Sikap Dalam Melayani

"Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk
semuanya." (Markus 10:44)
Kehidupan bergereja tidak pernah terlepas dari sebuah proses kehidupan melayani (sebuah
pelayanan). Sebab itu sangat penting untuk memperhatikan bagaimana kita sebagai anak-anak Allah
yang melayani, memiliki sikap yang benar dalam sebuah pelayanan.
Markus 10:35-45 mencatat sebuah peristiwa percakapan antara Tuhan Yesus dengan para muridNya. Yang pada waktu itu berbicara tentang topik: Siapa yang berhak duduk di sebelah kanan dan kiri
Tuhan Yesus? Atau siapakah yang terbesar dari antara para murid, sehingga merekalah yang layak
untuk menduduki jabatan (posisi) tersebut. Maka dalam pembicaan tersebut Tuhan Yesus
memberikan pengajaran-Nya bahwa barangsiapa yang ingin menjadi besar dan terkemuka maka ia
hendaklah (harus) menjadi yang pelayan dan hamba untuk semuanya. Sikap dalam melayani Tuhan
yang perlu kita perhatikan adalah sikap seperti seorang hamba dan pelayan. Yaitu sebuah sikap yang
tidak mencari kepentingan diri sendiri, selalu mengutamakan kepentingan Tuannya, dan rela
berkorban bagi pelayanannya tersebut. Sikap dalam melayani bukan dengan tangan besi (kekerasan)
dan otoriter (kekuasaan). Sebab itu diakhir pembicaraan tersebut, Tuhan Yesus memberikan
penyataan yang sangat penting sebagai standar dan teladan pelayanan kita sebagai anak Tuhan.
Penyataan itu dikatakan bahwa, Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Sikap yang benar dalam sebuah pelayanan pasti akan berdampak positif dalam perkembangan
dan kemajuan gereja Tuhan. Namun perlu kita waspadai bahwa sikap yang salah dalam pelayanan
justru akan menambah beban dan kesulitan untuk mengembangkan pekerjaan Tuhan. Ingatlah selalu
bahwa gereja adalah milik Tuhan yang mana kita dipanggil untuk menggenapkan kehendak dan
kemuliaan-Nya melalui setiap pelayanan yang kita kerjakan bersama. Tuhan memberkati.