Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Muhamar Kadaffi,MT
ABSTRAK
Sistem adalah kumpulan obyek yang saling berinteraksi dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan logis dalam suatu lingkungan yang kompleks. Obyek yang
menjadi komponen dari sistem dapat berupa obyek terkecil dan bisa juga berupa subsistem atau sistem yang lebih kecil lagi. Dalam definisi ini disertakan elemen
lingkungan karena lingkungan sistem memberikan peran yang sangat penting
terhadap perilaku sistem itu. Bagaimana komponen-komponen sistem itu berinteraksi,
hal itu adalah dalam rangka mengantisipasi lingkungan. Mengamati sistem bukan
hanya mendefinisikan komponen-komponen pendukung sistem, tetapi lebih dari dari
itu harus pula mengetahui perilaku dan variabel-variabel yang ada di dalamnya.
Paling tidak analisis terhadap sistem harus dapat membuat konsepsi tentang sistem
itu. Ada beberapa cara untuk dapat merancang, menganalisis dan mengoperasikan
suatu sistem. Salah satunya adalah dengan melakukan pemodelan, membuat model
dari sistem tersebut.
Model adalah alat yang sangat berguna untuk menganalisis maupun
merancang sistem. Sebagai alat komunikasi yang sangat efisien, model dapat
menunjukkan bagaimana suatu operasi bekerja dan mampu merangsang untuk
berpikir bagaimana meningkatkan atau memperbaikinya.
Model didefinisikan sebagai suatu deskripsi logis tentang bagaimana sistem
bekerja atau komponen-komponen berinteraksi. Dengan membuat model dari suatu
sistem maka diharapkan dapat lebih mudah untuk melakukan analisis. Hal ini
merupakan
prinsip
pemodelan,
yaitu
bahwa
pemodelan
bertujuan
untuk
11
ii
komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan memerlukan waktu yang
lama jika eksperimen dicoba secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka
dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang tepat serta dengan biaya yang
tidak terlalu besar karena semuanya cukup dilakukan dengan komputer. Pendekatan
simulasi diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model tersebut harus
dapat menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam sistem saling berinteraksi
sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat maka
model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer. Penerapan simulasi
dalam program komputer disebut sebagai Simulink.
Simulink adalah salah satu bagian dari MatLab (Matriks Laboratory) Program.
Simulink dapat digunakan untuk mensimulasi sistem, dalam artinya mengamati dan
menganalisa perilaku dari tiruan sistem. Tiruan sistem diharapkan mempunyai
perilaku yang sangat mirip dengan sistem fisik. Jika digunakan dengan benar, simulasi
akan membantu proses analisis dan desain sistem.
Kata Kunci : Pemodelan, Simulasi dan Simulink
11
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR........................................................................................ 5
1.
PENDAHULUAN................................................................................... 6
11
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu Penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semua
alam semesta yang selalu memberikan rahmat dan kesehatan kepada semua mahluk
ciptaan-Nya termasuk kepada Penyusun sampai dengan saat ini. Sehingga Penyusun
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Mata Kuliah Simulasi dan Pemodelan
dengan thema Penerapan Simulink untuk Simulasi ini tepat waktu dan dengan sebaikbaiknya sesuai kemampuan yang dimiliki oleh Penyusun.
Meskipun hasil dari tugas ini jauh dari kata sempurna, Penyusun berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama Penyusun sendiri didalam
mempelajari mata kuliah Pemodelan dan Simulasi terutama dalam kaitannya dengan
pengertian dan penggunaan Simulink untuk simulasi seperti tercantum dalam thema
makalah ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya Penyusun ucapkan kepada Bapak
Muhammar Kadaffi ST, MT. yang telah membimbing Penyusun dalam melakukan
berbagai macam kegiatan perkuliahan terutama dalam mata kuliah Pemodelan dan
Simulasi, serta kepada teman-teman kuliah dan semua pihak yang telah ikut
membantu Penyusun dalam menulis dan menyusun makalah ini sehingga dapat
terselesaikan tepat waktu dan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.
