You are on page 1of 15

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi letak sungsang
Letak sungsang adalah kehamilan dengan anak memanjang dengan
bokong/kaki sebagai bagian terendah (Obsteteri Patalogi, 2010).
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam
rahim, kepala berada di fundus dan bokong di bawah (Sofian, 2011).
Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan kelainan dalam
polaritas.Panggul janin merupakan kutub bawah. Penunjuknya adalah sacrum.
Sacrum kanan depan (RSA=right sacrum anterior) adalah presentasi bokong
dengan sacrum janin ada di kuadran kanan depan panggul ibu, dan diameter
bitrochanterica janin berada pada diameter oblique dextra panggul ibu (Oxorn,
2010).
2.2 Etiologi letak sungsang
Faktor-faktor etiologi presentasi bokong meliputi prematuritas, air
ketuban yang berlebihan, kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit,
fibromyoma, hydrocephalus, dan janin besar. Setiap keadaan yang
mempengaruhi masuknya kepala janin ke dalam panggul mempunyai peranan
dalam etiologi presentasi bokong. Banyak yang tidak diketahui sebabnya, dan
setelah mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan lain maka sebab
malposisi tersebut baru dinyatakan hanya karena kebetulan saja. Sebaliknya,
ada presentasi bokong yang membakat. Beberapa ibu melahirkan bayinya
semuanya dengan presentasi bokong, menunjukkan bahwa bentuk panggulnya
adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong dari
pada presentasi kepala. Implantasi plasenta di fundus atau cornu uteri
cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong (Oxorn, 2010).

2.3 Patofisiologi letak sungsang


Bayi letak sungsang disebabkan :
1. Hi dramnion : anak mudah bergerak karena mobilisasi
2. Plasenta Previda : Menghalangi kepala turun ke panggul
3. Panggul Sempit : Kepala susah menyesuaikan ke jalan lahir
2.4 Klasifikasi letak sungsang
a. Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas. Tujuh puluh lima
persen presentasi bokong adalah jenis ini (Sofian, 2011).
b. Letak sungsang sempurna (Complete Breech)
Sikap janin pada posisi ini fleksi sempurna, dengan pinggul dan lutut fleksi
dan kaki terlipat ke dalam di samping bokong (Fraser, 2009).
c. Letak sungsang tidak sempurna (Incomplete Breech)
Adalah letak sungsang di mana selain bokong bagian yang terendah juga
kaki atau lutut, terdiri dari:
a.
b.
c.
d.

Kedua kaki
Satu kaki
Kedua lutut
Satu lutut

= Letak kaki sempurna (24%)


= Letak kaki tidak sempurna
= Letak lutut sempurna (1%)
= Letak lutut tidak sempurna

(Sofian, 2011).

2.5 penatalaksanaan letak sungsang


Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak sungsang
yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda,
kelainan uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee
chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi) .
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu.
Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena
kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu
ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban

relatif telah berkurang.Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin harus
pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi
untuk melakukan versi luar; panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi,
hamil kembar, plasenta previa (1,2,4). Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata
58 %). Peningkatan keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia kehamilan, frank
breech, letak lintang. Newman membuat prediksi keberhasilan versi luar
berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor (Manuaba, 2010).
2.6 Komplikasi letak sungsang
Selain berbagai kesulitan yang disebutkan, komplikasi lainnya dapat
terjadi, yang sebagian besar mempengaruhi janin. Banyak komplikasi
tersebut dapat dihindari apabila persalinan ditangani oleh operator yang
berpengalaman, atau pelajar yang diawasi dengan ketat, untuk melahirkan
bayi tersebut.
a. Impaksi bokong
Persalinan menjadi macet jika janin berukuran terlalu besar untuk pelvis
maternal.
b. Prolaps tali pusat
Hal ini sering terjadi pada presentasi bokong fleksi atau
bokong kaki karena presentasi ini memiliki bagian presentasi yang tidak
pas.
c. Cedera lahir.
1. Kerusakan jaringan superfisial. Bidan harus memperingatkan ibu
dan pasangannya tentang memar yang mungkin terjadi setelah
kelahiran. Edema dan memar pada genetalia bayi dapat terjadi akibat
tekanan pada serviks. Pada presentasi bokong kaki, kaki yang keluar
pada vagina atau vulva untuk waktu yang lama dapat mengalami
edema berat dan pucat.
Jika kelahiran dilakukan dengan benar, hal-hal berikut ini cenderung
jarang terjadi:
-

