati bat
S
apabila
jadwal
cek menyatakan
terkena sinar dahak
ya..insya
matahari
menjelaskan
Alloh
kami
langsung
tentang
Diit akan
terus
GG
dapat TKTP
mengawasi
berfungsi
Menjelaskan
bapak sampai
sebagai
sembuh,
pentingnya
ekspektoran
jika
istirahat dan karena
atau
obat
anjurkan pada putus
pengencer
keluarga untuk nanti
dahak.
bakterinya
mendukung
Istirahat
teratur
kebal
Bp.
S jadi
6. Jelaskan
atau
malah
istirahat
tentang Diit meningatkan
kondisi
tubuh
penyakitnya
teratur
TKTP
tetap
baik
tambah
untuk melawan
parah, apalagi
bakteri
harus
Arif kalau
ngulang
minum obat
dari awal dan
ditambah
suntikan
88
2
bersambung
1
saja tidur di kamar dan
lebih
sering
tidur
dilantai di depan
1sambungan
1
2
televisi di sofa, selama
sakit Bp. S tidur
terpisah
dengan
istrinya
Bp. S menyatakan
bahwa dirinya harus
kontrol
setiap
hari
senin.
DO:
Sejak 2 minggu yang
lalu, Bp. S batuk-batuk
berdahak khususnya di
pagi hari, sesek disertai
dengan panas, 3 hari
yang lalu, dahak dikirim
ke Puskesmas, hasilnya
BTA
positif
dan
langsung mendapatkan
FDC
kategori
I.
Pemeriksaan fisik Bp.
S RR: 28 x/mnt, pola
nafas,
terdapat
pembesaran
keenjar
limfe,
Dangkal
dan
4
7. Jelaskan
pentingnya
istirahat dan
anjurkan
pada
keluarga
untuk
mendukung
Bp.
S
istirahat
teratur
Arif
Keluarga
menyatakan
bahwa TKTP
7
jenisnya
tempe, tahu,
ikan
lele,
telur,ayam,
kacangkacangan dan
nasi sepiring
keluarga
menyatakan
istiahaorang
dewasa
itu
minimal 8 jam
per
hari
danharus
teratur untuk
menhjaga
daya
tahan
tubuh,
dan
menyatakan
akan
memoivasi Bp.
S
untuk
istirahat
teratur
bersambung
89
1
cepat, bentuk dada
pigeon chest, suara
nafas ronkhi
1sambungan
1
2
Rumah Bp. S dinding .
dari tembok, langitlangit bersih, lantai dari
semen bersih
Jika
ada
anggota
keluarga Bp. S yang
sakit diobati sendiri atau
di bawa ke Puskesmas
O:
Keluarga
mampu
3
5
.
7
menjelaskan
Kembali
dengan tepat
tentang:
Penyakit,
tanda dan
gejala TB
paru
Diit TKTP
Peran dan
fungsi
PMO
Efek
samping
obat
Akibat
putus obat
A:
tujuan
terpenuhi
kebutuhan
pengetahuan
tercapai
P:
90
1
Lanjutkan
intervensi
Arif
91
1
1Catatan perkembangan.
2
No.
Dx
1
Implementasi
Evaluasi
Bp.Smenyatakan.sudah
minum obat, dan sudah
makan pagi
dan
mendemons-
Keluarga
Bp.
Hindari
minum
yang
Manis,
berjualan,
sambil
minum
air
Jalan-jalan
oleh Puskesmas
O:
Arif
Keluarga
tampak
92
A:
Tujuan
istirahat
yang
Pertahankan intervensi
Arif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
93
1
1Catatan perkembangan.
2
1
2
22 Juli 2006 jam 15.00 WIB
3
22 Juli 2006 jam 15.30 WIB
minum obat
Menanyakan
apakah
tadi
Mengobservasi
malam
istirahat cukup
makan pagi
menu
Bp.Smenyatakan.sudah
Keluarga
Bp.
makanan
tidur
dari
jam
21.00-
05.00 WIB
Keluarga
untuk Bp. S
menyatakan
Bp.
S
telah
sinar matahari
tadi
ketika
berjemur
berjualan,
Arif
pagi
sambil
minum
air
94
kacang
panjang
Manajemen
regimen
Pertahankan intervensi
Arif
95
1C.
No
Dx
1
1
Tujuan
3
20 Juli 2005
Goal :
Risiko
penularan
penyakit tidak
terjadi.
Objektif :
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24
jam, keluarga
mampu
menciptakan
lingkungan
yang sehat
dengan
kriteria :
Lantai
Perencanaan
Tindakan
4
1.