11
1. PENDAHULUAN
1.1 PEMODELAN DAN SIMULASI
Sistem adalah kumpulan obyek yang saling berinteraksi dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan logis dalam suatu lingkungan yang kompleks. Obyek yang
menjadi komponen dari sistem dapat berupa obyek terkecil dan bisa juga berupa subsistem atau sistem yang lebih kecil lagi. Dalam definisi ini disertakan elemen
lingkungan karena lingkungan sistem memberikan peran yang sangat penting
terhadap perilaku sistem itu. Bagaimana komponen-komponen sistem itu berinteraksi,
hal itu adalah dalam rangka mengantisipasi lingkungan.
Mengamati sistem bukan hanya mendefinisikan komponen-komponen
pendukung sistem, tetapi lebih dari dari itu harus pula mengetahui perilaku dan
variabel-variabel yang ada di dalamnya. Paling tidak analisis terhadap sistem harus
dapat membuat konsepsi tentang sistem itu. Ada beberapa cara untuk dapat
merancang, menganalisis dan mengoperasikan suatu sistem. Obyek penelitian
biasanya merupakan suatu sistem dengan kerumitan-kerumitan yang sangat kompleks
sehingga memerlukan pengabstraksian. Salah satunya adalah dengan melakukan
pemodelan, membuat model dari sistem tersebut.
Istilah pemodelan adalah terjemahan bebas dari istilah modelling.
Untuk
langsung serta kaitan timbal-balik dalam terminologi sebab akibat. Oleh karena suatu
model adalah abstraksi dari realita, maka pada wujudnya lebih sederhana
dibandingkan dengan realita yang diwakilinya. Model dapat disebut lengkap apabila
dapat mewakili berbagai aspek dari realita yang sedang dikaji. Model adalah alat yang
sangat berguna untuk menganalisis maupun merancang sistem. Sebagai alat
komunikasi yang sangat efisien, model dapat menunjukkan bagaimana suatu operasi
bekerja dan mampu merangsang untuk berpikir bagaimana meningkatkan atau
11
Sifat
analisis
dan pengembangannya.
Melakukan pemodelan adalah suatu cara untuk mempelajari sistem dan model itu
sendiri dan juga bermacam-macam perbedaan perilakunya.
Ada beberapa langkah di dalam mempelajari sebuah sistem. Secara lengkap
digambarkan dengan diagram / gambaran seperti dibawah ini :
11
Jika suatu sistem secara fisik memungkinkan dan tidak memakan biaya yang
besar untuk dioperasikan sesuai dengan kondisi (scenario) yang kita inginkan maka
cara ini merupakan cara yang terbaik karena hasil dari eksperimen ini benar-benar
sesuai dengan sistem yang dikaji. Namun sistem seperti itu jarang sekali ada dan
penghentian operasi sistem untuk keperluan eksperimen akan memakan biaya yang
sangat besar. Selain itu untuk sistem yang belum ada atau sistem yang masih dalam
rancangan maka eksperimen dengan sistem aktual jelas tidak bisa dilakukan sehingga
satu-satunya cara adalah dengan menggunakan model sebagi representasi dari sistem
aktual.
Model fisik atau ikonik pada hakekatnya merupakan perwakilan fisik dari
beberapa hal, baik dalam bentuk ideal maupun dalam skala yang berbeda. Model
ikonik ini mempunyai karakteristik yang sama dengan hal yang diwakilinya, dan
terutama amat sesuai untuk menerangkan kejadian pada waktu yang spesifik. Model
ikonik dapat berdimensi dua (foto, peta, cetak-biru) atau tiga dimensi (prototipe
mesin, alat, dan lainnya). Apabila model berdimensi lebih dari tiga tidak mungkin
lagi dikonstruksi secara fisik sehingga diperlukan kategori model simbolik.
Model fisik mengambil dari sebagian sifat fisik dari hal-hal yang diwakilinya,
sehingga menyerupai sistem yang sebenarnya namun dalam skala yang berbeda.
