You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Kehidupankenegaraan Indonesia mengalami perubahan yang sangat
besar terutama berkaitan dengan gerakan reformasi, serta perubahan
Undang-undang

termasuk

amandemen

UUD

1945

serta

Tap

MPR NO.XVIII/MPR/1998, yang menetapkan mengembalikan kedudukan


Pancasila pada kedudukan semula, sebagai dasar filsafat Negara. Hal ini
menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam, akibatnya akhir-akhir
ini bangsa Indonesia menghadapi krisis ideologi.Dampak yang cukup
serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa pada masalampau.
Dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat
beranggapan bahwa

Pancasila

merupakan label

politik

Orde

Baru

sehingga mengembangkan serta mengkaji Pancasila dianggap akan


mengembalikan kewibawaan Orde Baru. Pandangan yang sinis serta
upaya melemahkan peranan ideologi Pancasila pada era Reformasi
dewasa ini akan sangat berakibat fatal bagi bangsa Indonesia yaitu
melemahnya

kepercayaan

rakyat

terhadap

ideologi

negara

yang

kemudian pada gilirannya akanmengancam persatuan dan kesatuan


bangsa Indonesia yang telah lama dibina, dipelihara serta didambakan
bangsa Indonesia sejak dahulu.
Oleh karena itu, agar kalangan intelektual terutama mahasiswa
sebagai

calon

pengganti

pemimpin

bangsa

di

masa

mendatang

memahami makna serta kedudukan Pancasilayang sebenarnya maka


harus dilakukan suatu kajian yang bersifat ilmiah. Berhubung banyaknya
bahasan yang mencakup Pancasila maka penulis hanya membahas
Pancasila sebagai Sistem Filsafat dan Ideologi bangsa Indonesia.

BAB I
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan

Kewarganegaraan

adalah

Pendidikan

Kepribadian

Mahasiswa agar menjadi warga Negara yang baik, sebagai calon sarjana
adalah calon pemimpin yang berbudi pekerti luhur dan berwawasan
kebangasaan.
Beberapa

pandangan

para

pakar

tentang

pendidikan

kewarganegaraan adalah sebagai berikut


a. Henry Randall Waite dalam penerbitan majalah The Citizendan
Civics,

pada

tahun

1886,

merumuskan

pengertian

Civics

dengan The sciens of citizenship, the relation of man, the individual,


to man in organized collections, the individual in his relation to the
state. Dari definisi tersebut, Civics dirumuskan dengan Ilmu
Kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan
manusia

dalam

perkumpulan-perkumpulan

yang

terorganisasi

(organisasi sosial, ekonomi, politik) dan antara individu- individu


dengan negara
b. Stanley

E.

Dimond

bahwa civics adalah citizenship mempunyai


aktivitas

sekolah.

Yang

pertama,

berpendapat
dua

makna

kewarganegaraan

dalam

termasuk

kedudukan yang berkaitan dengan hukum yang sah. Yang kedua,


aktivitas politik dan pemilihan dengan suara terbanyak, organisasi
pemerintahan, badan pemerintahan, hukum, dan tanggung jawa
2

c. Edmonson (1958) mengemukakan bahwa civics adalah kajian yang


berkaitan dengan pemerintahan dan yang menyangkut hak dan
kewajiban warga negara.
d. Menurut Merphin Panjaitan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah
pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi
muda menjadi warga negara yang demokrasi dan partisipatif
melalui suatu pendidikan yang dialogial. Sementara Soedijarto
mengartikanPendidikan

Kewarganegaraan

sebagai

pendidikan

politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi


warga

negara

yang

secara

politik

dewasa

dan

ikut

serta

membangun sistem politik yang demokratis


Jadi, pendidikan kewarganegaraan (civic education) adalah program
pendidikan

yang

memuat

bahasan

tentang

masalah

kebangsaan,

kewarganegaraan dalam hubungan Hakekat pendidikan kewarganegaraan


adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral
bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela
negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk
menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik atau sering disebut to
be

good citizenship,

yakni

warga

yang

memiliki

kecerdasan

baik

intelektual, emosional, sosial maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan


tanggung

jawab,

dan

mampu

berpartisipasi

dalam

kehidupan

bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta


tanah air.
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
a. Umum
Untuk memberikan pengetahuan, kemampuan dan pemahaman
tentang hubungan antara warga Negara dengan Negara.
b. Khusus

Agar para Mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dapat


memahami dan melaksanakan hak dan kewajibannya secara santun, jujur
dan demokratis sebagai warga Negara yang terdidik dan bertanggung
jawab.
Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan
pancasila dan UUD 45 yang berwawasan nusantara.
Cinta tanah air dengan rela berkorban untuk Nusa, Bangsa, dan
Negara.
c. Utama
Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara serta
membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan pada
kebudayaan bangsa.
Seperti yang kita ketahui, setiap suatu bangsa mempunyai sejarah
perjuangan dari para orang-orang terdahulu yang dinama terdapat
banyak nilai-nilai nasionalis, patriolis dan lain sebagainya yang pada saat
itu

menempel

erat

pada

setiap

jiwa

warga

negaranya.

