You are on page 1of 11

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN


UPTD PUSKESMAS TANON II
Jln. Sragen Gemolong KM 20 Karangasem, Tanon
No. Telp 08112631865Email : puskesmastanon2@gmail.com

PEDOMAN PROGRAM LANJUT USIA


BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan
bahwa upaya untuk meingkatan dan memelihara kesehatan masyarakat
dilaksanakan

berdasarkan

prinsip

nondiskriminatif,

partisipatif

dan

berkelanjutan. Setiap upaya untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat


merupakan investasi bagi pembangunan negara. Dalam undang-undang
kesehatan pasal 138 disebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi
lajut usia ditujukan untuk menjaga agar para lanjut usia itu tetap sehat dan
produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu pemerintah wajib menjamin
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut
usia untuk tetap dapat hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera baik secara fisik, mental, sosial
maupun spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup poduktif secara
sosial dan ekonomi. Upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud

kesehatan

masyarakat

yang

optimal

sebagai

investasi

bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan


ekonomi.
Salah satu dampak keberhasilan pembangunan kesehatan adalah
terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian
serta peningkatan angka harapan hidup penduduk Indonesia. Berdasarkan
data Riskesdes 2007, umur harapan hidup di Indonesia meningkat dari 68,6
tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007. Selain itu salah
satu sasaran dari Renstra kementrian kesehatan tahun 2010-2014 adalah
meningkatkan UHH dari 70,6 tahun menjadi 72 tahun pada taun 2014.
Menurut hasil dari Susenas tahun 2000 jumlah lanjut usia 14,4 juta
jiwaatau 7,18% dari jumlah penduduk, sedangkan yang berusia diatas 65
1

tahun, mencapai 4,6% dari jumlah penduduk Indonesia (10 juta orang). Selain
itu jumlah lanjut usia di proyeksikan akan terus meningkat yang diperkirakan
pada tahun 2020 diperkirakan meningkat menjadi 28,8 juta jiwa.
Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
lanjut usia di puskesmas Tanon II, maka perlu disusun pedoman pelayanan
kesehatan lanjut usia di puskesmas. Diharapkan pedoman ini dapat menjadi
salah satu acuan bagi petugas puskesmas dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada lanjut usia.
B.

Ruang Lingkup
Pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas meliputi seluruh upaya
kesehatan terutama upaya promotif, preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif
primer dan rehabilitatif primer serta pelayanan rujukan kepada para lansia.
C.

Tujuan Pedoman

Tujuan diterbitkannya pedoman ini adalah sebagai acuan dalam


pemberian pelayanan kepada pasien lansia dan meningkatkan derajat
kesehatan

dan

mutu

kehidupan

lanjut

usia

untuk

mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
D.

Batasan Operasional

Berkaitan dengan program pelayanan kesehatan lansia, maka puskesmas


bertugas mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan
kerjasama dengan semua pihak yang terkait. Pelaksanaan managemen pro
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta mengupayakan
sumberdaya (dana, tenaga, sarana dan prasarana)
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan
menyesuaikan tugas pokok maka strategi operasional yang dilakukan dalam
melaksanakan program kegiatan lansia didalam dan luar gedung diantaranya
melalui:
1.

Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan


baik di dalam gedung maupun diluar gedung.

2.

Penggalangan kemitraan dengan lintas program dan lintas sektoral.

3.

Pemberdayaan

masyarakat

dalam

rangka

pemantauan

dan

penanganan kesehatan para lanjut usia dengan cara mengadakan posyandu


dan senam lansia di masing-masing pedukuhan.
2

4.
E.

Memberikan pelatihan-pelatihan kepada kader lansia.

Landasan Hukum
1.

Undang undang No 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan lanjut


usia (Lembaran negara

Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan

Lanjut Usia).
2.

Undang undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

3.

Undang undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.

4.

Undanga-undang No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

5.

Undang undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

6.

Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan


upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.

7.

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan


pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah Provinsi dan
pemerintah daerah kabupaten/ kota.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A . Ketenagaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Dokter umum
Perawat
Bidan
Analis
Kasubag TU
Promkes
Sanitarian
Gizi

B. Jadual Kegiatan,
Jadual pelaksanaan kegiatan program lansia disepakati dan disusun
bersama dengan sektor terkait dalam pertemuan lokakarya mini lintas
sektor tiap tiga bulan sekali.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan yang dibutuhkan


1. Ruangan pelayanan yang dibutuhkan tentunya harus nyaman dan terjamin
privasinya agar pasien merasa kerahasianya terjamin. Adapun ruangan
yang dibutuhkan minimal 2x3 meter.
2. Mudah dijangkau dan ada informasi yang jelas tentang tata letak ruangan.
B. Standar Fasilitas
1.

Fasilitas & Sarana


Pelayanan lansia ada di ruang BPU,sedangkan untuk pelayanan posyandu
ada di masing-masing kelompok posyandu di wilayah puskesmas

2.

