Professional Documents
Culture Documents
Pasien datang ke poliklinik jiwa Rumah Sakit Umum Daerah Solok pada hari
Senin, 25 Juli 2016 pukul 10.30 wib. Anamnesa dan pemeriksaan dilakukan pada hari
dan jam yang sama di Rumah Sakit Umum Daerah Solok. Pasien dating ke poliklinik
jiwa Rumah Sakit Umum Daerah Solok bersama suaminya. Sumber autoanamnesis dan
alloanamnesis.
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Gusmalinda
Umur
: 50 th
Jenis Kelamin
: Perempuan
No. RM
: 099640
Agama
: Islam
Status Perkawinan: Menikah
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Suku
: Minang
Alamat
: Selayo
II. RIWAYAT PSIKIATRI
ANAMNESA
Anamnesa di lakukan secara Autoanamnesa dan alloanamnesa oleh suami pasien
a. Keluhan Utama :
Pasien sering termenung sejak 1 bulan terakhir
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Autoanamnesa
Pasien
mengaku sering termenung sejak 1 bulan terakhir. Saat
termenung, pasien memikirkan keadaan dirinya yang tidak mampu lagi
melakukan pekerjaan, yaitu memasak untuk keluarga (suami dan anak) dan untuk
berjualan lauk-pauk di depan rumah. Jika pasien mulai kefikiran tentang
ketidakmampuannya untuk bekerja, pasien merasa sedih dan tidak berguna lagi.
Namun terkadang saat ini pasien sudah mulai bisa membantu kakaknya
(tetangganya) untuk memasak. Pasien menyebutkan bahwa ketidakmampuannya
tersebut di sebabkan karena perasaannya yang tidak nyaman di dalam dirinya,
sehingga pasien sering merasakan cemas dan malas untuk melakukan aktivitas.
Belakangan ini terkadang sulit untuk tidur, Saat ingin tidur, pasien
mengaku terkadang memikirkan tentang ketidakmampuannya untuk memasak
dan berjualan lagi. Pasien juga sering merasa iba hati dan tersinggung jika
berkomunikasi dengan anaknya, contohnya saat pasien meminta anaknya untuk
menyapu rumah, tetapi anaknya masih melakukan pekerjaan yang lain, pasien
seperti merasa tidak di anggap dan tidak di hargai oleh anaknya.
Sebelumnya pasien suka berinteraksi dengan tetangga, pergi ke mesjid
untuk ikut pengajian dan ikut arisan PKK, namun sekarang sudah tidak pernah.
Bahkan terkadang pasien meninggalkan sholatnya. Saat ini pasien merasakan
putus asa, karena pasien sudah merasa meminum banyak obat selama bertahuntahun namun tidak ada perkembangan, pasien mengaku tidak mau minum obat
kecuali jika suaminya yang memberikan.
Alloanamnesa
Suami pasien mengatakan bahwa pasien sering termenung dan berdiam
diri tanpa melakukan aktivitas apapun. Saat ditanya oleh suami, pasien sering
menjawab bahwa fikirannya kosong. Pasien juga sering merasa iba hati dan
mudah tersinggung. Sebelumnya pasien sulit di ajak untuk berkomunikasi, tapi
sekarang pasien sudah mulai mau menjawab dan berbicara dengan keluarganya.
Pasien juga tidak mampu untuk melakukan aktivitas dirumah, sehingga seluruh
pekerjaan rumahtangga di lakukan oleh suami. Pasien juga sering merasa putus
asa dan pesimis dengan keadaan penyakitnya saat ini, sehingga pasien tidak ingin
minum obat dan harus di bujuk.
c. Riwayat Gangguan Dahulu
- Pada tahun 2002 silam, pasien pernah di rawat di Rumah Sakit Puti Bungsu.
Saat itu, pasien sedang berjualan cabe di pasar, namun tiba-tiba pasien merasa
pusing dan tidak sadarkan diri, setelah sadar pasien menjadi berbicara
meracau dan menangis, selanjutnya pasien langsung di antar oleh tetangganya
yang juga berjualan di pasar kerumah. Saat dirumah, keluarga menyebutkan
bahwa pasien kembali berbicara seorang sendiri, tertawa dan menangis.
Keesokan harinya keluarga membawa pasien ke Rumah sakit Puti Bungsu
Padang dan pasien di rawat disana selama 2 tahun. Setelah keluar dari rumah
-
III.
ikut pengajian dan ikut arisan PKK, namun sekarang sudah tidak pernah
Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal dirumah bersama suami dan 3 orang anaknya
Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah berhubungan dengan pihak berwajib
Riwayat Psikoseksual
Pasien menikah di usia 22 tahun dan memiliki 4 orang anak kandung
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas (suami pasien
adalah PNS)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
Hubungan dengan keluarga dan Lingkungan
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan anggota keluarganya, namun
pasien saat ini tidak suka berinteraksi dengan tetangga dan lingkungan sekitar
Persepsi Pasien tentang Dirinya dan Keluarganya
Pasien merasa putus asa dengan keadaannya saat ini dan pasien merasa
-
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Pasien
IV.