Ber
ikan
reinforcement
positif
pada
keluarga atas
tindakan yang
telah
dilakukan dan
motivasi untuk
mempertahankannya:
Bp. S telah
menutup
mulut
saat
batuk
dengan
menggunakan tisu/sapu
tangan
Keluarga
telah
menyediakan
tempat
Implementasi
Rasional
5
6
Penghargaan
20 Juli 2005
menguatkan
Jam 09.00 WIB
keluarga untuk
Memberikan
melanjutkan
tindakan dan
reinforcemeningkatkan
ment positif
harga diri dan
pada
Motivasi
keluarga
menimbulkan
atas tindakan
dorongan pada
yang
telah
keluarga untuk
dilakukan
melakukan
dan
tindakan
memotivasi
untuk
mempertahankannya:
Bp.
S
telah
menutup
mulut saat
batuk
dengan
menggunak
an tisu/sapu
Evaluasi
7
20 Juli 2005
Jam 09.00 WIB
S:
Keluarga Bp.
S
menyatakan
akan menjaga
lingkungan
tetap bersih,
menjemur
kasur
dan
mengganti
sprei
seminggu
sekali,
serta
membuka
pintu
dan
jendela
tiap
pagi agarsinar
matahari
dapat masuk
Keluarga Bp.
S
96
bersambung
1
meludah
khusus dari
1sambungan
1
2
Bp. S mengatakan
bahwa perawatan TB
Paru
adalah
tidak
kontak/berbicara
dengan
orang
lain
dengan jarak dekat,
alat
makan
disendirikan, meludah
dalam tempat khusus
yang
terbuat
dari
kaleng cat yang di beri
cairan
bayclin
dan
menutup mulut dengan
tisu/ sapu tangan saat
batuk, Bp. S tidur
terpisah dari istrinya, .
Bp. S menyatakan
bahwa
roti
yang
dijualnya
dibungkus
dengan plastik dan
Bp.S
sering
cuci
tangan
untuk
menghindari konsumen
tertular penyakitnya,
Keluarga Bp. S juga
3
rumah bersih,
tidak berdebu
dan tidak
lembab, langitlangit bersih
Pencahayaan
cukup
Bp. S menutup
mulut saat batuk
dan
tidak
meludah
sembarangan
Keluraga Bp. S
makan
teratur
dan
istirahat
cukup,
serta
minum
suplemen
4
kaleng
cat
yang
bertutup
yang di beri
bayclyn
Keluarga
Bp.
S
selalu
menyapu
rumah dan
.membersihkan
langitlangit
Keluarga
telah
memisahkan
alat
makan dan
sikat gigi
Bp. S
Keluarga
selalu
membuka
jendela
6
7
menyatakan
tangan
akan
Keluarga
menjaga
telah
kondisi tubuh
Menyediakan tempat tetap sehat
sebisa
meludah
khusus dari mungkin,
dengan cara
kaleng cat
makan culup
Keluarga
Bp.
S dan istirahat
cukup
selalu
Keluarga Bp.
menyapu
S
rumah dan
menyatakan
memberakan
sihkan
menambah
langit-langit
genteng
Keluarga
dengan
telah
genteng
memisahkaca
di
kan
alat
tempat
yang
makan dan
masih gelap
sikat
gigi
hari minggu
Bp. S
nanti
Keluarga
O:
selalu
97
1
membersihkan
lantai
rumah dan langit-langit,
1sambungan
1
2
menjemur kasur dan
mengganti sprei tiap
seminggu sekali, serta
membuka jendela dan
pintu setiap pagi hari
DO :
Bp. S tinggal serumah
dengan
anggota
keluarganya yaitu Ny.
Sn, Ny. W, Tn. St,
dan Ny. F.
Jendela hanya terdapat
di ruang tamu dan
dikamar
Bp.
S,
sehingga pencahayaan
di ruang tengah kurang,
jendela
dan
pintu,
dibuka
setiap pagi.
lynTerdapat
lubang
angin kecil berukuran
30 x 50 cm pada dapur
dan kamar tidur.
Rumah Bp. S dinding
dari tembok, langit-
dan pintu
setiap pagi
3
4
Keluarga
telah
menjemur
kasur dan
mengganti
sprei
seminggu
sekali
Bp.S
menghinda
ri
kontak
yang telalu
dekat
2. Anjurkan
pada
keluarga
untuk
membuat
genteng dari
kaca
agar
sinar
matahari
dapat
masuk
diruangan-
membuka
Ruangan
jendela dan
tengah gelap
5
6
7
pintu setiap Bp.
