You are on page 1of 6

Filosofi Desain Fast Rescue Boat

Perhitungan ini menggunakan metode Savitsky (1984). Metode ini


cocok diaplikasikan pada kapal cepat terutama pada kapal cepat bentuk
hard chine, perhitungannya dilakukan dengan menggunakan Froude
Number.

cos

sin

+)

mg

Df

sin

0 ..........................................................................(1)

cos

+)

sin

Df

cos

0 ...................................................................................(2)
CG

N.c

Df.a

T.F

0 .........................................................................................................(3)
Keterangan :
N = Hydrodynamic force normal the bottom (N)
= trim angle of planing area (deg)
Df = friction drag component along the bottom surface (N)
T = Draft (m)
CG = centre grafity (m)
a = distance between Df and CG measured normal to Df (m)
c = distance between N and CG measured normal to N (m)
d = vertical depth (m)

kapal cepat pada saaat beroperasi, mulai dari kecepatan (V) 0 knot
sampai dengan kecepatan tinggi (kecepatan maksimum) dapat di lihat
akan melampaui tiga tahapan (fase) kecepatan sebagai berikut :

a. Fase Displasemen (0.0 < Fn < 0.6 )


Kapal-kapal komersial hampir selalu berlayar pada fase ini, dimana
berat kapal seluruhnya disangga oleh gaya angkat (bouyancy). Kapal yang
berlayar dengan kecepatan cukup rendah (Fn < 0,3) tidak akan
mengalami perubahan trim ataupun penurunan titik berat (VCG) yang
berarti. Dengan naiknya kecepatan (Fn) perubahan tersebut mulai timbul.
Perubahan

ini

terjadi

akibat

naiknya

aliran

karena

bertambah

terbenamnya kapal, yang selanjutnya sesuai hukum Bernoulli, akan


berakibat pada penurunan tekanan di bawah kapal bagian buritan dan
kenaikan tekanan dibawah haluan kapal.
Dalam kondisi ini akan menarik juga jika diamati sistem gelombang
yang terbentuk oleh gerakan kapal. Pada Fn < 0.4 atau

V
L

< 1.25 akan

terjadi lebih dari satu gelombang melewati sepanjang badan kapal. Pada
kecepatan karakteristik kapal Fn = 0.43 0.5 atau

V
L

= 1.4 1.56

tahanan gelombang relatif akan mencapai maksimum. Diagram tahanan


pada Fn ini akan terbentuk kurva melengkung keatas, atau disebut hump.
Sehingga kecepatan kapal disebut juga kecepatan hump. Pada kecepatan
yang lebih tinggi (Fn > 0.5) , puncak gelombang kedua akan berada jauh
di belakang buritan dan tahanan sedikit menurun.

b. Fase Pre-Planing (0.6 < Fn < 1.2)


Pada Fase pre-planing berat kapal akan disangga lebih banyak oleh
gaya angkat hidrodinamik. Gaya angkat Hidrodinamik ini timbul karena
adanya deviasi aliran di sekitar dasar kapal bagian buritan, sehingga
mengakibatkan kapal trim, dari berbagai pengukuran tes model didapat
bahwa pada fase ini titik berat kapal akan naik. Pada sekitar Fn = 0.6 ,
VCG mencapai ketinggian yang sama dengan pada saat V = 0 knot dan
selanjutnya VCG terus naik sampai kecepatan karakteristik Fn = 1.2

dicapai. Dari kecepatan V = 0 knot sampai dengan Fn = 0.9 haluan kapal


akan terus naik kearah permukaan, sedangkan buritannya berangsurangsur terbenam. Pada sekitar 0.9 < Fn < 1.2 burtan kapal akan mulai
naik lagi, tetapi tidak besar sampai dengan munculnya haluan. Dengan
demikian trim akan tetap naik sampai dengan Fn = 1.2 dicapai/
Pada fase pre-planing gelombang haluan mengecil dan bergeser ke
belakang serta dilengkapi oleh spray(semburan). Dibelakang transom
terjadi lembah gelombang yang bentuk dan ukurannya tergantung dari
bentuk buritan kapal, trim dan terutama gaya angkat hidrodinamis.

