You are on page 1of 24

Kanker Usus Besar

Definisi Kanker
Kanker adalah suatu kelompok lebih dari 100 penyakit yang berbeda-beda. Mereka
mempengaruhi unit dasar tubuh yaitu sel. Kanker terjadi ketika sel-sel menjadi abnormal dan
membelah tanpa kontrol atau aturan. Seperti semua organ-organ lain tubuh, usus besar
(colon) dan rektum (rectum) terdiri dari banyak tipe-tipe dari sel-sel. Secara normal, sel-sel
membelah untuk menghasilkan lebih banyak sel-sel hanya ketika tubuh membutuhkan
mereka. Proses yang teratur in membantu mempertahankan kita sehat.
Jika se-sel tetap terus membelah ketika sel-sel baru tidak diperlukan, suatu massa dari
jaringan terbentuk. Massa dari jaringan ekstra ini, disebut suatu pertumbuhan atau tumor,
dapat ramah (tidak berbahaya) atau ganas (berbahaya).
Tumor-tumor yang ramah adalah bukan kanker. Mereka biasanya dapat diangkat dan, pada
banyak kasus-kasus, mereka tidak timbul kembali. Paling penting, sel-sel dari tumor-tumor
ramah tidak menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Tumor-tumor ramah adalah jarang suatu
ancaman nyawa.
Tumor-tumor ganas adalah kanker. Sel-sel kanker dapat menyerang dan merusak jaringanjaringan dan organ-organ dekat tumor. Juga, sel-sel kanker dapat pecah dan keluar dari suatu
tumor ganas dan masuk kedalam aliran darah atau sistim getah bening. Ini adalah bagaimana
kanker menyebar dari tumor primer untuk membentuk tumor-tumor baru pada bagian-bagian
lain tubuh. Penyebaran dari tumor disebut metastasis.
Ketika kanker menyebar ke bagian lain tubuh, tumor yang baru mempunyai macam yang
sama dari sel-sel abnormal dan nama yang sama seperti kanker primer. Contohnya, jika
kanker usus besar menyebar ke hati, sel-sel kanker didalam hati adalah sel-sel kanker usus
besar. Penyakitnya adalah kanker usus besar yang menyebar (metastatic colon cancer), jadi ia
bukan kanker hati.
Definisi Kanker Usus Besar (Colon) dan Kanker Rektum (Rectum)

Kanker kolorektal adalah kanker yang berasal dalam permukaan usus besar (kolon)
atau retum/rektal, umumnya kanker kolorektal berawal dari pertumbuhan sel yang tidak
ganas, dapat adenoma atau berbentuk polip. Adenoma atau polip pada kolorektal dapat
diangkat dengan mudah hanya saja jarang menimbulkan gejala apapun, sehingga tidak
terdeteksi dalam waktu cukup lama hingga berkembang menjadi kanker kolorektal.
Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system) dimana materi yang
dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur
(anus). Bersama, mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus
besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang
datangnya dari dinding dalam dari usus besar. Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut
polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip
ramah tidak menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian
lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah
bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat
menjadi ganas (bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar
dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk
sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak jaringanjaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan
menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor
baru terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya
disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker

kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak
mungkin.
Secara global, kanker usus besar dan rektum adalah penyebab pemimpin ketiga dari kanker
pada pria-pria dan penyebab pemimpin keempat dari kanker pada wanita-wanita. Frekwensi
dari kanker koloretal bervariasi diseluruh dunia. Ia adalah umum di dunia barat dan adalah
jarang di Asia dan Africa. Di negara-negara dimana orang-orang telah mengadopsi diet-diet
barat, kejadian dari kanker kolorektal meningkat.
Faktor Resiko
Siapa saja yang bisa terkena kanker kolon ini ? Berikut adalah faktor-faktor yang
meningkatkan resiko seseorang terkena kanker kolon :
1. Usia. Resiko meningkat dengan bertambahnya usia. Kebanyakan kasus terjadi pada
usia 60 - 70 an, dan jarang di bawah usia 50 kecuali dalam sejarah keluarga ada yang
terkena kanker kolon ini.
2. Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa. Dengan
dihilangkannya polip pada saat ditemukan turut mengurangi resiko terjadinya kanker
kolon di kemudian hari.
3. Riwayat kanker. Seseorang yang pernah terdiagnosis mengidap atau pernah dirawat
untuk kanker kolon beresiko untuk mengidap kanker kolon di kemudian hari. Wanita
yang pernah mengidap kanker ovarium (indung telur), kanker uterus, dan kanker
payudara memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal.
4. Faktor keturunan :
1. Sejarah adanya kanker kolon khususnya pada keluarga dekat.
2. Penyakit FAP (Familial Adenomatous Polyposis) - Polip adenomatosa familial
(terjadi dalam keluarga); memiliki resiko 100% untuk terjadi kanker
kolorektal sebelum usia 40 tahun, bila tidak diobati.
3. Penyakit lain dalam keluarga, seperti HNPCC (Hereditary Non Polyposis
Colorectal Cancer) - penyakit kanker kolorektal non polip yang menurun
dalam keluarga, atau sindroma Lynch
5. Penyakit kolitis (radang kolon) ulseratif yang tidak diobati.
6. Kebiasaan merokok. Perokok memiliki resiko jauh lebih besar untuk terkena kanker
kolorektal dibandingkan bukan perokok.
7. Kebiasaan makan. Pernah di teliti bahwa kebiasaan makan banyak daging dan sedikit
buah, sayuran, serta ikan turut meningkatkan resiko terjadinya kanker kolorektal.

8. Sedikit beraktivitas. Orang yang beraktivitas fisik lebih banyak memiliki resiko lebih
rendah untuk terbentuk kanker kolorektal.
9. Inveksi Virus. Virus tertentu seperti HPV (Human Papilloma Virus) turut andil dalam
terjadinya kanker kolorektal.

