Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
1. Masa Nifas
a. Definisi Masa Nifas
Nifas merupakan masa atau
waktu
sejak
bayi
dilahirkan
dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya
disertai pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan
yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan
saat melahirkan (Any, 2012).
b. Pembagian Masa Nifas (Andrade, 2015)
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu sudah bisa berdiri dan
berjalan.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia
yang lamanya 6 -12 minggu.
3. Remote peurperium, waktu yang dibutuhkan untuk pulih sempurna.
c. Tahapan Masa Nifas (Romano, 2010)
Merupakan Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia
uteri. Oleh karena itu, dengan teratur harus melakukan pemeriksaan
kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan
baik.
c. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu)
Pada periode ini tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari
hari serta konseling kontrasepsi.
2. Perubahan-Perubahan pada Masa Nifas
a. Uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan disebut involusi uterus. Perubahan struktur yang terjadi
dalam proses involusi uterus terjadi melalu tiga proses, yaitu: (I)
autolisis dari serat otot yang berlebihan, (II) pembuluh darah yang
mengalami obliterasi oleh trombosis dan menjadi degenerasi sementara
sisanya bertransformasi menjadi jaringan elastik, dan (III) desidua,
kecuali basal layer, mengalami pemisahan. Involusi uterus dimulai
segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus dan
berlangsung sangat cepat.
Gambar 1
Otot wanita hamil, wanita tidak hamil dan wanita pascapersalinan
Otot berkontraksi di sekitar pembuluh darah pada area dimana
tempat melekatnya plasenta. Kontraksi ini mengontrol perdarahan dari
area yang ditinggalkan ketika plasenta telah terlepas. Uterus akan
melalui
vagina
selama
minggu
pertama
pascapersalinan.
2. Basal Layer (berbatasan dengan miometrium) merupakan
kelenjar endometrial residu. Lapisan ini akan berubah menjadi
endometrium yang baru. Regenerasi dari endometrium, kecuali
pada tempat melekatnya plasenta akan membaik dalam waktu
16 hari setelah kelahiran bayi.
Peningkatan kadar estrogen dan progesteron bertanggung jawab
untuk pertumbuhan uterus selama masa hamil. Pertumbuhan uterus
prenatal tergantung pada hiperplasia, peningkatan jumlah sel-sel otot,
dan hipertrofi, pembesaran sel-sel yang sudah ada. Pada masa
pascapersalinan penurunan kadar hormon-hormon ini menyebabkan
terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang
berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil
menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih besar setelah
hamil. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera
setelah bayi lahir, di duga terjadi sebagai respon terhadap penurunan
volume intrauterin yang sangat besar. Hemostasis pascapartum dicapai
terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh
agregasi trombosit dan pembekuan bekuan. Hormon oksigen yang
dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi
uterus, mengompresi pembuluh darah, dan membantu hemostasis.
Selama 1 sampai 2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi bisa
berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk
Subinvolusi
postpartum.
dapat
menyebabkan
terjadinya
perdarahan
Gambar 2
Involusi uterus. Tinggi fundus uterus berkurang kira-kira 1 cm tiap
hari dan tidak teraba lagi pada hari ke-14
Gambar 3
Involusi uterus pada masa nifas
Gambar 5(5)
Gambaran uterus pada nulipara dan multipara
Gambar 6(5)
Perubahan uterus
Involusi
Bayi baru lahir
Uri lahir
Satu minggu
Dua minggu
Enam minggu
Delapan minggu
Berat Uterus
1000 gr
750 gr
500 gr
350 gr
50 gr
30 gr
dan biasanya meninggalkan lapisan uterus yang bebas dari jaringan skar.
Skar pada lapisan uterus mungkin berhubungan dengan implantasi pada
kehamilan selanjutnya. Sesudah 2 minggu diameternya berkurang
menjadi 3,5 cm. Biasanya jaringan mengalami nekrosis dan lepas dalam
waktu 6 minggu setelah melahirkan.
Kegagalan atau kelambatan
penyembuhan
dari
tempat
Gambar 7(13)
Cross section uterus. Gambar ini menunjukkan involusi placental site
pada waktu yang bervariasi setelah persalinan
c. Lokia
Discharge vagina yang dikenal dengan lokia pada masa
puerperium berasal dari plasental site.
Lokia rubra/kruenta
akan
mengeluarkan
lokia
serosa
selama
minggu
pascapersalinan.
Sekitar hari kesebelas, komponen eritrosit menurun. Discharge
menjadi putih, krem, dan kuning terang yang dikenal dengan lokiaalba.
Lokia alba mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, lemak, mucus
serviks dan bakteri. Hal ini mungkin menetap hingga minggu ketiga
tetapi ada kemungkinan hingga minggu keenam.
Lokia parulenta. Ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk.
Lokiaotosis. Lokia tidak lancar keluarnya.
Usia reproduksi, paritas, berat bayi, dan menyusui tidak
mempengaruhi durasi dan jumlah lokia.
Volume total lokia kira-kira 250 ml dan biasanya ibu dianjurkan
untuk menggunakan external pad dibanding tampan untuk absorpsi. Ini
mungkin dapat meminimalisir resiko terjadinya infeksi. Selama dua jam
pertama setelah lahir, jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh
lebih dari jumlah maksimal yang keluar selama menstruasi. Setelah
waktu tersebut, aliran lokia yang keluar harus semakin berkurang.
