You are on page 1of 30

GEOMETRIK JALAN

SOAL ALINYEMEN HORIZONTAL

Oleh:
Kelompok V
NI KADEK TIA DEWI

1504105059

NI PUTU ARI SUKMADEWI

1504105065

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNyalah, kami dapat menyelesaikan makalah Geometrik Jalan ini tepat pada waktunya.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan serta
menambah pengetahuan mengenai ilmu geometrik jalan, khususnya dalam menjawab soal
alinyemen horizontal . Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah Geometrik jalan
ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan atau
kekurangan di dalam laporan ini. Kami pun sangat mengharapkan saran serta kritik yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar, serta semua pihak
yang membantu dalam proses pembuatan makalah.

Bukit Jimbaran, 15 Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFtAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2
2.1 Diagram Alir/ Flowchart Pemilihan Bentuk Lengkung Horizontal.................................2
2.2 Contoh Soal Lengkung Horizontal..................................................................................5
2.2.1 Contoh Perhitungan Full Circle.............................................................................5
2.2.2 Contoh Perhitungan Spiral-Circle-Spiral...............................................................9
2.2.3 Contoh Perhitungan Spiral-Spiral..........................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................................17
LAMPIRAN...........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal. Alinyemen
horizontal dikenal juga dengan nama situasi jalan atau trase jalan. Alinyemen horizontal
terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung. Garis lengkung
tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan, busur peralihan saja
ataupun busur lingkaran saja.
Bentuk lengkung horizontal dapat dibagi menjadi tiga yaitu, Full Circle (FC), Spiral
Circle Spiral (SCS), dan Spiral-spiral (SS). Lengkung horizontal dengan bentuk lengkung
busur lingkaran sederhana/Full Circle (FC) adalah lengkung horizontal yang terdiri dari busur
lingkaran saja, lengkung busur lingkaran sederhana hanya dapat dipilih untuk radius
lengkung yang besar, dimana superelevasi yang dibutuhkan kurang atau sama dengan 3%.
Lengkung horizontal dengan bentuk lengkung busur lingkaran dengan lengkung peralihan/
Spiral Circle Spiral (SCS) adalah lengkung horizontal yang terdiri dari busur peralihan dan
busur lingkaran dimana panjang busur (Lc) untuk lengkung SCS ini sebaiknya 20 meter.
Lengkung horizontal dengan bentuk lengkung peralihan saja/ Spiral-spiral (SS) adalah
lengkung tanpa busur lingkaran, sehingga panjang busur lingkaran (Lc) = 0 dan s = 1/2 .

Setiap bentuk lengkung horizontal pada umumnya dilengkapi dengan diagram


superelevasi yang digunakan untuk menentukan bentuk penampang melintang pada setiap
titik di suatu lengkung horizontal yang direncanakan. Diagram superelevasi menggambarkan
pencapaian superelevasi dari lereng normal ke superelevasi penuh.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana diagram alir/flowchart pemilihan bentuk lengkung horizontal?
2. Bagaimana penyelesaian soal lengkung horizontal FC, SCS, SS beserta diagram
superelevasinya?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui diagram alir/flowchart pemilihan bentuk lengkung horizontal.

2. Mengetahui penyelesaian soal lengkung horizontal FC, SCS, SS beserta diagram


superelevasinya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Diagram
INPUT Alir/ Flowchart Pemilihan Bentuk Lengkung Horizontal
Klasifikasi Fungsi Jalan
Klasifikasi Klas Jalan
Klasifikasi Medan Jalan
DATA PERENCANAAN
KEC. RENCANA (Vr)
en = 2% - 3%
emax = 8% - 10%
fmaks
lebar jalan dari VJP
HITUNG

PILIH NILAI R = rencana


Tabel untuk emax = 10% atau
Tabel untuk emax = 8%
Dari tabel tersebut didapat:
Superelevasi
LS standar (Ls)
TIDAK
JIKA
e 3%
YA
FULL CIRCLE (FC)

SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL (SCS)
ATAU
SPIRAL-SPIRAL (SS)

A. Flow Chart Full Circle (FC)

B. Flow Chart Pilihan Spiral Circle


Spiral (SCS) dan Spiral-spiral (SS)