Peralatan
Peralatan yang tersedia di Puskesmas dengan program lansia adalah
sebagai berikut:
Alat posyandu dan Puskesmas keliling:
a. Spignomanometer dewasa
b. Stetoskop dewasa
c. Timbangan dewasa
d. Metlin
e. Sarung tangan
f. Hand scrub
g. Alkohol
h. Tas berisi obat obatan puskesmas keliling

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
5

Pelaksanaan

suatu

kegiatan

perlu

mengacu

kepada

prinsip

prinsip

managemen yang berlaku.Demikian juga halnya dengan pelaksanaan kegiatan


dengan strategi Puskesmas Santun Lansia.Managemen yang di maksudkan
adalah bahwa semua kegiatann akan melalui tahap tahap perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Diharapkan dengan perencanaan yang
baik, pelaksanaan yang terarah serta monitoring dan evaluasi yang baik, semua
kegiatan akan dapat berhasil opimal dan sesuai target yang ditentukan.
A. Perencanaan
Di dalam menentukan kegiatan pembinaan kesehaan ianjut usia melalui
strategi pelayanan kesehatan lansia, tahap-tahap yang perlu dilakukan adalah:
1. Kesepakatan di antara lintas sektor tentang pembinaan kesehatan lansia.
2. Pengumpulan data dasar, peta lokasi usia lanjut.
3. Melakukan

pendekatan

kecamatan/desa/kelurahan,

dan

kerjasama

untuk

lintas

memberikan

sektor

di

informasi

tingkat
tentang

pelayanan kesehatan lansia yang akan dilakukan oleh Puskesmas.

B. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan kehatan lanjut usia secara umum mencakup
kegiatan pelayanan yang berbentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Adapun kegiatan pelayanan lanjut usia meliputi :
1. Kegiatan promotif
Kegiatan promotif dilakuakan kepada lansia ,keluarga ataupun masyarakat
di sekitarnya,antaralain berupa penyuluhan tentang hidup sehat, gizi untuk
lansia,

Proses

degeneratif.Upaya

meningkatkan

kebugaran

jasmani,pemeliharaan kemandirian serta produktifitas lansia.


2. Kegiatan preventif
Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit
dan komplikasinya akibat proses degeneratif.Kegiatan deteksi dini dan
pemantauan kesehatan lansia yang dapat dilaksanakan dikelompok lansia
atau puskesmas dengan melalui Kartu Menuju Sehat (KMS ).
3. Kegiatan kuratif

Kegiatan pengobatan ringan bagi lanjut usia yang sakit bila dimungkinkan
dapat dilakukan di kelompok lansia / posyandu.Pengobatan selanjutnya
dilakukan di Puskesmas pembantu atau induk,bila sakit yang diderita
lansia perlu penanganan dengan fasilitas yang lebih lengkap, maka
dilakukan rujukan ke RS setempat.
4. Kegiatan rehabilitatif
Upaya rehabilitatif ini dapat berupa upaya medis,psikososial,edukatif
maupun

upaya-upaya

lain

yang

dapat

semaksimal

mungkin

mengembalikan fungsional dan kepercayaan diri lansia.


C. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dilakukan melalui pencatatan dan pelaporan yang
berlaku atau melalui pengamatan langsung,untuk melihat apakah pelaksanaan
sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan keberhasilan kegiatan.disamping
melihat hambatan/ masalah yang timbul serta kinerja pelaksana baik petugas
maupun kader.
Evaluasi kegiatan dilakukan melalui pemanfaatan data hasil pencatatan
dan pelaporan,pengamatan langsung ataupun dengan melakukan studi atau
penelitian khusus untuk melakukan pengembangan kegiatan selanjutnya.
Instrumen monitoring dan evaluasi yang dipergunakan adalah formulir
pencatatan kegiatan dari kelompok dan puskesmas serta umpan balik laporan
dari kabupaten/ kota.

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program


pelayanan kesehatan lansia direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas
program dan

lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan yang akan

dilaksanakan.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program
pelayanan kesehatan lanjut usia perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan
melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan program kesehatan lanjut usia dimonitor dan dievaluasi
dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan selama 1 tahun.
2. Kehadiran kader.
3. Pelayanan kesehatan : Cakupan penimbangan (berat badan dan tinggi
badan), yaitu presentase lansia yang ditimbang berat badan serta diukur
tinggi badannya.
4. Cakupan hasil pemeriksaan kesehatan yaitu presentase lansia anggota
kelompok yang mendapat pemeriksaan kesehatan (termasuk pengukuran
ekanan darah dan pemeriksaan status mental) dalam setahun.
5. Cakupan penyuluhan yaitu presentase lansia anggota kelompok yang
mendapat penyuluhan dalam setahun.
6. Senam lansia.
7. Kegiatan sektor antara lain:Pengajian,kelompok

lansia,diskusi,usaha

ekonomi produktif, rekreasi.


8. Tersedianya dana untuk penyelenggaraan kegiatan kelompok lansia.
9. Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap tribulan.

BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor
terkait dalam pelayanan kesehatan lansia dengan tetap memperhatikan prinsip
proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan program ini tergantung
pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan
kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat/ kader lansia dalam
bidang kesehatan.Karena pembinaan kesehatan lansia merupakan strategi
pelayanan kesehatan bagi lansia dengan segala kondisinya baik fisik,mental dan
10

psiko-sosial.Jumlah lansia yang semakin meningkat,harus menjadikan perhatian


kita untuk dapat melakukan pembinaan sedini mungkin agar mereka tetap
terpelihara kesehatan dan kemandiriannya.

Sleman, 30 September 2016


Mengetahui

Penangggung Jawab

Triyanta, SKM, MM
NIP 1967 1 0080924 198803

Titik Setyaningsih
NIP 19690905 199002 2 001

11

You might also like