You are on page 1of 12

Bahagian Kejuruteraan Pantai

Jabatan Pengairan dan Saliran Malaysia


Jalan Sultan Salahuddin, 50626 Kuala Lumpur

Laporan Penyiasatan
Pasca -Tsunami
26 Disember 2004
Impak dan Penilaian Awal Kejadian Tsunami yang menimpa
Pantai Barat Semenanjung Malaysia pada 26 Disember 2004

Laporan Penyiasatan Pasca-Tsunami 26 Disember 2004

1.

LATARBELAKANG ________________________________________________1
1.1

Tsunami Lautan Hindi - 26 Disember 2004 _________________________________ 1

1.2

Impak kepada Malaysia _________________________________________________ 2

2.

PENYIASATAN PASCA-TSUNAMI ___________________________________4

3.

PARAMETER LAZIM BERKAITAN TSUNAMI _________________________4


3.1

Paras Air Maksima Tsunami_____________________________________________ 4

3.2

Paras Limpahan Maksima _______________________________________________ 5

3.3

Jarak Inundasi Daratan Maksima ________________________________________ 5

3.4

Ketepatan Data ________________________________________________________ 5

4.

PERLIS___________________________________________________________5

5.

KEDAH___________________________________________________________6
5.1

Kawasan Impak________________________________________________________ 6

5.1.1
5.1.2
5.1.3

5.2

6.

Langkawi ________________________________________________________________ 6
Pantai Merdeka __________________________________________________________ 14
Daerah Kuala Muda_______________________________________________________ 15

Padang Salim, Kedah __________________________________________________ 18

PULAU PINANG__________________________________________________19
6.1

Kawasan Impak_______________________________________________________ 19

6.2

Daerah Barat Daya ____________________________________________________ 22

6.2.1
6.2.2
6.2.3
6.2.4

6.3

23
24
25
26

Daerah Timur-laut ____________________________________________________ 27

6.3.1
6.3.2
6.3.3
6.3.4
6.3.5
6.3.6

6.4

Persiaran Gurney (Gurney Drive) ____________________________________________


Tanjong Tokong _________________________________________________________
Tanjung Bungah (MRSO U 254780 T 605585) _________________________________
Batu Feringghi (MRSO U 250640 T 605456) __________________________________
Teluk Bahang (MRSO U 248313 T 604894)____________________________________
Sungai Batu, Teluk Kumbar ________________________________________________

28
29
30
31
31
32

Seberang Prai Utara ___________________________________________________ 33

6.4.1
6.4.2

6.5

7.

Sungai Burung (MRSO U 245849 T 588982) __________________________________


Muara Sungai Burung (MRSO U 245663 T 591259) ____________________________
Kuala Sungai Pulau Betong _________________________________________________
Pantai Pasir Panjang (MRSO U244328 T586489) _______________________________

Kampung Kuala Sungai Muda (MRSO U 262036 T 616577)______________________ 33


Pantai Robina (MRSO U 266030 T 606579)___________________________________ 33

Seberang Prai Selatan__________________________________________________ 34

PERAK __________________________________________________________35
7.1
7.1.1
7.1.2

7.2
7.2.1
7.2.2
7.2.3

Kawasan Impak_______________________________________________________ 35
Perubahan Pantai _________________________________________________________ 36
Kerosakan ______________________________________________________________ 36

Daerah Manjung ______________________________________________________ 36


Tanjung Kepah, Mukim Lekir _______________________________________________ 36
Parit Sungai Tiram, Parit Besar Sitiawan, Parit Haji Dollah, Parit Buang Teluk Tiga ____ 36
Teluk Muroh ____________________________________________________________ 36

7.3

Daerah Hilir Perak di Bagan Datoh ______________________________________ 39

7.4

Daerah Kerian ________________________________________________________ 39

Jabatan Pengairan & Saliran Malaysia 2005

Laporan Penyiasatan Pasca-Tsunami 26 Disember 2004

8.