Penyebab-Penyebab Kanker Usus Besar


Dokter-dokter yakin bahwa kanker kolorektal adalah tidak menular (seseorang tidak dapat
mendapat penyakit dari seorang pasien kanker). Beberaa orang lebih mungkin
mengembangkan kanker kolorektal daripada yang lainnya. Faktor-faktor yang meningkatkan
suatu risiko kanker kolorektal seseorang termasuk masukan yang tinggi lemak, suatu sejarah
keluarga dari kanker kolorektal dan polip-polip, kehadiran dari polip-polip di usus besar, dan
radang usus besar karena borok yang kronis (chronic ulcerative colitis).
Diet (Makanan) dan Kanker Usus Besar
Diet-diet yang tinggi lemak dipercayai mempengaruhi (memberi kecenderungan) manusia
pada kanker kolorektal. Di negara-negara dengan angka-angka kanker kolorektal yang tinggi,
masukan lemak oleh populasi adalah jauh lebih tinggi daripada di negara-negara dengan
angka-angka kanker yang rendah. Dipercayai bahwa produk-produk pemecahan (penguraian)
dari metabolisme lemak menjurus pada pembentukan kimia-kimia yang menyebabkan kanker
(carcinogens). Diet-diet yang tinggi sayur-sayuran dan makanan-makanan yang tinggi serat
seperti roti-roti whole-grain dan gandum-gandum dapat membersihkan usus dari karsinogenkarsinogen ini dan membantu mengurangi risiko kanker.
Polip-Polip Usus Besar dan Kanker Usus Besar
Dokter-dokter percaya bahwa kebanyakan kanker-kanker usus besar berkembang di polippolip usus besar. Oleh karenanya, mengangkat polip-polip usus besar yang ramah dapat
mencegah kanker kolorektal. Polip-polip usus besar berkembang ketika kerusakan kromosom
terjadi pada sel-sel lapisan dalam dari usus besar. Kromosom-kromosom mengandung
informasi genetik yang diwariskan dari setiap orangtua. Secara normal, kromosomkromosom yang sehat mengontrol pertumbuhan sel-sel dalam suatu cara yang teratur. Ketika
kromosom-kromosom rusak, pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol, berakibat pada
massa-massa dari jaringan-jaringan ekstra (polip-polip). Polip-polip usus besar awalnya
adalah ramah (bersifat baik). Melalui tahun-tahun, polip-polip usus besar yang ramah dapat
memperoleh kerusakan kromosom tambahan untuk menjadi bersifat kanker.

Radang Borok Usus Besar dan Kanker Usus Besar


Radang borok usus besar (ulcerative colitis) yang kronis menyebabkan peradangan lapisan
dalam usus besar. Kanker usus besar adalah suatu komplikasi yang diakui dari radang borok
usus besar yang kronis. Risiko mulai timbul setelah delapan sampai 10 tahun dari kolitis
(radang usus besar). Risiko mengembangkan kanker usus besar pada seorang pasien dengan
radang borok usus besar (ulcerative colitis) juga dihubungkan dengan lokasi dan perluasan
dari penyakitnya.
Perkiraan-perkiraan sekarang dari kejadian kumulatif dari kanker usus besar yang
berhubungan dengan ulcerative colitis adalah 2.5% pada 10 tahun, 7.6% pada 30 tahun, dan
10.8% pada 50 tahun. Pasien-pasien yang berada pada risiko kanker yang lebih tinggi adalah
mereka dengan suatu sejarah kanker usus besar, suatu kolitis yang berlangsung lama,
keterlibatan usus besar yang meluas, dan mereka dengan primary sclerosing cholangitis
(PSC).
Karena kanker-kanker yang berhubungan dengan ulcerative colitis mempunyai suatu hasil
akhir yang lebih baik jika ditemukan pada suatu stadium awal, pemeriksaan-pemeriksaan
usus besar setiap tahun seringkali direkomendasikan setelah delapan tahun setelah ditemuinya
penyakit yang meluas. Selama pemeriksaan-pemeriksaan ini, contoh-contoh dari jaringan
(biopsies) dapat diambil untuk mencari perubahan-perubahan sebelum bersifat kanker pada
sel-sel pelapis dari usus besar. Jika perubahan-perubahan sebelum bersifat kanker ditemukan,
pengangkatan usus besar mungkin diperlukan untuk mencegah kanker usus besar.
Genetik-Genetik dari Kanker Usus Besar
Latar belakang genetik seseorang adalah suatu faktor risiko kanker usus besar yang penting.
Diantara saudara-saudara tingkat satu dari pasien-pasien kanker usus besar, risiko sepanjang
umur dari mengembangkan kanker usus besar adalah 18% (suatu peningkatan tiga kali dari
populasi umum di Amerika.
Meskpun sejarah kanker usus besar keluarga adalah suatu faktor risiko yang penting,
mayoritas (80%) dari kanker-kanker usus besar terjadi secara sporadis pada pasien-pasien
yang tidak mempunyai sejarah kanker usus besar keluarga. Kira-kira 20% dari kanker-kanker
dihubungkan dengan suatu sejarah kanker usus besar keluarga. Dan 5 % dari kanker-kanker
usus besar disebabkan oleh sindrom-sindrom kanker usus besar yang diwariskan. Sindromsindrom kanker usus besar yang diwariskan adalah kekacaun-kekacauan dimana anggotaanggota keluarga yang dipengaruhi telah mewariskan kerusakan-kerusakan genetik yang
menyebabkan kanker dari satu atau kedua orangtua.

