You are on page 1of 7

Osunomena et al (2012:165-176) menjabarkan bahwa dalam tubuh makhluk hidup ada tiga

jenis SOD, yaitu:


1. Copper-Zinc Superoxide Dismutase (Cu/ ZnSOD), enzim SOD ekstraselular utama yang
terdapat dalam bagian dalam sel.
2. Manganese Superoxide Dismutase (MnSOD), disintesa dalam sitoplasma, kemudian
dikirim ke mitokondria.
3. Extracellular Superoxide Dismutase (EC-SOD), enzim SOD ekstraselular primer yang
terdapat dalam bagian luar sel.
Reactive oxygen species (ROS) merupakan bentuk reaktif yang dihasilkan oleh oksigen
Arican O, Kurutas EB, Sasmaz S. Oxidative stress in patients with acne vulgaris. Mediators
of Inflammation: 2005: 3804.
Disfungsi endotel menyebabkan meningkatnya produksi superoksid, suatu
oksigen radikal bebas

Antioxidants are important for the bodys immune system and to protect
the body against free radical attack. Randox provides a range of reagents
to assess all three levels of the bodys defence system (preventative
antioxidants, scavenging antioxidants and repair enzymes). Key tests
include Total Antioxidant Status (TAS), Glutathione Peroxidase
(Ransel), Superoxide Dismutase (Ransod) and Glutathione Reductase.
To discover more about our range of antioxidant assays select an assay
from the drop-down menu below. Alternatively, to gain an understanding
of the role of antioxidants and the relevancy of Randox antioxidant assays
please read the sections below.

Antioxidant products available from Randox


Select an option

For patients: A general overview


Antioxidants defend our bodies from free radical damage!
As the bodys defence to free radicals, antioxidants are crucial in
maintaining our health. Free radicals are highly reactive cells produced
during the process of oxidation, a reaction which takes place during many

of the bodys natural key processes such as respiration. Free radicals may
also be produced when there is inflammation in the body, during exercise,
and as a result of the bodys response to environmental factors such as
sunlight and pollutants (chemicals, cigarette smoke etc.).
Antioxidants protect the body from free radical damage by inhibiting the
formation of free radicals, destroying free radicals, or repairing damaged
cells. The presence of antioxidants usually enables to body to handle free
radicals, however if antioxidants are unavailable or if oxidative stress
occurs, damage to the surrounding cells or tissue can occur. Oxidative
stress refers to the imbalance between the production of free radicals and
the bodys ability to detoxify them i.e. when there is an excessive
production of free radicals. As a result free radicals have been implicated
in many disease states.
Antioxidant benefits against disease
Free radicals have been found to play a role in the development of many
diseases including cancer (free radicals are thought to promote cell
transformation into a cancer cell), arthritis and inflammatory diseases
(increased oxidative stress in rheumatoid arthritis patients suggests
antioxidants could have an important role), cardiovascular disease
(antioxidants have been found to improve cardiac health), and Alzheimers
disease (antioxidants have a role in removing deleterious free radicals
from the brain).
How you can look after your bodys antioxidant defence
The bodys antioxidant defence system is made up of antioxidants
produced by the body naturally, in addition to requiring external sources
to obtain antioxidants it cannot produce. The best source of antioxidants
includes antioxidant rich foods. Foods high in antioxidants include fruits,
vegetables and grains. The bodys natural antioxidant production declines
with age, and therefore an antioxidant rich diet is important to ensure a
healthy you!
Test your antioxidant health!
Your bodys antioxidant defence system can be tested with a simple blood
test, just ask your doctor! Some of the tests to ask for include:

Total Antioxidant Status (TAS) for a general measurement of your


antioxidant levels
Glutathione Peroxidase to test your selenium levels low selenium
levels can cause low immunity, constant fatigue and reproductive
problems
Superoxide Dismutase superoxide is one of the most common free
radicals which plays a major role in the ageing process by damaging
cells in your body