RUMUSAN SIASATAN ____________________________________________40


8.1

Umum _______________________________________________________________ 40

8.2

Waktu Ketibaan Tsunami ______________________________________________ 40

8.3

Paras Air Laut ________________________________________________________ 40

8.4

Kawasan Sensitif Tsunami ______________________________________________ 41

Senarai Gambar
Gambar 1: Kepala Ombak seakan tidal bore yang menghala ke hulu Sungai Melaka, Langkawi_______ 7
Gambar 2: Pantai Barat Langkawi antara gambar yang terawal merakamkan ketibaan ombak tsunami
ketika menghampiri Kuala Sg. Triang. _____________________________________________________ 8
Gambar 3: Kawasan inundasi meliputi kawasan sawah di bahagian hulu Sungai Melaka di Langkawi ___ 8
Gambar 4: Kerosakan pada bot dalam Sungai Triang selepas air melimpahi tebing ________________ 14
Gambar 5: Paras air tsunami di pantai Kuala Muda, Kedah ___________________________________ 15
Gambar 6:Rumah di Kg. Kepala Jalan, Kuala Muda yang paling hampir kepada laut (30 m) musnah __ 16
Gambar 7: Kerosakan rumah dan kenderaan yang dihanyutkan ombak di Kuala Muda ______________ 16
Gambar 8: Lapislindung batu di Kuala Sg. Muda (Kampung Tepi Sungai) tidak terjejas oleh tsunami__ 17
Gambar 9: Jalan kampung di Kg. Padang Salim (laut adalah ke arah kiri gambar) ________________ 18
Gambar 10: Keadaan laut semasa tsunami di Pulau Pinang ___________________________________ 19
Gambar 11: Lapis-lindung Sungai Burung selepas tsunami (28 Dis. 2004) _______________________ 23
Gambar 12: Limpahan di bahagian utara lapis-lindung Sungai Burung__________________________ 23
Gambar 13: Limpahan ombak menaburkan batu lebihan binaan lapis-lindung. Tanda paras limpahan air
setinggi hampir 1 meter masih kelihatan pada batang pokok pisang._____________________________ 24
Gambar 14: Rumput tebing yang ditundukkan oleh l impahan air dalam Sungai Burung ____________ 24
Gambar 15: Kuala Sungai Pulau Betong -fenomena funneling berlaku di sini ____________________ 25
Gambar 16: Kampung nelayan di muara Sungai Pulau Betong; kesempitan muara ini menyebabkan
fenomena funneling yang menaikkan paras air sehingga melebihi 2 meter. ______________________ 26
Gambar 17: Pantai Pasir Panjang kelihatan curam _________________________________________ 27
Gambar 18: Tembok konkrit yang menghalang laluan di pantai Pasir Panjang ____________________ 27
Gambar 19: Limpahan ombak tsunami yang membawa lumpur di Persiaran Gurney _______________ 29
Gambar 20: Tg. Tokong bot- bot nelayan ini dibawa limpahan ombak kira-kira 200 m ke daratan ___ 30
Gambar 21: Tanjung Bungah masjid baru dan jambatan____________________________________ 30
Gambar 22: Pantai Miami, Batu Feringghi tanda merah adalah paras tsunami __________________ 31
Gambar 23: Sungai Batu, Teluk Kumbar - selepas kejadian ___________________________________ 32
Gambar 24: Kerosakan kecil kepada pemecah ombak yang dilimpahi tsnami _____________________ 32

Senarai Rajah
Rajah 1: Epicentre gempabumi 26 Disember 2004 dan kawasan yang mengalami tsunami ___________ 1
Rajah 2: Kawasan pantai yang mengalami kesan tsunami di Selat Melaka ________________________ 3
Rajah 3: Definisi jarak inundasi daratan maksima dan paras limpahan maksima ___________________ 5
Rajah 4: Peta kawasan yang mengalami kesan tsunami di tanah besar Kedah______________________ 9
Rajah 5: Peta lokasi kawasan impak tsunami Kuala Teriang, Sungai Melaka dan Sg. Cenang ________ 10
Rajah 6: Peta paras inundasi maksima Sg. Teriang Sg. Melaka_______________________________ 11
Rajah 7: Kawasan impak tsunami di pantai Pulau Pinang dan Seberang Prai Utara _______________ 20
Rajah 8: Kawasan impak tsunami di pantai Pulau Pinang dan Seberang Prai Selatan _______________ 21
Rajah 9: Kawasan impak tsunami di pantai Negeri Perak (utara) ______________________________ 37
Rajah 10: Kawasan Impak Tsunami di Negeri Perak (selatan) _________________________________ 38