Seiring

perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang makin pesat, nilainilai tersebut makin lama makin hilang dari diri seseorang di dalam suatu
bangsa,

oleh

karena

itu

perlu

adanya

pembelajaran

untuk

mempertahankan nilai-nilai tersebut agar terus menyatu dalam setiap


warga negara agar setip warga negara tahu hak dan kewajiban dalam
menjalankan kehidupan berbangasa dan bernegara.
Pendidikan

kewarganegaraan

adalah

pendidikan

yang

mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajinan suatu


warga negara agar setiap hal yang di kerjakan sesuai dengan tujuan dan
cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang di harapkan. Karena
di nilai penting, pendidikan ini sudah di terapkan sejak usia dini di setiap
jejang pendidikan mulai dari yang paling dini hingga pada perguruan
tinggi agar menghasikan peneruspenerus bangsa yang berompeten dan
siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara.

Tujuan

utama

pendidikan

kewarganegaraan

adalah

untuk

menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku


yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan
nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus
bangsa

yang

sedang

dan

mengkaji

dan

akan

menguasai

imu

pengetahuaan dan teknologi serta seni. Selain itu juga bertujuan untuk
meningkatkan

kualitas

manusia

indonesia

yang

berbudi

luhur,

berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab,


dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan
sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik.
Sikap ini disertai perilaku yang:
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa serta
menghayati nilai-nilai falsafah bangsa.
Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masnyarakat berbangsa dan
bernegara.
Rasional, dinamis, dan sabar akan hak dan kewajiban warga negara.
Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk
kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.
Melalui pendidikan Kewarganegaraan , warga negara Republik
indonesia diharapkan mampu memahami, menganalisa, dan menjawab
masalah-masalah

yang

di

hadapi

oleh

masyarakat

bangsa

dan

negaranya secra konsisten dan berkesinambungan dalam cita-cita dan


tujuan nasional seperti yang di gariskan dalam pembukaan UUD 1945.

B. LANDASAN ILMIAH DAN LANDASAN HUKUM


1. Landasan Ilmiah
a. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap warga negara dituntut untuk hidup berguna (berkaitan
dengan

kemampuan

kognitif

dan

psikomotorik)

bagi

negara

dan

bangsanya, serta mampu mengantisipasi masa depan mereka yang


5

senantiasa berubah dan selalu terkait dengan kontkes dinamika budaya,


bangsa, negara dan hubungan internasional. Pendidikan Tinggi tidak
dapat mengabaikan realitas global tersebut yang digambarkan sebagai
kehidupan yang

penuh

kepada setiap warga

paradoks dan ketakterdugaan itu. Untuk itu


negara

diperlukan adanya

pembekalan ilmu

pengetahuan dan teknologi dan seni (ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai


budaya bangsa. Nilai-nilai budaya bangsa tersebut berperan sebagai
panduan dan pegangan hidup bagi setiap warga negara. Pokok bahasan
Pendidikan Kewarganegaraan meliputi hubungan antara warga negara
serta pendidikan pendahuluan bela negara, yang semua itu berpijak pada
budaya bangsa.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa tujuan utama dari
pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara serta membentuk sikap dan perilaku yang cinta
tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara,
serta ketahanan nasional dalam diri para mahasiswa yang calon
sarjana/ilmuan warga negara kesatuan republik indonesia yang sedang
mengkaji dan akan menguasai IPTEK dan seni. Sebab kualitas warga
negara yang baik adalah sangat ditentukan terutama oleh keyakinan dan
sikap

hidupnya

dalam

bermasyarakat,

berbangsa

dan

bernegara

disamping derajat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang


dipelajarinya.
b. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu berobjek,
mempunyai metode, sistematis dan bersifat universal. Objek pengetahuan
ilmu yang ilmiah itu harus jelas baik material maupun formalnya. Objek
material adalah bidang sasaran yang

dibahas dan dikaji oleh suatu

bidang atau cabang ilmu. Sedang objek formal sudut pandang tertentu
yang dipilih atau yang dijadikan ciri untuk membahas objek material
tersebut. Objek material dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah segala
hal yang berkaitan dengan warga negara baik yang empirik maupun yang
6

non empirik, yang berupa wawasan, sikap dan perilaku warga negara
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedang objek formalnya
adalah mencakup dua segi, yaitu:
1. Segi hubungan antara warga negara dengan negara (termasuk
hubungan antara warga negara).
2. Segi pembelaan negara.
Objek
Keputusan

pembahasan
Dirjen

Pendidikan

Pendidikan

Kewarganegaraan

menurut

Tinggi No.267/Dikti/Kep/2000,

pokok-

pokoknya adalah sebagai berikut:


Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, mencakup:
1.