Kromosom-kromosom mengandung informasi genetik, dan kerusakan-kerusakan kromosom


menyebabkan kerusakan-kerusakan genetik yang menjurus pada pembentukan polip-polip
usus besar dan kemudian kanker usus besar. Pada polip-polip dan kanker-kanker sporadis
(polip-polip dan kanker-kanker yang berkembang tanpa kehadiran sejarah keluarga),
kerusakan-kerusakan kromosom adalah yang diperoleh (berkembang dalam suatu sel sewaktu
kehidupan dewasa). Kromosom-kromosom yang rusak hanya dapat ditemukan pada polippolip dan kanker-kanker yang berkembang dari sel itu. Namun pada sindrom-sindrom kanker
usus besar yang diwariskan, kerusakan-kerusakan kromosom diwariskan pada waktu
kelahiran dan hadir di setiap sel tubuh. Pasien-pasien yang telah mewariskan gen-gen
sindrom kanker usus besar yang diwariskan berada pada risiko mengembangkan jumlah yang
besar dari polip-polip usus besar, biasanya pada umur-umur yang muda, dan berada pada
tingkat risiko yang tinggi mengembangkan kanker usus besar pada awal hidupnya, dan juga
berada pada risiko mengembangkan kanker-kanker pada organ-organ lainnya.
FAP (familial adenomatous polyposis) adalah suatu sindrom kanker usus besar yang
diwariskan dimana anggota-anggota keluarga yan dipengaruhi akan mengembangkan jumlah
yang tidak terhitung (ratusan, kadangkala ribuan) dari polip-polip usus besar mulai dari
sewaktu umur belasan. Kecuali kondisinya terdeteksi dan dirawat (perawatan termasuk
pengangkatan usus besar) dini, seseorang yang dipengaruhi oleh sidrom polip keluarga adalah
hampir dipastikan mengembangkan kanker usus besar dari polip-polip ini. Kanker-kanker
biasanya berkembang di umur empatpuluhan (40). Pasien-pasien ini juga berada pada risiko
mengembangkan kanker-kanker lainnya seperti kanker-kanker pada kelenjar tiroid, perut, dan
ampulla (bagian dimana saluran empedu mengalir kedalam usus dua belas jari/duodenum
tepat dibelakang perut).
AFAP (attenuated familial adenomatous polyposis) adalah suatu versi yang lebih ringan
dari FAP. Anggota-anggota yang terpengaruh mengembangkan lebih sedikit dari 100 polippolip usus besar. Meskipun demikian, mereka tetap berada pada risiko yang sangat tinggi
mengembangkan kanker usus besar pada umur-umur muda. Mereka juga berisiko mempunyai
polip-polip lambung dan polip-polip duodenum (usus dua belas jari).
HNPCC (hereditary nonpolyposis colon cancer) adalah suatu sindrom kanker usus besar
warisan dimana anggota-anggota keluarga yang dipengaruhinya dapat mengembangkan
polip-polip dan kanker-kanker usus besar, biasanya pada usus besar kanan, pada umur
tigapuluhan (30) dan empatpuluhan (40).Pasien-pasien HNPCC tertentu juga berisiko
mengembangkan kanker kandungan (uterine cancer), kanker perut, kanker indung telur

(ovarian cancer), dan kanker-kanker ureters (tabung-tabung yang menghubungkan ginjalginjal ke kandung kemih), dan saluran empedu (saluran-saluran yang mengalirkan empedu
dari hati ke usus).
MYH polyposis syndrome adalah suatu sindrom kanker usus besar warisan yang akhir-akhir
ini ditemukan. Anggota-anggota yang dipengaruhi secara khas mengembangkan 10-100
polip-polip yang terjadi pada sekitar umur empatpuluhan (40), dan berisko tinggi
mengembangkan kanker usus.
Diabetes
meningkatkan 40 % berkembangnya kanker kolorektal
Gejala-Gejala Kanker Usus Besar
Gejala
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum
keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu
barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran
yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya
makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi
tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).
Gejala lokalnya adalah :

Perubahan kebiasaan buang air


o Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)
o Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa
keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah
ciri khas dari kanker kolorektal
o Perubahan wujud fisik kotoran/feses

Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat
buang air besar

Feses bercampur lendir

Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya


perdarahan di saluran pencernaan bagian atas

Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat
sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor

Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita

Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh
mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul
darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau,
muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan
semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya

Gejala umumnya adalah :

Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di
semua jenis keganasan)

Hilangnya nafsu makan

Anemia, pasien tampak pucat

Sering merasa lelah

Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

Gejala penyebarannya adalah :

Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :


o Penderita tampak kuning
o Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
o Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter

Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan


peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.

Gejala umumnya adalah :

Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di
semua jenis keganasan)

Hilangnya nafsu makan

Anemia, pasien tampak pucat

Sering merasa lelah

Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

Gejala penyebarannya adalah :

Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :


o Penderita tampak kuning
o Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
o Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter

Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan


peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.

Gejala umumnya adalah :

Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di
semua jenis keganasan)

Hilangnya nafsu makan

Anemia, pasien tampak pucat

Sering merasa lelah

Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

Gejala penyebarannya adalah :

Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :


o Penderita tampak kuning
o Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
o Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter

Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan


peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.

Tingkatan / Staging / Stadium Kanker Kolon


Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi TNM,
klasifikasi Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut
(mirip dengan klasifikasi Dukes) :
Stadium 0 (carcinoma in situ)
Kanker belum menembus membran basal dari mukosa kolon atau rektum.
Stadium I
Kanker telah menembus membran basal hingga lapisan kedua atau ketiga (submukosa/
muskularis propria) dari lapisan dinding kolon/ rektum tetapi belum menyebar keluar dari
dinding kolon/rektum (Duke A).
Stadium II
Kanker telah menembus jaringan serosa dan menyebar keluar dari dinding usus kolon/rektum
dan ke jaringan sekitar seperti ke lapisan oto kolon tetapi belum menyebar pada kelenjar
getah bening (Duke B).
Stadium III
Kanker telah menyebar pada kelenjar getah bening terdekat tetapi belum pada organ tubuh
lainnya (Duke C).

Stadium IV
Kanker telah menyebar pada organ tubuh lainnya (Duke D).

Stadium TNM menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC)


Stadium

Duke

Tis

N0

M0

T1

N0

M0

T2

N0

M0

II A

T3

N0

M0

II B

T4

N0

M0

III A

T1-T2

N1

M0

III B

T3-T4

N1

M0

III C

Any T

N2

M0

IV

Any T

Any N

M1

Keterangan
T

: Tumor primer

Tx

: Tumor primer tidak dapat di nilai

T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer


Tis : Carcinoma in situ, terbatas pada intraepitelial atau terjadi invasi pada lamina propria
T1 : Tumor menyebar pada submukosa

T2 : Tumor menyebar pada muskularis propria


T3 : Tumor menyebar menembus muskularis propria ke dalam subserosa atau ke
dalam jaringan sekitar kolon atau rektum tapi belum mengenai peritoneal.
T4 : Tumor menyebar pada organ tubuh lainnya atau menimbulkan perforasi
peritoneum viseral.
N