2.2 Contoh Soal Lengkung Horizontal


2.2.1 Contoh Perhitungan Full Circle
Diketahui:
Klasifikasi Fungsi Jalan

= Arteri

Klasifikasi Medan

= Bukit

Kecepatan Rencana (VR)

= 60 km/jam
6

Kemiringan Melintang Maksimum (emax)

= 10%

Sudut Tikungan (

= 20

Lebar Jalan

= 2 x 3,75 m (tanpa median)

Kemiringan Melintang Normal (en)

= 2%

Ditanya:
Rencanakan Alinyemen Horizontal trase di atas dan Belok Kanan
Jawab:
Tahap I
untuk VR < 80km/jam

VR2
Rmin=
127(em+fm)
2

60
Rmin=
127(0,1+0,153)

Rmin=

3600
32,131

Tahap II
Jadi R yang direncanakan harus lebih besar dari 112,04 m. Direncanakan R = 716 m
7

Tahap III
Metode AASHTO
Dari tabel metode AASHTO diperoleh e = 0,029 = 2,9% dan Ls = 40 m.
Karena e = 2,9% 3%, maka bentuk lengkung yang digunakan adalah Full Circle.
Tahap IV
Menentukan Panjang Lengkung Peralihan (Ls)
1. Cara Shortt (LS1)

VR
Ls2=0,022
R.C
3
60
Ls2=0,022
716 x 2
2. Cara Modifikasi Shortt (LS2)

VR
V .e
Ls1=0,022 2,727
R.C
C
3
60
60 x 0,029
Ls1=0,022
2,727
716 x 2
2
3. Cara

Kecepatan

Kelandaian Relatif

Rencana

maksimum
Bina Marga (luar

(km/jam)

4. Cara

20
30
40
50
60
80
100

kota)
1/50
1/75
1/100
1/115
1/125
1/150

Piev (Keselamatan)

V .t
3,6
60 x2
Ls3=
3,6
Ls3=

Bina Marga
8

Ls4=

(e+en)B
1/m
( 0,029+0,02 ) 3,75
Ls4=
1/125

Tahap V
Ls = 40 > Ls1 = 3,3184 m
Ls = 40 > Ls2 = 0,9459 m
Ls = 40 > Ls3 = 33,3 m
Ls = 40 > Ls3 = 22,9 m
Jadi Ls yang digunakan adalah Ls= 40 m
Tahap VI
Tc

Ec

Lc

1
Rtg
2
=
1
Tctg
4
= 0,01745.

= 126,25 m

= 11,05 m

.R = 0,01745 x 20 x 716 = 249,88 m

Tahap VII
Data lengkung untuk lengkung busur lingkaran sederhanan tersebut adalah:
V

= 60 km/jam
= 20

= 716 m

Tc = 126,25 m
Lc = 249,88 m
9

= 2,9%

Ec = 11,05 m
Ls = 40 m
Tahap VIII
Penggambaran Lengkung
Tc=126,25 m

Tc=126,25 m

TC

CT
Ec=11,05 m
Lc=249,88 m

Tahap VIII
Diagram Superelevasi bentuk lengkung horizontal Full Circle

10

Ls = 40

Ls = 40

2/3 Ls

1/3 Ls

1/3 Ls

2/3 Ls

en=+2%

CT

TC

Skala Panjang 1:50


Skala Elevasi 1%=1/2cm

2.2.2 Contoh Perhitungan Spiral-Circle-Spiral (SCS)


Diketahui:
Kecepatan Rencana (VR)

= 60 km/jam

Kemiringan Melintang Maksimum (emax)

= 10%

Sudut Tikungan (

= 20

Lebar Jalan

= 2 x 3,75 m (tanpa median)

Kemiringan Melintang Normal (en)

= 2%

Ditanya: Rencanakan Alinyemen Horizontal trase di atas


Jawab:
Tahap I
untuk VR < 80km/jam

11

VR2
Rmin=
127(em+fm)
2

60
Rmin=
127(0,1+0,153)

Rmin=

3600
32,131

Tahap II
Jadi R yang direncanakan harus lebih besar dari 112,04 m. Direncanakan R = 318 m
Tahap III
Metode Bina Marga
Dari tabel metode Bina Marga diperoleh e = 0,059 = 5,9% dan Ls = 50 m.
Karena e = 5,9% 3%, maka bentuk lengkung yang digunakan adalah Spiral-CircleSpiral atau Spiral-Spiral
Dari tabel Bina Marga dengan e maksimum 10% diperoleh e = 0,059 dan Ls = 50 m.
Tahap IV
Menentukan Panjang Lengkung Peralihan (Ls)
1. Cara Shortt (LS1)