Gambar 8
Panduan untuk menilai jumlah lokia pada perineal pad
Aliran lokia sering menjadi lebih banyak ketika ibu bangun dari
tempat tidur untuk pertama kalinya atau setelah tidur karena gravitasi
menyebabkan darah berkumpul di vagina selama beberapa jam dan akan
segera mengalir bila ibu berdiri.
Lokia yang tetap berwarna merah dan masih dalam jumlah yang
banyak mengindikasikan keterlambatan involusi dari uterus. Hal ini
dapat diasosiasikan dengan retensi dari sebagian jaringan plasenta dalam
uterus atau dengan infeksi. Jika jaringan plasenta mengalami retensi,
uterus mungkin membesar dan serviks akan tetap membuka. Bahanbahan yang mengalami retensi dapat ditemukan melalui pemeriksaan
USG. Kuretase kadang diperlukan, terutama jika terdapat peningkatan
jumlah kehilangan darah dan pengeluaran gumpalan darah.
Lokia yang banyak mungkin mengindikasikan suatu infeksi pada
uterus,
meskipun
organisme
yang
menginfeksi
hanya
berupa
Gambar 9(5)
Penampakan serviks pada ibu dengan nulipara dan ibu multipara
Gambar 10(7)
Penampang serviks
Selama kehamilan, serviks kehilangan elastisitasnya. Epitel serviks
meningkat dalam ketebalan dan kelenjar serviks menunjukkan
hyperplasia dan hipertofi. Dalam stroma, reaksi desidua tampak jelas.
Perubahan ini diikuti dengan peningkatan substansi dalam vaskularisasi
serviks. Pemeriksaan kolposkopik dapat dilakukan setelah persalinan
untuk melihat ulserasi, laserasi atau ekimosis dari serviks. Serviks
bengangsur-angsur melunak selama masa puerperium. Regresi epitel
serviks berlangsung dalam 4 hari setelah persalinan dan pada akhir
minggu pertama, edema dan perdarahan pada serviks mulai berkurang.
Hipertrofi dan hiperplasia vaskuler menetap pada minggu pertama.
Seminggu setelah persalinan, serviks memendek dan konsistensinya
menjadi lebih padat. Serviks tidak pernah kembali ke keadaan awal
meskipun telah mengalami penyembuhan karena akan meninggalkan
dilatasi dari 10 cm menjadi 2-3 cm.
b. Vulva dan Vagina
Gambar 11(5)
Gambaran vagina wanita postpartum
c. Perineum
Area diantara vagina dan rektum disebut perineum. Terjadinya
robekan perineum pada hampir semua persalinan pertama dan tidak
luka
biasanya
berlangsung
2-3
minggu
setelah
Gambar 12
Payudara pada ibu postpartum
ASI tidak dihasilkan hingga 3-4 hari pertama setelah melahirkan.
Colostrum disekresikan dalam beberapa hari pertama setelah
melahirkan. Karakteristik colostrum adalah sebagai berikut.(14)
- Cairan berwarna kuning
- Mengandung tinggi protein dan garam anorganik dibanding ASI
- Rendah lemak dan karbohidrat dibanding ASI
- Mengandung antibodi dalam kadar yang tinggi, yang dapat
-
Gambar 13(17)
Struktur dari payudara pada ibu yang menyusui
Cairan ini juga mengandung mineral, protein, lemak, antibodi,
komplemen,
makrofag,
limfosit,
lisosim,
laktoferin,
dan
1. Suhu
Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkat hingga
38C. Hal ini diduga terjadi akibat meningkatnya kerja otot,
dehidrasi dan perubahan hormonal.
Jika terjadi peningkatan suhu 38C yang menetap selama 2
hari setelah 24 jam melahirkan, maka perlu dipikirkan adanya
suatu infeksi seperti sepsis puerperalis (infeksi selama postpartum),
infeksi saluran kemih, endometritis (peradangan endometrium),
pembengkakan payudara, dan lain-lain.
2. Nadi
Dalam periode waktu 6-7 jam sesudah melahirkan, sering
ditemukan bradikardi 50-70 kali permenit dan dapat berlangsung
sampai 6-10 hari setelah melahirkan. Keadaan ini berhubungan
dengan penurunan kerja jantung, penurunan volume darah yang
mengikuti pemisahan plasenta dan kontraksi uterus, peningkatan
stroke volume. Takikardi mungkin dapat ditemukan apabila terjadi
perdarahan atau infeksi. Takikardi juga dapat timbul apabila terjadi
trombosis.
3. Tekanan Darah
Biasanya bervariasi tergantung posisi ibu dan lengan yang
digunakan untuk penilaian. Untuk mendapatkan hasil yang akurat,
periksa pada lengan yang sama dan dengan posisi ibu yang sama
setiap
waktunya.
dibandingkan
Tekanan
dengan
darah
tekanan
pascapersalinan
darah
sebelum
harus
persalinan.
Peningkaatan tekanan darah mungkin menandakan adanya preeklamsia sewaktu hamil sehingga harus dipantau terus tekanan
darahnya.
Setelah
melahirkan,
intraabdominal
yang
terjadi
menyebabkan
penurunan
terjadinya
tekanan
dilatasi
dari
harus
dilakukan
dengan
memperhatikan
lokasi
2.
3.
4.
c.
tanda-tanda penyulit
d.
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari .
e.
f.
g.
i.
j.
4.
Untuk kunjungan yang ke empat lebih difokuskan pada penyulit dan juga
keadaan laktasinya. Lebih jelasnya tujuan dari kunjungan ke empat yaitu :
a.
b.
c.
d.
Memberikan
hadapi
konseling
mengenai
imunisasi,