: Kelenjar getah bening regional/node

Nx

: Penyebaran pada kelenjar getah bening tidak dapat di nilai

N0 : Tidak ada penyebaran pada kelenjar getah bening


N1

: Telah terjadi metastasis pada 1-3 kelenjar getah bening regional

N2

: Telah terjadi metastasis pada lebih dari 4 kelenjar getah bening

: Metastasis

Mx : Metastasis tidak dapat di nilai


M0 : Tidak terdapat metastasis
M1 : Terdapat metastasis
Gejala-gejala kanker usus besar adalah banyak dan tidak spesifik. Mereka termasuk
kelelahan, kelemahan, sesak napas, perubahan-perubahan pada kebiasaan-kebiasaan usus
besar, feces-feces yang sempit (kecil), diare atau sembelit, darah merah atau hitam pada
feces, kehilangan berat badan, sakit perut, kejang-kejang, atau kembung. Kondisi-kondisi lain
seperti irritable bowel syndrome (usus besar yang kejang), ulcerative colitis, penyakit Crohn,
diverticulosis, dan penyakit bisul perut (peptic ulcer) dapat mempunyai gejala-gejala yang
meniru kanker kolorektal.
Kanker usus besar dapat hadir untuk beberapa tahun sebelum gejala-gejalanya berkembang.
Gejala-gejalanya bervariasi menurut dimana didalam usus besar tumornya berlokasi. Usus
besar kanan adalah luas (lapang), dan kanker-kanker dari usus besar kanan dapat tumbuh ke
ukuran-ukuran besar sebelum mereka menyebaban gejala-gejala perut manapun. Secara khas,
kanker-kanker usus besar sebelah kanan menyebabkan anemia yang kekurangan zat besi (iron
deficiency anemia) disebabkan oleh hilangnya darah secara perlahan melalui suatu periode
waktu yang panjang. Anemia kekurangan zat besi (iron deficiency anemia) menyebabkan
kelelahan, kelemahan, dan sesak napas. Usus besar kiri adalah lebih sempit daripada usus
besar kanan. Oleh karenanya, kanker-kanker dari usus besar kiri lebih mungkin menyebabkan
halangan usus besar sebagian atau sepenuhnya. Kanker-kanker yang menyebabkan halangan

usus besar sebagian dapat menyebabkan gejala-gejala sembelit, feces yang sempit, diare,
nyeri-nyeri perut, kejang-kejang, dan kembung. Darah merah yang terang pada feces
mungkin juga mengindikasikan suatu pertumbuhan dekat akhir dari usus besar kiri atau
rektum.
Tes-Tes Untuk Mendeteksi Kanker Usus Besar
Ketika kanker usus besar dicurigai, salah satu dari suatu lower GI series (barium enema xray) atau colonoscopy dilakukan untuk menkonfirmasikan diagnosis dan melokalisir tumor.
Suatu barium enema melibatkan pengambilan x-rays dari usus besar dan rektum setelah
pasien diberikan suatu enema dengan suatu cairan yang putih seperti kapur yang mengandung
barium. Barium memperlihatkan usus-usus besar pada x-rays. Tumor-tumor dan kelainankelainan lainnya tampak sebagai bayangan-bayangan gelap pada x-rays.
Colonoscopy adalah suatu prosedur dimana dokter memasukkan suatu tabung panjang
penglihat yang lentur kedalam rektum dengan tujuan memeriksa bagian dalam dari seluruh
usus besar. Colonoscopy pada umumnya dipertimbangkan lebih akurat daripada barium
enema x-rays, terutama dalam mendeteksi polip-polip kecil. Jika polip-polip usus besar
ditemukan, mereka biasanya diangkat melalui colonoscope dan dikirim ke ahli patologi. Ahli
patologi memeriksa polip-polip dibawah mikroskop untuk memeriksa kanker. Ketika
mayoritas (kebanyakan) dari polip-polip yang diangkat melalui colonoscopes adalah jinak
(ramah), banyak adalah yang belum bersifat kanker (precancerous). Pengangkatan dari polippolip sebelum bersifat kanker mencegah pengembangan dari kanker usus besar dimasa depan
dari polip-polip ini.
Jika pertumbuhan-pertumbuhan yang bersifat kanker ditemukan sewaktu colonoscopy,
contoh-contoh jaringan yang kecil (biopsies) dapat diperoleh dan diperiksa dibawah
mikoroskop untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Jika kanker usus besar dikonfirmasikan
oleh suatu biopsy, pemeriksaan-pemeriksaan pementasan dilakukan untuk menentukan
apakah kanker telah menyebar pada organ-organ lain. Karena kanker kolorektal cenderung
untuk menyebar ke paru-paru dan hati, tes-tes pementasan biasanya memasukkan x-rays
dada, ultrasonography, atau suatu scan CAT scan dari paru-paru, hati, dan perut.
Kadangkala, dokter dapat mendapatkan suatu tes darah untuk CEA (carcinoembyonic
antigen). CEA adalah suatu unsur yang dihasilkan oleh beberapa sel-sel kanker. Ia adakalanya
ditemukan dalam tingkat-tingkat yang tinggi pada pasien-pasien dengan kanker kolorektal,
terutama ketika penyakitnya telah menyebar.