S
pagi
menutup
Keluarga
mulut
saat
telah
batuk,
dan
menjemur
tersedia
kasur dan
tempat
mengganti
meludah
sprei
khusus dari
seminggu
kaleng
cat
sekali
dengan
Bp.S
cairan
Bayclin yang
menghindadisimpan
ri
kontak
Kuman
TB
dibawah
yang telalu
dapat
mati
kolong
dekat
apabila
tempat tidur.
Menganjurterkena sinar
S
kan
pada Bp.
matahari
nampak
keluarga
langsung
menjaga
untuk
kontak
membuat
dengan
genteng dari
perawat
kaca
agar
maupun
sinar
arang
matahari
disekitarnya
dapat masuk
98
1
ruangan
yang kurang
1sambungan
1
2
langit bersih, lantai dari
semen bersih
Selama 2 jam saat
pengkajian, Bp. S
batuk tidak menghadap
kepada orang lain dan
menutup mulut.
Bp. S mempunyai
tempat meludah khusus
yang terbuat dari kaleng
cat bertutup yang diberi
cairan bayclyn
3
4
5
6
pengobatan TB Cahayanya
yang
kurang
Daya
tahan cahayanya
paru
dengan 3. Anjurkan
kepada
tubuh
yang Menganjurbaik.
keluarga
baik
dapat
TnP mempukan kepada
menjaga
mengurangi
keluarga
nyai tempat khukondisi
masuknya
menjaga
sus untuk melutubuh
tetap
bakteri
yang
kondisi tubuh
dah.TnP
sehat
menyebabkan
tetap sehat
istirahat
di
dengan
sakit
dengan
tempat tidur 6-8
untuk
untuk makan
jam/hari.
makan
bergizi
TnP batuk mebergizi
seimbang,
nutup mulut.
seimbang,
khususnya
Tn P tidak
khususnya
yang
kontak dengan
yang
mempunyai
anggota
kelumempunyai
riwayat sakit
arga
dengan
riwayat
sakit
dan istirahat
jarak dekat.
dan istirahat
teratur, serta
teratur, serta
minum
minum
vitamin
vitamin
Arif
diruanganruangan
Lantai bersih
7
A:
tujuan tercapai
sebagian
P:
Pertahankan
intervensi
Arif
Arif
99
1
1Catatan perkembangan.
2
No.
Dx
1
Implementasi
Evaluasi
WIB
keluarga S :
Keluarga
Bp.
S
apakah
sudah
makan,
dan
menyatakan
telah
bagaimana istirahatnya
makan TKTP, Ny. S
Menanyakan
kepada
menyatakan
memperhatikan
makanannya
Arif
TKTP
Ruangan
tengah
nampak gelap
Lantai bersih
Lauk
klien
hari
adalah
sayur
bayam
dan
ini
tauge
kacang
panjang, ayam
A:
Tujuan
pencahayaan
Pertahankan intervensi
Arif
100
1
1
2Catatan perkembangan.
3
No.
Dx
1
Implementasi
Evaluasi
WIB
keluarga S :
Keluarga
Bp.
S
apakah
sudah
makan,
dan
menyatakan
telah
bagaimana istirahatnya
makan TKTP, Ny. S
Menanyakan
kepada
menyatakan
50
mg
dan
Vit
memperhatikan
makanannya
reinforcement
dilakukan
dan
8 jam
positif
memotivasi
telah
menyatakan
memasang
genteng
dari
kaca
sebanyak 5 buah
menggunakan
Keluarga
Bp.
menyatakan
S
akan
kali
Keluarga
menyatakan
akan mempertahankan
cat
iparnya
tisu/sapu tangan
Keluarga
Bp.
untuk mempertahankannya:
batuk
TKTP
baik,
yaitu
menjaga
kasur
dan
101
1
langit
mengganti
sprei
membuka
pintu
jendela
tiap
agarsinar
dan
pagi
matahari
dapat masuk
O:
Ruangan
tengah
nampak
cukup
cahayanya
sekali
Lantai bersih
Bp.S menghindari kontak yang A :
telalu dekat
Tujuan
pencahayaan
P:
Pertahankan intervensi
Arif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
102
BAB IV
PEMBAHASAN
1
2
3
4
5
10
11
12
13
14
15
16
17
keluarga BpS. Hal ini sesuai dengan teori Bailon dan Maglaya cit
18
19
20
keluarga.