VR
Ls1=0,022
R.C
12

60
Ls1=0,022
318 x 2
2. Cara Modifikasi Shortt (LS2)

VR
V .e
Ls2=0,022 2,727
R.C
C
3
60
60 x 0,059
Ls2=0,022
2,727
318x 2
2
5. Cara Piev (Keselamatan)

V .t
3,6
60 x3
Ls3=
3,6
Ls3=

6. Cara

Kecepatan

Kelandaian Relatif

Rencana

maksimum
Bina Marga (luar

(km/jam)
20
30
40
50
60
80
100

kota)
1/50
1/75
1/100
1/115
1/125
1/150

Bina Marga

(e+en)B
1/m
( 0,029+0,02 ) 3,75
Ls4=
1/125
Ls4=

Tahap V
Ls = 50 > Ls1 = 7,4717 m
Ls = 50 > Ls2 = 2,6449 m
13

Ls = 50 = Ls3 = 50 m
Jadi Ls yang digunakan adalah Ls = 50 m
Tahap VI

s=

Ls.90 50 x90
=
=4,504=4,5
.R .318

c
10,99
Lc= 2Rc= 2x3,14 x318=60,996m(20m)
Karena360
Lc yang didapat
360 lebih besar dari 20 m, maka digunakan bentuk lengkung
horizontal Spiral-Circle-Spiral

Ls
p= Rc(1coss)
6.Rc
2

50
p=
318(1cos4,504)
6 x318
Jika menggunakan tabel diperoleh p* = 0,0065934

Ls 3
k=Ls 2 Rc sins
40Rc
503
k=50
318sin 4,504
2
40 x318
14

Jika menggunakan tabel diperoleh k* = 0,4998970

1
Es= ( Rc+p ) sec Rc
2

1
Ts=( Rc+p ) tg +k
2

Tahap VII
Data lengkung untuk lengkung busur lingkaran sederhanan tersebut adalah:
V

= 60 km/jam

= 160,996 m
= 20

= 2,9%
= 4,504

Ls = 40 m
Rc = 318 m
Lc = 60,996 m
Es = 5,239 m
15

= 0,328 m

Ts = 81,12 m
k

= 24,99 m

Tahap VIII
Penggambaran Lengkung

Lc= 60,996 m
Ls= 50 m

Ls= 50 m

Tahap IX
Diagram Superelevasi bentuk lengkung horizontal Spiral-Circle-Spiral

Kiri e=+5,9%

-2%

Kanan e=-5,9%

Ls=50 m

Lc=60,996 m

-2%

Ls=50 m

Skala Panjang 1:20 m


Skala Elevasi 1%=1/2cm

2.2.3 Contoh Perhitungan Spiral-Spiral (SS)


16

Diketahui:
Kecepatan rencana

= 60 km/jam

e maksimum

= 10%
= 20

Lebar jalan

= 2 3,75 m (tanpa median)

Kemiringan melintang total = 2%


Ditanya

: Rencanakan alinyemen horizontal trase di atas !

Jawab:
Tahap I
untuk VR < 80km/jam

VR
Rmin=
127(em+fm)
602
Rmin=
127(0,1+0,153)

Rmin=

3600
32,131
17

Tahap II
Jadi R yang direncanakan harus lebih besar dari 112,04 m
Direncanakan R = 119 m, Ls = 60 m. Ambil Lc = 0, maka bentuk lengkung yang
digunakan spiral-spiral.
Tahap III
Jika R = 119 m, maka e = 0,1 = 10% sesuai dengan tabel (e maksimum = 10% metode
Bina Marga), maka e > 3%
Tahap IV
=

= 10

sRc 10 119
=
=41,52m(60m)
Jadi Ls yang
90 digunakan
90 = 60 m
Ls=

Tahap V
, p* = 0,01474 dan k* = 0,4994880
Jadi p = p* x Ls = 0,01474 x 60 m = 0,8844 m
k = k* x Ls = 0,4998970 x 60 m = 29,99382 m
L = 2 Ls = 120 m
Ts = (Rc + p) tg 1/2 + k