c. Fase Planing
Fase Planing dapat ditandai dengan kondisi dimana hampir seluruh berat
kapal disangga oleh gaya angkat hidrodinaik, dan hanya sebagian kecil
berat kapal yang bertumpu pada gaya hidrostatik, dan hanya sebagian
kecil berat kapal yang bertumpu pada gaya hidrostatik yang juga kecil.
Meskipun kapal hampir seluruhnya meluncur ke permukaan air, dan
permukaan basahnya menjadi sangat kecil demikian juga trim kapal mulai
menurun dibandingkan fase pre-planing, tetapi tekanan hidrodinamik
menjadi sangat besar sebagai akibat kecepatan tinggi yang diperoleh dari
gaya dorong propeller. Pada fase planing, bagian kapal yang terbenam
sangat kecil, sehingga gelombang yang terbentuk hapir hilang sama
sekali.

Perhitungan Hambatan Kapal


Untuk

kapal-kapal

cepat

perhitungan

tahanan

menggunakan

metode Savitsky (1984). Pada umumnya kapal ceat dengan bntuk


kambung planing surface akan mempunyai sudut deadrise. Kenyataan ini
akan digunakan untuk mementukan rumus yang didasarkan pada badan
kapal yang tercelup di dasar air akibat adanya sudut deadrise tersebut
yang nantinya akan dapat menentukan gaya angkat (lift coeficient) dan

diagram untuk menentukan aliran yang terjadi pada bawah kapal akibat
sudut deadrise tersebut di atas.

Persamaan-persamaan yang digunakan untuk menghitung tahanan


kapal dengan metode Savitsky (1984) adalah :

1.1

(sudut

trim

pangkat

1.1) ..................................................................................................(4)
parameter ini dibutuhkan untuk menghitung CLO
CLO (koefisien gaya angkat)
CLO dapat dicari bila diketahui terlebih dahulu harga C L dan diketahui,
kemudian untuk harga untuk tiap-tiap harga dicari menggunakan
rumus :

l
b

......................................................................................................................
.................(5)
Dimana l adalah panjang bagian basah dan b adalah lebar rata-rata.
V1 yaitu kecepatan rata-rata aliran pada dasar permukaan planing,
sebagai fungsi dan dalam m/s.

V1
0.0100 1.1
= 1 2
f ()
V
cos

................................................................................

.....................(6)
1
V1

0.012 0 1.1
1
2

cos
V

.........................................................................................................(7)

1
2

Dimana Kecepatan Horizontal pada permukaan planing,


Reynolds Number
Rn

V 1 b
v

.....................................................................................................................
...........(8)
v

= koefisien kekentalan = 1.18 x 10-6 m2/sec

Koefisien Gaya Gesek (Cf)


Dar formula Scoenherr,
Log

(Rn

C f)

0.242
Cf

...................................................................................................................
(9)
Cf = tambahan koefisien gesekan karena kekasaran permukaan. Harga
Standart yang diberikan ATTC adalah Cf = 0.0004
Df yaitu komponen hambatan gesekan dari total hambatan,
Df

( Cf + C f ) V 21 b

2 cos b

................................................................................................................
(10)
A tan , yaitu tahanan horizontal karena berat kapal.
RT yaitu tahanan total kapal
RT

tan +

Dr
cos

..............................................................................................................
(11)

Perhitungan wetted surface area (WSA) atau luas permukaan basah


kapal cepat menurut (Thiel, 1986) :
WSA

b2

( cos1 )

......................................................................................................... (12)
b = lebar kapal
= Lwl Kapal
= sudut trim kapal

You might also like