Senarai Jadual
Jadual 1: Kematian akibat Tsunami di Malaysia_____________________________________________ 2
Jadual 2: Inundasi dan limpahan ombak tsunami di negeri Kedah ______________________________ 12
Jadual 3: Kerosakan harta benda di Kuala Muda, Kedah (anggaran awal) ______________________ 18
Jadual 4: Butiran kehilangan nyawa dan hartabenda Pulau Pinang _____________________________ 22
Jadual 5: Inundasi dan paras limpahan sekitar Daerah Barat Daya Pulau Pinang_________________ 22
Jadual 6: Impak tsunami di Daerah Timur Laut Pulau Pinang _________________________________ 28
Jabatan Pengairan & Saliran Malaysia 2005

ii

Laporan Penyiasatan Pasca-Tsunami 26 Disember 2004

Jadual 7: Inundasi dan paras limpahan Tsunami di Seberang Perai ____________________________ 33


Jadual 8: Kerosakan akibat Tsunami di Seberang Perai ______________________________________ 34
Jadual 9: Impak Tsunami Negeri Perak___________________________________________________ 39

Appendiks
Analisa paras air pasang surut di Langkawi 23-30 Disember 2004
Analisa paras air pasang surut di Pulau Pinang 23-30 Disember 2004
Analisa paras air pasang surut di Lumut 23-30 Disember 2004

Jabatan Pengairan & Saliran Malaysia 2005

iii

Laporan Penyiasatan Pasca-Tsunami 26 Disember 2004

Laporan Penyiasatan PascaTsunami 26 Disember 2004


Kawasan Impak dan Penilaian Awal kejadian Tsunami
yang menimpa Pantai Barat Semenanjung Malaysia
1. LATARBELAKANG
1.1

Tsunami Lautan Hindi - 26 Disember 2004

Pada waktu tengahari Ahad 26 Disember 2004, pantai-pantai di utara pantai barat
Semenanjung Malaysia telah dilanda ombak tsunami. Ini merupakan kejadian yang
pertama dalam lebih 120 tahun jika kejadian Krakatoa pada 27 Ogos 1883 digunakan
sebagai perbandingan.

Rajah 1: Epicentre gempabumi 26 Disember 2004 dan kawasan yang mengalami tsunami

Kejadian tsunami pada 26 Disember 2004 telah dicetuskan oleh gempa bumi di
Lautan Hindi ke utara Sumatera. Epicentre gempa bumi ini berkedudukan 3.32o
Utara dan 95.85o Timur pada jam 00:58:53 GMT (waktu Greenwich) yang bersamaan
07:08:53 pagi waktu tempatan. United States Geological Survey (USGS) pada
asalnya melaporkan kekuatan gempa bumi ini berukuran 9 pada skala Richter.
Berikutan dari ini, satu siri gempabumi dengan ukuran yang lebih kecil berlaku di
dasar Laut Andaman.

Jabatan Pengairan & Saliran Malaysia 2005

Laporan Penyiasatan Pasca-Tsunami 26 Disember 2004

Gempabumi ini telah menyebabkan plat India tertusuk di bawah plat Burma dan
menyebabkan dasar laut menaik. Pergerakan inilah yang mencetuskan tsunami
tersebut dan impaknya terasa sehingga Yaman dan Somalia (lihat Rajah 1).
Kejadian tsunami yang berpunca daripada gempabumi Sumatera ini adalah yang
paling dahsyat dalam sejarah manusia moden dan telah meragut kira-kira 300,000
nyawa manusia. Kawasan pantai yang terlibat termasuk di Indonesia, Thailand,
Malaysia, India, Sri Lanka, Maldives, Myanmar dan Somalia di Afrika Timur.