Pembedahan
Tindakan ini dibagi menjadi Curative, Palliative, Bypass, Fecal diversion, dan Open-andclose. Bedah Curative dikerjakan apabila tumor ditemukan pada daerah yang terlokalisir.
Intinya adalah membuang bagian yang terkena tumor dan sekelilingnya. Pada keadaan ini
mungkin diperlukan suatu tindakan yang disebut TME (Total Mesorectal Excision), yaitu
suatu tindakan yang membuang usus dalam jumlah yang signifikan. Akibatnya kedua ujung
usus yang tersisa harus dijahit kembali. Biasanya pada keadaan ini diperlukan suatu kantong
kolostomi, sehingga kotoran yang melalui usus besar dapat dibuang melalui jalur lain. Pilihan
ini bukanlah suatu pilihan yang enak akan tetapi merupakan langkah yang diperlukan untuk
tetap hidup, mengingat pasien tidak mungkin tidak makan sehingga usus juga tidak mungkin
tidak terisi makanan / kotoran; sementara ada bagian yang sedang memerlukan
penyembuhan. Apa dan bagaimana kelanjutan dari kolostomi ini adalah kondisional dan
individual, tiap pasien memiliki keadaan yang berbeda-beda sehingga penanganannya tidak
sama.
Bedah paliatif dikerjakan pada kasus terjadi penyebaran tumor yang banyak, dengan tujuan
membuang tumor primernya untuk menghindari kematian penderita akibat ulah tumor primer
tersebut. Terkadang tindakan ini ditunjang kemoterapi dapat menyelamatkan jiwa. Bila
penyebaran tumor mengenai organ-organ vital maka pembedahan pun secara teknis menjadi
sulit, sehingga dokter mungkin memilih teknik bedah bypass atau fecal diversion
(pengalihan tinja) melalui lubang. Pilihan terakhir pada kondisi terburuk adalah open-andclose, di mana dokter membuka daerah operasinya, kemudian secara de facto melihat
keadaan sudah sedemikian rupa sehingga tidak mungkin dilakukan apa-apa lagi atau tindakan
yang akan dilakukan tidak memberikan manfaat bagi keadaan pasien, kemudian di tutup
kembali. Tindakan ini sepertinya sudah tidak pernah dilakukan lagi mengingat sekarang
sudah banyak tersedia laparoskopi dan radiografi canggih untuk mendeteksi keberadaan dan
kondisi kanker jauh sebelum diperlukan operasi.
Terapi Non Bedah
Kemoterapi dilakukan sebagai suatu tindakan untuk mengurangi terjadinya metastasis
(penyebaran), perkembangan sel tumor, mengecilkan ukurannya, atau memperlambat
pertumbuhannya. Radioterapi jarang digunakan untuk kanker kolon karena memiliki efek
samping dan sulit untuk ditembakkan ke bagian yang spesifik pada kolon. Radioterapi lebih
sering pada kanker rektal saja. Imunoterapi sedang dikembangkan sebagai terapi tambahan
untuk kanker kolorektal. Terapi lain yang telah diujicoba dan memberikan hasil yang sangat
menjanjikan adalah terapi Vaksin. Ditemukan pada November 2006 lalu sebuah vaksin
bermerek TroVax yang terbukti secara efektif mengatasi berbagai macam kanker. Vaksin ini
bekerja dengan cara meningkatkan sistem imun penderita untuk melawan penyakitnya. Fase
ujicobanya saat ini sedang ditujukan bagi kanker ginjal dan direncanakan untuk kanker kolon.
Terapi lainnya adalah pengobatan yang ditujukan untuk mengatasi metastasisnya
(penyebaran tumornya).
Nah selain dari terapi non bedah di atas, yang juga tak kalah pentingnya adalah Terapi
Suportif. Diagnosis kanker sangat sering menimbulkan pengaruh yang sangat besar pada
kejiwaan penderitanya. Karenanya dorongan dari rumah sakit, dokter, suami/istri, kerabat,
keluarga, social support group sangat penting bagi penderitanya.
Kemoterapi ajuvan pada kanker kolorektal resectable

Kemoterapi ajuvan masih menjadi pertimbangan utama pada kanker kolorektal resectable,
berdasarkan European MOSAIC Trial yang mengevaluasi FOLFOX-4 dibandingkan
dengan 5-FU/LV sebagai ajuvan terapi pada 2.246 pasien stadium II dan III yang telah
lengkap menjalani reseksi, DFS (Disease Free Survival) 4 tahun pada kelompok FOLFOX-4
69,7 % dan 5-FU/LV 61 % sehingga berdasarkan hasil penelitian tersebut FOLFOX-4
direkomendasikan sebagai terapi ajuvan pada kanker kolorektal stadium dini.
Berikut ini beberapa regimen yang menjadi terapi pilihan sebagai terapi ajuvan berdasarkan
pedoman terapi kanker kolorektal National Comprehensive Cancer Network V.2.2007
FLOX, FOLFOX-4, FOLFOX-6, 5-FU/LV,Capecitabine
Kemoterapi neoajuvan pada kanker kolorektal unresectable
Kemoterapi yang diberikan sebelum tindakan operasi (pada tumor metastasis di hati) pada
pasien kanker kolorektal secara bermakna mengurangi risiko rekurensi metastasis pada hati.
Penelitian ini dilakukan oleh European Organization for Research and Treatment (EORTC)
dengan partisipasi dari 4 organisasi kanker di Eropa.
Pendekatan terapi ini menjadi terapi standar pada pasien kanker kolorektal dengan metastasis
di hati, diketahui data hampir 50 % dari 1.000.000 penduduk yang terdiagnosis kanker
kolorektal setiap tahun akan bermetastasis pada hati. Standar terapi operasi untuk
mengangkat tumor pada hati masih memungkinkan tetapi rekurensi seringkali terjadi dan
hanya 30-35 % pasien dengan metastasis di hati yang bertahan hidup 5 tahun setelah tindakan
operasi.
Mencegah Kanker Usus Besar
Sayangnya, kanker-kanker usus besar telah berlanjut jauh sebelum mereka terdeteksi.
Pencegahan kanker usus besar yang paling efektif adalah deteksi dini dan pengangkatan dari
polip-polip usus besar yang belum bersifat kanker sebelum mereka berubah menjadi bersifat
kanker. Bahkan pada kasus-kasus dimana kanker telah berkembang, deteksi awal tetap masih
memperbaiki secara signifikan kemungkinan dari suatu penyembuhan dengan pengangkatan
kanker secara operasi sebelum penyakitnya menyebar ke organ-organ lain. Berbagai
organisasi-organisasi kesehatan dunia telah menyarankan petunjuk-petunjuk screening secara
umum.
Pemeriksaan Rektum Dengan Jari Dan Tes Darah Yang Tersembunyi Dari Feces
Adalah direkomendasikan bahwa semua individu-individu yang umurnya lebih dari 40 tahun
mempunyai pemeriksaan-pemeriksaan rektum dengan jari setiap tahun dan fecesnya
diperiksa untuk darah yang tersembunyi. Sewaktu pemeriksaan rektum dengan jari, dokter
memasukkan suatu jari yang disarungi kedalam rektum untuk merasakan pertumbuhanpertumbuhan yang abnormal. Contoh-contoh feces dapat diperoleh untuk memeriksa darah
yang tersembunyi (occult blood). Kelenjar prostat dapat diperiksa pada saat yang bersamaan.