ANTIOKSIDAN
a. Superoksida Dismutase
Superoksida Dismutase (SOD) merupakan antioksidan endogen yang mengkatalisis
radikal superoksida (O2-) menjadi hidrogen peroksida (H2O2), sehingga SOD disebut
sebagai scavenger atau pembersih superoksid (O2-) (Nishimura, 1998; Tun, 2006;
Landmesser, 2002; Brown, 2004).
SOD pada mamalia memiliki tiga isozim yaitu SOD1, SOD2 dan ECSOD. SOD1
dengan rumus CuZnSOD memiliki kofaktor logam Cu dan Zn dan terdapat pada sitoplasma,
eukariota, peroksisom, kloroplas, dan periplasma prokariota. SOD2 dengan rumus MnSOD
memiliki kofaktor logam Mn dan terdapat pada mitokondria dan kloroplas. SOD3 merupakan
isoform ekstrasel yang disebut sebagai ECSOD. Struktur SOD3 mirip dengan CuZnSOD
karena mengandung kofaktor logam Cu dan Zn danterdapat didalam cairan ekstraselular dan
matriks selular hepar, plasenta dan paru. ECSOD berperan dalam mengendalikan
bioavabilitas NO pada keadaan stress oksidatif (Asikin, 2001; Kapciska, 2000; Kirsh, 2006;
Novello, 1968).
b. Peroksidase
Peroksidase adalah kelas enzim golongan oksireduktase yang mengkatalis oksidasi
substrat organik dengan H2O2 dan mereduksinya menjadi H2O. Peroksidase merupakan
protein heme yang terdapat pada organisme prokariotik dan eukariotik (Chen, 1999).
Glutation peroksidase (GPx) adalah peroksidase yang mengandung selenium (Se)
pada sisi aktifnya. Enzim ini bekerja dengan memecah H2O2 dan berbagai hidro serta lipid
peroksida dengan cara mereduksinya menjadi H2O. Peristiwa tersebut melibatkan reaksi
oksidasi-reduksi dari glutation tereduksi (GSH) (Winarsi, 2007; Suhartono, 2007).
Reaksi : H2O2 + 2GSH GSSG + 2 H2O

Selain mengkatalis H2O2, GPx juga dapat memecah senyawa peroksida lainnya,
yaitu dengan menggunakan GSH sebagai donor hidrogen. Hasil reduksi semua senyawa
peroksida tersebut adalah alkohol (Suhartono, 2007).
Reaksi : LOOH + 2GSH GSSG + 2H2O +LOH

Aktivitas GPx memerlukan glutation sebagai kosubstrat dan enzim glutation


reduktase untuk mengubah glutation teroksidasi (GSSG) menjadi bentuk tereduksi (GSH).

Logam Se dalam GPx berfungsi sebagai katalitik pada bagian aktifnya, kemudian
memusnahkan H2O2. Enzim tersebut juga dapat menyingkirkan lipid peroksida dari membran
sel (Winarsi, 2007).
GPx berperan penting dalam melindungi sel, melalui reaksi seperti di atas maupun
melalui peroksida organik yang terbentuk dalam oksidasi kolesterol dan asam lemak.
Aktivitas GPx mampu mereduksi 70% peroksida organik dan lebih dari 90% H 2O2. Aktivitas
GPx juga ditemukan dalam mitokondria, plasma, dan saluran pencernaan(Winarsi, 2007).
GPx dalam melindungi eritrosit terhadap hemolisis dibantu oleh lintasan pentose
fosfat. Lintasan ini menyediakan NADPH untuk mereduksi GSSG sebagai detoksifikasi
terhadap SOR. Hasil reduksi GSSG adalah GSH yang dikatalisis oleh enzim gluthation
reduktase, yaitu enzim flavoprotein yang mengandung FAD. Selanjutnya, NADP + yang
terbentuk akan dikatalisis oleh enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase. Proses tersebut,
secara umum dapat digambarkan pada skema regulasi glutation sebagai berikut
(Suhartono, 2007):
Gambar 2. Skema
regulasi Glutation
(Suhartono, 2007)
Penelitian
baru-baru

ini

membuktikan bahwa
glukosa dan ribosa
dapat meningkatkan
tingkat peroksida intraselular pada isolasi sel islet pankreas manusia dan tikus serta
ditemukan aktivitas GPx sel yang rendah yang memperlihatkan kerusakan akibat induksi
SOR (Tanaka,

2002).