Fraktur humerus, klavikula atau femur atau dilokasi

bahu

atau pinggul. Hal tersebut dapat terjadi selama kelahiran lengan


-

atau tungkai yang terekstensi.


Palsi erb. Hal ini dapat terjadi jika pleksus

brakialis

rusak.

Pleksus brakialis dapat rusak saat pelahiran akibat berputarnya leher


-

bayi.
Trauma organ internal. Dapat terjadi ruptur hati atau limpa, akibat

genggaman pada abdomen.


Kerusakan adrenal. Hal ini dapat disebabkan oleh genggaman pada

abdomen bayi, yang menyebabkan syok akibat pelepasan adrenalin.


Kerusakan medula spinalis atau fraktur tulang belakang. Hal ini
dapat terjadi akibat penekukan badan kearah belakang di atas simfisis

pubis saat melahirkan kepala.


Perdarahan intrakranial. Hal ini dapat terjadi akibat kelahiran
kepala yang terlalu cepat, yang tidak memberi kesempatan untuk

molase. Hipoksia juga dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.


d. Hipoksia janin
Hal ini dapat terjadi akibat prolaps tali pusat atau kompresi tali pusat
atau plasenta terlepas sebelum waktunya.
e. Plasenta terlepas sebelum waktunya
Retraksi yang cukup kuat pada uterus terjadi pada saat kepala masih
berada di dalam vagina dan plasenta mulai terlepas. Keterlambatan
kelahiran kepala yang lama dapat menyebabkan hipoksia berat pada
janin.
f. Trauma maternal
Komplikasi maternal akibat kelahiran presentasi bokong sampai
dengan komplikasi pelahiran per vagina operatif lainnya (Fraser,
2009).
2.7 Prognosis letak sungsang
Bagi ibu : robekan perineum lebih besar, jika ketuban pecah dini (KPD) dapat
terjadi partus lama, dan infeksi. Sementara bagi janin/ anak : prognosis tidak
terlalu baik karena adanya gangguanperedaran darah plasenta setelah bokong
dan perut lahir karena tali pusat terjepit.
Pertolong persalinan dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang
adapat melakukan operasi; bila memungkinkan lakukan versi luar; bila tidak
berhasil lakukan persalinan sungkang per vaginam atau SC.
2.8 Gambar kehamilan letak sungsang

BAB II
KONSEP
MANAJEMEN
KENIDANAN
PADA
KEHAMILAN
LETAK SUNGSANG
Tanggal dan waktu pengkajian, tempat pengkajian serta pengkaji
-

Sebagai dokumentasi bidan dalam melaksanakan manajemen asuhan


kebidanan

Data Subjektif
1.

Biodata
- Nama ibu/ suami
Selain sebagai identitas, upayakan agar bidan memanggil dengan
nama panggilan sehingga hubungan komunikasi antara bidan dan
pasien menjadi lebih akrab.
-

Umur ibu/ suami


5

Usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi wanita


terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16 tahun meningkatkan
insiden preeklamsia. Usia 35 tahun meningkatkan insiden diabetes
tipe II, hipertensi kronis,persalinan lama pada nulipara, seksio sesaria,
pelahiran preterm, IUGR, anomali kromosom dan kematian janin.
-

Agama
Sebagai dasar bagi bidan dalam memberikan dukungan mental dan
spiritual terhadap pasien dan keluarga.
Pendidikan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan. Informasi ini
membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi

gambaran kemampuan baca tulisnya.


Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan pasien adalah penting untuk mengetahui
apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi
kelahiran prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja
yang dapat merusak janin.