STATUS MENTAL
a) Deskripsi umum
- Penampilan
Cukup rapi dan terlihat bersih
- Perilaku dan aktivitas motorik
Selama wawancara pasien tampak tenang
- Sikap terhadap pemeriksa
Pasien dapat bekerja sama dan menjawab semua pertanyaan selama
wawancara dengan baik
b) Mood dan afek
- Mood
: Dysforia
- Afek
: Terbatas
- Keserasian : Serasi
c) Pembicaraan
Spontan, lancar dengan intonasi yang jelas
d) Gangguan persepsi
Tidak terdapat gangguan persepsi
e) Fikiran
- Proses dan isi fikir: Koheren
- Isi fikir
: Waham paranoid (kejar)
f) Sensorium dan kognisi
- Kesadaran
Compos Mentis Cooperatif
- Orientasi
Waktu
: Baik (pasien mengerti hari ini hari apa dan tanggal berapa)
Tempat
: Baik (pasien mengerti saat ini berada di poli jiwa RSUD Solok)
Orang
: Baik (pasien mengenal orang-orang sekitar
Daya ingat
Jangka panjang : Baik, pasien mengingat tanggal lahir dan usia pasien (13
agustus tahun 1966 dan usia 50 tahun), pasien juga
Jangka sedang
Jangka pendek
Jangka segera
sebelumnya
Konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi dan perhatian pasien baik selama pemeriksaan
Kemampuan membaca dan menulis
Baik, pasien dapat membawa dan menulis apa yangdisuruh oleh pemeriksa
Kemampuan visuospasial
Baik, pasien dapat menggambarkan alamat rumahnya secara rinci (selayo,
kampung sasuduik, no.31)
Fikiran abstrak
Baik, pasien dapat menyebutkan persamaan di antara dua buah benda, seperti
: Sakit sedang
Kesadaran
Status Gizi
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Temperatur
Kepala
Mata
Telinga
: Tidak di periksa
Hidung
: Tidak di periksa
Mulut
: Tidak di periksa
Leher
Paru
Jantung
Abdomen
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Baik
: Baik
: Tidak ada
: Tidak di lakukan
: Tidak di lakukan
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
Berdasarkan anamnesa riwayat penyakit medis pada pasien, dimana
pasien tidak mengalami trauma kepala dan penyakit lain secara fisiologis yang
dapat menimbulkan disfungsi atau gangguan jiwa. Oleh karena itu gangguan
mental organic, termasuk gangguan mental simptomatik (F00-F09) dapat
disingkan.
Pada pasien, tidak ditemukan riwayat pemakaian NAPZA, sehingga tidak
dapat di diagnose sebagai gangguan mental dan prilaku akibat penggunaan
alcohol dan zat psikoaktif lainnya (F10-F19)
Pada pasien, di temukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi
auditorik, halusinasi visual serta adanya waham kejar, sehingga pada pasien ini
merupakan penderika Gangguan Psikotik (F.20)
Gangguan persepsi berupa halusinasi dan waham pada pasien ini sudah
berlangsung selama kurang lebih 14tahun, karena sudah berlangsung lebih dari 1
bulan, sehingga pasien merupakan penderita Skizofrenia (F.20)
FORMULASI MULTIAKSIAL
- Aksis I
: F25.1 Skizoafektif tipe depresi
- Aksis II : Tidak ada diagnosis
- Aksis III : Tidak ada diagnosis
- Aksis IV :
- Aksis V : GAF Scale 50-41 (gejala sedang, disabilitas sedang)
VIII.
DIAGNOSIS BANDING
F.32.3 Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
IX.
DAFTAR MASALAH
- Organobiologik
Tidak ditemukan kondisi gangguan medik umum
Psikologik
Psikomotor tenang, gangguan proses berfikir tidak ada, terdapat gangguan
persepsi berupa halusinasi auditorik dan halusinasi visual. Pasien juga
mengalami gangguan mood, yaitu pasien merasakan perasaan yang tidak
nyaman dan disertai rasa sedih yang berkepanjangan, ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas dan selalu ingin menyendiri dimana dysporia dengan
X.
PROGNOSIS
XI.
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad malam
TERAPI
a) Psikofarmaka
- Diazepam 1x2 mg
- Olanzapin 1x10 mg
- Triheksipenidil 2 x 2 mg
-Tilsan 1 x 12,5 mg
b) Psikoterapi
- Psikoterapi suportif
Menanamkan rasa percaya pada pasien behwa gejalanya akan hilang dengan
menganjurkan pasien untuk hadir kontrol rutin setiap bulan dan minum obat
secara teratur agar gejala penyakitnya berkurang dan menjelaskan pada pasien
tentang akibat yang terjadi jika pasien tidak teratur minum obat
Mengajak pasien untuk mampu memotivasi dirinya sendiri agar semangat dan
dapat segera pulih dari keadaan depresinya saat ini, sadar akan pentingnya
minum obat untuk mempercepat pemulihan, menguranggi gejala dan agar
-
Memotivasi pasien agar selalu rajin beribadan dan mendekatkan diri kepada
Allah SWT, seperti shalat, puasa, berdzikir dan mulai kembali ikut pengajian
di mesjid
ANALISA KASUS