Hak dan kewajiban warga Negara.

2.

Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.

3.

Demokrasi Indonesia.

4.

Hak asasi manusia.

5.

Wawasan nusantara.

6.

Ketahanan nasional.

7.

Politik dan strategi nasional.


c. Rumpun Keilmuan
Pendidikan

Kewarganegaraan

(Kewiraan)

disejajarkan

Civics

Education yang dikenal di berbagai Negara. Sebagai bidang studi ilmiah


Pendidikan Kewarganegaraan bersifat interdisipliner bukan monodisipliner,
karena

kumpulan

pengetahuan

yang

membangun

ilmu

Kewarganegaraan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu. Maka dalam


upaya pembahasan dan pengembangannyapun perlu dibantu oleh disiplin
ilmu-ilmu

yang

lain

seperti:

ilmu
7

hukum,

ilmu

politik,

sosiologi,

administrasi negara, ilmu ekonomi pembangunan, sejarah perjuangan


bangsa dan ilmu filsafat.
2. Landasan hukum
1.

Undang-Undang Dasar 1945


1.

Pembukaan UUD 1945 alenia ke dua tentang cita-cita mengisi


kemerdekaan, dan alinea ke empat khususnya tentang tujuan
negara.

2.

Pasal 30 ayat (1), Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib


ikut serta alam usaha pembelaan negara.

3.

Pasal

31

ayat

(1),

Tiap-tiap

warga

negara

berhak

mendapatkan pengajaran.
4.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 1982

Undang-Undang No.20/1982 adalah

tentang

ketentuan-ketentuan

pokok Pertahanan Kemanan Negara Republik Indonesia.


1.

Pasal 18 Hak

dan kewajiban warga

negara yang diwujudkan

dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan


melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tidak
terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional.
2.

Pasal 19, ayat (2) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti
oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap, yaitu:

3.

Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah dan


dalam gerakan pramuka.

4.

Sikap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewiraan pada tingkat


Pendidikan Tinggi.

c. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989


8

Undang-Undang No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


menjelaskan bahwa: Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha
untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan
dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dan negara serta
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar menjadi warga negara
yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan akan pentingnya
suatu pendidikan berbangsa dan bernegara agar terciptanya keseibangan
antara hak dan kewajiban bagi setiap warga negra dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan berbegara . Dan menjadi suatu penjelasan,
bahwa sesuatu hal yang mungkin sebagian besar orang menganggapnya
tidak penting pada hakikatnya memiliki peranan yang menentukan
kelangsungan hidup kita di masa yang akan datang. Dan perlu kita
ketahui dan pahami ketika hal itu terjadi, maka ketahuilah bahwa nilainilia terkandung dari hal tersebut sudah mulai menghilang dari diri
kita,dan perlu kita pelajari kembali.

Semoga penjelasan di atas dapat bermanfaat dan menjadi motivasi


bagi kta untuk menjadi warga negara yang baik dnan berbudi luhur

DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Noor Ms. 2009.Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Kaelan;Zubaidi,Acmad.2007.Pendidikan
perguruan

tinggi

berdasarkan

Kewarganegaraan
SK

DIRGEN

untuk

DIKTI

NO.

43/DIKTI/KEP/2006.Yogyakarta : Paradigma Yogyakarta


Laksono,

Danang Tanjung.

2011.

Pendidikan

Kewarganegaraan

Perguruan Tinggi. Sukoharjo: Pustaka Abadi Sejahtera

10

di

Gunadarma.2010.PendidikanKewarganegaraan.
(http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_kewarganeg
araan/bab1pengantar_pendidikan_kewarganegaraan.pdf)
Raharjo.2009.Pengertian,Sejarah,Tujuan PendidikanKewarganegaraan.
(http://www.sejarahpkn/pengertian,tujuan,sejarah pendidikan
kewarganegaraan

raharjo online.html)

diakses

tanggal

19

September 2011
Cendrawasih Selampari.2009.Pengantar Pendidikan

Pkn.(http://www.

pengantar-pendidikan-kewarganegaraan_23.html/) diakses tanggal 2


Januari 2012

11

You might also like