Professional Documents
Culture Documents
Askep Omsk
Askep Omsk
S DENGAN OTITIS
MEDIA SUPURATIF KRONIK STADIUM AKTIF DI POLI THT
RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Oleh :
1. Deny Yuliana
2. Dewi Nur Chasanah
(2005.872)
(2005.874)
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel smatoid.
Otitis media terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Otitis media superatif
a. Otitis media superatif akut
b. Otitis media superatif kronis
2. Otitis media non superatif
a. Otitis media serosa akut (basotrauma : eerotitis)
b. Otitis media serosa kronis (glue ear)
(Soepardi, Arsyad, 1998)
Otitis media superatif kronika (OMSK) atau otitis media perforata (OMP)
adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan
sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret
mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.
(Soepadi, Arsyad, E., 1998)
Otitis media superatif kronika ada 2 yaitu :
1. Otitismedia superatif kronika aktif
Yaitu telinga penderita terdapat kolesteatoma (dengan atau tanpa infeksi) atau
perforasi membran timpani kronika dengan infeksi (tanpa kolesteatoma)
dengan gejala otore.
B. Etiologi
Patogen tersering yang diisolasi dari telinga pasien dengan OMSK adalah
P.aeruginosa dan S. aureus. Bakteri anaerob juga sering ditemukan dalam
penelitian.Jamur biasanya jarang muncul kecuali bila terdapat super infeksi pada
liang telinga.(Buchman,2003).
Faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK yaitu :
1. Terapi yang terlambat diberikan.
2. Terapi yang tidak adekuat.
3. Virulensi kuman tinggi.
4. Daya tahan tubuh yang rendah (gizi kurang) atau higiene buruk.
(Soepadi Arsyad, E., 1998)
C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala OMSK yaitu :
1. Perforasi pada marginal atau pada titik atau sentral yaitu perforasi yang
terletak di pers flaksida pada membran timpany.
2. Abses / fistel netro-aurikuler (belakang telinga)
3. Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari dalam
telinga tengah.
4. Adanya sekret berbentuk nanah dan berbau khas.
(Soepadi, Arsyad E, 1998)
D. Patofisiologi
Otitis media akut dengan perforasi membran tympani menjadi otitis
media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan bila proses
infeksi kurang dari 2 bulan disebut otitis media supuratif sub akut, beberapa
faktor yan menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat
diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh
pasien rendah (gizi kurang), letak higiene buruk. (Soepardi, Arsyad, E., 1998)
Pathway
Mikroorganisme
Menimbulkan peradangan
Infeksi
OMA
OMSK
Gangguan harga
diri rendah
F. Komplikasi
1. Meningitis
2. Abses otak
3. Labiringitis
4. Paralisis saraf fasialis yaitu adanya celah-celah tulang alami yang
menyebabkan hubungan antara saraf dengan telinga tengah, maka produkproduk infetoksik dapat menimbulkan paralisis wajah.
5. Abses esktradural adalah suatu kumpulan pos diantara dural dan tulang yang
menutupi rongga mastoid atau telinga tengah. Gejala-gejala antara lain telinga
dan kepala yang berat.
6. Abses subdural
Suatu abses subdural dapat timbul akibat perluasan langsung abses
ekstradural atau perluasan suatu tromboflebitis lewat saluran-saluran vena.
Gejala-gejalanya antara lain demam, nyeri kepala, gangguan timbul koma
pada pasien dengan otitis media supuratif kronik.
(Adams, George L, 1994 : 113-115)
Gejala awal komplikasi OMSK ( Arts, 2001)
1. Demam
2. Nyeri retroorbita pada sisi telinga yang terinfeksi
3. Nistagmus dan vertigo
4. Paralisis fasial pada sisi telinga yang terinfeksi
5. Nyeri kepala dengan atau tanpa letegia.
6. Papil edema
7. Meningismus
G. Penatalaksanaan
Prinsip dasar penatalaksanaan medis OMSK adalah (Mills,1997) :
1. Pembersihan telinga secara adekuat (aural toilet)
2. Pemberian anti mikroba topikal yang dapat mencapai lokasi dalam jumlah
adekut.
3. Bedah
Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus
berulang-ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi,
keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan :
1. Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah
berhubungan dengan dunia luar.
2. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal.
3. Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid.
4. Gizi dan higiene yang kurang.
Jenis pembedahan pada OMSK
Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dilakukan pada
OMSK :
1. Mastoidektomi sederhana
Operasi dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan
konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan
ruang mastoid dari jaringan patologik.
Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi pada
operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
2. Mastordektomi radikal
Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau
kolesteatom yang sudah meluas. Tujuan operasi ini adalah untuk membuang
semua jaringan patologis dan mencegah komplikasi ke intrakranial.