Alamat
Memudahkan

komunikasi

dan

kunjungan

rumah

serta

tahu

lingkungan pasien.
Penghasilan
Memudahkan petugas untuk memberikan asuhan sesuai dengan
kemampuan ekonomi pasien.

2.

Alasan datang
Untuk mengetahui apa yang mendorong ibu untuk memeriksakan
keadaan kepada tenaga kesehatan (bidan).

3.

Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa yang terjadi pada ibu saat pengkajian.Apakah
penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan ataukah ada pengaduan
lain yang penting seperti perdarahan, pusing, dll
-

Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih


banyak dibagian bawah.

4.

Riwayat Menstruasi

Menarche
Siklus

: 12 16 tahun
: 21 hari, 28 hari, 31 hari, 35 hari (normal

maju / mundur 3 hari)


Lama

: 5 7 hari (pada wanita, biasanya lama

haid tetap)
Flour albus
Disminore
Bau
Warna
HPHT

:
:
:
:
:

tidak ada / ada (warna, bau, gatal / tidak)


tidak ada / ada
anyir
merah kecoklatan
kapan ibu dapat menstruasi terakhir

kalinya
TP
: tafsiran persalinan ibu
Anamnesa haid memberikan pesan pada kita tentang faal alat
kandungan. Haid terakhir, teratur tidaknya haid, dan siklusnya
dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan. yang
dimaksud dengan haid terakhir adalah haid pertama dari haid yang
terakhir.

5.

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu


Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah hamil, bersalin,dan
adakah resiko atau penyakit. Bila ada dapat diantisipasi dengan segera
oleh petugas kesehatan, sehingga komplikasi tidak terjadi.
- Riwayat Kehamilan
: Untuk mengetahui ada gangguan seperti
muntah-muntah, hipertensi, dan perdarahan pada saat hamil.
-

Kehamilan keberapa saat ini.


Riwayat Persalinan
: Untuk mengetahui lahir aterm, preterm,
postrem, ada perdarahan waktu persalinan, proses lahir plasenta
spontan atau buatan, ditolong siapa, dan dimana tempat persalinan.
Melakukan pengkajian terhadap riwayat persalinan lalu yang
kemungkinan berhubungan dengan persalinan saat ini :
Cara persalinan (apakah menggunakan tenaga ibu atau
dengan bantuan alat), cara persalinan yang lalu dapat
memberikan gambaran mengenai ukuran panggul ibu.
Ukuran janin (berat janin, panjang, lingkar kepala ),
ukuran janin yang kecil dapat meningkatkan resiko
presentasi puncak kepala dibanding ukuran janin normal.
Usia kehamilan saat persalinan, dapat memberikan
gambaran ukuran panggul ibu. Pada ibu yang kelahiran
7

sebelumnya pervaginam dengan anak prematur tetap perlu


dilakukan pengukuran ukuran panggul luar jika ada
-

indikasi.
Keadaan bayi saat lahir
Riwayat Nifas:

Untuk mengetahui apakah pernah ada

perdarahan, infeksi, bagaimana proses laktasi dan apakah ada


jahitan pada perineum. Riwayat nifas berpengaruh pada
laserasi jalan lahir karena apabila ibu sudah pernah mengalami
masa nifas dengan laserasi maka ibu tidak kaget dengan rasa
6.

nyeri pada luka jahitan perineum.


Riwayat kehamilan Sekarang
Anamnesa kehamilan sekarang dapat memantau

perkembangan

kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera


adanya kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan
segera.
i. Kapan mulai merasakan pergerakan anak (28 minggu ke
atas)
ii. Adakah masalah atau tanda bahaya seperti (perdarahan
pervaginam, sakit kepala lebih dari biasa, nyeri abdomen
dan janin tidak bergerak).
iii. Waktu hamil adakah keluhan-keluhan pada kehamilan.
iv. ANC sudah berapa kali dan tempat ANC.
v. Pelayanan yang sudah didapatkan
vi. Kekhawatiran lain yang dirasakan.
7.