Walaupun jarang dipakai, model ini cukup berguna dalam rekayasa sistem.
Pada hakekatnya, ilmu sistem memusatkan perhatian pada model matematis
atau model simbolik sebagai perwakilan dari realita yang dikaji.
11
Format model
simbolik dapat berupa bentuk angka, simbol dan rumus. Jenis model simbolik yang
umum dipakai adalah suatu persamaan (equation).
Bentuk persamaan adalah tepat, singkat dan mudah dimengerti.
Simbol
11
dilakukan
dengan
komputer.
Pendekatan
simulasi
diawali
dengan
11
10
Untuk
11
11
dalam berbagai bentuk persamaan, diagram alir dan diagram blok. Tahap ini seolaholah membentuk model dari suatu model, yaitu tingkat abstraksi lain yang ditarik dari
dunia nyata. Hal yang penting di sini adalah memilih teknik dan bahasa komputer
yang digunakan untuk implementasi model. Masalah ini akan mempengaruhi :
1. Ketelitian dari hasil komputasi
2. Biaya operasi model
3. Kesesuaian dengan komputer yang tersedia
4. Efektifitas dari proses pengambilan keputusan yang akan menggunakan hasil
pemodelan tersebut.
Setelah program komputer dibuat dan format input /output telah dirancang
secara memadai, maka sampailah pada tahap pembuktian (verifikasi) bahwa model
komputer tersebut mampu melakukan simulasi dari model abstrak yang dikaji.
Pengujian ini mungkin berbeda dengan uji validitas model itu sendiri.
1.4 BAHASA SIMULASI
Pemrograman model simulasi, seperti yang disebutkan sebelumnya, dapat
dilakukan menggunakan bahasa umum komputer (general purposes language) atau
menggunakan bahasa simulasi. Ada beberapa bahasa simulasi, sehingga kita harus
dapat melihat dan memahami kelebihan dan kekurangan dari masing-masingnya,
sehingga kita melakukan pemilihan yang tepat saat kita perlu menggunakan bahasa
simulasi.
Satu bahasa simulasi tidak dapat menjadi alat yang tepat untuk semua kasus
permodelan simulasi. Kesuksesan analisis simulasi merupakan teknik campuran yang
sangat tergantung pada keahlian dan keahlian analis. Elemen dan struktur bahasa
komputer umum seperti Pascal atau FORTRAN, source codenya tidak dengan mudah
dapat digunakan untuk memodelkan simulasi sistem. Msialnya, bahasa itu tidak
menyediakan struktur data yang enak digunakan untuk pemrosesan kejadian,
sementara hal ini merupakan elemen logis yang sangat penting dalam permodelan
simulasi.
menambah atau mengurangi antrian nasabah atau objek lainnya. Tidak ada perintah
dalam FORTRAN yang mengakumulasikan jumlah objek dalam antrian dan
menghitung rata-rata untuk menyediakan output statistik penting. Variabel waktu
lanjut, yang penting dalam penjalanan model simulasi, juga tidak dapat ditemukan
pada FORTRAN dan bahasa pemrograman umum lainnya.
11
12
Setiap bahasa
Bahkan
dalam kasus sistem yang relatif kecil, mempertahankan semua objek dalam model
selama penjalanan simulasi bisa tidak memungkinkan karena keterbatasan memori
komputer. Akibatnya, alat untuk menurunkan objek ketika dibutuhkan dan
menghapusnya jika sudah tidak dibutuhkan harus disediakan.
Cara setiap bahasa simulasi memfasilitasi ini sangat berbeda. Dalam beberapa
kasus, mekanisme digunakan untuk menelusuri karakteristik akar bahasa kompiler
darimana bahasa simulasi dikembangkan. Bahasa simulasi yang kurang dekat dengan
konvensi struktur data dari kompiler tertentu menurunkan objek yagn sangat mirip
dengan sudut pandang dunia bahasa. Sejalan dengan perbaikan kemampuan bahasa
komputer umum (general purposes), bahasa simulasi khusus pada umumnya telah
11
13
dikodean kembali seperti assembly, bahasa bebas mesin seperti C. Tetapi struktur
awal penurunan objek tetap dalam bahasa simulasi.
