Professional Documents
Culture Documents
cos
sin
+)
mg
Df
sin
0 ..........................................................................(1)
cos
+)
sin
Df
cos
0 ...................................................................................(2)
CG
N.c
Df.a
T.F
0 .........................................................................................................(3)
Keterangan :
N = Hydrodynamic force normal the bottom (N)
= trim angle of planing area (deg)
Df = friction drag component along the bottom surface (N)
T = Draft (m)
CG = centre grafity (m)
a = distance between Df and CG measured normal to Df (m)
c = distance between N and CG measured normal to N (m)
d = vertical depth (m)
kapal cepat pada saaat beroperasi, mulai dari kecepatan (V) 0 knot
sampai dengan kecepatan tinggi (kecepatan maksimum) dapat di lihat
akan melampaui tiga tahapan (fase) kecepatan sebagai berikut :
ini
terjadi
akibat
naiknya
aliran
karena
bertambah
V
L
terjadi lebih dari satu gelombang melewati sepanjang badan kapal. Pada
kecepatan karakteristik kapal Fn = 0.43 0.5 atau
V
L
= 1.4 1.56
c. Fase Planing
Fase Planing dapat ditandai dengan kondisi dimana hampir seluruh berat
kapal disangga oleh gaya angkat hidrodinaik, dan hanya sebagian kecil
berat kapal yang bertumpu pada gaya hidrostatik, dan hanya sebagian
kecil berat kapal yang bertumpu pada gaya hidrostatik yang juga kecil.
Meskipun kapal hampir seluruhnya meluncur ke permukaan air, dan
permukaan basahnya menjadi sangat kecil demikian juga trim kapal mulai
menurun dibandingkan fase pre-planing, tetapi tekanan hidrodinamik
menjadi sangat besar sebagai akibat kecepatan tinggi yang diperoleh dari
gaya dorong propeller. Pada fase planing, bagian kapal yang terbenam
sangat kecil, sehingga gelombang yang terbentuk hapir hilang sama
sekali.
kapal-kapal
cepat
perhitungan
tahanan
menggunakan
diagram untuk menentukan aliran yang terjadi pada bawah kapal akibat
sudut deadrise tersebut di atas.
1.1
(sudut
trim
pangkat
1.1) ..................................................................................................(4)
parameter ini dibutuhkan untuk menghitung CLO
CLO (koefisien gaya angkat)
CLO dapat dicari bila diketahui terlebih dahulu harga C L dan diketahui,
kemudian untuk harga untuk tiap-tiap harga dicari menggunakan
rumus :
l
b
......................................................................................................................
.................(5)
Dimana l adalah panjang bagian basah dan b adalah lebar rata-rata.
V1 yaitu kecepatan rata-rata aliran pada dasar permukaan planing,
sebagai fungsi dan dalam m/s.
V1
0.0100 1.1
= 1 2
f ()
V
cos
................................................................................
.....................(6)
1
V1
0.012 0 1.1
1
2
cos
V
.........................................................................................................(7)
1
2
V 1 b
v
.....................................................................................................................
...........(8)
v
(Rn
C f)
0.242
Cf
...................................................................................................................
(9)
Cf = tambahan koefisien gesekan karena kekasaran permukaan. Harga
Standart yang diberikan ATTC adalah Cf = 0.0004
Df yaitu komponen hambatan gesekan dari total hambatan,
Df
( Cf + C f ) V 21 b
2 cos b
................................................................................................................
(10)
A tan , yaitu tahanan horizontal karena berat kapal.
RT yaitu tahanan total kapal
RT
tan +
Dr
cos
..............................................................................................................
(11)
b2
( cos1 )
......................................................................................................... (12)
b = lebar kapal
= Lwl Kapal
= sudut trim kapal