Riwayat kesehatan yang lalu


Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti
sakit kuning, TBC, dan tidak mempunyai riwayat penyakit menahun
seperti sesak nafas, jantung, liver maupun penyakit menurun seperti
darah tinggi, kencing manis, asma. Juga untuk mengetahui riwayat
pengobatan yang pernah dilakukan.
- Hipertensi
: dapat menyebabkan komplikasi berupa pre
-

eklamsia atau eklamsia


Diabetes Melitus : dapat menyebabkan komplikasi bayi besar dan
luka sulit sembuh (pada tindakan episiotomi)
8

Jantung

: dapat memperberat kerja jantung sehingga kemungkinan

dapat terjadi decompresi cordis


Asma
: dapat memperparah penyempitan bronkus sehingga

kemungkinan dapat terjadi hipoksia pada ibu bersalin.


TBC : dapat menyebabkan sesak nafas selama persalinan dan lebih

lanjut menyebabkan hipoksia pada ibu bersalin.


HIV/AIDS : merupakan penyakit menular seksual, sehingga pada saat

persalinan membutuhkan asuhan secara khusus.


Riwayat Operasi :utamanya
sectio
caesaria

karena

dapat

menyebabkan sayatan bekas caesar terbuka kembali.


Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti

8.

sakit kuning, TBC, dan tidak mempunyai riwayat penyakit menahun


seperti sesak nafas, jantung, liver maupun penyakit menurun seperti
darah tinggi, kencing manis, asma serta tidak ada yang mempunyai
keturunan kembar dalam keluarga.
9.

Status perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan ibu, lamanya menikah, usia
pertama kali menikah, termasuk resiko tinggi / tidak, pernikahan yang ke
berapa, pada wanita paling ideal menikah pertama kali usia >20 th dan
hamil antara 20-25 th.
Kalau orang hamil sesudah lama kawin, nilai anak tentu lebih besar dan
-

ini harus diperhitungkan dalam persalinan (anak mahal).


Jika lama menikah 4 tahun tetapi belum hamil bisa menyebabkan

masalah pre-eklamsia dan persalinan tidka lancar.


Lama menikah 2 tahun, sudah punya lebih dari 1 anak, bahayanya
perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi Ibu masih lemah, bayi

premature, dan BBLR.


Untuk pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya sehingga jika hamil berisiko kesulitan waktu

melahirkan.
Jika hamil > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, pre-eklampsi,
KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahn setelah bayi lahir,

BBLR.
10. Riwayat KB
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat

mempengaruhi EDD (estimed date of delivery) atau tanggal perkiraan


kelahiran. Ditanyakan pernah ikut KB atau tidak, jenisnya apa, ada
keluhan atau tidak, dan setelah persalinan ingin menggunakan KB apa.
11. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Nutrisi
Pola makan. Hal ini juga penting untuk bidan ketahui, supaya
bidan mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi
asuhan gizinya selama hamil.
- Frekuensi. Data ini akan memberi petunjuk pada bidan tentang
seberapa banyak asupan makanan yang dimakan.
- Banyaknya. Data ini memberikan informasi tentang seberapa
banyak makanan yang ia makan dalam satu kali waktu makan.
Penambahan yang dibutuhkan bagi ibu hamil adalah 285-300
kalori. Kebutuhan gizi yang diperlukan bagi ibu hamil adalah 70
gram protein atau 20%, karbohidrat 50% dalam diet harian dan
lemak 30% dalam diet harian, kalsium 1200 miligram per hari.
- Pola minum. Bidan juga harus dapat memperoleh data mengenai
kebiasaan pasien dalam pemenuhan kebutuhan cairannya.
- Frekuensi. Bidan dapat tanyakan pada pasien berapa kali ia
minum sehari dan dan dalam sekali minum dapat habis berapa
gelas untuk ibu hamil diperlukan 6-8 gelas (1500-2000).
Eliminasi
Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oeh karena
uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir
triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang
panggul dan menekan kembali kandung kencing. Obstipasi terjadi
karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid.
Istirahat
Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama ibu tidur siang dan
malam hari. Pada kenyataannya, tidak semua wanita mempunyai
kebiasaan tidur siang, padahal tidur siang sangat penting. Untuk
istirahat malam rata-rata waktu yang diperlukan adalah 6-8 jam.