21
22
23
24
103
1
1
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Dep. Kes , (2003) yaitu:
dapat
10
11
dibuktikan
karena
tidak
adanya
pemeriksaan
12
karena
belum
terjadinya
pleuritis
(Bahar,
2001),
namun
13
14
pemeriksaan radiologis
15
16
17
sendi,
18
19
20
kesemutan
pada
kaki,
purpura
dan
gangguan
21
22
23
104
1
1
badannya sulit naik sejak 1 tahun yang lalu tidak lebih dari 55 kg.
10
11
12
13
14
15
2.
NANDA (2005)
16
6 diagnosa
17
18
19
20
21
22
23
105
1
Pada keluarga Bp. S masalah defisit yang muncul yaitu
manajemen regimen terapeutik tidak efektif pada Bp. S
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit TB Paru. Data pendukung
yang diperoleh adalah keluarga Bp. S belum mengetahui
mengetahui secara rinci dan benar tentang penyakit,
perawatan dan pengobatan yang diderita Bp. S. Bp. S
semenjak menderita TB paru selalu menambah porsi
makan sampai porsi dari porsi biasanya., Bp. S
menyatakan bahwa ia tidak bisa istirahat teratur, karena
harus menjual roti dari pagi hingga sore, Sejak 2 minggu
yang lalu, Bp. S batuk-batuk berdahak khususnya di pagi
hari, sesek disertai dengan panas, 3 hari yang lalu,.
Pemeriksaan fisik Bp. S
symptom
(S) sesuai
dengan
teori
Carpenito (1999)
1
b. Masalah resiko
106
1
1
penularan
TB
paru
pada
keluarga
Bp.
107
1
1
c. Masalah kesejahteraan.
Keadaan sejahtera pada keluarga dengan salah satu
anggota keluarga menderita TB Paru adalah manajemen
regimen terapeutik keluarga efektif dan koping keluarga
efektif. Untuk manajemen regimen terapeutik keluarga
efektif
tidak
muncul
karena
indikator
diagnosa
ditemukannya
data
ketidakmampuan
keluarga
merawat Bp. S.
2
10
11
12
13
14
15
108
1
1
Resiko
penularan
TB
berhubungan
ketidakmampuan
dengan
1/3.
menciptakan
sifat
masalah
lingkungan
adalah
fisik
dengan
skor
keluarga
Paru
ancaman.
untuk
Faktor
10
11
keperawatan adalah :
12
a. Tujuan.
Kriteria waktu untuk menindaklanjuti masalah ini mengacu pada
masalah dan etiologi yaitu ketidakmampuan keluarga merawat Bp.
S dengan TB Paru. Tujuan jangka panjang adalah manajemen
regimen terapeutik efektif pada keluarga Bp S selama menjalani
pengobatan
pernyakit
TB
Paru.
Sedangkan
tujuan
jangka
109
1
dalam 3 hari. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa perubahan
perilaku pada keluarga dimulai dengan adanya peningkatan
pengetahuan dan perubahan sikap dalam mengambil keputusan.
Selain itu, perilaku mengambil keputusan menyediakan diit TKTP
dan istirahat perlu dilaksanakan sehingga petugas kesehatan perlu
memberikan masukan yaitu tentang manfaat pentingnya diit TKTP
untuk penyembuhan penyakit TB Paru.
Masalah risiko penularan TB paru pada keluarga Bp. S, tujuan
jangka panjang adalah tidak terjadi penularan TB paru kepada
anggota keluarga lain sedangkan tujuan jangka pendeknya
mengacu pada etiologi. Kriteria waktu untuk ketidakmampuan
keluarga menciptakan lingkungan fisik.adalah 3 kali kunjungan
dalam 3 hari. Hal ini karena berdasarkan kenyataan perubahan
perilaku hidup sehat pada keluarga dimulai dari peningkatan
pengetahuan. Perilaku keluarga dalam menciptakan lingkungan,
khususnya pencahayaan juga perlu dilaksanakan secara kontinyu
sehingga petugas kesehatan perlu melakukan pengawasan dan
memotivasi keluarga tentang pentingnya lingkungan dengan
pencahayaan yang cukup.
1
b. Rencana tindakan
Untuk mengatasi manajemen regimen terapeutik keluarga Bp. S
tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat Bp. S dengan TB paru adalah rencana yang disusun
110
1
adalah : berikan reinforcement positif pada keluarga dan motivasi
kembali atas tindakan regimen efektif yang telah dilakukan, berikan
dukungan keluarga untuk.meneruskan pengobatan, observasi
kepatuhan minum obat, berikan pendidikan kesehatan, libatkan
keluarga dalam PMO, jelaskan tentang peran dan fungsi PMO,
ajarkan dan demonstrasikan terapi modalitas keluarga tentang
teknik nafas dalam dan batuk efektif, jelaskan tentang Diit TKTP,
jelaskan pentingnya istirahat dan anjurkan pada keluarga untuk
mendukung Bp. S istirahat teratur. Rencana tindakan ini dibuat
segera setelah pengkajian dilakukan.
