Professional Documents
Culture Documents
Distribusi Radiasi Dan Koefisien Absorpsi - Laporan Akhir
Distribusi Radiasi Dan Koefisien Absorpsi - Laporan Akhir
Data Percobaan
Percobaan 1
Percobaan 2
Pengolahan Data
Grafik Percobaan 1
Grafik Percobaan 2
Grafik Percobaan 3
Analisis Dan Pembahasan
Analisis Percobaan
Pada data hasil percobaan pertama, praktikan ingin mencari tahu model grafik distribusi
radiasi yang dipancarkan oleh unsur Am-241. Unsur Am-241 adalah unsur radioaktif yang sangat
berbahaya. Unsur Am-241 memancarkan radiasi partikel Alfa 𝛼 dengan energy 5.39-5.55 Mev
dalam proses peluruhannya dan juga memancarkan sejumlah berkas Gamma γ dengan energy
0.026-.0.60 MeV sebagai hasil productnya.
Radiasi partikel Alfa dan berkas sinar Gamma yang dipancarkan oleh unsur AM-241
ditangkap oleh detector Geiger Muller. Detector radiasi harus peka dan sensitive terhadap radiasi
yang mengenainya. Setiap jenis radiasi mempunyai cara berinteraksi yang berbeda-beda. Gas yang
berada didalam detector Geiger Muller bersifat konduktif, sehingga gas yang ada dialam detektor
mudah untuk terion oleh pratikel atau foton. Detektor Geiger Muller bisa digunakan mendeteksi
radiasi alfa dan mendeteksi sinar Gamma tapi reliabilitas untuk pengukuran Gamma kurang teliti.
Jumlah ion yang dihasilkan dihasilkan dalam detector Geiger Muller ketika terion oleh sinar Alfa
sangat banyak, mencapai nilai saturasinya, sehingga pulsanya relative tinggi dan tidak memerlukan
gain. Kerugian utama dari detector ini adalah tidak dapat membedakan energy radiasi yang
memasukinya,karena berapapun energinya jumlah ion yang dihasilkan sama dengan nilai
saturasinya. Detektor Geiger Muller paling sering digunakan, karena dari segi elektronik sangat
sederhana, tidak perlu menggunakan rangkaian gain. Sebagian besar peralatan ukur proteksi
radiasi yang harus bersifat portable terbuat dari detector Geiger Muller.
Dalam melakukan percobaan, idealnya posisi detector melingkupi dari segala arah dari
pancaran radiasi seperti halnya bola yang dibungkus oleh kulitnya, karena bentuk pancaran sumber
radiasi homogen ke segala arah. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Kuantitas radiasi ini berbanding lurus dengan aktivitas sumber radiasi dan berbanding terbalik
dengan kuadar jarak antara sumber dan system pengukur. Ketika jaraknya semakin jauh dengan
detector maka jumlah radiasi yang tertangkap semakin sedikit, begitu juga sebaliknya ketika jarak
antara detector dan aktivitas sumber radiasi sangat dekat maka kuantitas radiasi yang ditangkap
oleh detector semakin banyak.
Percobaan terakhir adalah mengetahui koefisien absorpsi dari alumunium. Alumunium
diletakkan tepat diantara detector dan sumber radiasi. Lempeng alumunium akan terkena cacahan
dari aktivitas sumber radiasi dan menghalangi radiasi sampai ke detector. Detector Geiger Muller
hanya akan mendeteksi sinar Gamma yang diradiasikan karena Sinar Alfa yang dipancarkan dari
Am-241 tidak dapat menembus lempeng alumunium karena radiasi Alfa memiliki jangkauan
pancaran yang pendek, akibatnya sinar Alfa diserap seluruhnya oleh lempeng alumunium.
Sementara sinar Gamma dapat menembus lempeng alumunium karena frekuensinya tinggi dan
panjang gelombangnya pendek serta tidak bermassa dan tidak bermuatan, akibatnya sinar Gamma
dapat dengan mudah menembus lempeng alumunium pada beberapa ketebalan.
Analisis hasil dan grafik
Hasil data percobaan yang diperoleh praktikan pada percobaan pertama berupa 5 grafik distribusi,
seperti yang ditunjukkan pada grafik percobaan 1 sebelumnya. . Relevansi statistik pada penghitungan data
harus akurat dengan pengukuran yang dilakukan, oleh karena itu grafik yang ditunjukkan berupa sebaran
banyaknya cacahan dari sinar yang terdeteksi pada detector Geiger Muller. Grafik percobaan 1-5 mendekati
bentuk grafik distribusi Poisson dengan karateristik data yang menyajikan frekuensi dari kejadian acak
tertentu. Hal ini sesuai dengan teori, dalam berbagai literature disebutkan bahwa peluruhan radioktif adalah
proses acak dan mematuhi distribusi Poisson. Probabilitas sukses dari peluruhan tiap atom pada keadaan
tertentu selalu lebih kecil dan prosesnya akan berhubungan dengan distribusinya.