Selanjutnya

hasil

penelitian

Tanaka et

al (Tanaka,

2002)

memperlihatkan bahwa rendahnya aktivitas GPx pada sel islet menjadikan sel sebagai
organela yang rentan terhadap stres oksidatif sekunder akibat glukosa yang tinggi.
Penelitian Rahbani-Nobar et al (Rahbani, 1999) menunjukkan rendahnya aktivitas
GPx eritrosit secara signifikan pada penderita diabetes tipe 1 dan 2 dibanding kontrol.
Aktivitas GPx yang rendah tersebut disebabkan oleh rendahnya kandungan GSH sebagai
substrat dan kofaktor GPx pada penderita diabetes. Inaktivasi enzim juga memiliki kontribusi
terhadap rendahnya aktivitas GPx. Sebenarnya GPx merupakan enzim yang relatif stabil,
tetapi enzim ini dapat menjadi inaktif pada keadaan stres oksidatif yang parah. Hal ini
dihubungkan dengan proses glikasi protein. Namun, penelitian Tanaka et al(Tanaka, 2002)
menunjukkan bahwa perlakuan terhadap sel islet yang dibuat mengalami ekspresi GPx
berlebih dapat meningkatkan aktivitas GPx dan berperan penting dalam melindungi sel islet
melawan efek ribosa lebih lanjut.

c. Katalase

Katalase sebagai salah satu antioksidan endogen merupakan senyawa yang


hemotetramer dengan Fe sebagai kofaktor disandi oleh gen kromosom 11; mutasi pada gen
ini dapat menyebabkan akatalasemia. Katalase adalah suatu hemoprotein yang mengandung
empat gugus heme yang dapat ditemukan pada hewan maupun tumbuhan. Pada umumnya
katalase terdapat pada sebagian besar organisme. Banyak organisme mempunyai katalase
lebih dari satu. Suatu penelitian telah mengungkapkan bahwa ada hubungan antara
diferensiasi sel dengan katalase (Liedias, 1998; Murray, 2001).
Katalase termasuk dalam golongan enzim hidroperoksidase karena dapat mengkatalisis
substrat hidrogen peroksida atau peroksida organik. Enzim ini dapat ditemui dalam darah,
sumsum tulang, membran mukosa, ginjal dan hati (Murray, 2001).
Aktivitas katalase sebagai antioksidan adalah dengan cara mengkatalisis pemecahan
H2O2 menjadi H2O dan O2, dengan mekanisme sebagai berikut (Murray, 2001; Jones, 2001):
Katalase-Fe(III) + H2O2

senyawa-1 +H2O tahap I

Senyaw
a-1 + H2O2

katalase-Fe(III) + H2O2 + O2 tahap II

2H2O2

2H2O + O2

Senyawa-1 merupakan senyawa antara serta merupakan kunci dari oksidasi dalam
reaksi enzimatik katalase. Hal ini disebabkan oleh keberadaan senyawa-1 heme dengan suatu
atom oksigen dari molekul H2O2 pada tahap I ini. Hasil reaksi ini membentuk molekul air
pada tapak aktif enzim yang dekat heme Fe (Jones, 2001).
Senyawa H2O2 merupakan salah satu senyawa oksigen reaktif yang dihasilkan pada
proses metabolisme di dalam sel. H2O2 merupakan sumber toksik berbagai macam penyakit
karena dapat bereaksi menimbulkan kerusakan jaringan. Selain itu, H2O2dianggap sebagai
metabolit kunci karena stabilitasnya relatif tinggi, cepat menyebar dan terlibat dalam sirkulasi
sel (Murray, 2001; Mueller, 1997).
Katalase (CAT) dan glutathion peroksidase (GPx) mempunyai sifat yang sama dalam
mengkatalisis H2O2. Namun, GPx mempunyai aktivitas yang tinggi terhadap H 2O2 daripada
katalase. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kinetik dari kedua enzim tersebut. Katalase
mengkatalisis H2O2 secara linier sesuai dengan konsentrasi H2O2, sedangkan GPx menjadi

jenuh pada konsentrasi H2O2 di bawah 10-5 mol/L. Ketika konsentrasi H2O2 sangat rendah
atau pada kondisi normal maka GPx mempunyai peran yang lebih domian untuk
mengkatalisis H2O2 daripada katalase (Mueller, 1997).
Tingginya kadar glukosa diduga menghalangi aktivitas antioksidan endogen. Sebuah
penelitian tentang pengaruh berbagai tingkat kadar glukosa terhadap enzim katalase,
ditemukan penurunan aktivitas enzim pada kadar glukosa yang tinggi (Udoh, 2007). Pada
penelitian lainnya dikemukakan bahwa aktivitas katalase yang ditingkatkan melaui
manipulasi transgenikspesifik dapat melindungi jantung dari progresi penyakit diabetes
kardiomiopati (Ye, 2004).

You might also like