3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi bondy)
Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik,
tetapi belum merusak kavum timpani. Tujuan operasi ialah untuk membuang
semua jaringan patologik dari rongga mastoid, dan mempertahankan
pendengaran yang masih ada.
4. Miringoplasti
Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal
juga dengan nama timpanoplasti tipe I, rekonstruksi hanya dilakukan pada
membran timpani. Tujuan operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi
telinga tengah pada OMSK tipe benigna dengan perforasi yang menetap.
5. Timpanoplasti
Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan
yang lebih berat atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan
pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan
penyakit serta memperbaiki pendengaran. (Soepardi, Arsyad, 1997 55-57)
H. Fokus Pengkajian
Menurut Tucker (1998)
Pengkajian
1. Kaji ketajaman pendengaran dan ketrampilan berkomunikasi
Membaca bibir atau bahasa (syaraf alat bantu dengar)
I. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan dalam persepsi-sensori yang berhubungan dengan kerusakan
pendengaran.
Kriteria hasil :
a.Pasien menerima pembatasan disebabkan oleh kerusakan pendengaran
b.Mendemonstrasikan tingkah laku penanganan positif
c. Menggunakan ketrampilan yang dipelajari untuk berkomunikasi
Intervensi
a.Kaji tingkat kerusakan pendengaran
b.Beri penguatan penjelasan dokter tentang kerusakan pendengaran
c.Kaji dan buat cara berkomunikasi
2. Ansietas yang berhubungan dengan kerusakan pendengaran
Kriteria hasil :
a.Pasien memahami penyebab ansietas
b.Mendemonstrasikan tingkah laku positif dalam penanganan ansietas.
c.Melaporkan penggunaan dalam tingkat ansietas.
Intervensi :
a.Kaji tingkat ansietas
b.Dorong dan sediakan waktu untuk mengungkapkan perasaan
c.Jelaskan perencanaan perawatan dan libatkan pasien dalam perencanaan
tersebut
d.Dorong berkomunikasi dengan orang terdekat
3. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi
mengenai perawatan di rumah dan evaluasi.
Kriteria hasil :
a.Mendemonstrasikan pengetahuan tentang sumber yang tersedia
b.Memahami dan mendemonstrasikan penggunaan dan perawatan alat bantu
pendengaran
c.Mendemonstrasikan penetesan obat tetes telinga dengan akurat.
Intervensi :
a. Beri penguatan penjelasan dokter mengenai penyebab kerusakan dan
penanganan yang ditentukan.
b. Jelaskan faktor-faktor keamanan yang penting dalam lingkungan rumah.
c. Instruksikan pasien dalam perawatan alat bantu pendengaran dan
penyediaan baterai ekstra pada tangan sepanjang waktu.
Intervensi :
a.Dorong dan dukung pasien dalam memberikan perawatan.
b.Dorong keluarga terdekat untuk menyatakan perasaan pasien.
c.Bantu pasien untuk mengatasi perubahan pada penampilan.
d.Kolaborasi dengan psikiatri dalam program pengobatan.
(Doenges, E., 1999)
5. Infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer.
Kriteria hasil :
-
Intervensi :
a.Kaji tanda-tanda vital
b.Tekankan pentingnya cuci tangan
c.Berikan perawatan khusus pada keluarga
(Doenges, E., 1999)
10
DAFTAR PUSTAKA
Adam S, George, L., 1994, ..----- Buku Ajar THT, EGC, Jakarta.
Arhs,H A. 2001. Intratemporal and Intracranial Complications of Otitis Media In ;
Head and Neck Otolaringology Volume 2..3 th Ed.Bailey,B.J.et al (Eds).New
York::Lippincott Willims and Wilkins Pp:1760-2
Buchman,C.A.et al.2003.Infection of The Ear.In:Essencial Otolaryngology Head and
Head Surgery .8th Ed.Lee,K.J (Eds) New York:Mc-Graw Hill Pp:484-6
Mills,R.P.1997. Management of Chronic Suppurative Ototis Media. In:scott-browns
Otolaryngology.6th
Ed.Booth,J.B(Eds)
Oxford:ButterworthHeinemann.Pp:3/10/1-8
Gody, D. Thone, R., 1991, Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan, EGC,
Jakarta.
Soepardi, Arsyad, E., 1998, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga-Hidung-Tenggorokan,
FKUI, Jakarta.
Tucker, Martin, S., 1998, Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan,
Diagnosis dan Evaluasi, EGC, Jakarta..
11
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian
: 25 Maret 2008
Jam pengkajian
: 08.30 WIB
1. Identitas
a. Identitas Pasien
1) Nama
: Tn. S
2) Umur
: 37 th
3) Jenis kelamin
: Laki-laki
4) Alamat
5) Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
6) Pendidikan
: SMP
7) Pekerjaan
: Pedagang
8) Agama
: Islam
: Ny. L
2) Umur
: 35 th
3) Jenis kelamin
: Perempuan
4) Alamat
5) Suku / bangsa
: Jawa / Indonesia
6) Pendidikan
: SMP
12
7) Pekerjaan
: Pedagang
8) Agama
: Islam
: Istri
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan keluar cairan warna kekuning-kuningan pada
telinga kanan dan pasien merasa pendengaran berkurang.