Struktur statis bahasa simulasi menempatkan objek dalam ruangan model,
yaitu dimana objek secara fisik ditempatkan dalam sistem.
Struktur dinamis
dibutuhkan atau sangat diinginkan untuk penggunaan efektif analisis simulasi sebagai
teknik pembantu pengambilan keputusan.
Pengembangan
kode
model.
Kebanyakan
bahasa
simulasi
masih
11
14
Syntax errors
simulasi
harus
memungkinkan
pengguna
dengan
mudah
memperhatikan
penyebaba
permasalahan
operasi
dan
dapat
11
15
Kemudahan
11
16
untuk
menyelesaikan
masalah-masalah
yang
melibatkan
operasi
11
17
Persamaan fungsi alih tersebut digambarkan dengan sebuah model di dalam Program
Matlab dengan Simulink seperti pada rangkaian gambar dibawah ini :
Dengan hasil respon sistemnya seperti tergambar pada grafik dibawah ini :
Grafik di atas menunjukkan bahwa sistem memiliki kesalahan yang tinggi, hal ini
dapat dilihat pada tanggapan sistem menuju ke nilai amplitude. Dari Gambar grafik
diatas, dapat juga diketahui bahwa sistem memiliki waktu naik yang lama (hampir
mencapai 2 detik). Untuk menghasilkan sistem kontrol yang baik, diperlukan sistem
loop tertutup (close loop).
11
18
Berdasarkan penggunaan pengendali P, PD, PI dan PID, maka didalam model sistem
tersebut dilakukan simulasi untuk mendapatkan aksi pengendali terbaik bagi sistem
yang akan diterapkan berdasarkan penggunaan aplikasi yang sesuai didalam proses
yang sebenarnya.
2.2 AKSI KENDALI PROPORSIONAL (P)
Sesuai dengan dasar pengontrolan, maka aksi kendali Proporsional didapatkan
dengan penambahan gain/penguatan sebesar konstanta
Proporsional (Kp)
11
19
Dengan hasil respon sistemnya seperti tergambar pada grafik dibawah ini :
11
20
besar. Kenaikan overshoot ini sebanding dengan kenaikan nilai parameter Kp. Waktu
turun juga menunjukkan kecenderungan yang membesar.
2.3 AKSI KENDALI PROPORSIONAL DAN DERIVATIVE (PD)
Dengan penambahan konstanta Kp (Proposional) dan Kd (Derivative), maka
persamaan alih fungsi diatas menjadi :
Apabila dalam sistem diterapkan konstanta Kp sebesar 300 dan konstanta Kd sebesar
10, maka rangkaian gambar di simulink tampak seperti pada gambar berikut :
Maka hasil respon sistem tergambar seperti pada grafik dibawah ini :
11
21
Pada grafik di atas terlihat bahwa penggunaan kontrol Proposional Derivative (PD)
dapat mengurangi overshoot dan waktu turun, tetapi kesalahan tidak mengalami
perubahan yang berarti.
2.4 AKSI KENDALI PROPORSIONAL DAN INTEGRAL (PI)
Dengan penambahan konstanta Kp (Proposional) dan Ki (Integral) pada
sistem, maka persamaan alih fungsi diatas menjadi :
11
22
Maka hasil respon sistem tergambar seperti pada grafik dibawah ini :
Aksi kontrol P dan I memiliki karakteristik yang sama dalam waktu naik dan
overshoot. Oleh karena itu, nilai Kp harus dikurangi untuk menghindari overshoot
yang berlebihan.