10

Aktivitas
Bidan perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini
memberikan gambaran kepada bidan tentang seberapa berat
aktivitas yang biasa dilakukan pasien dirumah.
Kebersihan
Data ini perlu bidan gali karena hal tersebut akan mempengaruhi
kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan
kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya maka bidan
harus dapat memberikan bimbingan cara perawatan kebersihan
dirinya sedini mungkin.
Data Psikososial dan Spiritual
Kehamilan merupakan suatu tantangan, suatu titik balik dari
kehidupan keluarga dan biasanya diikuti oleh stress dan gelisah,
baik itu kehamilan yang diharapkan atau tidak. Hubungan satu
sama lain bisa berubah, juga dengan keluarga besar atau
masyarakat yang membutuhkan penyesuaian kembali dalam
dinamika keluarga.
DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum

:Untuk mengetahui apakah ibu dalam kondisi


baik,buruk, lemah.

Kesadaran

:Untuk

mengetahui

tingkat

kesadaran

ibu

composmentis, apatis, somnolen, delirium, sopor,


TTV

koma.
:Untuk mengetahui tanda-tanda vital Ibu apakah

dalam batas normal atau tidak


o Tekanan darah: Tekanan darah dikatakan tinggi apabila >140/90
mmHg.Bila tekanan darah tinggi bisa berlanjut menjadi preekslampsi.
o Suhu: Suhu tubuh normal adalah 36-37,5C.Suhu lebih dari 37C
perlu diwaspadai adanya infeksi.
o Nadi: Dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar60 - 80
x/menit,Denyut nadi 100x/menit atau lebih dalam keadaan santai
adalah pertanda buruk,mungkin ibu mengalami salah satu atau

11

lebih keluhan seperti tegang,ketakutan atau cemas,perdarahan


berat,anemia,gangguan tyroid dan gangguan jantung.
o Respirasi: Mengetahui fungsi system pernafasan,normalnya 16-24
x/menit.Bila lebih ibu dikatakan sesak nafas.
Antropometri:
LILA
Ibu dengan perawakan tinggi- besar serta status gizi yang baik
lebih besar kecenderungan untuk hamil kembar daripada ibu
bertubuh pendek kecil serta status gizi yang buruk.
TB
: Untuk melihat resiko panggul sempit
bila <145 cm.
BB

: Melihat kenaikan berat badan ibu

sebelum dan saat hamil. Pada pemeriksaan ulang, BB bertambah


dengan cepat tanpa adanya edema atau obesitas.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
o Kepala :rambut rontok/tidak, bersih/tidak.
o Muka : pucat/ tidak, oedem/ tidak, adakah chloasma
gravidarum
o Mata : sklera putih/tidak, konjungtiva merah/pucat/tidak,
simetris/tidak.
o Hidung: Ada sekret/tidak, ada polip/tidak.
o Mulut : warna, integritas jaringan (lembab, kering, atau
pecah-pecah), kebersihan, caries, stomatitis.
o Leher : adakah oedem/tidak. Apakah vena terbendung di
leher apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfa
membengkak.
o Payudara: Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan
gelanggang susu (areola), keadaan puting susu, adakah
colostrum.
o Perut : membesar sesuai dengan usia kehamilan,
Perut buncit dan tegang, kulit perut
berkilat dan retak retak kulit jelas
o Genetalia: Warna, keputihan, oedem/tidak, ada bekas
episiotomi/tidak, ada condiloma atau tidak.
o Ekstemitas Bawah: Pergerakan bebas/tidak, oedem/tidak,
ada kelainan/ tidak, ada varises/tidak.
Palpasi
12