3. Riwayat keperawatan
a. Riwayat keperawatan sekarang
Satu minggu yang lalu, pasien mengatakan telinga keluar cairan
warna kekuning-kuningan. 1 minggu yang lalu pasien membersihkan
telinga dengan menggunakan peniti, karena telinga terasa gatal dan sakit
kemudian berwarna kekuning-kuningan kemudian pasien memeriksakan
telinganya di THT Dr. Moewardi tanggal 25 Maret 2008.
b. Riwayat keperawatan dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah menderita penyakit
seperti ini. Pasien juga tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, DM,
jantung dan paru-paru.
c. Riwayat keperawatan keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit keturunan dan menular.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
: Sedang
: TD : 130/90 mmHg
N
: 88 x/menit
13
S : 37C
RR : 20 x/menit
d. Kepala
e. Mata
f. Telinga
g. Mulut
h. Hidung
i. Leher
j. Dada
- Paru
: IC tidak tampak
P : IC kuat angkat
P : Batas jantung tidak melebar
A : Bunyi jantung I, II reguler
- Abdomen :
6. Pemeriksaan Penunjang
-
14
7. Program terapi
a. Cepro 2 x 500 mg
b. Methyl prod 2 x 500 mg
c. Cholapenikol 3 x 1
d. Amoxcilin 3 x 1
8. Data fokus
a. Data subyektif :
1) Pasien mengatakan telinga kanan keluar cairan warna kekuningkuningan
2) Pasien mengatakan pendengarannya berkurang
3) Pasien mengatakan merasa malu dengan penyakitnya
b. Data obyektif :
1) Terlihat ada cairan kekuning-kuningan di telinga kanan
2) Pasien nampak berulang kali tanya, jika ditanya
3) Pasien nampak malu saat diperiksa dan ditanya penyebab penyakitnya
4) Nampak ada serumen pada telinga kiri dan kotor
5) Nampak wajah pasien memperhatikan jika ditanya
B. Analisa Data
No
Data
1. DS : Pasien mengatakan telinga
Etiologi
Masuknya
mikroorganisme
berwarna kekuningkuningan
DO: Terlihat ada cairan warna
15
Problem
Infeksi
No
2.
Data
kekuning-kuningan pada
Etiologi
telinga kanan
DS : Pasien mengatakan
pendengarannya berkurang
Problem
Gangguan telinga
Gangguan
dalam
persepsi
sensori
pendengaran
Penyakit OMSK
dengan penyakitnya
Gangguan
harga diri
rendah
D. Intervensi Keperawatan
1. Dx. I
Tujuan :
KH
a. Infeksi hilang
b. Pasien tampak tenang
16
b.
Lakukan aseptik
c.
d.
e.
2. Dx. II
Tujuan :
KH
Intervensi :
a.
b.
c.
d.
3. Dx. III
Tujuan :
KH
Intervensi :
17
a.
b.
c.
d.
E. Implementasi
Tanggal,
Hari, Jam
Selasa
Dx
Implementasi
- Mengkaji adanya
25-03-2008
09.00
infeksi
II
Respon
Telinga kanan
nampak ada otore
09.50
I
III
telinga
- Mengkaji tingkat
Pasien kooperatif
Pasien nampak malu
III
perasaan pasien
- Memberi support dan
dengan penyakitnya
Pasien tampak tenang
penjelasan tentang
09.10
penyakit pasien
- Mengkaji keadaan
umum dan tanda-tanda
09.15
vital
- Memberikan salep
yang sakit
- Mengevaluasi perasaan Pasien nampak
pasien setelah tindakan
18
Ttd
F. Evaluasi
Dx
I
Tgl/jam
selasa
25-03-2008
10.00
Evaluasi
S:
O : Nampak telinga kanan otore berkurang,
warna kekuning-kuningan
A : Masalah infeksi teratasi sebagian
P : Intervensi dipertahankan :
- Lakukan pemeriksaan dan irigasi telinga
- Kaji keadaan umum dan tanda-tanda
vital
II
Selasa
25-03-2008
10.00
III
Selasa
25-03-2008
10.00
lain
S : Pasien mengatakan bisa menerima
keadaannya sekarang ini
O : Pasien nampak menerima keadaanya
sekarang
Pasien nampak tenang
A : Masalah gangguan harga diri rendah
teratasi
19
Ttd
Dx
Tgl/jam
Evaluasi
P : Intervensi dihentikan.
20
Ttd