Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
GALIH WIDIANTO
0410094211
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
PEKALONGAN
2016
Oleh :
GALIH WIDIANTO
0410094211
Mengetahui
Dekan
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas curahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Usulan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul
Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit pada tanaman Kakao di Kebun
Dinas Wonorejo dapat tersusun.
Dalam penyusunan Proposal Usulan Praktek Kerja Lapangan ini,
penulis banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, dan dorongan dari
berbagai
pihak,
oleh
karena
itu
pada
kesempatan
ini,
penulis
Jazilah,
SP.,
MP.,
selaku
dosen
pembimbing
dalam
Pekalongan, 24
Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1..Latar Belakang.........................................................
1.2..Rumusan Masalah....................................................
1.3..Tujuan......................................................................
1.4..Manfaat ...................................................................
BAB II
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi dan Morfologi Tanaman Kakao ...................
Syarat Tumbuh Tanaman Kakao ..................................
Hama dan Penyakit Tanaman Kakao ...........................
Gejala dan Cara Pengendalian Hama Tanaman Kakao
Gejala dan Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Kakao
BAB III
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
...............................................................................................
DAFTAR TABEL
No
Uraian
Halaman
1.
DAFTAR GAMBAR
No
Uraian
Halaman
1. Gambar 1 dan 2. Hama penggerek batang kakao Zeuzera coffear sp.
2. Gambar 3. Kepik penghisap buah kakao Helopeltis sp.
3. Gambar
4.
Penggerek
buah
kakao
Conopomorpha
4.
5.
6.
7.
8.
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kakao (Theobroma cacao L.) adalah pohon budidaya di perkebunan
cacao
L.) merupakan
salah satu
komoditas
khususnya
sebagai
penyedia
lapangan
kerja,
sumber
pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam
mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri.
Kakao lebih sering disebut sebagai buah coklat karena dari biji kakao yang
telah mengalami serangkaian proses pengolahan dapat dihasilkan coklat
bubuk. Cokelat dalam bentuk bubuk ini banyak dipakai sebagai bahan
untuk membuat berbagai macam produk makanan dan minuman, seperti
susu, selai, roti, dan lainlain. Selain sebagai bahan makanan dan
minuman,
coklat
juga
memiliki
banyak
manfaat
bagi
kesehatan.
(http://budidayatanaman-perkebunan.blogspot.co.id/2014/09/budidayatanaman-kakao-1.html)
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukan Praktek Kerja Lapangan antara lain :
1.
2.
3.
1.4 Manfaat
Dalam praktek kerja lapangan dapat kita ambil manfaat antara
lain :
1.
2.
3.
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Malvales
Familia
: Sterculiaceae
Genus
: Theobroma
Spesies
: Theobroma cacao L.
selalu
terlindung
pohon
besar
lain
(Sunaryo,
1978).
air (wiwilan
atau
chupon), sedangkan
tunas
yang
arah
PPKKI (2010), juga menjelaskan bahwa salah satu sifat khusus daun
kakao yaitu adanya dua persendian (articulation) yang terletak di
pangkal dan ujung tangkai daunyang membuat daun mapu membuat
gerakan
untuk
menyesuaikan
dengan
arah
datangnya
sinar
daun
kultivarnya.Panjang
dewasa
hijau
dewasa
30
daun
tua
cm
dan
bergantung
lebarnya
pada
10
cm.
tumbuh
dan
bersifat
kauliflori.Artinya
bunga
hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna kuning. Sementara
itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah masak berwarna
jingga (oranye) (Anonymus, 2013).
Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya
berselang-seling.Pada tipe criollo dan trinitario alur kelihatan jelas.Kulit
buahnya tebal tetapi lunak dan permukaannya kasar.Sebaliknya, pada
tipe forasero, permukaan kulit buah pada umumnya halus (rata),
kulitnya tipis, tetapi dan liat. Buah akan masak setelah berumur enam
bulan. Pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang 10 hingga 30 cm,
pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan selama perkembangan buah
(Anonymus, 2013).
kakao
menghendaki
permukaan
air
tanah
yang
kakao
dalam
pertumbuhan
dan
perkembangannya
etal.,
(1989)
menyatakan
suhu
yang
ideal
untuk
yang
diterima
tanaman
kakao
berpengaruh
terhadap
tergantung
pada
fase
pertumbuhan
dan
umur
dengan
cara
mengatur
tanaman
pelindung
(Sunanto,
1992).
kalau kelembaban
penguapan.
2.2.5 Ketinggian tempat
Tanaman kakao dapat tumbuh baik dan berbuah banyak di daerah
yang mempunyai ketinggian 100 600 meter di atas permukaan laut
(Sunanto, 1992). Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman kakao
yang memiliki kemasaman 6,0 7,5 dan tidak lebih dari pH 8,0 serta
tidak lebih rendah dari pH 4,0. Tekstur tanah yang baik adalah lempung
liat berpasir dengan komposisi 30 40% fraksi liat, 50% pasir dan 10
20% debu (Siregar et al., 2000).Curah hujan tahunan yang ideal bagi
tanaman kakao berkisar antara 1100 3000 mm, sedang curah hujan
tahunan yang melebihi 4500 mm tidak cocok bagi pengembangan
tanaman kakao terutama erat kaitannya dengan penyakit busuk buah.