= (119 + 0,8844) tg 10 + 29,99384 = 51,13 m

Es = (Rc + p) sec 1/2 - Rc = (119 + 0,8844) sec 10 119 = 2,73 m

18

Tahap VI
Data lengkung dari lengkung horizontal berbentuk spiral-spiral adalah sebagai berikut :
V

= 60 km/jam

= 120 m

= 20

= 10%

Ls = 60 m
Rc = 119 m

Lc = 0 m

Es = 2,73 m

= 0,8844 m

Ts = 51,13 m

= 29,99382 m

Tahap VII
Penggambaran Lengkung

Ts = 51,13 m

Tahap VIII
Diagram superelevasi bentuk lengkung horizontal spiral-spiral

19

+10%
-10%

Ls=60 m

Ls=60 m
-10%

Skala Panjang 1:20 m


Skala Elevasi 1%=1/2cm

20

BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Lengkung horizontal dibagi menjadi tiga jenis yaitu, Full Circle (FC), Spiral Circle
Spiral (SCS), dan Spiral-spiral (SS). Untuk mempermudah dalam menentukan jenis
lengkung ada baiknya menggunakan flowchart. Tentukanlah jari-jari minimum sehingga
nantinya kita dapat menentukan jari-jari yang direncanakan dengan rumus:

VR
Rmin=
Kemudian nantinya didapatkan nilai e, jika nilai e 3% maka jenis lengkung Full Circle.
127(em+fm)
Jika tidak maka Spiral-Circle-Spiral atau Spiral-Spiral. Jika Lc yang didapat lebih besar
dari 20 m, maka digunakan bentuk lengkung horizontal Spiral-Circle-Spiral.
2.2 Saran
Di dalam hal ini adapun saran yang dapat kami sampaikan yaitu sebagai seorang
tenaga ahli teknik sipil yang professional, harus dipahami bahwa menata suatu konstruksi
ruas jalan dibutuhkan berbagai perhitungan yang matang, akurat dan ketelitian yang
tinggi agar faktor-faktor yang dipersyaratkan dalam perencanaan pembangunan maupun
peningkatan jalan serta pelaksanaan pekerjaan dapat terpenuhi. Hal ini untuk menjaga
kualitas jalan dan faktor keselamatan sesuai dengan standar yang telah ada, oleh karena
itu perhitungan lengkung horizontal ini sanganlah penting untuk dipahami dan
dimengerti.

21

LAMPIRAN

Tabel Panjang Lengkung Peralihan Minimum dan Superelevasi yang dibutuhkan


(e maksimum = 10% metode AASHTO)

22

Tabel Panjang Lengkung Peralihan Minimum dan Superelevasi yang dibutuhkan


(e maksimum = 10% metode Bina Marga)

23

Tabel Panjang Lengkung Peralihan Minimum dan Superelevasi yang dibutuhkan


(e maksimum = 8% metode AASHTO)

24

Tabel Panjang Lengkung Peralihan Minimum dan Superelevasi yang dibutuhkan


(e maksimum = 8% metode Bina Marga)

25

Tabel Besaran p* dan k*

26

DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, Silvia. 1999. Dasar-dasar Perencanaan Geometri Jalan. Bandung: Nova
Darmadi. Materi Kuliah Jalan Raya-1 (Geometrik Jalan). 9 Oktober 2016.
https://darmadi18.files.wordpress.com/2014/08/00buku-geometri_printsoalx.pdf
Nursyamsu. Exercises Horizontal Alignment SS. 9 Oktober 2016.
https://nursyamsu05.files.wordpress.com/2012/04/exercises-horizontal-alignmentss.pdf
Nursyamsu. Exercises Horizontal Alignment SCS. 9 Oktober 2016.
https://nursyamsu05.files.wordpress.com/2012/04/exercises-horizontal-alignmentscs.pdf
Suraji, Aji. Alinemen Horizontal Teks. 9 Oktober 2016.
http://widyagama.ac.id/ajisuraji/wp-content/uploads/2011/12/AlinemenHorizontal-Teks.pdf

27

You might also like