1.2

Impak kepada Malaysia

Pergerakan ombak tsunami mengikut permodelan numerikal adalah serentak dalam


semua arah. Berdasarkan model yang dapati dari website Pusat Amaran Tsunami
Pasifik, ombak tsunami bergerak memasuki utara Selat Melaka dan membias ke arah
timur dan tenggara setelah dipengaruhi oleh kedalaman dan bentuk dasar laut.
Ombak tsunami yang pertama telah dikesan di Pulau Langkawi di antara jam 12:00
dan 12:30 tengahari pada hari tersebut dan di antara jam 1:00 dan 1:30 tengahari di
selatan Kedah, Pulau Pinang dan Perak. Kawasan Sabak Bernam, Selangor juga
mengalami kejadian ini tetapi tidak begitu serius. Rajah 2 menunjukkan peta impak
tsunami keseluruhan di Selat Melaka.
Angka rasmi kematian di pantai-pantai Malaysia akibat tsunami adalah 68 orang.
Berbeza daripada Thailand, kematian ini adalah terdiri daripada penduduk tempatan
yang mengunjung pantai dan tidak melibatkan pelancong asing. Taburan kes
kematian adalah seperti dalam Jadual 1.
Jadual 1: Kematian akibat Tsunami di Malaysia

Negeri

Jumlah Kematian

Kedah

11

Pulau Pinang

54

Perak

Selangor

Jumlah

681

Berdasarkan kiraan mangsa yang dilaporkan oleh JPS negeri

Jabatan Pengairan & Saliran Malaysia 2005

Rajah 2: Kawasan pantai yang mengalami kesan tsunami di Selat Melaka

Jabatan Pengairan & Saliran Malaysia 2005

Laporan Penyiasatan Pasca-Tsunami 26 Disember 2004

2. PENYIASATAN PASCA-TSUNAMI
Pada 28 - 29 Disember, 2004, pasukan penyiasat pasca-tsunami dari Bahagian
Kejuruteraan Pantai, JPS Ibu Pejabat telah melawat kawasan impak di Kedah (Nor
Hisham Bin Mohd. Ghazali & Ziauddin Abdul Latif), Pulau Pinang (Nor Hisham Bin
Mohd. Ghazali) dan Perak (Zainal Akamar Bin Harun). Lanjutan daripada itu,
jurutera-jurutera JPS negeri-negeri yang terlibat diarah melengkapkan siasatan
dengan memperolehi maklumat terperinci mengenai inundasi dan paras air
berdasarkan pemerhatian, temuramah dengan saksi-saksi kejadian dan pengukuran.
Laporan-laporan daripada JPS negeri telah diperolehi pada awal bulan Mac 2005.
Laporan ini adalah gabungan maklumat yang diperolehi pada 28-29 Disember 2004
dan siasatan lanjutan yang dikendalikan oleh jurutera-jurutera pantai JPS di Perlis,
Kedah, Pulau Pinang dan Perak. Laporan ini merangkumi hasil penyiasatan JPS di
kawasan-kawasan yang terlibat dengan tumpuan kepada keadaan fizikal dan
fenomena ketika dan selepas kejadian. Satu lawatan tambahan telah juga dijalankan
pada 9 dan 10 Julai 2005.

3. PARAMETER LAZIM BERKAITAN TSUNAMI


Punca maklumat yang pertama setelah kejadian ialah kesan limpahan dan maklumat
dari saksi mengenai ombak. Namun, ketinggian yang dimaksudkan oleh saksi-saksi
adalah sukar untuk dipastikan. Ianya mungkin seringkali lebih ke arah ketinggian
relatif kepada diri pemerhati sendiri atau objek berdekatan seperti pokok-pokok.
Sebagai contoh, sekiranya saksi menganggap dirinya setinggi 1.5 m, maka ombak
yang diperhatikan lebih tinggi daripada dirinya mungkin dianggap sebagai 2.0 m atau
3.0 m. Parameter lazim yang dalam menerangkan tsunami adalah seperti dalam Rajah
3.
3.1