Suhu ideal bagi tanaman kakao, maksimum berkisar antara 30 320C
dan suhu minimum 18 210C, namun pada kultivar tertentu kakao
masih dapat tumbuh baik pada suhu 150C, sedang rata-rata suhu
bulanan 26,60 derajat celcius (Syamsulbahri, 1996).
bakteri,
jamur,
protozoa),
gulma,
dan
binatang
(filum
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Family
: Cossidae
Genus
: Zeuzera
Spesies
: Zeuzera sp.
: Arthropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Hemiptera
Famili
: Miridae
Genus
: Helopeltis
2.3.3
Penggerek
buah
kakao
(Conopomorpha
Sulistyowati
dkk,
(2003)
Penggerek
buah
kakao
: Arthropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Gracillariidae
Genus
: Conopomorpha
Spesies : C. Cramellera
Wardoyo
(1988)
: Arthropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Hemiptera
Famili
: Pseudocococcidae
Genus
: Planococcus
Kutu
putih
Planococcus
citri.
: Arthropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Psychidae
Genus
: Clania
Penyakit busuk buah kakao adalah salah satu penyakit penting yang
sering menyerang tanaman kakao. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi
cendawan Phythoptora palmivora pada buah. Cendawan Phythoptora
palmivora sebenarnya juga dapat menginfeksi pada bagian tanaman
kakao lainnya seperti batang, daun, tunas, bahkan bunga. Kendatipun
demikian, dampak negatif serangan pada bagian tanaman lainnya
tersebut tidak sebesar jika cendawan ini menginfeksi buah.
Buah yang terserang awalnya ditandai pembusukan dan disertai
bercak coklat kehitaman dengan batas yang tegas gejala ini biasanya di
mulaidari
pangkal
buah
kemudian
menjadi
busuk
basah,
dan
Penyakit
penyakit yang
VSD
(Vaskular
disebabkan
Streak
oleh
Dieback)
infeksi
adalah
cendawan
salah
satu
Oncobasidium
tanaman.
Perkembangan
penyakit
dipengaruhi
oleh
Beauveria
Penggerek
buah
kakao
(Conopomorpha
insektisida,
terutama
dari
golongan
sintetik
dapat
menyebabkan
kematian
pucuk.adalah
hama
yang
biasa
kanker
diawali
dengan
adanya
bagian
batang/cabang
paket
NORBESAN
plus
Fifanon
dll.,
konsentrasi
3%
formulasi.
c. Bila serangan pada kulit batang sudah hampir melingkar, maka
tanaman dipotong atau dibongkar.
2.5.3 Vascular Steak Dieback (VSD)
Gejala tanaman terserang, daun-daun menguning lebih awal dari waktu yang
sebenarnya dengan bercak berwarna hijau, dan gugur sehingga terdapat ranting tanpa daun
(ompong). Bila permukaan bekas menempelnya daun diiris tipis, akan terlihat gejala bintik
3 kecoklatan. Permukaan kulit ranting kasar dan belang, bila diiris memanjang tampak
jaringan pembuluh kayu yang rusak berupa garis-garis kecil (streak) berwarna kecoklatan.
Cara pengendalian ada 3 cara, yaitu :
a. Pengendalian penyakit dengan memotong ranting/cabang terserang sampai 30cm pada
bagian yang masih sehat kemudian dipupuk NPK 1,5 kali dosis anjuran.
b. Pemangkasan bentuk yang sekaligus mengurangi kelembaban dan memberikan sinar
matahari yang cukup. Pemangkasan dilakukan pada saat selesai panen sebelum
muncul flush.
c. Parit drainase dibuat untuk menghindari genangan air dalam kebun pada musim
hujan.
d. Untuk pencegahan, tidak menggunakan bahan tanaman kakao dari kebun yang
terserang VSD,
dan menanam klon kakao yang tahan atautoleran terhadap VSD.
1.
Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara observasi di lapang,
wawancara langsung, dan mengikuti semua kegiatan tentang
pengendalian
hama
dan
penyakit
pada
tanaman
pisang
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil catatan dan studi pustaka
serta informasi lain yang mendukung materi PKL. Catatan atau
dokumen yang ada di Kebun Dinas Wonorejo Kabupaten Batang
atau sumber - sumber lain yang dipelajari dan dikaji untuk
mendukung dalam pembahasan terkait materi PKL.
Jenis kegiatan
Minggu ke
1
1.
2.
3.
4.
Persiapan
Penyusunan usulan
Pelaksanaan PKL
Penyusunan laporan
DAFTAR PUSTAKA