Hasil data percobaan yang diperoleh praktikan pada percobaan kedua berupa grafik intensitas rata-
rata cacahan versus 1/𝑟 2 . Pada grafik percobaan kedua ketika variasi jarak detector dengan sumber radiasi
semakin jauh maka kuantitas cacahan yang terdeteksi semakin banyak, sebaliknya ketika jarak detector
dengan sumber radiasi dekat, kuantitas cacahan yang terukur semakin sedikit. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa intensitas radiasi sebanding dengan 1/𝑟 2 .
Hasi percobaan yang diperoleh praktikan pada percobaan ketiga berupa nilai natural dari Cacahan
semula dibandingkan cacahan variasi jaraknya versus ketebalan lempeng alumumium. Grafik percobaan
ketiga menunjukkan bahwa ketika detector dihalangi oleh tumpukan lempeng alumunium, intensitas yang
terukur dari detector semakin kecil. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa sinar gamma yang dipancarkan oleh
sumber dapat terdeteksi oleh detector karena energinya sangat besar dan dapat menembus ketebalan bahan
sampai beberapa sentimeter atau beberapa meter. Gradient dari grafik percobaan ketiga adalah Y=a + b*x,
dengan Y=Ln (I0/I) dan b gradient dari persamaan garis yang sebanding dengan koefisien absorpsi lempeng
alumunium 𝜇 yaitu 0.64/mm. Dalam literature disebutkan bahwa koefisien absorpsi dari alumunium
𝜇𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟−𝜇𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
1.91/mm, maka nilai kesalahan literaturnya𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 𝜇𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
100% adalah
66%.
Kesalahan yang terjadi pada percobaan ini disebabkan kesalahan praktikan selama pengukuran dan
dalam perhitungan.
Kesimpulan
1. Distribusi cacahan radiasi dari sumber radioaktif Am-241 menghasilkan kurva dengan
distribusi Poisson
2. Intensitas yang diterima detector berbanding terbalik dengan jarak kuadratnya
3. Koefisien absorpsi pada lempeng alumunium yang digunakan adalah 0.64/mm dengan
kesalahan literature 66%.
Tugas Akhir
1. Perbedaan sinar Alfa dan Sinar Gamma serta bahanya terhadap sel
Jawab : Sinar Alfa
Sinar alfa dapat terukur ketika sebuah atom meluruh, partikel alfa terdiri dari dua
proton dan dua neutron. Partikel alfa dapat berinteraksi kuat dengan berbagai zat, dan
hanya bergerak beberapa centimeter di udara bebas. Partikel alfa sangat berbahaya bagi
kulit manusia karena dapat menembus permukaan terluar dari kulit mati dan
menyebabkan kerusakan biologis.
Sinar Gamma
Sinar gamma tidak seperti partikel alfa, tidak terdiri dari unsur partikel. Gamma terdiri
atas energy foton yang diemisikan dari inti yang tidak stabil. Tidak mempunyai massa
atau muatan, radiasi gamma dapat bergerak lebih jauh/bebas dari partikel alfa di udara.
Sinar gamma dapat diberhentikan dengan sebuah bahan yang memiliki ketebalan seperti
beton, dll dan material tersebut memiliki nomer ato yang besar. Menyebabkan kerusakan
radiasi yang lebih besar karena dapat dengan mudah melewati kulit manusia sehingga
bisa merusak organ biologis didalam tubuh.
Daftar Pustaka
1. hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/frhz.html
2. Krane, K-Modern Physics 3ed
3. Advancedlab’s 2th WWW user survey. (n.d). Oktober 27, 2016.
http://advancedlab.fisika.ui.ac.id/id/
4. Owlcations 2th WWW user survey. (n.d). November 23, 2016.
https://owlcation.com/stem/The-Three-Types-of-Radiation
5. Research Gate’s WWW user survey. (n.d). November 23, 2016.
https://www.researchgate.net
6. Thornton, T. Stephen and Rex, Andrew.Modern Phyics for Scientists and
Engineers:Blackbody Radiation. United States, 2013.