Suatu tes screening yang penting untuk kanker-kanker dan polip-polip kolorektal adalah tes
darah tersembunyi dari feces. Tumor-tumor dari usus besar dan rektum cenderung berdarah
pelan-pelan kedalam feces. Jumlah yang kecil dari darah yang tercampur kedalam feces
biasanya tidak terlihat oleh mata yang telanjang. Tes-tes darah tersembunyi feces yang
umumnya digunakan bersandar pada perubahan-perubahan (konversi) warna kimia untuk
mendeteksi jumlah-jumlah yang mikroskopik (sangat kecil) dari darah. Tes-tes ini adalah
kedua-duanya menyenangkan dan tidak mahal. Suatu jumlah kecil dari contoh feces dicoreng
pada suatu kartu yang khusus untuk tes darah tersembunyi. Biasanya, tiga kartu-kartu feces
yang berurutan dikumpulkan. Seseorang yang tes-tesnya positif untuk darah yang
tersembunyi di feces mempunai suatu kemungkinan dari 30% sampai 45% mempunyai suatu
polip usus besar dan suatu kemungkinan dari 3% sampai 5% mempunyai suatu kanker usus
besar. Kanker-kanker usus besar yang ditemukan dibawah keadaan-keadaan ini cenderung
adalah awal (dini) dan mempunyai suatu prognosis jangka panjang yang lebih baik.
Adalah penting untuk mengingat bahwa mempunyai feces yang dites positif untuk darah yang
tersembunyi tidak perlu berarti orang itu mempunyai kanker usus besar. Banyak kondisikondisi lain dapat menyebabkan darah yang tersembunyi di feces. Bagaimanapun, pasienpasien dengan suatu darah yang tersembunyi di feces harus menjalankan evaluasi-evaluasi
lebih jauh melibatkan barium enema x-rays, colonoscopies, dan tes-tes lainnya untuk
mengeluarkan/meniadakan kanker usus besar, dan untuk menerangkan sumber perdarahan.
Adalah juga penting untuk menyadari bahwa feces yang telah dites negatif untuk darah yang
tersembunyi tidak berarti ketidakhadiran dari polip-polip dan kanker kolorektal. Bahkan
dibwah kondisi-kondisi tes yang ideal, paling sedkit 20% dari kanker-kanker usus besar dapat
luput dari sceening darah yang tersembunyi dari feces. Banyak pasien-pasien dengan polippolip usus besar diperiksa negatif untuk darah yang tersembunyi dari feces. Pada pasienpasien yang dicurigai mempunyai tumor-tumor usus besar, dan pada mereka-mereka dengan
faktor-faktor risiko tinggi mengembangkan polip-polip dan kanker kolorektal,
sigmoidoscopies yang lentur atau screening colonoscopies dilakukan bahkan jika tes-tes
darah yang tersembunyi dari feces adalah negatif.
Flexible sigmoidoscopy dan colonoscopy
Mulai pada umur 50 tahun, suatu tes-tes screening flexible sigmoidoscopy direkomendasikan
setaiap tiga sampai lima tahun. Flexible sigmoidoscopy adalah suatu pemeriksaan dari rektum
dan usus besar yang lebih bawah menggunakan suatu tabung penglihat (suatu versi pendek
dari colonoscopy). Studi-studi akhir ini telah menunjukan bahwa penggunaan screening

flexible sigmoidoscopy dapat mengurangi kematian dari kanker usus besar. Ini adalah hasil
dari pedeteksian polip-polip atau kanker-kanker dini pada orang-orang tanpa gejala-gejala.
Jika sebuah polip atau kanker ditemukan, suatu colonoscopy yang komplit direkomendasikan.
Kebanyakan dari polip-polip usus besar dapat diangkat sepenuhnya oleh colonoscopy tanpa
operasi terbuka. Baru-baru ini dokter-dokter merekomendasikan screening colonoscopies
sebagai gantinya screening flexible sigmoidoscopies untuk individu-individu yang sehat
mulai pada umur 50-55 tahun.
Pasien-pasien denga suatu risiko tinggi mengembangkan kanker kolorektal dapat
menjalankan colonoscopies mulai pada umur-umur lebih muda dari 50 tahun. Contohnya,
pasien-pasien dengan sejarah kanker usus besar keluarga direkomendasikan untuk memulai
screening colonoscopies pada suatu umur yang 10 tahun sebelum kanker usus besar paling
awal yang didiagnosis pada seorang saudara tingkat satu, atau lima tahun lebih awal dari
polip usus besar sebelum bersifat kanker yang paling awal ditemukan pada seorang saudara
tingkat satu. Pasien-pasien dengan sindrom-sindrom kanker usus besar warisan seperti FAP,
AFAP, HNPCC, dan MYH direkomendasikan memulai colonoscopies lebih awal.
Rekomendasi-rekomendasi berbeda tergantung dari kerusakan genetik, contohnya pada FAP;
colonoscopies dapat mulai sewaktu umur-umur belasan untuk mencari perkembangan polippolip usus besar. Pasien-pasien dengan suatu sejarah sebelumnya dari polip-polip atau kanker
usus besar dapat juga menjalankan colonoscopies untuk meniadakan terjadinya kembali.
Pasien-pasien dengan suatu sejarah panjang (lebih besar dari 10 tahun) dari radang borok
usus besar yang kronis (chronic ulcerative colitis) mempunyai suatu peningkatan kanker usus
besar, dan harus mempunyai colonoscopies secara teratur untuk mencari perubahanperubahan sebelum bersifat kanker (precancerous changes) pada lapisan usus besar.
Konsulatasi Dan Tes Genetik
Tes-tes darah sekarang tersedia untuk memeriksa sindrom-sindrom kanker usus besar warisan
FAP, AFAP, MYH, dan HNPCC. Keluarga-keluarga dengan berbagai anggota-anggota yang
mempunyai kanker-kanker usus besar, anggota-anggota dengan berbagai polip-polip usus
besar, anggota-anggota yang mempunyai kanker-kanker pada umur-umur muda, dan
mempunyai kanker-kanker lain seperti kanker-kanker ureters, kandungan (uterus), duodenum
(usus dua bela jari), dan lain-lain harus dirujuk pada konsultasi genetik yang kemungkinan
diikuiti oleh tes-tes genetik. Tes-tes genetik tanpa konsulatasi sebelumnya tidak dianjurkan
karena pendidikan keluarga yang ekstensif yang terlibat dan sifat yang ruwet dari
menginterpretasikan hasil-hasil tes.