Adapun untuk mengatasi masalah risiko penularan penyakit TB
paru rencana tindakan yang disusun adalah: Berikan reinforcement
positif pada keluarga atas tindakan pencegahan yang telah
dilakukan dan motivasi untuk mempertahankannya, Anjurkan pada
keluarga untuk membuat genteng dari kaca agar sinar matahari
dapat masuk diruangan-ruangan yang kurang cahayanya, anjurkan
kepada keluarga menjaga kondisi tubuh tetap sehat dengan untuk
makan bergizi seimbang, khususnya yang mempunyai riwayat
sakit dan istirahat teratur, serta minum vitamin. Secara umum
perencanaan tindakan keperawatan pada keluarga Bp S dengan
salah satu anggota keluarga menderita TB paru telah sesuai
dengan teori Suprajitno (2004). Hal ini tidak lepas dari peran aktif
keluarga dan petugas kesehatan Puskesmas Godean II
111
1
1
pendidikan
kesehatan
dan
kolaborasi
dengan
tim
kesehatan
10
rencana yang telah dibuat. Hal ini tidak lepas dari peran serta keluarga
11
12
13
14
15
16
II.
17
5. Evaluasi
18
19
20
adalah bahwa Bp.S minum obat 3 kaplet setiap hari secara teratur
21
dan tanpa putus, malam tidur dari jam 21.00-05.00 WIB.Keluarga Bp.
22
23
ketika bangun tidur telah latihan nafas dalam dan batuk efektif, telah
112
1
1
10
11
12
13
14
15
Potter dan Perry dalam buku Nursalam (2001). Adapun hal hal yang
16
17
1. Pengkajian
18
19
20
disediakan pendidikan.
21
22
23
113
1
1
Dokumentasi
diagnosa
keperawatan
dirumuskan
dengan
3. Perencanaan .
penentuan
10
11
prioritas
masalah
dengan
tehnik
skoring
dan
12
13
14
15
16
5. Evaluasi
17
Evaluasi
18
menggunakan
19
tindakan
keperawatan
format
Subyektif,
didokumentasikan
Obyektif,
dengan
Analisa
dan
20
21
22
23
114
1
1
dan
10
11
12
13
kekurangan
14
dalam
pelaksanaan
asuhan
maupun
15
16
17
18
19
20
21
22
yang kuat dari pasien untuk sembuh, adanya kerjasama yang aik
115
1
1
keluarga
merupakan
penggabungan
antara
ilmu
keperawatan
8
9
116
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1
2
3
4A.
5
Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada keluarga mulai tanggal 20
6Juli 2006 22 Juli 2006 penulis telah mendapatkan pengalaman nyata dalam
7melaksanakan asuhan keperawatan keluarga Bp. S dengan salah satu anggota
8keluarga menderita TB Paru dengan pendekatan proses keperawatan.
9Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga Bp. S
10dapat disimpulkan sebagai berikut :
111.
12
Proses keperawatan
a.
Pengkajian
13
14
15
16
17
data antara lain klien mengalami batuk, sesak nafas, badan kurus, BB ulit
18
naik. Sebagian besar data yang mendukung masalah dapat terkaji karena
19
20
21
Godean II.
22
b.
Diagnosa Keperawatan
23
24
117
1
1
pengobatan yang tepat serta karena faktor financial dan risiko penularan
TB Paru.
c.
Perencanaan
kondisi
dan
kemampuan
keluarga
baik
berupa
sumber
dana,
10
11
tersebut.
12
13
14
15
Bp. S dengan TB paru tidak efektif dengan skor nilai 3 2/3 untuk risiko
16
penularan TB paru pada Bp. S prioritas kedua dengan skor 3 1/3. Dari
17
18
19
d.
Prioritas
masalah
dibuat
berdasarkan
skoring
dengan
Pelaksanaan
20
21
22
23
118
1
1
e.
Evaluasi
efektif, hal ini karena tujuan jangka panjang maupun jangka pendek pada
10
2.
Pendokumentasian
11
12
dibuat rapi, diawali dengan waktu dan diakhiri salam serta diberi paraf.
13
14
15
16
17
dilakukan intervensi.
18
3.
19
20
21
22
23
119
1
1
3B.
Saran
41.
dilaksanakan mahasiswa.
10
b.
11
12
13
14
15
162.
Bagi perawat:
17
18
19
20
120