You are on page 1of 14

DIAGNOS

Resiko
Kontinen
sa Urin
Doronga
n

BATAS
KARAKTERIS
TIK

FAKTOR
YANG
BERHUBUNG
AN

NIC

Manajem
en
Lingkung
an

CONTOH
AKTIVITAS

1. Ciptakan
yang aman
bagi pasien
2. Identifikasi
kebutuhan
keselamata
n pasien
berdasarka
n fungsi
fisik dan
kognitif
serta
riwayat
perilaku
dimasa lalu
3. Singkirkan
bahaya
lingkungan
(mis.karpet
yang
longgar
dan kecil,
furniture
yang dapat
dipindahka
n)
4. Lindungi
pasien
dengan
pegangan
pada
sisi/bantala
n disisi
ruangan
yang
sesuai
5. Dampingi
pasien
selama
tidak ada

NOC

Kontinen
sa Urin

INDIKATOR

Mengenali
keinginan
untuk
berkemih
Menjaga pola
berkemih
yang teratur
Respon
berkemih
sudah tepat
waktu
Berkemih
pada tempat
yang tepat
Menuju toilet
diantara
wktu ingin
berkemih
dan benarbenar ingin
segera
berkemih
Menjaga
penghalang
lingkungan
yang bebas
untuk
eliminasi
sendiri
Berkemih
>150
milliliter tiap
kalinya
Memulai dan
menghentika
n aliran urin
Mengosongk
an kantong
kemih
sepenuhnya

kegiatan
bangsal
dengan
tepat

Mengkonsum
si cairan
dalam
jumlah yang
cukup
Bisa
memakai
pakaian
sendiri
Bisa
menggunaka
n toilet
sendiri
Mengidentifik
asi obat yang
mengganggu
control
berkemih
Urin
merembes
ketika
berkemih
Sisa urin
berkemih
paska
berkemih
>100-200
milliliter
Urin
merembes
dengan
peningkatan
tekanan
pada
abdomen
(mis. Bersin,
tertawa,
mengangkat
barang)
Pakaian
basah
disiang hari
Pakaian
basah

Manajem
en Cairan

1. Timbang
berat
badan
setiap hari
dan
monitor
status
pasien
2. Jaga
intake /
asupan
yang
akurat dan
catat
output
(pasien)
3. Monitor
status
hidrasi
(mis.
Membrane
mukosa
lembab,
denyut
nadi
adekuat,
dan
tekanan
darah
ortostatik)
4. Monitor
hasil
laboraturiu
m yang
relevan
dengan
retensi
cairan (mis.
Peningkata

dimalam hari
Infeksi
saluran
kemih

n berat
jenis,
peningkata
n BUN,
penurunan
hematocrit,
dan
peningkata
n kadar
osmolalitas
urin)
5. Monitor
indikasi
kelebihan
cairan/
retensi
(mis.
Crackles,
elevasi,
CVP atau
tekanan
kapiler
paru yang
terganjal ,
edema,
distensi
vena leher
dan asites
Monitor
Cairan

1. Tentukan
jumlah dan
jenis
intake/asup
an cairan
serta
kebiasaan
eliminasi
2. Tentukan
faktorfaktor risiko
yang
menyebabk
an
ketidaksei

mbangan
(mis.
Kehilangan
albumin,
luka bakar,
malnutrisi,
sepsis,
sindrom
nefrotik,
hipertermia
, terapi
diuretik,
patologi
ginjal,
gagal
jantung,
diaphoresis
, disfungsi
hati,
olahraga
berat,
paparan
panas,
infeksi,
paska
operasi,
polyuria,
muntah
dan diare
3. Periksa isi
ulang
kapiler
dengan
memegang
tangan
pasien
pada tinggi
yang sama
seperti
jantung
dan
menekan
jari tengah
selama

lima detik,
lalu
lepaskan
tekanan
dan hitung
waktu
sampai
jarinya
kembali
merah
(yaitu
harus
kurang dari
2 detik)
4. Periksa
turgor kulit
dengan
memegang
jaringan
sekitar
tulang
seperti
tangan
atau tulang
kering ,
mencubit
kulit
dengan
lembut,
pegang
dengan
kedua
tangan dan
lepaskan
(dimana
kulit akan
turunkemb
ali dengan
cepat jika
pasien
terhidrasi
dengan
baik)
5. Catat

Kontrol
infeksi

dengan
akurat
asupan dan
pengeluara
n (mis.
Asupan
oral,
asupan
pipa
makanan,
asupan IV,
antibiotic,c
airan yang
diberikan
dengan
obatobatan,
tabung
nasogastrik
(NG),
saluran
air,muntah,
tabung
dubur,
pengeluara
n
kolostomi,
dan air
seni)
1. Alokasikan
kesesuaian
luas ruang
per pasien,
seperti
yang
diindikasik
an oleh
Pedoman
Pusat
pengendali
an dan
pencegaha
n penyakit
2. Bersihkan

3.