Keuntungan-keuntungan dari konsultasi genetik yang diikuti oleh tes-tes genetik termasuk:
(1) mengidentifikasi anggota-anggota keluarga yang berisiko tinggi mengembangkan kanker
usus besar untuk memulai colonoscopies lebih awal; (2) mengidentifikasi anggota-anggota
berisiko tinggi sehingga screening dapat mulai untuk mencegah kanker-kanker lain seperti
tes-tes ultrasound untuk kanker kandungan, pemeriksaan-pemeriksaan urin untuk kanker
ureter, dan endoscopies atas untuk kanker-kanker perut dan usus dua belas jari (duodenum);
dan (3) mengurangi kekhwatiran untuk anggota-anggota yang tesnya negatif untuk
kerusakan-kerusakn genetik warisan.
Diet dan Kanker Usus Besar Untuk mencegah Kanker Usus Besar
Orang-orang dapat merubah kebiasaan-kebiasaan makan mereka dengan mengurangi
masukan lemak dan meningkatkan serat pada diet (makanan) mereka. Sumber-sumber utama
dari lemak adalah daging, telur-telur, produk-produk susu, salad dressings, dan minyakminyakyang digunakan untuk masak. Serat adalah bagian dari materi tanaman yang tidak
dapat larut dan tidak dapat dicerna yang hadir dalam buah-buhan, sayur-sayuran, dan roti-roti
whole-grain dan gandum-gandum. Adalah didalilka bahwa serat yang tinggi didalam diet
menjurus pada penciptaan dari feces-feces yang besar sekali ukurannya yang dapat
membersihkan usus-usus dari karsinogen-karsinogen yang berpotensi. Sebagai tambahan,
serat menjurus pada transit yang lebih cepat dari feces melalui usus, jadi mengizinkan lebih
sedikit waktu untuk suatu karsinogen yang berpotesi untuk bereaksi dengan lapisan usus.
Perawatan-Perawatan dan Kelangsungan Hidup untuk Kanker Usus Besar
Pembedahan adalah perawatan yang paling umum untuk kanker kolorektal. Sewaktu
pembedahan, tumor, suatu garis tepi yang kecil dari usus sekelilingnya yang sehat, dan
simpul-simpul getah bening diangkat. Ahli bedah kemudian menyambung kembali bagianbagian yang sehat dari usus. Pada pasien-pasien dengan kanker rektum, rektumnya diangkat
untuk selamanya. Ahli bedah kemudian menciptakan suatu lubang pembukaan (colostomy)
pada dinding perut dari mana pembuangan yang padat (feces) didalam usus dikeluarkan.
Perawat-perawat yang dilatih secara khusus (enterostomal therapists) dapat membantu
pasien-pasien menyesuaikan diri pada colostomies, dan kebanyakan pasien-pasien dengan
colostomies kembali ke suatu gaya hidup yang normal.
Prognosis jangka panjang setelah pembedahan tergantung dari apakah kanker telah menyebar
ke organ-organ lain (metastasis). Risiko metastasis adalah sebanding pada dalamnya penetrasi
dari kanker kedalam dinding usus. Pada pasien-pasien dengan kanker usus besar awal yang

terbatas pada lapisan luar (dangkal) dinding usus, pembedahan (operasi) adalah seringkali
satu-satunya perawatan yang diperlukan. Pasien-pasien ini dapat mengalami kelangsungan
hidup jangka panjang yang lebih dari 80%. Pada pasien-pasien dengan kanker usus besar
yang telah lanjut, dimana tumor telah menembus ke belakang dinding usus besar dan ada
bukti dari metastasis ke organ-organ yang berjarak jauh, kelangsungan hidup lima tahun
adalah lebih kecil dari 10%.
Pada beberapa pasien-pasien, tidak ada bukti dari metastasis jarak jauh pada waktu operasi,
namun kanker telah sangat menembus kedalam dinding usus besar atau mencapai simpulsimpul getah bening yang berdekatan. Pasien-pasien ini berisiko pada terjadinya kembali
tumor dari salah satu ini yaitu secara lokal atau pada organ-organ jarak jauh. Kemoterapi
pada pasien-pasien ini mungkin memperlambat terjadinya kembali tumor dan memperbaiki
kelangsungan hidup.
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Ia adalah suatu
terapi sistemik, yang berarti bahwa pengobatan berjalan melalui seluruh tubuh untuk
menghancurkan sel-sel kaker. Setelah operasi kanker usus besar, beberapa pasien-pasien
mungkin mengandung microscopic metastasis (foci yang kecil dari sel-sel kanker yang tidak
dapat dideteksi). Kemoterapi diberikan segera setelah operasi untuk menghancurkan sel-sel
mikroskopik ini. Kemoterapi yang diberikan dengan cara ini disebut adjuvant
chemotherapy. Studi-studi akhir-akhir ini telah menunjukan peningkatan kelangsungan
hidup dan penundaan dari terjadinya kembali tumor pada beberapa pasien-pasien yang
dirawat dengan adjuvant chemotherapy didalam waktu lima minggu dari operasi.
Kebanyakan drug regimens telah memasukkan penggunaan 5-flourauracil (5-FU). Pada sisi
lain, kemoterapi untuk penyusutan dan pengontrolan pertumbuhan tumor-tumor yang
menyebar telah mengecewakan. Perbaikan pada kelangsungan hidup secara keseluruhan
untuk pasien-pasien dengan metastasis yang telah menyebar luas masih belum ditunjukan
dengan meyakinkan.
Kemoterapi biasanya diberikan di ruang praktek dokter, dirumah sakit sebagai seorang pasien
luar, atau dirumah. Kemoterapi biasanya diberikan dalam siklus-siklus dari periode-periode
perawatan diikuti oleh periode-periode penyembuhan. Efek-efek sampingan dari kemoterap
bervariasi dari orang ke orang, dan juga tergantung dari zat-zat (agents) yang diberikan. Zatzat kemoterapi modern biasanya dapat ditoleransi dengan baik, dan efek-efek sampingan
dapat dikendalikan. Secara umum, obat-obat anti kanker menghancurkan sel-sel yang tumbuh
dan membelah dengan cepat. Oleh karenanya, sel-sel darah merah, platelets, dan sel-sel darah