Paras Air Maksima Tsunami

Paras air maksima tsunami atau pun maximum tsunami levels berlaku apabila ombak
tsunami menghampiri pantai. Di laut, ombak tsunami hampir tidak kelihatan tetapi
apabila menghampiri pantai, ombak tersebut akan meninggi dengan cepat apabila
menempuh cerun curam pantai atau benteng pantai. Semua pengukuran adalah
dianggarkan daripada paras air laut purata. Dalam kejadian tsunami 26 Disember
2004, fenomena yang dilaporkan merupakan kenaikan paras air yang pantas dan
dengan tiba-tiba hingga melebihi paras air tinggi biasa dan kemudian diikuti oleh air
surut sehingga melampaui paras air surut biasa. Ombak utama tsunami menyusul
selepas air surut tersebut.

Jabatan Pengairan & Saliran Malaysia 2005

Laporan Penyiasatan Pasca-Tsunami 26 Disember 2004

Jarak inundasi daratan maksima


Paras air maksima tsunami

Paras air laut purata

Paras limpahan
maksima

Rajah 3: Definisi jarak inundasi daratan maksima dan paras limpahan maksima

3.2

Paras Limpahan Maksima

Paras limpahan maksima atau pun maximum run-up level ialah aras tanah yang paling
tinggi dibanjiri oleh limpahan air laut berdasarkan datum ukur tanah atau land survey
datum (LSD). Paras limpahan maksima adalah lebih rendah daripada paras air
maksima tsunami.
3.3

Jarak Inundasi Daratan Maksima

Jarak inundasi daratan maksima atau pun maximum inland inundation distance
bermaksud jarak maksima ke arah daratan yang dicapai oleh air limpahan. Dalam
laporan ini, inundasi dianggarkan atau diukur dari garisan air laut purata.
3.4

Ketepatan Data

Maklumat yang diperolehi adalah anggaran yang berasaskan aras-aras tempatan yang
diketahui seperti aras rekabentuk (design crest level) lapislindung ataupun strukturstruktur JPS yang sedia ada. Hanya data dari Langkawi diperolehi melalui kerja ukur.

4. PERLIS
Negeri Perlis tidak mengalami kesan ketara ombak tsunami kerana kedudukannya
yang terlindung di belakang Pulau Langkawi. Tiada kerosakan serius dialami.
Walaubagaimana pun, ketinggian air pasang di sepanjang pantai negeri Perlis telah
didapati kira-kira 30 cm lebih tinggi daripada biasa dan beberapa jalanraya pesisir
pantai di sekitar Kuala Sungai Bahru dan Kurung Tengar telah dilimpahi walaupun
tidak serius.
Apabila paras air laut naik dengan mendadak dan melebihi paras air sungai di muara,
satu fenomena akan berlaku di mana kepala ombak ini akan menyusuri sungai ke arah
hulu sehingga ia mencapai ketinggian paras yang sama dengan di muara tadi. Di
sungai-sungai pantai barat Langkawi, pergerakan kepala ombak ini mencapai sejauh
350 m sebelum ianya dikekang oleh pintu air pasang surut. Paras limpahan maksima
Jabatan Pengairan & Saliran Malaysia 2005

Laporan Penyiasatan Pasca-Tsunami 26 Disember 2004

di Perlis mencapai +2.29 m LSD dan tertumpu kepada ban-ban pantai dan sekitar
muara-muara sungai.

5. KEDAH
5.1

Kawasan Impak

Kawasan pantai Kedah adalah kebanyakannya kawasan pertanian yang telah


dipertahankan dengan ban. Daripada laporan awal yang diterima, sepanjang pantai
Kedah dari Langkawi ke Kuala Muda telah mengalami kesan tsunami (Rajah 4, 5 dan
6). Namun, kerosakan yang utama hanya berlaku di barat Langkawi dan Kuala
Sungai Muda. Ban-ban pantai sekitar Yan dan Kota Setar terselamat dan tiada
kerosakan serius telah dilaporkan di sini. Di kawasan sekitar Sungai Ibus dan ke
utara, air pasang surut berulang-kali telah berlaku tetapi parasnya tidak melimpahi
ban pantai yang setinggi kira-kira 2.5 m LSD. Paras limpahan yang dianggarkan oleh
personel JPS negeri adalah setinggi 2.0 m LSD.
Secara keseluruhannya, hanya pantai ke selatan daripada Tanjung Dawai mengalami
ombak tsunami yang utama.
5.1.1