11
23
Dari grafik gambar di atas terlihat bahwa waktu naik sistem menurun, dengan
overshoot yang kecil, serta kesalahan dapat diminimalkan. Tanggapan sistem
memberikan hasil yang lebih baik daripada aksi kontrol sebelumnya tetapi masih
mempunyai waktu naik yang lambat.
2.5 AKSI KENDALI PROPORSIONAL, INTEGRAL DAN DERIVATIVE
(PID)
Dengan penambahan konstanta gabungan ketiga elemen pengaturan :
Kp
Apabila dalam sistem diterapkan konstanta Kp sebesar 350, konstanta Ki sebesar 300
dan konstanta Kd sebesar 50, maka rangkaian gambar simulink tampak seperti pada
gambar rangkaian berikut :
11
24
Maka hasil respon sistem tergambar seperti pada grafik dibawah ini :
Dengan aksi kontrol P, I dan D, terlihat bahwa kriteria sistem yang diinginkan
hampir mendekati, terlihat dari grafik tanggapan sistem tidak memiliki overshoot,
waktu naik yang cepat, dan kesalahan sangat kecil mendekati nol. Grafik tanggapan
sistem terhadap sinyal masukan fungsi langkah, tergantung pada nilai parameter Kp,
Kd dan Ki.
Dari percobaan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masing masing
pengendali memiliki karakteristik yang berbeda-beda, antara lain sebagai berikut :
Kontroler (Pengendali) Proporsional (P)
Pengaruh pada sistem :
11
25
D hanya berubah saat ada perubahan error, sehingga saat ada error
statis D tidak beraksi Sehingga D tidak boleh digunakan sendiri.
11
26
KESIMPULAN
Sistem adalah kumpulan obyek yang saling berinteraksi dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan logis dalam suatu lingkungan yang kompleks. Obyek yang
menjadi komponen dari sistem dapat berupa obyek terkecil dan bisa juga berupa subsistem atau sistem yang lebih kecil lagi.
Ada beberapa cara untuk dapat merancang, menganalisis dan mengoperasikan
suatu sistem. Salah satunya adalah dengan melakukan pemodelan, membuat model
dari sistem tersebut.
Model adalah alat yang sangat berguna untuk menganalisis maupun
merancang sistem. Sebagai alat komunikasi yang sangat efisien, model dapat
menunjukkan bagaimana suatu operasi bekerja dan mampu merangsang untuk
berpikir bagaimana meningkatkan atau memperbaikinya.
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses- proses
yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi
oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah
(Law and Kelton, 1991). Dalam simulasi digunakan komputer untuk mempelajari
sistem secara numerik, dimana dilakukan pengumpulan data untuk melakukan
estimasi statistik untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem. Simulasi
merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama jika diharuskan untuk
melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponenkomponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan memerlukan waktu yang
lama jika eksperimen dicoba secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka
dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang tepat serta dengan biaya yang
tidak terlalu besar karena semuanya cukup dilakukan dengan komputer. Pendekatan
simulasi diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model tersebut harus
dapat menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam sistem saling berinteraksi
sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat maka
model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer. Penerapan simulasi
dalam program komputer disebut sebagai Simulink.
Dengan melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat ditentukan
keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena semuanya
cukup
11
dilakukan
27
dengan
komputer.
Pendekatan
simulasi
diawali
dengan
11
28
DAFTAR PUSTAKA
Gunterus, Frans. Falsafah Dasar: Sistem Pengendalian Proses. PT.Elex Media
Komputindo. Jakarta : 1994
Toray Engineering, Co, Ltd. Multipoint Temperature Controller TNS 801A Instruction
Manual Japan : 1993
Muhammad Ali. Makalah : Pembelajaran Perancangan Sistem Kontrol PID Dengan
Software MatLab. Universitas Negeri Yogyakarta : 2004
Artikel Internet http://meriwardana.blogspot.com/, Pengendalian PID Dengan
Simulink MathLab, Jakarta : 2010
Ahmad Fajar Firdaus, ST. Pengenalan Matlab, Design Laboratory LAPI ITB
Bandung : 2009
11
29