putih seringkali dipengaruhi oleh kemoterapi. Efek-efek sampingan yang umum termasuk
anemia, kehilangan energi, mudah memar, dan suatu pertahanan yang rendah terhadap
infeksi-infeksi. Sel-sel pada akar-akar rambut dan usus-usus juga membelah dengan cepat.
Oleh karenanya, kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok, sakit-sakit mulut, mual,
muntah, dan diare.
Terapi radiasi pada kanker kolorektal telah dibatasi pada perawatan kanker rektum. Ada suatu
pengurangan terjadinya kembali secara lokal dari kanker rektum pada pasien-pasie yang
menerima radiasi sebelum atau sesudah operasi. Tanpa radiasi, risiko terjadinya kembali
kanker rektum adalah hampir 50%. Dengan radiasi, risikonya adalah lebih rendah ke kira-kira
7%. Efek-efek sampingan perawatan radiasi termasuk kelelahan, kehilangan rambut
kemaluan (pelvic hair) sementara atau permanen (selamanya), dan iritasi kulit pada area-area
yang dirawat.
Perawatan-perawatan lain telah memasukkan penggunaan infusi secara lokal dari zat-zat
kemoterapi kedalam hati, tempat yang paling umum dari metastasis. Ini melibatkan
penempatan suatu pompa kedalam persedian darah dari hati yang dapat mengantarkan dosisdosis yang tinggi dari obat langsung ke tumor hati. Angka-angka respon untuk perawatanperawatan ini telah dilaporkan setinggi 80%. Efek-efek sampingan, bagaimanapun, dapat
menjadi serius. Zat-zat yang bersifat percobaan tambahan yang dipertimbangkan untuk
perawatan kanker usus besar termasuk penggunaan antibodi-antibodi yang mencari kanker
yang diikatkan pada obat-obat yang melawan kanker. Kombinasi-kombinasi seperti ini dapat
mencari dan menghancurkan secara spesifik jaringan-jaringan tumor didalam tubuh.
Perawatan-perawatan lain berusaha untuk memperkuat sistim imun, sistim pertahanan tubuh
sendiri, dalam suatu usaha yang lebih efektif untuk menyerang dan mengontrol kanker usus
besar. Pada pasien-pasien yang rendah risiko-risiko operasinya, namun yang mempunyai
tumor-tumor besar yang menyebabkan halangan atau perdarahan, perawatan laser dapat
digunakan untuk menghancurkan jaringan yang bersifat kanker dan menghilangkan gejalagejala yang berhubungan dengannya. Zat-zat yang masih bersifat percobaan lain termasuk
penggunaan photodynamic therapy. Pada perawatan ini, suatu zat yang peka terhadap
cahaya diambil oleh tumor yang kemudian dapat diaktifkan untuk menyebabkan
penghancuran tumor.
Perawatan Follow-Up untuk Kanker Usus Besar
Pemeriksaan-pemeriksaan follow-up adalah penting setelah perawatan kanker usus besar.
Kanker dapat terjadi kembali dekat tempat asal atau pada suatu organ yang berjauhan seperti

hati atau paru-paru. Pemeriksaan-pemeriksaan follow-up termasuk suatu pemeriksaan fisik


oleh dokter, tes-tes darah dari enzim-enzim hati, x-rays dada, CAT scans dari perut dan
panggul, colonoscopies, dan tingkat-tingkat darah CEA. Enzim-enzim hati yang abnormal
dapat mengindikasikan pertumbuhan metastasis hati. Tingkat-tingkat CEA mungkin
meningkat sebelum operasi dan menjadi normal segera setelah kankernya diangkat. Tingkat
CEA yang meningkat secara pelan-pelan dapat mengindikasikan terjadinya kembali kanker.
Suatu CAT scan dari perut dan pelvis dapat menunjukan terjadinya kembali tumor di hati,
pelvis, atau area-area lain. Colonoscopy dapat menunjukan terjadinya kembali polip-polip
atau kanker pada usus besar.
Sebagai tambahan pada pemeriksaan terjadinya kembali kanker, pasien-pasien yang telah
mempunyai kanker usus besar dapat mempunyai suatu peningkatan risiko kanker prostat,
kanker payudara, dan kanker indung telur. Oleh karenanya, pemeriksaan-pemeriksaan followup harus termasuk area-area ini.
Masa Depan untuk Pasien-Pasien dengan Kanker Kolorektal
Kanker usus besar tetap merupakan suatu penyebab utama kematian dan penyakit, terutama
didunia barat. Suatu pengertian yang jelas dari penyebab-penyebab dan jalannya penyakit
sedang muncul. Ini telah mengizinkan untuk rekomendasi-rekomendasi menyangkut
screening dan pencegahan penyakit ini. Pengangkatan polip-polip usus besar membantu
mencegah kanker usus besar. Deteksi awal kanker usus besar dapat memperbaiki
kemungkinan-kemungkinan dari suatu penyembuhan dan kelangsungan hidup secara
keseluruhan. Perawatan-perawatan tetap tidak memuaskan untuk penyakit yang telah lanjut,
namun penelitian di area ini tetap kuat dan perawatan-perawatan yang lebih baru terus
menerus bermunculan. Tindakan-tindakan yang baru dan telah ada akhir-akhir ini telah
memusatkan perhatian pada efek-efek bermanfaat yang mungkin dari aspirin atau zat-zat anti
peradangan lainnya. Pada percobaan-percobaan, penggunaan dari zat-zat ini telah dengan
jelas membatasi pembentukan kanker usus besar pada beberapa model-model yang bersifat
percobaan. Zat-zat lain yang sedang dievaluasi untuk mencegah kanker usus besar termasuk
calcium, selenium, dan vitamins A, C, dan E. Studi-studi yang lebh banyak diperlukan
sebelum zat-zat ini dapat direkomendasikan untuk penggunaan yang luas oleh publik untuk
mencegah kanker usus besar.

941133955

drarief

http://drarief.com

name,from

http://drarief.com

main entrance

You might also like