You are on page 1of 2

Nama

: Andi Fadhliah Imtihana Hajir

Nim

: P1802215001

Tugas

: Analisis Kebijakan Kesehatan

Tanggapan terhadap BPJS Sandera Rumah Sakit, Tajuk Opini Harian Tribun
Timur.
Selama proses penyelanggaraan BPJS Kesehatan di Indonesia, ada banyak problematika
mengenai BPJS Kesehatan yang dipaparkan oleh beberapa media cetak maupun media
online saat ini. Penyelanggaraan BPJS seakan menjadi topik menarik bagi jurnalis maupun
praktisi akademisi untuk dikritik dalam bentuk rangkaian kalimat yang bisa bermuatan positif
bagi BPJS namun bisa juga menjadi senjata yang mengungkap kelemahan BPJS.
Menanggapi beberapa pemberitaan di media tentang BPJS, ada beberapa poin penting
yang perlu diperhatikan yaitu :

BPJS Kesehatan memang masih perlu membenahi banyak hal dalam proses
penyelenggaraannya, salah satunya mengenai aspek kepesertaannya yang belum
mengcover seluruh penduduk indonesia. Hal ini tentu menjadi tugas berat bagi BPJS
mengingat adanya regulasi Universal Health Coverage 2019 yang menyatakan
bahwa seluruh rakyat Indonesia terdaftar sebagai peserta BPJS paling lambat 1

Januari 2019.
Dalam artikel Prof Amran Razak Lakekomae JKN/BPJS Kesehatan di salah
satu media cetak, beliau menyinggung issue tentang menciptakan skenario baru
mengenai BPJS Kesehatan berupa paket khusus penderita penyakit katastropik bagi
orang kaya sangat menarik untuk dipertimbangkan. Mengingat beban biaya
pelayanan kesehatan penyakit katastropik yang semakin membengkak dan menjadi

salah satu faktor yang menyebabkan BPJS Kesehatan mengalami defisit.


Issue tentang Jamkesda terintegrasi ke BPJS, juga menjadi topik menarik saat ini,
seperti pada tulisan Pak Timboel pada BPJS Watch, masih banyak bupati dan
walikota yang belum mau mengintegrasikan jamkesda ke BPJS Kesehatan. Padahal
jika Jamkesda tidak terintegrasi ke BPJS Kesehatan, itu berarti APBD untuk
kesehatan secara langsung ditangani oleh para pemegang kekuasan di Dinas
Kesehatan, RS, maupun puskesmas justru menyuburkan korupsi di sektor
kesehatan. Pasien Jamkesda yang terintegrasi BPJS juga akan lebih maksimal
dalam memperoleh pelayanan kesehatannya. Karena pasien Jamkesda yang
terintegrasi BPJS Kesehatan bisa dirujuk atau memperoleh pelayanan kesehatan
sampai ke fasilitas kesehatan lebih baik apabila di daerahnya kurang memadai.

Bupati maupun walikota yang tidak suka dengan BPJS cenderung menyudutkan
BPJS kesehatan yang kualitas pelayanan kesehatannya masih kurang.Perlu kita
ketahui, BPJS Kesehatan hanyalah sebuah badan penyelenggaraan negara dari
program

Jaminan

Kesehatan

Nasional

yang

ditetapkan

Pemerintah.

Yang

bertanggung jawab akan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia bukan hanya


BPJS Kesehatan semata, tetapi seluruh pihak terkait baik pemerintah pusat maupun
pemerintah. Perlu adanya korelasi yang efisien antara Pemerintah pusat maupun
daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan, selain menambah infrastruktrur, SDM dalam sektor
kesehatan juga perlu ditingkatkan kualitas kinerjanya dan dijaga kesejahteraannya.

You might also like