o Leher

: ada/tidak pembesaran vena jugularis, tiroid,

dan kelenjar limfe


o Payudara : colostrum keluar/belum, ada benjolan
abnormal/tidak
-

o Perut
Leopold I

: Untuk menentukan TFU dan apa yang

terdapat dibagian fundus (TFU dalam cm) dan


kemungkinan teraba kepala atau bokong lainnya,
normal pada fundus teraba bulat, tidak melenting, lunak
yang kemungkinan adalah bokong janin.
pada kehamilan letak sungsang pada fundus teraba
keras, bulat dan melenting, sedangkan bagaian bawah
-

terabah teraba bulat, tetapi tidak melenting


Leopold II : Untuk menentukan dimana letaknya
punggung janin dan bagian-bagian kecilnya. Pada
dinding perut klien sebelah kiri maupun kanan
kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak, bokong

atau kepala.
Leopold III: Untuk menentukan apa yang yang terdapat
dibagian bawah perut ibu dan apakah TBJ sudah
terpegang oleh PAP, dan normalnya pada bagian bawah
perut ibu adalah kepala.
Pada kehamilan letak sungsang bagian bawah perut

adalah bokong.
Leopold IV: menentukan bagian bawah janin sudah
masuk berapa jauh di atas panggul.
Pada kehamilan letak sungsang kepala pada perabaan

teraba bagian belum masuk PAP konvergen


Auskultasi
Perut : DJJ : 120-160 x/menit (normal). Reguler/tidak.
Pada kehamilan letak sungsang DJJ terdapat pada Punctum
maksimum: kuadran kanan/ kiri atas pusat.
Perkusi Reflek Patella : normal +/+
Pemeriksaan Penunjang
USG

13

Untuk memastikan apakah benar letak kepala janin terletak


pada bagian fundus.

Laboratorium
Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan ini untuk menentukan kadar Hemoglobin dalam
darah dan derajat anemia bila ada.

Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya protein dan glukosa
dalam urin. (merupakan salah satu tanda dari 3 tanda
preeklamsi).
ANALISIS

Diagnosa aktual
Ny. C umur . tahun. G_ P_ _ _ _ Ab_ _ _ Umur Kehamilan.

Minggu dengan letak sungsang.


Diagnosa potensial
1. Prematuritas
2. air ketuban yang berlebihan
3. kehamilan ganda
4. plasenta previa
5. panggul sempit
6. fibromyoma
7. hydrocephalus
8. janin besar.
Masalah aktual
1. Ketidaknyaman karena ibu merasakan banyak gerakan dibagian
bawah.
2. Perut bagian atas terasa sesak dan penuh.
Masalah potensial
Bagi ibu : robekan perineum lebih besar, jika ketuban pecah dini
(KPD)

dapat

terjadi

partus

lama,

dan

infeksi.

Bagi janin/ anak : prognosis tidak terlalu baik karena adanya


gangguanperedaran darah plasenta setelah bokong dan perut lahir
karena tali pusat terjepit.
14

ANTISIPASI MASALAH/TINDAKAN SEGERA


Segera melakukan kolaborasi dengan dokter SPOg untuk
melakukan USG
PENATALAKSANAAN
Mandiri
1.

Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang


telah dilakukan.

2.
3.
4.
5.
6.

KIE tentang letak sungsang.


Berikan dukungan moral kepada ibu.
Ajarkan kepada ibu untuk sering latihan menungging.
Anjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup .
Anjurkan kepada ibu untuk kunjungan ANC berikutnya dan menyarankan
ibu untuk USG di rumah sakit. 1minggu kemudian.

KOLABORASI
1. Kolaborasi dengan dokter SPOg jika sewaktu-waktu terasa ingin
melahirkan posisi janin tetap dalam posisi sungsang
2. Melakukan pemeriksaan USG untuk memastikan apakah benar janin
berada dalam posisi sungsang atau yang lainnya.

RUJUKAN
Merujuk ke fasilitas kesehatan apabila pada tanggal tafsiran persalinan posisi bayi
tetap sungsang

15

You might also like