Langkawi

Berdasarkan rekod perakam air pasang surut Jabatan Ukur dan Pemetaan Negara
(JUPEM) di Jeti Teluk Ewa, perubahan dalam paras air laut telah bermula pada jam
12:29:40 tengahari. Di antara jam 12:30 hingga 12:50 tengahari, paras air laut telah
meningkat 2.0 m sedangkan kenaikan sedemikian pada keadaan biasanya berlaku
dalam masa 6 atau 7 jam. Paras tertinggi dirakamkan pada jam 12:53 tengahari
dengan ketinggian 4.0 m LSD. Lihat appendiks untuk data air pasang surut yang
dirakamkan. Walaubagaimana pun, di barat Langkawi, perubahan dalam paras air
telah mula berlaku lebih awal iaitu sekitar jam 12 tengahari.
Kawasan yang paling teruk dilanda ialah pantai dari Kuala Sungai Triang hingga ke
Kuala Sungai Melaka dan termasuk Pantai Cenang. Daripada pemerhatian dan rekod
foto dan video, ombak tersebut telah menghampiri dari arah barat-laut dan membias
ke dalam hingga menenggelami Kuala Sungai Melaka. Paras air yang lebih tinggi
dari paras sungai menyebabkan kepada ombak ini menyusuri sungai (lihat Gambar
1). Di kawasan pantai, nelayan tempatan melaporkan dua ombak utama telah dialami
iaitu yang pertama setinggi kira-kira 4.0 m dan yang keduanya lebih tinggi iaitu 6.0
m. Berdasarkan kerja ukur yang dijalankan oleh JPS, jarak inundasi daratan maksima
telah mencapai kira-kira 580 m di kawasan ini (lihat Jadual 2). Pantai Kuala Muda
(Langkawi) dan runway lapangan terbang kini dilindungi oleh pemecah ombak
yang panjang. Saksi tempatan telah memaklumkan bahawa benteng ini berjaya
menahan ombak tsunami ini sepenuhnya. Gambar 2 menunjukkan ombak utama
menghampiri pantai barat Langkawi.

Jabatan Pengairan & Saliran Malaysia 2005

Laporan Penyiasatan Pasca-Tsunami 26 Disember 2004

Gambar 1: Kepala Ombak seakan tidal bore yang menghala ke hulu Sungai Melaka, Langkawi

Adalah didapati bahawa kawasan yang mengalami impak tsunami lebih tertumpu
kepada kawasan-kawasan yang terkongkong (constricted areas) seperti muara sungai
dan marina. Fenomena funneling berlaku di kawasan sedemikian kerana ruang
yang sempit memaksa paras air meningkat dengan mendadak. Kuala Sungai Teriang
telah ditenggelami sepenuhnya hingga hampir ke paras bumbung rumah satu tingkat
berdekatan. Kawasan-kawasan teluk yang kecil seperti marina telah mengalami
kenaikan paras air yang luarbiasa dan pergerakan arus air yang laju telah
menyebabkan beberapa bot karam di dalam marina. Kenaikan paras air menyebabkan
ombak menyusuri Sungai Melaka dan menyebabkan banjir pada sawah di kawasan
hulu (lihat Gambar 3). Namun, hanya satu kematian dilaporkan di Langkawi.

Jabatan Pengairan & Saliran Malaysia 2005

Laporan Penyiasatan Pasca-Tsunami 26 Disember 2004

Gambar 2: Pantai Barat Langkawi antara gambar yang terawal merakamkan ketibaan ombak
tsunami ketika menghampiri Kuala Sg. Triang.

Gambar 3: Kawasan inundasi meliputi kawasan sawah di bahagian hulu Sungai Melaka di Langkawi

Jabatan Pengairan & Saliran Malaysia 2005

You might also like