4.

5.

Manajem
en
pengobat
an

1.

2.

lingkungan
dengan
baik
setelah
digunakan
untuk
setiap
pasien
Ganti
peralatan
perawatan
per pasien
sesuai
protocol
institusi
Isolasi
orang yang
terkena
penyakit
menular
Cuci
tangan
sebelum
dan
sesudah
kegiatan
perawatan
pasien
Tentukan
obat apa
yang
diperlukan
dan kelola
menurut
resep dan
protocol
Tentukan
kemampua
n pasien
untuk
mengobati
diri sendiri
dengan
cara yang

Bantuan
perawata
n diri :
Eliminasi

tepat
3. Monitor
pasien
mengenai
efek
terapeutik
obat
4. Ajarkan
pasien dan
anggota
keluarga
keluarga
mengenai
metode
pemberian
obat yang
sesuai
5. Konsultasi
dengan
profession
al
perawatan
kesehatan
lainnya
untuk
meminimal
kan jumlah
dan
frekuensi
obat yang
dibutuhkan
agar
didapatkan
efek
terapeutik
1. Pertimbang
kan budaya
dari pasien
saat
mempromo
sikan
aktivitas
perawatan
diri
2. Pertimbang

3.

4.

5.

Perawata
n
pengguna
an zat
terlarang

1.

2.

kan usia
pasien saat
mempromo
sikan
aktivitas
perawatan
diri
Lepaskan
baju yang
di perlukan
sehingga
bisa
melakukan
eliminasi
Pertimbang
kan respon
pasien
terhadap
kurangnya
privasi
Ganti
pakaian
pasien
setelah
eliminasi
Pertimbang
kan adanya
penyakit
penyerta
maupun
adanya
penyakit
jiwa atau
kondisi
medis
menyertai
yang
membuat
adanya
perubahan(
dalam
hal)perawa
tan
Informasika
n klien
bahwa
frekwensi
dan volume
penyalahgu

naan zat
terlarang
bisa
mengakiba
tkan
disfungsi
yang
bervariasi
antara satu
orang
dengan
orang
lainnya
3. Instruksika
n klien
mengenai
efek
penggunaa
n zat
terlarang(
misalnya,s
ecara
fisik,psikolo
gis dan
social
4. Berikan
menejeme
n gejala
selama
periode
detoksifika
si
5. Dorong
atau puji
usaha klien
untuk
menerima
tanggung
jawab
disfungsi
yang
berkaitan
dengan zat
terlarang
dan
perawatan
yang
diberikan

Pengajara
n:
Peresepa
n obatobatan

Bantuan
perawata
n diri

1. Instruksika
n pasien
untuk
mengenali
karakteristi
k khusus
dari obatobatan
sesuai
kebutuhan
2. Informasika
n pasien
mengenai
nama
generic dan
merk
dagang
dari seriap
obat
3. Instruksika
n pasien
mengenai
tujuan dan
kerja setiap
obat
4. Jelaskan
bagaimana
petugas
kesehatan
memilih
obat yang
paling
sesuai
5. Instruksika
n pasien
mengenai
dosis,rute
dan durasi
setiap obat
1. Pertimbang
kan budaya
pasien
ketika
meningkatk
an aktifitas
perawatan
diri
2. Pertimbang
kan usia

3.

4.

5.

Latihan
kebiasaan
berkemih

1.

2.

pasien
ketika
meningkatk
an aktifitas
perawatan
diri
Monitor
kemampua
n
perawatan
diri secara
mandiri
Monitor
kebutuhan
pasien
terkait
dengan
alat-alat
kebersihan
diri, alat
bantu
untuk
berpakaian,
berdandan,
eliminasi
dan makan
Berikan
bantuan
sampai
pasien bisa
melakukan
perawatan
diri mandiri
Simpan
catatan
spesifikasi
penahanan
selama 3
hari untuk
membentu
k pola
pengosong
an(kandun
g kemih)
Tetapkan
interval
jadwal
toilet
awal,berda

sarkan
pada pola
pengosong
an
(kandung
kemih) dan
rutinitas
biasa(misal
nya
makan,naik
, dan
pensiun)
3. Bangun
waktu awal
dan akhir
terkait
dengan
jadwal ke
toilet,jika
tidak
selama
24jam
4. Bantu
pasien ke
toilet dan
dorong
untuk
mengosong
kan
(kandung
kemih)
pada
interval
waktu yang
ditentukan
5. Berikan
privasi
untukelimin
asi yang
dilakukan

You might also like